03

Bulan bertengger diranting langit dengan begitu indahnya, dan nampak semakin indah dengan bentuknya yang sempurna, disertai ribuan bintang bertaburan dihamparan luasnya langit malam. Cantik amat teramat sangat cantik.

Secantik wajah wanita bersurai panjang, yang kini tengah berdiri anggun dengan balutan gaun malam berwarna merah, serta bibir yang terus saja menebar senyuman manis. Netra lentik bermanik cokelat itu, menatap lurus dengan binaran kebahagian, mana kala seorang pria tampan sedang melangkah kearahnya ditemani sebuah cake vanila dihiasi lilin lilin kecil yang menyala ditangannya, serta sebuah buket bunga mawar merah yang dirangkai dengan begitu cantiknya.

"Selamat ulang tuhan cintaku...!"

"Terimakasih cintaku..!"

Disatukannya kedua telapak tangan, diletakkan didada dan dipejamkan kedua netranya untuk sesaat, guna mengucap doa akan semua harapan yang ingin ia raih diusianya yang kini sudah menginjak dua puluh tujuh tahun.

Mata itu pun terbuka, lalu ditiupnya lilin lilin kecil itu dengan hembusan udara yang ia hasilkan dari kedua bibir yang merah merona, guna memadamkannya.

"Semoga hidupmu selalu diberikan kebahagiaan, dan tetap lah menjadi wanita terbaik untukku. Aku mencintaimu Clara Kusuma." seraya menyerahkan buket bunga yang berada disalah satu tangannya.

"Terimakasih" ucap Clara "aku juga sangat mencintaimu Noah Mahendra Davis." balasnya dengan mata dan bibir yang tiada hentinya menebar binar kebahagiaan.

Noah Mahendra Davis, yang sudah menghabiskan waktu selama enam tahun guna menjalin kasih dengan Clara Kusuma. Pria yang tidak memiliki bakat dalam bersikap romantis, namun ia akan selalu mencoba memberikan yang terbaik untuk menyenangkan wanita yang sudah memiliki hatinya sejak ia dan Clara bertemu dinegeri Paman Sam.

"Sejak kapan kekasihku ini bisa bersikap seromantis ini..?" goda Clara setelah ia dan Noah sudah menduduki kursi yang dimana terdapat meja bulat, berhiaskan tiga lilin besar yang bertengger disebuah tiang bercabang berbahan logam besi dan juga taburan kelopak mawar merah. Tak lupa sebotol wine yang akan mereka nikmati bersama dengan makanan favorite keduanya.

Noah mengangkat kedua bahunya "entah lah, aku sendiri merasa apakah yang sekarang sedang duduk dihadapanmu ini seorang Noah Mahendra Davis." ucapnya

Clara terkekeh "jika ini bukan seorang Noah, tentu aku sudah pergi menghilang sejak tadi." balasnya dengan masih menyematkan senyuman terbaiknya.

Noah dan Clara menyatukan benda kaca bertangkai ditangan kanan mereka, yang sudah berisikan cairan merah manis, hingga menimbulkan dentingan, dan meneguknya bersamaan. Sebagai awal dimulainya makan malam romantis itu.

Noah menggenggam satu telapak tangan Clara yang sejak tadi menganggur diatas meja "malam ini kau sangat cantik"

"Itu sungguh terdengar sangat menyeramkan." sahut Clara bergurau.

Ya, Noah merasa sangat beruntung bisa memiliki Clara. Pasalnya hanya wanita itulah yang mampu mencuri hatinya, Clara bisa membuat Noah melakukan apa pun yang selama ini tidak pernah ia lakukan. Bahkan hanya untuk sekedar sebuah senyuman saja, cuma Clara yang bisa membuat ia melakukannya.

Hubungan mereka sangat lah berjalan dengan baik selama enam tahun ini, walau keduanya sama sama memiliki kesibukan yang nyaris menyita waktu kebersamaan mereka. Tapi itu bukan lah masalah besar bagi keduanya.

Namun bukan berarti mereka tidak pernah berselisih paham, karena ada satu pembahasan yang akan membuat terjadinya perdebatan diantara mereka.

PERNIKAHAN

Ya, Clara paling tidak suka jika Noah membahas masalah itu. Clara yang memang masih berada dipuncak karier sebagai seorang model, tentu merasa belum siap untuk menjadi seorang istri, apa lagi seorang ibu. Lagi pula Clara merasa usianya juga masih sangat lah muda, menurutnya belum pantas untuk menikah.

Bagi Noah memang itu bukan masalah besar, namun tidak bagi orang tuanya yang selalu memaksa Noah untuk segera menikah. Bahkan sudah beberapa kali, orang tua Noah mengatur perjodohan, memperkenalkan wanita wanita cantik untuk dijadikan istri. Namun sudah pasti, semuanya selalu berakhir dengan kegagalan.

Alasannya sudah barang tentu, para wanita itu tidak lah betah akan sikap Noah yang dingin, kaku, angkuh, tidak mau mentolerir kesalahan sekecil apa pun dan jangankan bersikap romantis, apa lagi tertawa, tersenyum saja lelaki itu sulit lakukan. Wanita mana yang akan mau jika memiliki kekasih atau bahkan suami semacam itu.

Makan malam romantis dalam rangka perayaan hari ulang tahun Clara, sekaligus ajang pelepas rindu bagi keduanya karena hampir satu pekan mereka tidak bertemu, harus terusik oleh dering ponsel milik Noah. Sudah pasti ia tau siapa pelaku yang tengah melakukan panggilan suara itu.

Awalnya Noah tidak berkeinginan untuk menerima panggilan tersebut, namun Clara memberikan kode, bahkan memaksa, dan alhasil dengan enggan Noah pun menggeser tombol hijau dilayar benda pipih berwarna hitam miliknya.

"Iya ibu..!" jawabnya dengan malas

"Cepat lah pulang, ada yang harus kita bicarakan."

Noah mendengus kesal "aku mohon ibu, hentikan semua rencana gila itu, ak-----

"Berhenti membantah dan mengacaukan semuanya Noah, pulang cepat"

Noah mengeraskan rahangnya, digenggam dengan erat ponsel yang masih berada ditangan kanannya. Saat dimana perkataannya disela oleh sang ibu. Bahkan diputus secara sepihak tanpa mau mendengarkan lagi kata kata dari mulutnya.

"Pulang lah..!" ucap Clara lembut seraya mengusap punggung telapak tangan sang kekasih.

Noah mesugar rambutnya dan memijit dengan kencang leher bagian belakang, sebagai pelampiasan kekesalan yang kini membuncah didadanya.

"Aku lelah dengan perjodohan konyol ini." ucap Noah, dan menatap Clara dengan tatapan memohon "menikah lah denganku Clara..!"

Clara menarik tangan dan meletakkan diatas pangkuannya "jangan merusak suasana hatiku Noah, apa kau mau kita juga bertengkar..?" balas Clara tak suka.

Noah mendengus dengan kasar, lalu berdiri dari posisi duduknya "aku pulang, maaf tidak bisa mengantarmu kembali kerumah. Aku mencintaimu" ucapnya pamit seraya memberi kecupan dipucuk kepala Clara lalu melangkah kan kakinya, meninggalkan wanita yang sangat ia cintai.

Untuk beberapa saat Clara tak bergeming ditempatnya, seraya menatap punggung Noah yang secara perlahan menghilang tertelan tembok bangunan. Ia memang sangat mencintai Noah, namun untuk menikah dan meninggalkan atau mengurangi pekerjaannya didunia model, itu tidak akan pernah ia lakukan.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

ahh Clara lebih mementingkan karir

2024-03-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!