Bab 17

"Aku juga sangat senang Aidan, kupikir kamu nggak akan mungkin menyukai orang seperti diriku tapi siapa sangka ternyata kamu sekarang milikku" ucap Azzura dengan tatapan yang dalam.

Aidan menutup matanya dan menyentuh tangan Azzura yang kini menyentuh wajahnya untuk lebih di dekatkan lagi untuk merasakan sentuhan yang lebih erat lagi.

"Azzura jangan merendahkan dirimu, justru akulah pria beruntung yang bisa mendapatkan rasa sayang darimu" jawab Aidan.

Grep!

Azzura melingkarkan tangannya ke punggung lebar Aidan karena sangat ingin merasakan kehangatan dari orang yang kini di cintainya.

Mendapat pelukan yang sangat Aidan inginkan tentunya membuat Aidan sangat senang hingga dia juga membalas memeluk Azzura dengan melingkarkan tangannya ke pinggang Azzura.

"Terimakasih Azzura, aku janji akan membuatmu bahagia" kata Aidan dalam pelukannya.

"Eung"

Azzura merasa malu namun sudah terlanjur dia memeluk Aidan.

Pelukan hangat itu pun berakhir dengan senyum dari keduanya.

"Aidan, maaf aku sudah berbuat hal yang nggak sopan" ucap Azzura merasa tidak enak.

"Jangan bicara seperti itu Azzura, justru aku senang bisa memelukmu. Apa aku boleh sering melakukannya?"

Azzura mengangguk untuk mengiyakan keinginan Aidan yang ingin memeluknya lebih sering.

Perasaan malu dan canggung yang Azzura rasakan sekarang menjadi lebih tenang karena Aidan selalu bisa membuatnya nyaman.

Hari itu suasana hati mereka sedang berbunga merasakan cinta yang indah dan berdebar.

Aidan mengantarkan Azzura pulang ke rumahnya namun setibanya di sana, dia merasakan kekesalannya karena melihat Zian sedang berada di depan rumah Azzura.

Melihat Zian berdiri menunggu membuat Azzura bingung apalagi saat melihat raut wajah Aidan yang sedang mengerutkan keningnya.

"Aidan, maaf hal seperti ini nggak akan terulang lagi. Aku turun dulu ya, terimakasih karena sudah membuatku senang hari ini" ucap Azzura sambil menyentuh tangan Aidan.

"Tunggu Azzura" Aidan menahan tangan Azzura yang hendak turun dari mobilnya.

"Ada apa Aidan?" tanya Azzura merasa bingung.

Grep!

Aidan memeluk Azzura dengan kencang dan tak rela membiarkan Azzura turun menemui Zian.

"Azzura, aku mencintaimu" ucapnya dengan tangan yang gemetar.

"Iya, aku juga mencintaimu Aidan. Kamu hati-hati ya" Azzura menepuk-nepuk punggung Aidan sambil tersenyum.

Setelah beberapa saat kemudian akhirnya Aidan mau melepaskan pelukannya dan membiarkan Azzura turun dari mobilnya meskipun dia tidak suka jika Azzura bertemu dengan Zian.

Azzura melambaikan tangannya ke Aidan kemudian berjalan menuju ke rumahnya.

"Zura, kamu dari mana?" tanya Zian yang berdiri tepat di depan Azzura.

Azzura memperhatikan Aidan yang masih berada di depan rumahnya dan memantau mereka.

"Zian, aku harap kedepannya kamu nggak perlu datang kalau nggak ada hal penting" ucap Azzura dengan tegas.

"Kenapa Zura?" tanya Zian tidak terima.

"Aku baru saja jadian dengan Aidan" jawab Azzura.

"Apa?! kenapa Zura? bukannya aku sudah bilang kalau aku berubah dan aku masih sangat mencintaimu" kata Zian sambil mencengkram bahu Azzura.

Melihat Azzura di perlakuan kasar membuat Aidan tidak terima dan turun dari mobilnya lalu menghampiri Azzura dengan cepat.

"Lepaskan tanganmu dirinya" pinta Aidan sambil menepis tangan Zian.

"Jangan ikut campur! aku paham orang seperti apa anda ini" ucap Zian sangat marah.

"Zian, jaga mulutmu! kita sudah selesai dan sekarang aku sudah menerima Aidan. Sekarang kamu yang nggak berhak ikut campur dalam kehidupan ku lagi" kata Azzura sangat muak.

"Zura, kamu nggak tahu seperti apa orang ini. Apa bedanya dia dariku? dia justru lebih kejam, asal kamu tahu" kata Zian dengan emosinya.

Aidan menatap tajam ke arah Zian dengan penuh kekesalan.

"Jangan samakan dia denganmu Zian, kuharap kamu bisa mendapatkan orang lain yang jauh lebih baik dariku. Sekarang aku nggak bisa lagi bertemu denganmu"

"Kamu akan menyesal Zura! aku yang tulus justru kamu abaikan demi dia yang berbuat curang"

Zian pergi dengan amarahnya yang meluap namun dia berhasil menahan dirinya agar tidak memukul Aidan demi menjaga perasaan Azzura.

Azzura menangis setelah lega mengatakan hal yang selama ini ingin dia ungkapkan.

"Hiks.. hiks.."

"Menangislah sepuasnya Azzura sampai kamu merasa lebih lega" ucap Aidan berusaha membuat Azzura nyaman di dekatnya lalu memeluknya dengan erat.

"Maafkan aku Aidan, aku nggak bermaksud membuatmu kesal"

"Mana mungkin aku kesal dengan pacarku yang cantik ini, aku senang bukan karena kamu sedih tapi karena bisa memelukmu lebih sering" godanya sambil mengusap air matanya.

Jantungnya berdebar lebih kencang saat menatap wajah Aidan yang sedang mengusap air matanya dengan lembut.

"Aidan, aku juga ingin menyentuh wajahmu" pinta Azzura.

"Lakukan saja Azzura! sentuh sebanyak yang kamu mau" jawab Aidan sambil mengarahkan tangan Azzura untuk menyentuh wajahnya.

"Aidan, kamu sangat tampan" gumam Azzura.

Meskipun samar namun Aidan mendengar ucapan Azzura yang sedang memujinya.

Wajahnya kini memerah seperti kepiting rebus dan tubuhnya menjadi memanas karena Azzura kini memeluknya dengan erat.

"Azzura, masuk ke dalam sekarang ya? diluar dingin" ucap Aidan merasa khawatir.

"Oke"

Akhirnya Aidan mengantar Azzura untuk masuk ke dalam rumah, meski terbesit keinginan untuk menemani Azzura namun dia harus bisa menenangkan dirinya agar tidak melakukan hal di luar batas setelah dibuat tidak bisa tenang karena Azzura memeluknya dengan erat.

"Aku pulang dulu ya, kalau ada apa-apa langsung kabari aja" ucap Aidan sambil mengelus kepala Azzura dengan lembut.

"Iya, Aidan hati-hati ya" jawab Azzura tersenyum cerah.

Azzura masuk kedalam rumahnya setelah berpamitan dengan kekasihnya yang tampan.

Sedangkan Aidan baru kembali ke mobilnya setelah memastikan Azzura sudah masuk ke dalam rumahnya.

Setelah itu Aidan langsung pulang meski perasaannya menjadi berantakan karena kedatangan Zian yang selalu saja mengusik ketenangan Azzura.

"Zian benar-benar nggak bisa di sepelekan! aku nggak bisa membiarkan dia mengganggu Azzura" gumam Aidan.

Sesampainya di rumah Aidan merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk sembari membayangkan saat memeluk Azzura.

Di pikirannya kini di penuhi dengan senyuman Azzura yang tak lepas dari benaknya.

"Azzura, akhirnya aku bisa memilikimu. Kuharap hubungan kita bisa lebih mesra dan nantinya kamu akan menjadi istriku"

"Haha.. baru sehari aku jadi pacarnya sekarang aku malah serakah. Apa iya Azzura mau menikah dengan ku?"

Aidan berangan-angan ingin menjadikan Azzura istrinya jika hubungannya berjalan dengan lancar dan Azzura semakin mencintainya meskipun dia tidak mempunyai rasa percaya diri.

Menurut Aidan, sosok Azzura yang cantik itu layaknya seorang bidadari yang sulit di raih apalagi hatinya yang sangat baik.

Aidan harus berusaha lebih keras untuk bisa membuat Azzura percaya dan semakin menginginkannya.

Meskipun tidak akan semudah itu tapi Aidan tetap akan mencoba berusaha melakukan yang terbaik agar Azzura menjadi miliknya sepenuhnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!