Bab 11

Azzura berlari semakin kencang karena merasa seperti ada yang mengikutinya.

"Haa.. siapa sih yang di belakang?" gumam Azzura.

Pandangan mata yang tidak terlalu jelas saat menoleh kebelakang tentunya membuat Azzura curiga dan menganggap orang itu ingin berbuat jahat kepadanya.

Orang itu semakin dekat dengan Azzura lalu tiba-tiba meraih tangannya.

Grep!

"Azzura!" panggilnya dengan nafas terengah-engah.

"Kyaa!! siapa? lepasin!" teriak Azzura dengan kencangnya.

"Azzura ini aku Aidan" ucapnya menahan tangan Azzura yang meronta.

"Haa.. haah.. huh, Pak Aidan? saya pikir siapa?" jawab Azzura setelah mengatur nafasnya.

Rupanya Aidan juga kebetulan sedang berada di sekitar taman setelah melakukan pemotretan indoor disana dengan para model baru yang sudah di pilihnya.

Saat itu Aidan tidak sengaja melihat Azzura sedang berlari dan dia berusaha mengejarnya karena ingin menyapa dengan benar.

"Jadi seperti itu Pak, maaf saya pikir siapa" ucap Azzura.

"Nggak apa-apa Azzura, justru aku yang minta maaf karena sudah mengagetkanmu" jawab Aidan sambil tersenyum.

"Ini minum untuk dulu" kata Aidan memberikan sebotol air mineral.

"Wah.. terimakasih Pak"

Azzura yang merasa haus setelah berlarian akhirnya meneguk minuman itu dengan perlahan.

"Glug.. glug.. glug"

"Omong-omong,Pak Aidan mau sampai jam berapa disini?" tanya Azzura.

"Karena sudah selesai, aku bebas pulang kapan saja. Memangnya kenapa? apa Azzura mau ajak aku pergi?" jawab Aidan mencoba menggodanya.

"Uhuk.. ma, maksudnya? haha.. saya hanya bertanya saja Pak" kata Azzura terkejut.

"Oh.. begitu ya? Azzura kenapa kamu masih bicara formal? apa nggak bisa kita bicara santai aja?" pinta Aidan.

Azzura menggaruk sebentar rambutnya dengan jarinya sambil berfikir.

"Eum.. gimana ya? terus saya harus panggil Pak Aidan seperti apa?" tanya Azzura merasa bingung dan tidak terbiasa.

"Panggil Aidan aja, nggak perlu pakai kata 'Pak' bisa?"

"Hmph! baiklah, A, Aidan" ucap Azzura dengan ragu.

"Iya Azzura" jawab Aidan sambil tersenyum cerah.

Melihat ekspresi wajah Aidan yang kini tersenyum kepadanya membuat Azzura berdebar dan wajahnya memerah.

"Pa.. eum.. Aidan, aku mau duduk sebentar disana!" Azzura menjadi salah tingkah.

"Yasudah, kamu pasti lelah kan? aku temani kamu boleh?"

"Eung" Azzura mengangguk lalu duduk di kursi taman.

Aidan menyusul duduk di sampingnya, mereka berdua berbincang banyak hal sambil menatap langit senja yang berwarna jingga nan indah.

Terpaan angin sepoi-sepoi berhembus dan terasa sejuk dirasakan.

Aidan bukannya menatap indahnya langit sore itu justru pandangannya tak teralihkan terus memandangi wajah gadis yang menarik perhatiannya itu.

"Cantik" ucap Aidan tak sengaja saat menatap wajah Azzura dari samping.

"Iya, langitnya cantik kan? sudah lama aku nggak kesini" kata Azzura yang tidak mengerti pujian itu untuknya.

"Pfftt.. haha" Aidan tertawa mengetahui kepolosan Azzura yang membuatnya semakin jatuh cinta.

"Kenapa Aidan? apa ada yang lucu?" tanya Azzura merasa bingung.

"Haha.. Azzura kamu sangat lucu dan menggemaskan" celetuk Aidan tanpa ia sadari.

"Haha.. Aidan ternyata suka bercanda ya?" jawab Azzura dengan wajah yang memerah dan mencoba untuk tidak peka.

Aidan mengepalkan tangannya karena tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menyentuh tangan Azzura yang kini sangat dekat di sampingnya.

Dengan kesabaran penuh Aidan mengalihkan perhatiannya ke arah lain agar tidak melewati batasnya karena takut Azzura kecewa.

"Aidan.. aku mau pulang sekarang" ucap Azzura beranjak dari kursi.

"Hah?! sudah mau pulang? aku antar, ya?" jawab Aidan yang terkejut.

"Nggak perlu Aidan, rumahku dekat kok"

"Tapi hari hampir gelap aku khawatir"

"Baiklah tapi gimana caranya Aidan pulang? bukannya parkiran mobilnya jauh?"

"Nggak masalah Azzura, apapun itu asalkan kamu baik-baik saja sudah cukup" jawab Aidan.

Setiap mendengarkan ucapan Aidan, anehnya Azzura menjadi tidak bisa tenang apalagi jantungnya berdegup kencang hingga dia salah tingkah dibuatnya.

Wajahnya memerah seperti kepiting rebus bahkan dia tidak sanggup menatap mata Aidan. Melihat tubuh tinggi dan berotot dari Aidan meski dibalik pakaian rapi yang ia kenakan saja membuatnya tercengang apalagi melihat wajahnya yang tampan.

"Azzura?" panggil Aidan merasa Azzura terus melamun.

"Ah! maaf Aidan, kenapa?" tanya Azzura.

"Apa yang kamu pikirkan Azzura?hm?"

"Eum.. aku nggak mikirin apa-apa kok! Aidan, apa ada yang kamu tanyakan?"

"Ada, tentu saja ada" jawabnya dengan cepat.

Azzura terdiam karena Aidan sangat responsif dan berterus terang di setiap yang dia lakukan.

"Apa?" tanya Azzura penasaran.

"Hmm.. apa yang Azzura suka?" kata Aidan.

"Yang aku suka? maksudnya?" Azzura merasa bingung dan mengira itu pertanyaan soal perasaannya.

"Iya yang kamu suka"

Azzura berfikir keras karena takut salah dalam menjawab apalagi Aidan bukan orang biasa yang akrab dengannya.

"Aku nggak tahu Aidan" jawabnya setelah berfikir keras.

"Lho? masa nggak ada? apa pertanyaan ku sulit dan membingungkan, ya?" ucap Aidan merasa heran.

"Tolong lebih spesifik maksud dari yang aku suka itu dalam hal apa Aidan?" tanya Azzura dengan serius.

Aidan pun berfikir karena dia juga menanyakan hal yang membuat Azzura bingung.

"Hmph! contohnya makanan yang kamu suka Azzura" jawab Aidan.

"Oh... maksudnya itu? haha" Azzura mentertawakan dirinya yang telah salah paham.

"Memangnya apa yang kamu pikirkan Azzura?" Aidan memiringkan wajahnya agar bisa menatap Azzura dengan jelas.

"A, apa yang kamu lakukan? Aidan jangan menatapku seperti itu" kata Azzura tersipu malu.

"Haha.. baiklah, maaf aku membuatmu nggak nyaman, ya?"

Azzura menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya karena wajahnya memerah dan salah tingkah karena Aidan.

"Bukan seperti itu Aidan, hmph!"

"Ya, ya baiklah aku akan berhenti sekarang"

"Apa aku meski aku jawab pertanyaan sebelumnya?" tanya Azzura dengan membuka tangan yang menutup wajahnya.

"Harus! aku perlu tahu apa yang kamu suka dan satu lagi katakan juga apapun yang nggak kamu suka" kata Aidan tersenyum menatap Azzura.

Kali ini Azzura mengatakan semua yang dia suka dan juga yang tidak ia suka hingga tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Azzura.

Waktu terasa berjalan begitu cepat menurut Aidan saat bersama dengan Azzura.

"Terimakasih sudah mengatakan semuanya Azzura, kedepannya aku akan berusaha membuatmu nyaman dan nggak melakukan apa yang nggak kamu suka" kata Aidan.

"Ma, maksudnya?" Azzura tidak mengerti sama sekali.

"Sudah gelap, kamu masuk aja! jangan pikirkan apa yang kukatakan sekarang tapi nantikan saja apa yang akan kulakukan" kata Aidan tersenyum lalu melambaikan tangan setelah mengantar Azzura ke depan rumah.

Azzura masih belum mengerti maksud dari ucapan Aidan namun ucapan itu membuat Azzura berdebar apalagi senyuman Aidan yang cerah itu membuatnya terpesona.

"Apa selama ini aku terlalu lama menikmati kesendirianku? kenapa Aidan terlihat lebih tampan sekarang?" gumam Azzura sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!