"Pegangan Azzura" ucap Aidan lagi.
"Ah, iya baiklah" jawab Azzura sambil memegang jaket Aidan.
Aidan yang tidak merasakan sentuhan tangan Azzura membuatnya khawatir jika nantinya Azzura jatuh karena tidak kuat pegangannya.
"Maaf Azzura, ini demi keselamatan kamu" ucapnya sambil menarik perlahan tangan Azzura agar melingkar diatas perutnya.
Azzura menjadi berdebar dan panik dengan sentuhan tangan Aidan yang memandunya untuk memeluknya.
Karena dirasa sudah cukup Aidan tancap gas dengan perlahan lalu melaju dengan cepat hingga membuat Azzura memeluknya semakin erat.
"Apa Aidan memang suka ngebut?" benak Azzura.
Dalam diamnya bersandar di punggung lebar Aidan dan memeluknya erat membuat Azzura tersenyum senang berada dekat dengan orang yang membuatnya berdebar.
Aidan pun tersenyum mendapatkan pelukan hangat dari Azzura yang kini berada sangat dekat dengannya.
Dengan perasaan yang menggebu Aidan bermaksud membawa Azzura ke tempat indah yang pernah ia kunjungi di dekat jalan yang di lalui.
Azzura kebingungan karena arah yang dituju Aidan bukan arah ke rumahnya hingga dia melihat ke sekitar.
Tiba-tiba Aidan berhenti di suatu tempat yang sejuk dengan pemandangan yang indah di pinggir jalan tersebut.
"Lho? Aidan kenapa berhenti disini" tanya Azzura merasa bingung.
"Coba kamu lihat ke depan Azzura" ucap Aidan menunjukkan pemandangan indah itu.
"Wah.. indahnya.." kata Azzura berdecak kagum.
Aidan turun dari motor lalu membantu Azzura untuk turun agar lebih leluasa dan berjalan ke tepi jalan itu.
Senyum di wajah Azzura membuat Aidan tidak bisa mengalihkan pandangannya dan terus tersenyum menatapnya.
"Azzura" panggil Aidan sambil menatapnya.
"Iya Aidan" jawab Azzura menoleh kearahnya.
Saat matanya bertemu dengan mata Aidan secara spontan Azzura langsung menghindar karena tidak kuat menahan debaran jantungnya sedangkan Aidan merasa Azzura sedang menghindarinya.
"Azzura kenapa kamu nggak mau menatapku?" tanya Aidan.
"Si, siapa? aku nggak gitu kok" jawab Azzura sambil menatap ke arah samping.
"Hmm.. Azzura tolong lihat aku" pinta Aidan.
Azzura merasa tidak enak jika mengalihkan pandangannya terus menerus tapi dia juga tidak bisa menatap Aidan dengan tenang.
"Sudah ya" ucap Azzura berusaha menatap Aidan.
Aidan tersenyum cerah melihat Azzura yang kini mau menatapnya lalu dia meraih tangan Azzura dengan perlahan.
"Apa yang Aidan lakukan sekarang?" benak Azzura.
"Azzura.. ada hal yang sangat ingin aku sampaikan tapi apa kamu bisa berjanji satu hal?" tanya Aidan.
"Hmph! apa itu?"
"Aku harap kamu nggak marah dan kalau menjawab pertanyaan ku nantinya susah, nggak perlu di jawab pun nggak masalah asal kamu mau dengerin semuanya" ucap Aidan dengan serius.
"I, iya" jawab Azzura dengan gugup.
Aidan menggenggam tangan Azzura lalu menatapnya dengan tatapan yang dalam hingga Azzura tidak punya celah untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Azzura... selama ini jantungku terus berdebar saat berada di dekatmu, senyummu yang cerah itu selalu membuatku bahagia hanya dengan melihatnya. Aku menjadi serakah setiap harinya dan ingin terus bersamamu. Meski di usia ku yang sudah tua ini bukan waktunya untuk merasakan romansa bak remaja tapi aku ingin masuk dalam kehidupan mu jika kamu mengijinkan Azzura" ucap Aidan dengan sungguh-sungguh.
Deg!
Jantung Azzura berdebar lebih kencang dari biasanya dengan mata terbelalak mendengar pengakuan cinta dari Aidan.
"Apa maksud dari ucapanmu Aidan? jangan bercanda" jawab Azzura.
"Aku nggak pernah bercanda soal perasaan Azzura, aku menyukai apapun yang ada di dirimu" ucap Aidan sambil menarik tangan Azzura lalu menempelkan ke dadanya.
Azzura merasakan jantung Aidan yang berdebar dari sentuhan tangannya di dada Aidan.
"Apa?! kamu serius Aidan? aku hanya model biasa dan kamu.."
"Sstt! jangan membandingkanmu apapun karena dimataku kamu wanita yang tangguh Azzura. Apa aku boleh jadi seseorang yang berarti untukmu dan melindungimu?" tanya Aidan.
Azzura terdiam tak percaya dengan apa barusan ia dengar.
"Azzura?" panggil Aidan melihat Azzura diam saja.
"Ah, maaf Aidan. Beri aku waktu untuk menjawabnya" kata Azzura.
"Baiklah tapi aku bukan orang yang cukup sabar ya Azzura" ucap Aidan sambil tersenyum.
"A, Aidan cukup! jangan bicara apapun" jawab Azzura tersipu malu dengan wajah memerah.
Aidan akhirnya diam seperti yang Azzura minta namun dia terus menatap Azzura sambil tersenyum hingga membuat Azzura salah tingkah.
Seharusnya Azzura bahagia karena orang yang dia suka juga merasakan hal yang sama tapi dia merasa tidak pantas bersanding dengan Aidan yang tampak sulit diraih.
Kini Azzura ingin memikirkan dengan matang sebelum menjawabnya agar tidak menyesal nantinya.
"Aku benar-benar nggak nyangka, seorang Aidan ternyata suka sama aku. Haa!! apa yang harus aku lakukan sekarang?" benak Azzura.
Mereka berdiri cukup lama menikmati pemandangan senja yang indah hingga akhirnya Aidan mengantar Azzura pulang ke rumahnya.
Azzura menjadi canggung setelah mendengar pengakuan dari Aidan lalu berlari kencang setelah berpamitan dengan benar di depan rumahnya.
Brak!
Azzura menutup pintu lalu kegirangan tanpa henti lalu mengintip Aidan dari balik jendela.
"Huh.. akhirnya pergi juga" gumam Azzura.
"Gimana ini? apa dan kapan aku harus jawab? aku juga suka Aidan tapi aku takut nggak pantas buat dia. Tapi, aku juga nggak mau Aidan jauh dariku" gumamnya lagi.
Azzura berjalan menuju ke kamarnya sambil berfikir jawaban yang akan ia berikan untuk Aidan nantinya.
Di dalam kamar Azzura tiduran sambil menatap tangannya yang sebelumnya di genggam oleh Aidan lalu terbayang wajahnya.
"Haah!! Lama-lama aku bisa gila. Kenapa juga Aidan terus yang ku pikirkan? apa aku benar-benar jatuh cinta? apa aku coba terima saja? nggak ada salahnya kan"
Azzura berfikir dan bertanya-tanya hingga tidak bisa tidur karena hal itu.
Di sisi lain Aidan yang sedang berbaring di kamarnya pun tersenyum memikirkan Azzura yang menggemaskan baginya.
"Azzura benar-benar imut, dia kecil dan mungil. Apa aku terlalu berkhayal ingin memilikinya seutuhnya? kurasa semua pria pasti menginginkannya" gumam Aidan.
Saat ini Aidan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh pesona Azzura, model cantik yang selalu membayangi pikiran dan memenuhi hatinya.
Perasaan yang Aidan rasakan kini menjadi semakin dalam dan sudah tidak sabar menunggu saatnya Azzura menjawab pengakuan cinta darinya.
"Kuharap Azzura juga menyukaiku dan mau menjadi kekasihku" ucap Aidan.
Meski Aidan sangat percaya diri dengan aspek yang ia punya namun tetap saja ia merasa Azzura sangat sulit dijangkau hanya dengan pernyataan cinta biasa dari orang seperti dia.
Malam itupun keduanya tersenyum tanpa henti memikirkan satu sama lain dan berharap bisa bersama sebagai kekasih meski dari diri mereka merasakan rasa tidak pantas padahal keduanya saling menyukai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments