Brak, Prang
Bunyi suara yang terbuat dari besi saling beradu, serta benda berbahan kaca yang kini telah menjadi butiran puing berserakan dilantai dingin kafe The Bos. Siapa lagi pelaku dari kegaduhan itu kalau bukan sang pemilik, Reyhan Mahardika.
"Apa kau sudah gila Yura...?" ucapnya dengan sorot mata tajam, setelah ia mendengar ucapan perpisahan dan juga alasan dibalik itu, dari gadis yang ia kenal sejak empat belas tahun yang lalu.
Bukan hanya Reyhan saja yang berlaku seperti itu, walau tidak sampai berbuat anarkis, namun Keysa tak kalah murkanya seperti Reyhan "apa yang ada diotakmu itu Yura..? Kenapa kau sangat gegabah mengambil keputusan..?"
Ya, Yura baru saja menceritakan perihal uang satu miliar yang ia dapatkan untuk operasi mendiang sang ibu, sekaligus untuk berpamitan karena sudah saatnya ia memulai perkenalan dan menyiapkan upacara pernikahannya dengan putra tunggal keluarga Davis. Kini sudah empat puluh lima hari berselang setelah kematian sang ibu.
"Kenapa kau tidak menghubungiku..?" tanya tajam Reyhan kepada Yura "dan kau..!" tunjuknya kepada Keysa "kenapa tidak menghubungiku..?"
"Aku sudah mengatakan kepada Yura kalau akan meminta bantuanmu, tapi dia menolak karena kafemu yang berada dibali sedang direnovasi, pasti kamu memerlukan biaya banyak juga." jelas Keysa.
Reyhan mengeraskan rahangnya "kau pikir uangku hanya sebatas untuk merenovasi kafe saja Yura..?" ucap Reyhan yang akhirnya sedikit menyombongkan diri, padahal itu bukan lah sifatnya.
"Kau sudah banyak membantuku Rey, bahkan kau selalu membayar biaya perawatan juga kemoterapi ibu aku sungguh sangat tidak enak jika harus merepotkanmu lagi." dengan suara bergetar menahan tangis, Yura menjelaskan alasannya.
"Aku tidak akan jatuh miskin hanya untuk membiayai hidupmu dan juga ibu, apa lagi hidup Keysa. Aku orang yang mampu YURA...!" suara Reyhan pun naik beberapa oktaf, hingga membuat kedua gadis yang terduduk dikursi bagi para pengunjung kafe pun terjingkat kaget.
"Maafkan aku Rey...!" ucap lirih Yura yang kini sudah terisak.
Dada Reyhan nampak bergerak maju mundur dengan cepatnya. Disugarnya rambut tebal nan hitam miliknya dengan kasar, wajah menawannya pun kini sudah terlihat sangat menyeramkan.
"Ayo, kita kerumah keluarga Davis. Kita kembalikan uang itu." ajak Reyhan seraya meraih pergelangan Yura.
Yura menggeleng cepat seraya menepis rengkuhan tangan kokoh Reyhan dipergelangannya "tidak Rey, aku tidak bisa." ucap gadis itu dengan wajah memelas.
"Apa maksudmu..?" tanya Reyhan seraya menatap tak suka akan penolakan yang Yura berikan.
"Aku sudah berjanji kepada tuan dan nyonya Davis, aku tidak mungkin membatalkannya. Itu tidak lah baik Rey.!"
Reyhan semakin mengeraskan rahangnya "jadi kau mau mengorbankan hidup dan juga masa depanmu..? apa kau mau hidup dengan orang yang tidak kau kenal dan kau cintai..?" tanya sengit Reyhan.
"Kau benar benar sudah tidak waras Yura..!" Keysa ikut ambil bagian "apa kau mau meninggalkan aku sendirian..? KENAPA KAU BISA SEGILA INI..?" ucap jerit gadis itu dengan tangis yang semakin tergugu, dan bahkan sampai membuat dadanya terasa amat teramat sesak.
"Keputusan dan juga janji sudah aku ucapkan, aku tidak mungkin mengingkarinya. Kalian tau bukan, itu bukan lah tidakan baik, kita tidak diajarkan hal memalukan seperti itu." ucap Yura mencoba memberi pengertian.
"Tapi tidak harus mengorbankan hidupmu Yura..!" balas Keysa masih dengan dibarengi tangisnya.
"Menikah sekarang atau pun nanti, dan dengan siapa itu sama saja. Kalian cukup doakan aku, semoga keputusanku ini tidak lah salah." pinta Yura lirih.
"Kau tau, aku sangat menyayangimu, dan sudah pasti aku akan selalu mendoakanmu, aku akan selalu ada untukmu dalam kondisi apa pun, tapi aku tidak akan rela jika kau harus menyia nyiakan hidupmu. Kalau kau merasakan sakit, aku juga merasa sakit Yura." tangis Keysa semakin tersedu sedu.
"Aku mohon, hentikan semua ini. Batalkan apa yang sudah menjadi keputusanmu. Aku mohon Yura...!" Keysa pun menghiba, didekapnya erat tubuh sang sahabat yang sudah ia anggap saudara kandung sendiri "aku mohon..!"
"Maafkan aku Key, maaf...!" balas Yura yang tak kalah erat dalam memeluk tubuh salah satu orang yang sangat ia sayangi itu.
Setelah perdebatan panjang, dan segala macam bujuk rayu yang diselingi tangisan serta bercampur emosi juga kemarahan, akhirnya Reyhan dan Keysa pun mengalah. Mereka tak juga berhasil membuat Yura merubah keputusannya.
Mau tak mau, ikhlas tak ikhlas, sudah pasti dengan keterpaksaan, mereka harus merelakan Yura menjadi bagian keluarga konglomerat keturunan bangsawan Amerika, dengan dipersuntingnya gadis itu menjadi istri bagi seorang Noah Mahendra Davis.
"Jika mereka menyakitimu, memperlakukanmu dengan tidak baik, kembali kesini. Aku dan Keysa akan selalu ada untukmu, dan kami pasti akan menjaga juga mengganti luka serta penderitaanmu dengan kebahagiaan." ucap Reyhan lembut dengan mata yang diselimuti oleh kabut kesedihan.
"Jangan lupakan kami, sering sering lah berkunjung kesini, kerumah kita." kembali Keysa menangis tergugu.
"Aku pasti akan mengunjungi kalian, dan aku pasti akan baik baik saja disana. Rawat lah rumah dengan baik Key, dan berhati hati lah. Jaga dirimu, sekarang aku tidak bisa menemanimu. Maafkan aku Key..!" ucap Yura tulus dengan masih diiringi deraian airmata.
"Maafkan aku Rey, maaf...!" pinta Yura kembali kepada Reyhan.
"Jaga dirimu baik baik, dan ingat..! kalau terjadi sesuatu jangan lagi kau sembunyikan dari kami, apa pun itu." pesan Reyhan melepas kepergian Yura.
Memang sangat lah sakit, disaat kita harus melepas kepergian orang orang yang sangat kita cintai. Ribuan hari yang sudah terlewati bersama, rasanya malah seperti ribuan anak panah beracun yang tertancap disekujur bagian tubuh sendiri, pedih dan mematikan.
Namun itulah kehidupan, sekeras apa pun kita mencoba untuk melawan takdir, nyatanya kita sendiri yang malah akan terluka. Perpisahan menjadi penghujung dari pertemuan, kesakitan menjadi penghujung dari kebahagiaan, atau malah sebaliknya, kebahagiaan menjadi penghujung dari kesakitan, itulah kehidupan.
Tiga hari kedepan, hidup Yura pun akan ditentukan. Menjadi seorang istri dari Noah Mahendra Davis, entah bagaimana ia akan menjalani hari harinya, bersama lelaki yang tidak ia kenal dan juga tidak ia cintai.
Diusia yang masih belia, sembilan belas tahun. Yura akan berganti gelar, sebagai istri seorang pria yang terpaut usia sembilan tahun dengan nya. Tak ada yang lebih baik dari kehidupannya yang sederhana, dan tidak memiliki orang tua, ketimbang menjalani sisa hidup dengan orang asing yang sama sekali tidak ia ketahui bagaimana perangainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments