Bab 3

Azzura merasa tidak enak jika terus merepotkan Aidan tapi dia juga bingung bagaimana cara untuk menolaknya.

"Pak, saya benar-benar berterimakasih. Kalau tidak ada Pak Aidan pasti saya tidak akan bebas seperti sekarang" kata Azzura dengan raut wajah yang sedih.

Azzura duduk sambil memperhatikan Aidan yang sedang mempersiapkan sarapan untuknya.

"Sebenarnya ini yang ingin aku tanyakan Azzura tapi apakah sopan kalau aku tanya apa yang terjadi denganmu? jangan di jawab kalau sulit untuk di ungkapkan" jawab Aidan berdiri di depan meja makan menghadap ke arah Azzura.

"Ceritanya panjang Pak"

Aidan duduk untuk mendengarkan Azzura menceritakan kisahnya dengan serius memperhatikannya.

Semua itu bermula saat Azzura kuliah dan dia tidak sengaja di perkenalkan oleh kakak seniornya di kampusnya.

Zian adalah salah satu pria paling populer di kampusnya. Siapapun akan tertarik meski hanya sekilas melihat wajahnya yang rupawan.

Hidup dalam keluarga yang kaya lalu sifatnya yang pendiam dan tidak suka merespon banyak wanita yang tergila-gila padanya menjadi poin plus untuknya sehingga saat Azzura di perkenalkan dengannya tentu saja Azzura sangat senang bisa mengenal Zian lebih dari yang lain.

"Azzura, nanti kita makan siang bareng, ya?" pinta Zian saat itu.

"Oke tapi aku nggak mau di sekitar kampus, yang ada nanti aku di serang sama fans kamu itu" jawab Azzura.

"Haha.. kamu bisa aja Zura" kata Zian tertawa kecil.

Mereka berdua menjadi semakin dekat hingga memiliki ketertarikan dan mengembangkan hubungan mereka lebih dari berteman.

Azzura pun menjadi sangat beruntung bisa menjadi orang terdekatnya.

Hubungan mereka berubah menjadi romansa saat mereka sudah lulus kuliah setelah 1 tahun pertemanan mereka.

"Sayang, aku nggak suka kamu dekat dengan pria itu" ucap Zian merasa cemburu.

"Kamu lucu kalau lagi cemburu Zian, haha" jawab Azzura senang meledeknya.

"Eum.. pokoknya aku nggak mau kamu dekat dengan pria manapun" ucap Zian lagi sambil memeluk Azzura dari belakang.

Ungkapan rasa cemburu itu terdengar seperti hal yang wajar dilakukan layaknya sepasang kekasih pada umumnya namun semua itu ternyata pertanda dari sifat asli Zian yang lebih cenderung posesif bahkan terobsesi dengan Azzura.

Sikap Zian semakin salah dalam mencintai Azzura dengan memperlakukan Azzura seolah hanya boleh berhubungan dengannya tanpa boleh berbicara dengan pria lain dan itu membuat Azzura geram.

"Zian.. berhenti kekanakan! mana mungkin aku hidup seperti keinginanmu itu" ucap Azzura merasa kesal.

"Azzura, apa aku salah? aku takut kamu berpaling, aku sangat mencintaimu Azzura dan hanya aku yang boleh berada di dekatmu" jawab Zian.

"Tapi bukan begini caranya Zian, kalau kamu terus seperti itu. Kita putus aja" kata Azzura semakin kesal.

"Aku nggak mau putus darimu Azzura. Aku sangat mencintaimu, gimana bisa aku hidup tanpamu" jawab Zian merasa frustasi.

"Sudahlah, aku mau pergi! ada urusan penting"

Grep!

Zian menahan tangan Azzura lalu menariknya masuk ke dalam mobilnya.

"Zian.. apa yang kamu lakukan?" pekik Azzura merasa takut.

"Aku nggak mau putus Azzura, kamu harus ikut aku" ucapnya sambil tancap gas.

"Kita bisa bicarakan baik-baik, ya?" ucap Azzura semakin takut.

Namun Zian tidak menghiraukannya dan terus melajukan mobilnya dengan cepat.

"Zian! berhenti! aku bilang berhenti" kata Azzura mencoba memberontak"

"Diam, Zura! aku hanya membawamu kerumah kita" jawabnya dengan santainya.

"Apa maksudnya? sejak kapan kita punya rumah bersama? Zian, kamu sudah gila, ya?"

"Mulai hari ini sayang dan benar aku memang sudah gila karenamu" jawabnya dengan senyum diwajahnya.

Dengan perasaan yang semakin gelisah dan takut Azzura mencoba berbagai cara untuk bisa pergi dari Zian tapi tindakannya sia-sia.

Akhirnya Zian sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumah yang luas di sekitar rumah yang menurut Zian adalah rumah mereka.

"Zura.. ini rumah masa depan kita. Gimana apa kamu suka?" ucap Zian dengan antusias.

"Zian.. aku mau pulang! aku ada urusan penting" jawab Azzura semakin ketakutan.

"Sayang.. mana yang lebih penting dari kebersamaan kita? kenapa kamu berubah? apa kamu sudah nggak sayang lagi denganku?" kata Zian dengan ekspresi sedih.

"Bukan seperti itu Zian. Aku masih sayang tapi sikapmu sekarang berubah"

"Baiklah, aku nggak butuh hal lain asalkan kamu masih sayang" jawabnya merasa senang.

Zian membukakan pintu mobil lalu menggandeng Azzura masuk ke dalam rumah lalu menguncinya di kamar.

"Zian, kenapa di kunci? kamu nggak bermaksud berbuat hal aneh kan?" kata Azzura menjadi panik.

"Tenang sayang.. aku bukan pria yang seperti itu, aku nggak akan melakukannya kalau sayangku ini nggak menginginkannya" jawabnya dengan tersenyum sambil menyentuh dagunya.

"Iya aku percaya tapi bukannya nggak perlu di kunci segala? gimana kalau aku mau keluar?" tanya Azzura.

"Siapa bilang kamu bisa keluar? kita akan tinggal disini seterusnya sayang. Aku akan menikahimu lalu kita bisa tinggal dirumah ini dengan bahagia"

Tidak pernah di sangka bahwa sifatnya yang pendiam kini berubah menjadi seperti orang lain hanya karena cara mencintainya yang salah.

Azzura sangat menyayangkan sikap Zian ini, padahal jika Zian terus bersikap seperti awal mereka menjalin hubungan pasti Azzura tidak akan takut dengannya dan mulai membencinya.

"Hiks.. Zian! kenapa kamu berubah? apa salah gue? kenapa?" Azzura menangis tersedu-sedu.

"Sayang.. kenapa kamu nangis? aku nggak berubah sayang, aku sangat mencintaimu dan aku nggak mau kehilanganmu. Ini caraku membuatmu menjadi milikku, jangan sedih lagi sayang, hm?"

Zian merasa khawatir melihat Azzura menangis lalu dia mengusap air matanya dengan jarinya.

Kemudian Zian memeluk Azzura yang sedang menangis itu.

"Kamu berubah Zian.. hiks..kenapa kamu seperti ini" Azzura masih menangis dengan menepuk-nepuk dada Zian yang kini tepat di depan wajahnya.

"Pukul aku sepuasmu sayang... tapi hanya ini yang bisa kulakukan agar aku nggak kehilangan kamu. Mengertilah sayang"

Setelah Azzura berhenti menangis, Zian keluar dari kamar itu lalu menguncinya kembali dan pergi ke dapur mempersiapkan makanan untuk makan malam mereka.

Sedangkan Azzura kini terkurung di kamar yang luas itu dengan ketakutan.

Meskipun Zian bukan orang yang kasar namun tetap saja Azzura takut dengan cara Zian memperlakukannya yang salah.

Semua itu berlangsung hampir satu bulan dan Azzura semakin membenci Zian yang mengurungnya.

Untungnya saat itu kebetulan ada orang tua Zian yang berkunjung karena mencari keberadaan Zian yang sudah sebulan tidak pulang.

"Zian..kenapa tidak bilang kalau kamu tinggal disini" ucap ayahnya Zian.

Azzura yang berada di dalam kamar mendengar suara orang lain lalu menggedor pintu kamar itu.

"Tolong..!!" ucapnya dalam kamarnya.

Orang tua Zian mendengar suara Azzura lalu mendekat ke arah pintu.

"Zian.. ada siapa di dalam sini? kamu bukan sedang berbuat hal buruk kan?" tanya ibunya Zian.

"Bukan apa-apa kok mah" jawab Zian mulai panik.

"Tolong.. tolong buka pintunya" ucap Azzura lebih keras.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!