Pagi ini Raisha sudah rapi dan bersiap untuk pergi ke kampusnya tidak lupa dengan gaya centil nya dia menyambut kedua orang tua nya sudah menunggu dimeja makan.
"pagi papa Abbas Hermawan dan mama Lestari" sambutnya dengan ceria, seperti orang yang baru menang lotre
"pagi juga sayang " jawab papa Abbas dengan hangat sedangkan mama Tari hanya memutar bola matanya dengan malas kemudian menyindirnya
"emang ya kalau auranya orang lagi jatuh cinta mah beda di lihat dari wajahnya aja berseri seri banget sama tingkah laku nya juga diluar nurul" goda mama Tari dan itu membuat papa Abbas langsung menoleh pada putri semata wayangnya itu, pantas saja dia sangat ceria hari ini, gumam nya dalam hati
"emang bener sayang, lelaki mana yang sudah membuat anak papa ini jatuh cinta" tanyanya sambil menggoda dan itu membuat pipi Raisha langsung merah
"ihh jangan dengerin omongan mama lah pa, dia kan emang gitu suka godain anak gadisnya yang cantik ini" jawabnya dengan sebal dan itu membuat sang mama langsung tertawa karna berhasil menggoda sang anak.
" iya iya mama cuma bercanda ya, sekarang kita mulai sarapannya aja takut kalian pada telat nanti berangkat nya" timpal sang mama dan diangguki oleh ayah dan anak itu mereka memang sangat manut dengan sang mama mungkin karna sudah jadi pawang nya mereka makan dengan suasana yang hangat karna gadis itu memang sesekali bercerita kepada orang tua nya, sungguh keluarga cemara karna begitu harmonis dan penuh kehangatan didalam nya
Setelah selesai sarapan mereka pun langsung melakukan aktivitas masing masing.
.
.
Sementara itu di rumah mewah milik Arvan kini sedang kedatangan Ibu dari Lelaki itu dan langsung disambut oleh Veronika dan Arvan ibu nya memang tidak tinggal serumah dengan nya karna ia menempati rumah utama sedang Arvan memilih tinggal sendiri di rumah nya, sebelum ia menikah ia memilih tinggal di apartemen karna lebih privasi namun setelah menikah ia memilih tinggal di rumah nya karna takut Vero tidak nyaman tinggal disana
"tumben mama kesini pagi sekali" tanya Vero dengan ramah kemudian ia menyambut sang mertua dan menghampiri nya
"iya sayang, soalnya mama nanti ada urusan mau ke butik langganan mama apa kamu mau ikut sayang" ucap nya kepada sang menantu dan menantu nya pun menggeleng tanda tak ingin ikut kemudian dia bertanya pada sang anak yang sejak tadi diam
"sayang, mama mau minta tolong sama kamu nanti antar mama ke butik sekalian kamu berangkat kekantor ya soal nya mobil mama tadi mogok pas di jalan" Arvan langsung mengangguk patuh karna tau pasti ada hal penting yang akan dibicarakan oleh mama nya berdua saja dengan nya
"ya udah kalau gitu sekarang kita langsung sarapan aja ma soalnya aku udah laper mama juga makan sekalian kan" ucap Vero dengan cengiran di wajahnya sebenar nya ia merasa tak enak namun ia tak bisa berbohong kalo masalah perut
"oh cucu mama sudah laper ya ternyata" ucap mama Winda sambil mengelus perut sang menantu dengan lembut dan mereka pun berlalu menuju meja makan.
Setelah selesai sarapan mereka bergegas menuju mobil untuk berangkat
"ya udah sayang mama berangkat dulu ya kamu hati hati di rumah" pamit nya pada sang menantu dan langsung di angguki oleh Vero lagian wanita hamil itu malas peegi kemana mana mungkin karna efek hamil
"mama sama mas Arvan juga hati hati dijalan ya" sambung Vero sambil salim kepada Arvan dan mama Winda kemudian mobil pun melaju keluar dari gerbang rumah itu dengan di kendarai oleh sang asisten karna ia dan sang bos akan meeting di luar
"gimana Van apa kamu berubah pikiran sekarang" tanya mama Winda yang memulai percakapan didalam mobil dan itu langsung membuat Arvan langsung menoleh pada sang mama
"ga ada yang berubah ma, aku ngga akan
Merubah keputusan aku" jawabnya dengan tenang dan datar khas manusia dingin
"emang kamu ngga kasihan sama Vero dan anaknya walau bagaimanapun kamu dulu sangat mencintainya" ujar sang mama sambil menatap putranya dengan dalam dan penuh harap
"aku memang mencintai Vero ma dan dulu, tapi perlahan rasa cinta ku juga hilang dan aku ngga bisa merubah keputusan aku untuk berpisah dengannya dan aku menikahinya pun karna ini bentuk rasa cinta ku padanya" jawab Arvan dengan yakin dan mama Winda hanya bisa pasrah. Sebenarnya mama Winda sangat menyayangi menantunya dan dia sangat menyayangkan hal ini namun mau bagaimana lagi ia tak mungkin memaksa Arvan untuk menerima anak yang bukan darah daging nya sendiri meskipun dia tau sang anak sangat mencintai istrinya itu.
"ya udah mama ga maksa walaupun nanti kalian berpisah Vero tetap akan jadi anak mama dan bayi yang dikandung nya juga tetap cucu mama" jawabnya dengan lesu karna ia sudah ingin punya cucu dari sang anak
"aku masih bisa membuat cucu untuk mama jadi tidak usah khawatir akan hal itu" ucap Arvan dengan cepat "dan aku sudah menemukan wanita itu ma" lanjutnya dalam hati kemudian mobil berhenti di depan butik langganan mama nya dan sang mama langsung turun dari mobil.
.
.
Sementara dikampus Raisha yang sedang duduk kaget dengan kedatangan seseorang yang didepannya
ADITYA"ucapnya dalam hati
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Budi Paryanti
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
2024-12-01
0
qiuqiu
Jangan biarkan aku merasa bosan, cepat update:D
2024-03-18
2