Bab 4

Farrel menelan saliva dengan bersusah payah ketika melihat penampilan wanita cantik itu yang sangat seksi, dengan mengenakan sebuah lingerie berwarna jingga. Sepertinya wanita cantik itu sudah sangat profesional untuk memuaskan para pelanggannya.

Renata yang sudah mabuk berat, pandangannya nampak samar-samar, dia tidak dapat melihat dengan jelas siapa pria yang sedang membuka pintu kamar hotel itu.

Renata mengira bahwa pria itu adalah Edho, mungkin saja Edho berubah pikiran, ingin menepati janjinya untuk melakukan malam pertama yang tertunda selama satu tahun lamanya.

"Rupanya kamu datang... emmhhh!"

Renata tidak meneruskan perkataannya karena Farrel tiba-tiba saja menyerang sangat brutal, mencium bibir wanita itu. Gara-gara pengaruh obat perangsang itu, dia benar-benar telah bergairah kepada wanita cantik dihadapannya ini.

Renata tidak dapat menolak, mungkin karena pandangannya sudah mulai kabur, dia mengira bahwa Farrel adalah suaminya, sehingga Renata membalas ciuman Farrel dengan sepenuh hati. Dia benar-benar ingin melakukan yang terbaik sebagai seorang istri.

Keduanya saling bercumbu dengan penuh gairah, saling bertukar saliva dan saling memberikan sensasi yang membuat mereka meremang.

Mungkin karena tidak tahan lagi, mereka membuka pakaian satu sama lain, sehingga tubuh mereka benar-benar telan-jang.

Buuuk!

Farrel segera menghempas tubuh wanita yang dia kira adalah wanita malam yang sudah dia sewa itu ke atas ranjang.

Farrel mulai berkelana, memberikan banyak kecupan pada tubuh Renata. Rasanya sangat disayangkan jika dia tidak menikmati keindahan tubuh wanita yang sangat indah itu.

Farrel mere-mas-rem-as dua gundukan kenyal di dada Renata secara bergantian, kemudian dia mulai melahapnya dengan rakus.

"Oh... mas!" Renata mendes-ah, mungkin karena dia sedang mabuk berat, sehingga dia tidak memiliki rasa malu, mendes-ah sesuka hatinya.

Farrel sama sekali tidak merasa curiga. Dia pikir mungkin wanita malam itu selalu memanggil mas kepada semua pelanggannya. Sampai hatinya mengumpat, dia akan menjadi seorang pelanggan yang tidak akan pernah dilupakan oleh wanita malam itu. Farrel juga akan memuaskannya, memuja disetiap lekuk keindahannya dengan sentuhan lembut dan menggoda. Karena biasanya seorang pelanggan hanya memikirkan kepuasan dirinya sendiri.

"Ahhhh!" Renata menekan kepala Farrel, mulut pria itu begitu kencang menghisap area puncak yang berwarna merah jambu itu, seperti bayi yang sedang kehausan.

Sementara tangan Farrel sedang berkelana meraba-raba perut Renata dengan lembut, tangannya bergerak turun ke bawah, menyentuh sesuatu yang sangat lembut dan lembab.

"Oh... mas ahh..." Renata mendes-ah lebih keras lagi ketika merasakan Farrel menggerakkan satu jemarinya di pusat intinya, bergerak hilir mudik dengan begitu menggoda, memainkan sesuatu yang dapat membangkitkan hasratnya.

Farrel menjadi ingin menikmatinya, dia segera menenggelamkan kepalanya di bawah perut wanita itu, mencu-mbunya dengan sangat rakus, membuat Renata menggila.

Suara des-ahan Renata bagaikan sebuah melodi yang sangat indah terdengar ditelinga Farrel, Farrel semakin rakus melahapnya. Bahkan kini dia menghisap dengan kuat, dan meliuk-liukan lidahnya memainkan inti kenikmatannya.

"Ahhh... ahhh... ahhh!" Renata sudah tidak tahan, dia mencengkeram seprai dengan sekuat tenaga, ketika merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar dari pusat intinya.

Tubuh Renata menegang, suara des-ahannya melengking panjang ketika merasakan akhirnya ada cai-ran hangat keluar di bawah perutnya.

Farrel pun tersenyum smrik, seharusnya wanita itu ikut memuaskannya juga. Tapi dia sama sekali tidak keberatan, karena wanita itu telah dibuat tak berdaya oleh dirinya.

Farrel memposisikan dirinya berada di antara kedua pangkal paha Renata. Sebenarnya sangat disayangkan dirinya yang masih perjaka harus kehilangan keperjakaannya oleh seorang wanita malam, yang pastinya milik wanita itu pasti sudah dimasuki oleh banyak pisang. Tapi saat ini Farrel benar-benar butuh seorang wanita untuk melampiaskan hasratnya yang semakin tak terbendung.

Farrel mengarahkan senjatanya ke milik Renata, kemudian dia menghentakkannya dengan sangat keras.

"Arrghh!" Renata yang kedua matanya sudah mulai terpenjam, tapi wanita itu masih dalam keadaan setengah sadar, dia menjerit, seakan merasa kesakitan.

Hal tersebut membuat Farrel kaget, seolah-olah dia sedang memera-waninya saja.

"Mengapa dia harus menjerit seperti itu? Bukannya dia sering tidur dengan para pelanggannya?" hati Farrel bertanya-tanya.

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

wah Farrel benar" beruntung dapat yg masih blm buka segel... pelan" aja Rel nikmati keberuntungan mu🤭😁

2024-04-16

4

Aidah Djafar

Aidah Djafar

karna istri sepupumu masih tersegel farel 😁😂😍

2024-05-09

0

宣宣

宣宣

emang iya masa gx nyadar 😄😄😄😄

2024-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!