Bab 9

Farrel sangat terkejut ketika membaca pesan dari Andra, sampai tangannya gemetaran. Apakah semalam dia telah salah masuk kamar? Lantas siapa wanita yang sudah dia tiduri?

"Ja-jadi... jadi wanita yang semalam aku tiduri bukan wanita malam yang aku boking?" Farrel berkata kepada dirinya sendiri dengan terbata-bata. Sampai pria itu nampak menganga.

Farrel tidak sengaja melihat ke atas meja, disana terdapat dua buah coupe glass dan satu botol bir yang sudah kosong. Farrel memang menyadari bahwa wanita yang semalam dia tiduri itu sedang dalam keadaan mabuk berat. Dia tidak mempermasalahkannya karena dia berpikir mungkin saja itu adalah salah satu cara seorang pelacur untuk memuaskan pelanggannya.

Tapi mengapa di atas meja itu terdapat dua buah gelas? Apakah mungkin wanita itu akan minum bersama dengan kekasihnya dan kemudian mereka akan melakukan hubungan badan?

Farrel memandangi suasana di kamar hotel tersebut, dia baru menyadari kalau kamar bernomor 116 itu telah dihiasi bak kamar pengantin, dengan lantai dan kasur di taburi berbagai macam bunga.

Farrel pun tertawa kecil, "Mengapa kamar ini harus dihias menjadi kamar pengantin? Seolah-olah akan ada yang melakukan malam pertama saja."

Kemudian Farrel menggelengkan kepalanya, "Kayaknya gak mungkin kalau wanita yang aku tiduri itu istri orang. Lagian kalau memang dia istri orang, pasti suaminya akan datang. Mana ada seorang suami membiarkan istrinya tidur di hotel sendirian."

Farrel mencoba untuk berpikir positif, dia sama sekali tidak pernah bercita-cita menjadi seorang pebinor. Dia meyakinkan hatinya mungkin saja wanita itu masih single yang sangat kesepian, dan wanita itu ingin membuat suasana romantis untuk dirinya sendiri. Kalau dia sudah memiliki pasangan, pasti pasangannya akan datang. Tidak mungkin wanita secantik itu dianggurkan begitu saja oleh pasangannya.

Farrel tidak sengaja melihat ada sebuah cek tergeletak di atas meja, dia segera berjalan mendekati meja dan mengambil cek tersebut.

Farrel mengerutkan keningnya ketika membaca di dalam cek tersebut terdapat tulisan jumlah uang senilai seratus juta.

"Seratus juta? Uang untuk apa ini?" tanyanya kepada dirinya sendiri.

Farrel melihat diatas cek itu terdapat sepucuk surat kecil, Farrel segera membacanya.

...Aku sudah membayar kamu 100 juta. Jika suatu saat nanti kita bertemu lagi, jangan pernah menyapaku, apalagi membahas tentang kejadian semalam. Anggap saja kejadian semalam tidak pernah terjadi....

Bukannya Farrel merasa tersinggung, dia malah semakin tertantang. Padahal semua kekasihnya akan rela melakukannya dengan sepenuh hati untuk memuaskannya diatas ranjang jika seandainya Farrel mau, wanita mana yang tidak terpesona dengan ketampanannya?

Tapi kali ini ada seorang wanita yang sudah merendahkan harga dirinya, seolah-olah menganggap dirinya seorang gigolo, membayar keperjakaannya senilai seratus juta.

Bagi Farrel uang seratus juta tidak ada nilainya, hanya cukup untuk makan-makan saja. Dan yang membuat Farrel semakin tertantang, wanita itu meminta Farrel untuk melupakan kejadian semalam dan jangan pernah menyapanya jika seandainya mereka bertemu kembali, seolah-olah menandakan bahwa wanita itu sama sekali tidak tertarik kepadanya.

"Kau pikir kau bisa lari dariku. Justru dengan kamu merendahkan aku seperti ini membuat aku ingin bertemu kembali denganmu. Akan ku buat kamu mendes-ah lagi dibawah kungkunganku dan akan ku buat kamu terpesona dengan ketampananku."

...****************...

"Wah gila lu, Rell! Jadi semalam lu tidur dengan seorang wanita yang menyewa kamar nomor 116?" sewot Andra ketika mendengar cerita dari Farrel tentang apa yang sudah dialami oleh sahabatnya itu.

Saat ini Farrel dan Andra sedang berada di sebuah kafe.

"Ya, ini semua gara-gara lu. Untung saja hari ini gue lagi baik, padahal sebenarnya gue ingin hajar lu sampai puas."

Andra tidak ingin disalahkan oleh Farrel, "Siapa suruh hape lu malah mode disilentkan? Lu sih malah main gabruk saja, harusnya lu tanya dulu secara baik-baik sama tuh cewek."

Farrel hanya bisa menghela nafas dengan kasar, padahal dia sama sekali tidak merasa dirugikan. Tapi tetap saja dia merasa tidak terima ditinggalkan begitu saja oleh wanita itu, setelah puas bercinta dengannya dan mengambil benihnya.

Andra pun menggoda Farrel. "Kenapa gak bicara jujur saja kalau lu malah merasa beruntung, gara-gara lu salah masuk kamar akhirnya lu bercinta dengan seorang wanita yang masih tersegel? Rezeki nomplok itu bro."

"Untung apanya? Yang ada dia merendahkan harga diri gue. Dia membayar gue seratus juta dan menyuruh gue untuk melupakannya, bahkan dia meminta gue jika seandainya gue bertemu kembali dengannya, gue gak boleh menyapanya. Baru kali ini ada seorang wanita memperlakukan gue seperti ini."

Andra malah tertawa terbahak-bahak, "Berarti itu cewek bukan pengagung visual bro. Kenapa tidak meminta datanya saja ke customer di hotel Bonita?"

"Sudah, tapi dari pihak hotel tidak ingin membocorkan data siapa saja yang menginap di hotel itu. Padahal gue sudah memberikan tawaran uang yang cukup tinggi ke mereka," keluh Farrel.

"Iya juga sih, hotel sekelas Bonita pasti akan sangat menjaga privasi para pelanggannya."

"Lalu bagaimana dengan si Adel? Apa lu sudah mencarinya?" tanya Farrel kepada Andra, Farrel sangat marah kepada mantan kekasihnya itu yang telah tega menyuruh seorang waitress restoran untuk memasukkan obat perangsang ke dalam minumannya.

"Adel sudah melarikan diri ke Jepang," jawab Andra.

Farrel sangat kesal mendengarnya, wanita itu sama sekali tidak bertanggungjawab atas perbuatannya.

"Ya sudahlah lupakan saja wanita itu. Seharusnya lu senang, lu udah dapet keperawanannya dan lu juga dibayar. Yeah walaupun gue tau seratus juta bagi lu gak ada artinya, bagi lu cukup buat beli cilok aja. Tapi setidaknya lu gak perlu merasa bersalah sama dia, dia yang ninggalin lu dan menyuruh lu melupakan kejadian semalam." Andra memberikan saran laknatnya sebagai seorang teman.

"Gak bisa begitu, bro. Bagaimana kalau dia hamil anak gue? Walaupun hidup gue urak-urakan, gue pasti akan bertanggungjawab dan akan memutuskan semua pacar gue."

Drrrrtt!

Drrrrtt!

Drrrrtt!

Ponsel Farrel bergetar, rupanya ada pesan dari ayahnya.

[Nanti jam 5 sore kamu harus pulang ke mansion. Ayah akan memperkenalkan kamu dengan calon asisten kamu.]

Farrel pun menghela nafas dengan kasar setelah membaca pesan dari sang ayah, mungkin karena Farrel merasa masih muda, sehingga dia belum siap untuk memikul beban sebagai pemimpin di perusahaan milik ayahnya. Padahal hari ini dia berencana untuk mencari keberadaan wanita yang sudah membayarnya seratus juta itu.

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

tenang aja Rel kamu pasti ketemu di rumah... dia juga akan jd asistenmu kok..

2024-04-16

5

Aidah Djafar

Aidah Djafar

ketemu nanti cuma Renata yg inget nih 🤔 secara farel saat sadar Uda ngk ada Renata di kamar hotel itu🤔

2024-05-09

0

Qiqi

Qiqi

g usah dicari .. orang nya bakalan Deket terus Ama kamu

2024-05-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!