"Kemana Noah...?" tanya Jacob kepada Yura yang kini berada dipinggiran kolam renang dengan kedua kaki yang ia tenggelamkan kedalamnya "kenapa kau disini sendirian..?" pemuda itu pun mengambil tempat duduk bersebelahan dengan Yura.
"Noah dikamar, lagi pula aku tidak sendirian" balas Yura seraya mengarahkan jari telunjuknya kebagian tengah kolam, dimana ada beberapa sepupu Noah dan satu diantara mereka adalah adik dari Jacob, yang sedang menikmati air kolam disore hari ini.
Kerabat Davis untuk sementara waktu, masih akan menetap diIndonesia, mereka ingin menghabiskan masa liburan, dengan mengunjungi beberapa destinasi wisata yang sudah cukup terkenal dari negara kepulauan ini, salah satunya pulau dewata bali.
"Aku boleh bertanya sesuatu...?" izin Jacob dan Yura pun memberikannya.
"Sejak kapan kau mengenal Noah...?" netra Jacob terarah tepat kewajah Yura "apa kau mengenal Clara..?"
Yura menyipitkan matanya "Clara..!"
"Berarti Noah tidak bercerita kepadamu siapa itu Clara..?" Jacob menganggukkan kepalanya perlahan, tanda bahwa ia mulai menyadari bagaimana hubungan Noah dan Yura bisa terjalin.
"Jika kau tidak keberatan, bisa ceritakan siapa itu Clara..?" pinta Yura, dan dengan gamblangnya Jacob menceritakan siapa sosok Clara itu.
Ada rasa sedikit kecemburuan dihati Yura, bukan karena dirinya yang sudah mencintai Noah. Tapi lebih kepada ikatan antara dirinya dan lelaki itu. Apa lagi dengan semua yang sudah mereka lakukan semalam, tentu menimbulkan sedikit rasa ingin memiliki seutuhnya.
Lagi pula, istri mana yang tidak akan cemburu dan juga cemas, jika tau suaminya memiliki kekasih yang sampai saat ini masih bersama. Walau pun tak ada cinta, dan pernikahan itu terjadi karena keterpaksaan, tapi tetap saja cemburu itu ada.
Setelah obrolan perihal Clara usai, kini obrolan dari kedua orang itu pun berganti. Saling bertanya perihal kehidupan masing masing dengan diselingi gurau yang mengundang gelak tawa keduanya. Dan tanpa keduanya sadari dari balkon lantai tiga, ada sepasang mata yang menatap tajam kearah mereka bersamaan dengan rahang yang sedikit mengeras.
Robert dan Steven yang baru kembali seusai membeli keperluan pribadi mereka disebuah pusat perbelanjaan, juga ikut bergabung dengan Yura dan Jacob. Sudah bisa dipastikan kedua pasang mata diatas sana semakin terhunus dengan tajamnya.
Yura yang sebelumnya mengajak Noah untuk bersantai ditaman, dengan maksud ingin lebih mengakrabkan diri, nyata ditolak mentah mentah oleh lelaki itu.
"Kau bukan anak kecil yang harus aku temani" jawaban yang diberikan Noah. Dan setelah meminta izin, Yura pun akhirnya lebih memilih area kolam renang, yang sudah dipenuhi oleh para sepupu suaminya.
Sementara itu, selepas kepergian Yura, Noah menerima panggilan telefon dari kekasihnya Clara.
"Bagaimana malam pertamamu sayang..?"
"Apa kau menelfonku hanya untuk menanyakan itu..?" jawab Noah.
Clara terkekeh "tentu saja tidak, aku sangat merindukanmu"
"Aku juga sangat merindukanmu." jawab Noah "kapan kau kembali..?" tanyanya kemudian.
"Bukankah kita sudah membuat janji..? aku menunggumu disini."
"Aku akan kebali terlebih dahulu, apa tidak terlalu lama kau menunggu disana..?"
"Tidak apa apa, kebetulan pekerjaanku disini juga belum selesai."
Ya, Noah yang berencana akan berbulan madu bersama Yura keAmerika, sudah membuat janji akan bertemu dengan Clara yang kebetulan juga tengah berada dibenua itu.
Noah yang mulai bosan bertukar kata bersama Clara, mencoba mengusir rasa itu dengan melangkahkan kakinya menuju kebalkon, ditumpukan kedua sikunya dibesi pembatas, lalu diedarkannya mata keseluruh pekarangan mansion.
Sontak saja mata itu terhunus tajam dengan rahang yang mengeras, dimana netranya menangkap sosok sang istri tengah duduk bersama sang sepupu, bahkan mereka terlihat sangat akbar. Kini bukan hanya rahang yang mengeras, dan netra yang terhunus tajam, tangannya juga sudah terkepal dengan eratnya, dan deretan gigi pun sudah saling beradu hingga menimbulkan suara gemertak, saat kedua sepupunya yang lain juga ikut mendekati istrinya itu.
"Sayang...!" seru Clara "apa kau masih mendengarkan aku...?"
"Iya, aku masih mendengarmu." sahut Noah datar, dengan netra yang juga tidak teralihkan dari istri dan ketiga sepupunya.
"Aku tutup dulu telfonnya, semua keluarga sudah berkumpul dikolam" alasan Noah yang semakin dibuat geram, akan tawa lebar dan senyuman manis yang terus saja ditunjukan oleh Yura untuk ketiga sepupunya disana.
"Ingat kesepakatan yang sudah kita buat, dan ingat juga akan janjimu"
"Ya, aku mengingatnya." balas Noah sebelum akhirnya ia menekan tombol merah dilayar ponselnya, dan melangkah menuju kearea kolam.
Noah sengaja mengambil jalan yang akan langsung berhadapan dengan keempat orang yang berada disisi kolam renang, dengan maksud untuk menghentikan interaksi mereka, tapi nampak keempat orang itu tidak mengindahkannya.
Sampai dimana seruan dari sepupu wanita Noah, yang berada didalam kolam, menyadarkan keempat orang yang menjadi tujuan utama pria itu.
"Apa kau mau berenang Noah...?"
"Tidak, aku mau mencabut nyawamu." ucap Noah setengah menyindir, sementara sang sepupu yang bertanya, tertawa terbahak bahak.
"Noah, kemarilah..!" seru Jacob sembari melambaikan tangan, dan sang empu yang diserukan namanya, melangkah memenuhi undangan itu.
"Kenapa..?" tanya singkat Noah dengan mata yang kini terhunus dingin dan tajam menusuk hanya kepada Yura seorang.
"Duduk lah disini, kita berbincang bincang." ajak Jacob kembali.
"Kalian lanjutkan saja." balas Noah enggan, dan berniat untuk berbalik badan, namun pertanyaan dari Yura membuatnya untuk membatalkan niat itu.
"Apa kau membutuhkan sesuatu..?"
"Aku butuh kopi" jawabnya, dan melangkah meninggalkan area kolam. Yura pun berpamitan kepada ketiga pemuda itu, dan menyusul langkah sang suami.
Jacob yang menangkap sesuatu yang berbeda dari sepupunya itu, menyeringai dengan penuh makna.
"Ini kopimu..!" ucap Yura setelah ia berada didalam kamar "apa ada yang kau butuhkan lagi..?" tanya Yura kembali.
"Aku butuh tubuhmu." jawabnya seraya menghempaskan apa yang dia inginkan keranjang.
"Noah...!" suara Yura tertahan, akibat ulah pria itu diatas tubuhnya.
Dilampiaskan semua rasa yang membubung didada, dan dipuaskan hasrat yang menggelora akan tubuh yang sepertinya sudah mulai menjadi candu untuknya.
Hingga pagi menjelang tak dibiarkan oleh Noah, Yura meninggalkan kamar. Bahkan untuk urusan perut, Noah meminta pelayan yang mengantarkannya.
Tanpa Noah sadari, kini ia tengah mengundang bahaya yang akan berujung bencana bagi dirinya sendiri, dan mungkin juga untuk sang istri, Yura.
❤️ RATE BINTANG LIMA YA, VOTE, LIKE, KOMENT, DAN KIRIMKAN HADIAH KALIAN JIKA BERKENAN ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments