Bab 2

"Haah.. haah.. haah.." nafas Azzura terengah-engah karena lari dengan cepat.

Sesekali dia menoleh ke belakang melihat Zian yang masih jauh mengejarnya namun tak bisa membuat Azzura tenang karena bisa saja Zian bisa menyusulnya.

Tin.. Tin..

Suara klakson terdengar berulangkali namun langkah kaki Azzura sulit berhenti hingga tepat di depan motor yang memberikan sinyal akan kedatangannya.

"Kyaa!!" Teriaknya sambil menutup matanya dengan pasrah.

Vroom! vroom!

Sreekk..

Untungnya motor itu mengerem dengan benar dan tepat berhenti di depan Azzura.

Bruk!

Azzura terjatuh merasa kedua kakinya sangat lemas meski tidak tertabrak motor tersebut.

Pria yang mengendarai motor itu pun turun dengan kesalnya lalu membuka helmnya.

Namun saat mendekat ke arah Azzura ternyata pria itu mengenalinya.

"Azzura?" Panggil pria itu merasa khawatir.

"Kamu gak apa-apa?" sambungnya lagi.

Azzura yang tak berdaya itu mendongak untuk melihat orang yang hampir menabraknya lalu dia juga menoleh ke belakang melihat Zian yang semakin dekat.

"Pak.. Pak Aidan.. tolong saya pak! tolong bawa saya pergi dari sini..hiks..cepat..tolong saya pak!" pinta Azzura menangis sambil menarik lengan jaket Aidan.

Aidan Rainer merupakan salah satu orang yang memiliki agensi model yang pernah menawarkan kerjasama dengan Azzura namun di tolak karena Azzura sudah bergabung di agensi yang lain.

Di usianya yang masih muda sekitar 28 tahun Aidan menjadi orang yang sukses dengan agensi model miliknya.

Wajahnya tak kalah tampan seperti para model pria yang bergabung di agensinya.

"Kamu tenang dulu Azzura! aku gak tahu kamu kenapa tapi aku bantu kamu berdiri" ucap Aidan membantunya.

"Terimakasih Pak" jawab Azzura dengan suara yang pelan saking lemasnya.

Melihat keadaan Azzura yang berantakan membuat Aidan iba lalu membantu Azzura berdiri dengan memapahnya.

Azzura akhirnya membonceng motor Aidan dengan berpegangan jaket hitam yang Aidan kenakan.

"Zura.." panggil Zian dengan keras.

Suara Zian terdengar oleh telinga Azzura namun ia tidak mau menoleh ke arahnya dengan menutup wajahnya bersandar di pundak Aidan.

"Pak.. bisa tolong jalan sekarang" pinta Azzura putus asa.

"Pegangan yang erat Azzura" ucap Aidan.

Zian yang panik melihat Azzura berhasil pergi dengan orang lain membuatnya kalang kabut lalu kembali ke mobilnya untuk mengejar Azzura.

Vroom! Vroom!

Motor besar yang Aidan pakai itu melaju dengan kencang hingga tak sengaja Azzura memeluknya karena hampir terjatuh kehilangan keseimbangan.

"Maafkan saya Pak!" ucap Azzura dengan kencang.

"Gak masalah Azzura! itu lebih baik daripada kamu jatuh" jawab Aidan dengan suara kencang.

"Eung"

Angin malam yang semakin dingin seakan menusuk tubuhnya yang hanya di balut dress pendek hingga Azzura menggigil kedinginan dan tak bisa fokus lalu tangannya masuk kedalam sela kedua saku jaket yang Aidan kenakan.

"Azzura?" panggil Aidan terkejut dengan sentuhan tangan Azzura yang masuk kedalam kantong sakunya.

Azzura tidak menjawab ucapan Aidan dan membuatnya menjadi khawatir lalu dia pun berhenti di pinggir jalan.

Set!

"Azzura.. kamu kenapa?" tanya Aidan sangat khawatir.

Azzura tidak menjawabnya dan terlihat lemas. Aidan menyentuh tangan Azzura karena sebelumnya dia memasukkan ke kantong sakunya.

"Kamu kedinginan Azzura?" sambungnya lagi.

Azzura hanya bisa mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca. Kemudian Aidan memberikan jaket hitam yang ia kenakan agar Azzura tidak kedinginan.

"Bertahanlah Azzura" ucap Aidan.

Situasi yang terjadi kepada Azzura tampaknya cukup rumit, itulah yang ada dalam benak Aidan hingga akhirnya dia membawa Azzura pulang ke rumahnya karena Azzura tidak memberitahukan dimana alamat rumahnya.

Sesampainya dirumah Aidan yang besar itu, Azzura di gendong depan oleh Aidan karena Azzura semakin lemas.

"Azzura.. apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Aidan bertanya-tanya.

Aidan menurunkan Azzura dengan perlahan di kasur kamarnya lalu menutupinya dengan selimut tebal lalu dia membuat minuman hangat untuknya.

Azzura sangat lelah bahkan tubuhnya sangat lemah, bibirnya biru karena kedinginan hingga Aidan panik di buatnya.

Dia pun mencoba segala hal agar Azzura tidak kedinginan lagi dengan menempelkan tangan Azzura dengan botol berisi air hangat lalu memakaikan kaos kaki dan sesekali dia menggenggam tangannya.

"Wajah cantikmu kini tampak pucat, Azzura! andai saja kamu mau bergabung dengan agensi ku pasti kamu gak akan merasakan kesulitan seperti ini" gumam Aidan sambil menatap wajahnya.

Sesekali juga Aidan menyentuh wajah Azzura agar suhu tubuhnya naik dan tidak kedinginan lagi.

Aidan menjaga Azzura di sampingnya dengan terus memperhatikan setiap perkembangan kondisi Azzura. Dia menggenggam tangannya hingga tanpa disadari tertidur dalam posisi duduk bersandar di sisi kasur.

Keesokan harinya Azzura terbangun dari tidurnya.

"Eum.. dimana ini" ucapnya terkejut melihat ruangan yang tampak asing.

Dia dibuat semakin terkejut karena Aidan tidur duduk di samping kasur dengan menggenggam tangannya.

"Pak.. Pak Aidan?" panggil Azzura terkejut.

"Hmm.. kamu sudah bangun Azzura?" tanya Aidan terbangun.

"Kamu sudah baikan?" sambungnya sambil menyentuh tangan Azzura.

"Ba.. baik Pak" jawab Azzura sambil menarik tangannya yang tersentuh oleh Aidan.

"Maaf Azzura! bukan maksudku gak sopan" kata Aidan merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa Pak! maaf saya sudah merepotkan anda" jawabnya dengan sopan.

Aidan seketika itu beranjak lalu berdiri di depannya hingga membuat Azzura terbelalak terkejut dengan tindakannya.

"A, ada apa Pak?" tanya Azzura panik.

"Kamu disini saja dulu, aku mau buat sarapan. Buatlah dirimu senyaman mungkin biar cepat pulih, Azzura" kata Aidan berbalik dengan wajahnya yang memerah.

"Pfftt.."

Azzura tertawa kecil melihat sisi Aidan yang lain dibalik sikapnya yang selalu tegas saat bertemu kala itu disaat ajakan kerja sama dengannya.

Namun setelah itu Azzura kembali dengan realitanya yang kini tidak bisa tenang setelah tahu Zian sudah kembali membuatnya takut dengan kehadirannya.

"Aku mau telfon Pak Tio tapi ponselku di mobil Zian. Haah.. gimana caranya aku bisa pulang? tas juga di mobilnya. Huft" gumam Azzura sambil menghela nafasnya.

Dia membuka selimut tebal itu lalu terkejut lagi karena kakinya terbungkus oleh kaos kaki panjang padahal dia tidak mengenakannya sebelumnya.

"Bisa-bisanya Pak Aidan sampai seperti ini" ucap Azzura sambil tersenyum.

Azzura beranjak dari tempat tidur merasa tidak enak berada dirumah Aidan meski niat Aidan tulus menolongnya.

Dia pun menghampiri Aidan yang sedang berada di dapur.

"Pak Aidan" panggil Azzura ragu.

"Azzura..kenapa kebawah? kamu kan belum pulih" jawab Aidan yang cemas.

"Saya baik-baik saja Pak. Terimakasih sudah menolong saya" ucap Azzura sambil menundukkan kepalanya.

"Jangan seperti itu Azzura, santai saja! lebih baik kamu duduk dan tunggu sampai makanannya siap"

"Tapi Pak.."

"Sudah duduk saja! setelah makan nanti aku antar kamu pulang" ucap Aidan sambil tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!