Bab 8

Renata menghela nafas dalam-dalam setelah habis berteleponan dengan Edho, Edho sama sekali tidak menanyakan kabarnya. Apakah Renata baik-baik saja atau tidak?

Renata sangat menyadarinya, setiap kali Edho pergi ke luar kota, Edho memang tidak pernah menanyakan kabarnya. Bahkan saat Renata sedang sakit pun, Edho sama sekali tidak peduli. Sang suami hanya peduli dengan dirinya sendiri.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Renata bergegas untuk segera pergi ke Mansion Gibson. Walaupun pikirannya sedang kacau gara-gara kejadian semalam, tapi dia harus profesional dengan pekerjaannya.

Taksi yang ditumpangi oleh Renata telah berhenti di depan sebuah gerbang mansion yang terlihat sangat begitu megah.

Setelah membayar ongkos kepada supir taksi tersebut, Renata turun dari taksi, dia nampak terperangah ketika melihat betapa megahnya mansion pemilik perusahaan Gibson Group itu. Padahal ini bukan pertama kalinya Renata datang kesana, tapi setiap kali dia menginjakan kakinya di mansion tersebut selalu membuatnya takjub dengan kemegahan Mansion Gibson.

Renata masih ingat ketika dia pertama kali berkunjung ke Mansion Gibson, dia tersesat di dalam mansion itu, mungkin karena mansion tersebut sangat megah dan memiliki banyak ruangan.

Security disana sudah mengetahui bahwa Renata adalah asistennya Tuan Aldi, sehingga security tersebut segera membukakan pintu gerbang untuk Renata.

Renata pun berjalan memasuki halaman mansion itu, kemudian dia masuk ke dalam mansion. Renata melihat ada sekitar belasan pelayan wanita yang sedang terlihat sangat sibuk.

"Hari ini Tuan Farrel memutuskan untuk tinggal di mansion, kita harus memberikan pelayanan yang terbaik. Memasak semua makanan kesukaannya. Dan Membereskan kamarnya, jangan sampai ada satu titik pun debu yang tertinggal, Tuan Farrel sangat menyukai kebersihan." Terdengar suara seorang kepala pelayan disana yang sedang memberikan instruksi kepada semua bawahannya.

Selama dua bulan ini Farrel memang tinggal di hotel, pria itu belum berpikir dewasa, yang dia pikirkan adalah kesenangannya bersama dengan pacar-pacarnya.

Semua pelayan yang ada disana pun terlihat sangat bahagia kegirangan.

"Yes, akhirnya Tuan Farrel pulang. Kita akan cuci mata setiap hari."

"Tuan Farrel memang sangat tampan!"

"Ya, Tuan Farrel sangat tampan dan mempesona. Pantas saja jika ada banyak wanita yang menyukainya."

Renata yang sedang berjalan melewati para pelayan itu, dia mengerutkan keningnya, seganteng apakah anak dari bosnya itu? Sampai para pelayan disana bilang bahwa pria itu telah membuat banyak wanita menyukainya.

Apakah seganteng pria yang tidur dengannya semalam? Renata memukul kepalanya sendiri, bisa-bisanya dia memuji ketampanan seorang pria asing yang sudah merenggut kehormatannya.

"Aku harap dengan uang seratus juta itu, dia akan melupakan kejadian semalam," ucap Renata dengan nada pelan.

Salah satu pelayan yang ada disana segera mendampingi Renata untuk menunjukkan tempat keberadaan Tuan Aldi berada, "Tuan Aldi sedang menunggu anda di ruang kerja, mari saya tunjukkan tempatnya."

Selama tiga tahun bekerja di perusahaan Gibson Group, terhitung Renata baru tujuh kali menginjakkan kakinya di mansion yang megah ini. Jadi pantas saja jika Renata belum mengetahui dengan jelas setiap ruangan di mansion bosnya itu.

Renata bisa kuliah dan menjadi asisten Tuan Aldi berkat bantuan dari ayahnya Edho, Tuan Haris. Tuan Haris adalah kakak tirinya Tuan Aldi. Saat itu Tuan Haris yang membiayai kuliah Renata, karena ayahnya hanyalah pekerja serabutan. Setelah dia lulus kuliah, Tuan Haris menawarkan pekerjaan sebagai asisten pribadi adik tirinya itu, Tuan Aldi memang sangat membutuhkan seorang asisten untuk menggantikan posisi asistennya yang sudah pensiun. Apalagi Tuan Aldi sangat mempercayai Tuan Haris.

Renata sangat berhutang budi kepada ayah mertuanya, itu yang menjadi alasan sampai kini Renata masih tetap bertahan dengan Edho.

"Silahkan duduk, Renata." Tuan Aldi menyuruh Renata untuk duduk di sofa yang ada di ruang kerja tersebut.

Renata pun menganggukan kepalanya, dia segera duduk di sofa yang berbeda dengan Tuan Aldi. "Mas Edho bilang anda ingin bertemu dengan saya, Tuan."

"Iya, Renata. Saya sudah sangat tua, saya memiliki seorang putra, namanya Farrel. Farrel akan menggantikan posisi saya, tapi sebelum itu, saya ingin kamu mengajarkan dia segala sesuatu tentang perusahaan Gibson Group. Apakah kamu bersedia?" tanya Tuan Aldi kepada Renata.

Mau tidak mau, Renata harus patuh terhadap perintah bosnya itu. "Iya, saya bersedia, Tuan."

"Hanya saja Farrel itu anaknya susah diatur. Hukum saja dia jika dia tidak nurut!"

Renata tercengang mendengarnya, bagaimana bisa dia menghukum anak dari bosnya itu? Dia pun terpaksa mengangguk kepalanya. "Emm... i-iya, Tuan."

Tuan Aldi sangat merasa lega, "Terimakasih Renata, ayah mertuamu tidak salah menyarankan kamu untuk menjadi asisten saya, pekerjaan kamu sangat baik. Saat ini usia Farrel masih berusia 24 tahun, saya ingin dia menjadi seorang pemimpin hebat untuk perusahaan, kemudian segera menikah di usia 25 tahun."

"Iya, sama-sama, Tuan."

Renata berpikir siapapun yang menikah dengan sang pewaris dari perusahaan Gibson Group itu, dia adalah wanita yang sangat beruntung.

Jika membahas soal keberuntungan. Kata keberuntungan tidak berpihak kepadanya, saat ini Renata sama sekali tidak memiliki keluarga, kehadirannya tidak dianggap oleh sang suami, dan nasibnya semakin sial dengan kejadian semalam harus kehilangan kehormatannya oleh pria seratus juta tersebut.

...****************...

Farrel baru bangun dari tidurnya, dia meraba-raba ke samping dengan mata yang masih terpenjam, pria itu segera membuka kedua matanya begitu menyadari bahwa wanita yang sudah tidur dengannya tidak ada di dalam kamar hotel tersebut.

"Rupanya dia sudah pergi. Walaupun aku hanya sekedar pelanggannya, seharusnya dia meminta izin dulu kepadaku kalau ingin pergi meninggalkan hotel ini. Apakah mungkin dia terburu-buru karena ingin menemui pelanggan lain?" Farrel berkata dengan nada kesal.

Entah mengapa Farrel merasa tidak rela jika Renata harus melayani pria lain. "Ah tidak, aku harus menjadi pelanggan dia satu-satunya. Dia hanya boleh melayaniku saja, aku akan membayar berapapun yang dia inginkan."

Farrel segera menyikap selimut yang menutupi tubuhnya, dia tercekat begitu melihat ada noda darah di seprai berwarna putih itu.

"Darah?"

Farrel menjadi teringat dengan kejadian semalam, wanita yang sedang bercinta dengannya itu terlihat sangat kesakitan sekali ketika Farrel mulai menyatukan tubuh mereka berdua.

Farrel pun menggelengkan kepalanya, dia tertawa kecil. "Gak mungkin, gak mungkin kalau dia masih perawan. Mana ada seorang pelacur masih perawan?"

Farrel segera mengambil ponselnya diatas nakas untuk menghubungi Andra. Dia ingin bertanya kepada Andra, apakah wanita malam yang sudah dia sewa itu masih perawan?

Farrel mengerutkan keningnya begitu melihat ada 10 panggilan tidak terjawab dan terdapat dua buah pesan dari Andra. Semalam ponsel Farrel sengaja disilentkan olehnya.

Kemudian Farrel segera membaca pesan dari sahabatnya itu.

[Jam 20.18 :

Rel, lu sudah sampai ke hotel Bonita belum? Sorry bro, gue lupa. Nomor kamar si Fanny ternyata 119 bukan 116.]

[Jam 23.21 :

Sampai jam sebelas malam lu gak datang ke kamar 119, Rel? Apa lu gak jadi memboking si Fanny? Atau mungkin lu berubah pikiran ingin tidur dengan salah satu cewek lu? Seharusnya lu ngabarin gue dulu kalau tidak jadi memboking si Fanny.]

Andra mengirimkan pesan pertamanya saat Farrel baru masuk ke dalam kamar nomor 116, mungkin karena ponselnya dalam mode silent, sehingga Farrel tidak tahu ada pesan dari Andra.

Farrel sangat terkejut ketika membaca pesan dari Andra, sampai tangannya gemetaran. Apakah semalam dia telah salah masuk kamar? Lantas siapa wanita yang sudah dia tiduri?

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

duuuh gmn ceritany klo sampe c Renata Hamidun ank dari sepupu suaminy nih 🤔

2024-05-09

0

Qiqi

Qiqi

farel pun sama terkejutnya tp beruntung juga

2024-05-03

0

YuWie

YuWie

ehhh beneran itu farel gemetaran...

2024-05-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!