Dihamparan luasnya lahan dengan ditumbuhi berbagai macam tanaman bunga, serta pohon palem juga cemara, dan tanaman hias lainnya, dengan dikelilingi oleh tembok kokoh sebagai pagar pembatas, dilengkapi dengan sebuah pintu gerbang terbuat dari besi yang sama tinggi dengan dua bangunan pos penjaga disisi kiri dan kanannya, untuk akses keluar masuk menuju kebangunan mewah nan megah yang terdapat dibagian tengah lahan tersebut.
Mansion keluarga Davis, itu lah sebutan dari sebagian banyak orang yang tau akan bangunan tersebut.
Nampak pintu gerbang terbuka, dan sebuah kendaraan mewah roda empat keluaran eropa, melaju dengan perlahan memasuki area mansion.
Setelah berhenti dengan sembarangan, pintu kendaraan pun tersingkap dan menampilkan sang pemiliknya, yang tak lain adalah sang tuan muda Noah Mahendra Davis.
Dengan malasnya pria tampan itu memasuki mansion, diabaikan semua sapaan dari para pelayan yang berpapasan dengannya. Tujuan pria itu kini adalah ruangan yang berada dibagian tengah mansion, dimana kini sudah nampak seorang pria dan wanita paruhbaya menunggu kedatangan dirinya.
Dihempaskan bokong menduduki sofa yang berhadapan dengan kedua sosok tersebut, sembari menggulung lengan pakaian yang ia gunakan hingga kebatas siku.
"Apa Clara masih menolak lamaranmu..?" tanya sang ibu, dengan kedua tangan tersilang didada dan menatap putra tunggalnya itu dengan tajam.
Noah menghembuskan nafasnya perlahan "tapi bukan berarti ibu dan ayah lantas menjodohkan aku dengan wanita wanita bodoh itu." jawabnya kemudian.
"Kau yang bodoh Noah..!" tukas sang ibu "kapan kau akan merubah sikapmu itu..? kemana semua yang sudah ibu dan ayahmu ajarkan dari kau masih didalam kandungan..?"
"Aku malas berdebat bu..!" jawab Noah mencoba menghindar dari pertanyaan sang ibu.
"Ayah dan ibumu tidak pernah mengajarimu untuk bersikap tidak sopan kepada orang lain, apa kurangnya kami Noah..? Sampai untuk tersenyum kepada kami saja kau tidak mau." tanya sang ayah, yang juga memberi tatapan tajam kepada putranya.
Entah apa yang sudah merubah seorang Noah Mahendra Davis menjadi sosok pribadi yang angkuh. Padahal untuk urusan kasih sayang serta perhatian dari orang tua apa lagi harta, pria itu tidak pernah kekurangan.
Sang ibu yang meninggalkan semua aktifitas dan kariernya setelah menikah dengan ayah Noah, tentu memiliki semua waktunya untuk menjadi seorang istri sekaligus ibu yang baik bagi suami dan putra tunggalnya itu
Begitu juga sang ayah, walau dirinya sibuk dengan urusan pekerjaan dalam mengurus perusahaan. Pria paruhbaya itu selalu memiliki waktu untuk istri dan putra yang sangat ia cintai. Kedua orang yang sudah menjadi separuh hidup dan nyawanya.
"Siapa wanita itu..?" tanya Noah yang tidak memiliki minat untuk meladeni pertanyaan ayah dan ibunya.
Nyonya Davis mendengus jengah "tunggu kabar dari ibu, untuk sekarang kau persiapkan saja dirimu, karena untuk kali ini tidak ada alasan untuk menolak."
Noah memicingkan netranya, menatap sang ibu dengan kebingungan "maksud ibu...?"
"Setelah pertemuanmu dengan gadis itu, dua hari kemudian adalah hari pernikahan kalian." tegas nyonya Davis.
"Aku tidak mau...!" tolak Noah seraya bangkit dari duduknya. Dada pria itu nampak bergerak naik turun tak beraturan, berulang kali ia meraup udara sebanyak mungkin, lalu menghembuskannya dengan kasar.
"Noah...!" seru sang ibu dengan memberi tatapan yang menusuk.
Noah pun kembali ketempatnya semula, duduk dengan kedua tangan yang ia tumpukan dikedua lulut, seraya mencondongkan tubuhnya sedikit kedepan. "Aku tidak mau ibu, tidak mau..!" tolaknya lagi dengan menekan suaranya.
"Menikah lah dengan Clara, ayah dan ibu memberi waktu tiga bulan. Jika dalam waktu itu Clara tetap tidak mau menerima lamaranmu maka kau harus menuruti apa yang sudah menjadi keputusan kami." tegas Nyonya Davis dan tidak ada lagi negosiasi.
"Ibu...!"
"Menikah dengan Clara jika kekasihmu itu mau, atau kehilangan semua yang kau miliki sekarang jika menolak keputusan kami..?" tuan Davis menimpali dan memberikan penawaran.
Nyonya Davis tersenyum miring "dan dibuang oleh Clara setelah tidak memiliki apa apa." imbuh wanita paruhbaya itu meremehkan.
Noah mengeraskan rahangnya "sudah cukup ibu mengatakan yang tidak tidak tentang Clara."
"Kau pikir jika kau kehilangan semuanya, maka Clara masih mau menjadi kekasihmu..?" tanya nyonya Davis dengan sengitnya "seorang model papan atas dan anak seorang konglomerat yang menyukai kesempurnaan, apa kau pikir masih mau memilki seorang kekasih miskin..? Tampan saja tidak cukup Noah."
"Tapi kenapa harus tiga bulan lagi..?" Noah berupaya berunding.
"Lalu kau mau sampai kapan..? Sampai ayah dan ibumu ini masuk kedalam peti mati..?" tanya tajam nyonya Davis.
"Usiamu juga sudah cukup Noah, apa kau mau menikah diusia tua seperti ayah dan ibu..?" tuan Davis berbicara.
"Andai ayah dan ibu dulu dipertemukan oleh Tuhan seusiamu sekarang, tentu kami akan memiliki anak yang lain, bukan hanya dirimu saja." ucap sendu pria paruhbaya itu.
Dulu tuan dan nyonya Davis bertemu disaat usia mereka tiga puluh lima tahun, dan diusia nyonya Davis yang ketiga puluh delapan tahun, Noah terlahir kedunia.
Namun sayangnya, saat proses kelahiran Noah, sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, rahim nyonya Davis terpaksa harus diangkat. Selain faktor kesehatan dan penyakit bawaan nyonya Davis, usia beliau juga menjadi salah satu penyebabnya.
"Lebih baik kau pikirkan bagaimana caranya untuk meyakinkan Clara supaya mau menikah denganmu, dari pada kau menghabiskan waktu berdebat dengan kami." tukas nyonya Davis
"Tidak ada negosiasi lagi, pilihan ada ditanganmu. Ayah dan ibu tidak akan menerima bantahan dan tidak akan merubah keputusan." tegas tuan Davis, menutup obrolan dan beranjak dari tempat itu bersama sang istri guna beristirahat.
❤️ Rate, Vote, Like, kirimkan Hadiah, serta kritik dan Saran, jangan lupa ya raiders...!"❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
benar tuh kata ibu & ayah
2024-03-10
1