Bab 12

Renata yang sedang menunggu kedatangan Farrel, dia merasakan haus, sehingga segera meneguk jus jeruk yang sudah tersedia di atas meja.

Bersamaan dengan itu, dia mendengar suara seseorang sedang membuka pintu ruang kerja tersebut.

Ceklek!

Renata yang sedang meminum jus jeruk, seketika menyemburkan minumannya ketika melihat siapa yang sedang membuka pintu tersebut. Membuatnya terbatuk-batuk.

"Uhukk... uhukk!"

Rasanya sungguh tak percaya, seorang pria yang sangat tidak diharapkan untuk bertemu lagi, kini pria itu malah sedang berdiri dihadapannya.

"Astaga, siapa dia? Apakah mungkin dia adalah Farrel, anaknya Tuan Aldi?" hati Renata bertanya-tanya. Wanita itu benar-benar sangat terkejut dengan kenyataan ini.

Sementara Farrel, pria itu malah tersenyum lebar. Apakah dia sedang bermimpi? Akhirnya dia bisa bertemu lagi dengan seorang wanita yang selama ini dia cari.

"Kamu? Kamu kan wanita yang semalam..."

Renata segera memotong perkataan Farrel, "Ini sudah jam 6 sore. Kita langsung belajar saja!"

Renata memutuskan untuk pura-pura lupa. Karena cara itulah yang terbaik untuk mereka berdua. Walaupun sebenarnya hatinya sangat merasakan cemas, ternyata pria yang sudah dia bayar seratus juta itu adalah anak bosnya. Sepertinya uang seratus juta tidak akan cukup untuk membungkam mulut pria itu. Mungkin bagi Farrel uang sebesar itu hanyalah butiran debu.

Farrel nampak menganga ketika melihat ekspresi Renata, wanita itu terlihat sangat tenang dan menatapnya dengan dingin. Apakah mungkin karena semalam Renata sedang dalam keadaan mabuk berat makanya tidak ingat wajah pria yang telah bercinta dengannya?

Tapi kalau Renata tidak ingat dengan wajahnya, wanita itu tidak mungkin sampai menyemburkan minumannya ketika Farrel sedang membuka pintu.

Farrel pun tersenyum tipis, sepertinya Renata hanya berpura-pura lupa. Farrel sama sekali tidak tahu bahwa Renata adalah istri dari saudara sepupunya, karena dia memang sama sekali tidak tertarik untuk mengetahui siapa istri dari saudara sepupunya itu. Hubungan dia dengan Edho memang tidak terlalu dekat.

Farrel pun duduk di sofa yang berseberangan dengan Renata, pria itu tersenyum-senyum sambil memandangi Renata yang sedang sibuk dengan laptopnya. Jarak mereka hanya dibatasi dengan sebuah meja.

"Jam berapa kamu bangun tadi pagi? Mengapa kamu harus langsung pergi? Aku sama sekali tidak butuh uang darimu. Yang aku inginkan..."

Renata segera memotong perkataan Farrel, "Aku dibayar oleh ayahmu hanya untuk membimbing kamu. Jadi aku hanya akan menjawab pertanyaan darimu jika kamu bertanya tentang pekerjaan saja." Renata terpaksa harus memberikan tatapan galaknya kepada Farrel.

Bukannya Farrel merasa takut, tapi dia malah semakin tertantang. Farrel pun menggoda Renata, "Aku tahu sebenarnya kamu ingat..."

Renata memotong perkataan Farrel kembali, "Waktu hanya tersisa setengah jam lagi. Kamu harus membaca sebagian dari buku-buku ini. Kamu harus paham betul tentang perusahaan Gibson Group." Renata berkata sambil menunjuk tumpukan buku yang tersedia di atas meja.

Farrel pun menghela nafas, sepertinya Renata adalah seorang wanita yang sangat sulit untuk ditaklukkan dan sangat profesional dengan pekerjaannya. Pria itu terpaksa harus mengikuti perintah dari Renata.

"Sebenarnya aku paling malas membaca buku. Tapi demi kamu aku akan membacanya," ucap pria tampan itu sambil mengedipkan matanya kepada Renata.

Mungkin jika seandainya Renata adalah seorang wanita yang belum menikah, dia pasti akan seperti wanita lainnya, yang akan terpesona dengan ketampanan dan karisma pria dihadapannya itu. Tapi Renata sadar diri bahwa dia adalah seorang wanita yang sudah bersuami. Sehingga dia harus memandangi Farrel dengan tatapan datar. Agar Farrel tidak berani berbuat macam-macam padanya.

Justru sikap Renata yang seperti itu membuat Farrel menjadi gemas. Karena tidak pernah ada satu orangpun wanita yang memperlakukannya seperti itu.

Farrel pun membawa sebuah buku pada tumpukan yang paling atas, dan mulai membacanya. Kemudian pandangan Farrel beralih kepada Renata yang sedang sibuk dengan laptopnya. Dia memandangi setiap inci wajah wanita cantik itu.

Wanita itu benar-benar sangat cantik. Rasanya ingin sekali Farrel mengurung wanita itu di dalam kamar, mengulangi malam panas yang pernah mereka lakukan. Atau kalau bisa dia akan langsung menikahinya. Sepertinya dia telah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada wanita itu

Pandangan Farrel beralih pada sebuah tas yang terletak disamping Renata. Farrel menghela nafas ketika melihat tas milik wanita itu ada yang bolong sedikit. Walaupun bolongnya sangat kecil, tapi bukankah hal itu menggambarkan bahwa Renata tidak mampu untuk membeli tas baru? Haruskah Farrel membelikannya tas?

"Fokus pada buku mu!"

Farrel dikejutkan dengan suara Renata, sepertinya Renata tahu bahwa pandangannya sedang berkeliaran.

Farrel pun meletakkan bukunya diatas meja, kemudian dia memandangi Renata dengan tatapan menggoda. "Sebenarnya aku adalah seorang pria yang sangat tidak sabaran. Jangan mempermainkan aku. Katakan saja kalau kamu ingat tentang kejadian semalam!"

Pandangan Renata beralih pada sebuah jam yang bertengger di dinding. "Sudah jam 7 malam. Aku harus pulang. Besok kita akan belajar lagi. Kalau begitu aku permisi."

Renata segera memasukan laptopnya ke dalam tas. Dia ingin secepatnya pergi dari mansion itu. Sebenarnya sedari tadi dia merasakan kesulitan untuk bernafas, mungkin karena masih syok, mengapa harus Farrel yang menjadi anaknya Tuan Aldi? Seandainya dia memiliki kekuatan teleportasi, dia pasti ingin secepatnya menghilang dari pandangan pria itu.

Renata pun segera berdiri, dia berjalan untuk keluar dari ruangan tersebut. Sungguh sangat merasa lega, akhirnya dia bisa lepas dari pria itu. Namun, ketika dia hendak membuka pintu. Dia dikejutkan dengan Farrel yang tiba-tiba menarik tangannya.

Pria itu menghentakkan tubuh Renata ke dinding, mengunci tubuhnya dengan kedua lengannya.

"Farrel?" Lagi dan lagi Renata di buat sport jantung oleh pria itu.

"Waktu belajar kita sudah habis, sekarang giliran kita membahas tentang kejadian semalam."

Renata menelan saliva, wajah pria itu sangat dekat sekali, apalagi tubuh mereka hampir saja menempel. "A-ku... aku tidak paham dengan apa yang kamu bicarakan."

Farrel pun tersenyum smrik, memandangi wajah cantiknya Renata. Wanita itu sungguh sangat menggemaskan. "Baiklah kalau kamu tidak ingat, akan aku ingatkan."

Renata berusaha untuk memberontak, "Tidak perlu, aku... mmhhh!"

Renata tidak meneruskan perkataannya, dia membelalakkan matanya ketika Farrel meraih tengkuknya, menyatukan bibir mereka berdua.

Bibir Renata sangat membuat Farrel candu.

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

Rel sadar Rel itu istri orang yah...

2024-04-17

0

Aidah Djafar

Aidah Djafar

y ampun farel🤦 gercep 🤣

2024-05-09

0

🏠⃟ͮͮᴹᵒᵐʀuyzⷦzⷩ🥑⃟🍁❣️𝐀⃝🥀㊍㊍

🏠⃟ͮͮᴹᵒᵐʀuyzⷦzⷩ🥑⃟🍁❣️𝐀⃝🥀㊍㊍

duh duhh

2024-05-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!