Bab 16.

"Terima kasih sudah mengantar kami pulang" Ujar Dara seraya melepas seatbelt nya.

"Kata siapa aku mengantar?" Tanya Dariel.

Sontak Dara langsung mengangkat pandangan nya menatap wajah pria itu.

"Kami tidak punya kamar kosong dan--"

"Kamar mu adalah kamar ku, kita suami istri sayang" Potong Dariel membalas lembut namun tersirat penekanan netra indah Dara.

Dara langsung memalingkan wajah nya, menatap putra nya yang tertidur di belakang.

"Aku tidak akan melarang kakak untuk menemui Daniel, tapi--"

Lagi-lagi ucapan Dara terpotong dan berhenti kala saat ini Dariel menarik tengkuk nya.

Bukan untuk di cium melainkan saat ini kening kedua nya menyatu bersamaan dengan deru napas yang saling bersahutan.

"Masalah di hotel belum selesai sayang, aku harap kamu mengerti" Ucap lirih Dariel mengusap tengkuk Dara.

"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Jong Bim, dan kami hanya murni berteman" Ucap Dara lelah.

"Cih" Dariel menjauhkan kepala nya kemudian meluruskan pandangan nya.

Dara menghela napas, tidak ingin bertengkar lagi kemudian wanita itu langsung keluar.

Membuka pintu belakang kemudian mengangkat perlahan tubuh putra nya yang terlelap itu.

Dariel pun ikut keluar dan mulai mengikuti langkah istri nya yang memasuki rumah dengan ukuran cukup besar ini.

Sangat tidak masuk akal saat Dara bilang tidak memiliki kamar kosong.

"Aku sedang ada proyek di sini untuk kampanye video game yang akan di liris musin semi mendatang" Ujar Dariel.

Dara tidak bertanya tetapi pria itu yang ingin mengatakan nya sendiri.

Dariel semakin mempercepat dan menyamai langkah nya dengan langkah istri nya.

"Jadi sampai proyek itu selesai aku akan tinggal di sini" Lanjutnya.

Dara sontak menghentikan langkah nya dengan mata mendelik menatap pria itu.

"Siapa yang memberi izin untuk tinggal di sini huh?" Tanya Dara.

"Aku tidak perlu izin karena rumah ini pasti di belikan oleh Daddy, dan lagi aku suami mu!"

Memang tidak ada perubahan, sangat sulit untuk berdebat dengan Dariel. Apapun yang ia inginkan atau katakan maka akan ia lakukan tanpa melangkah mundur.

"Terserah" Sahut Dara yang kembali melangkah terlebih dahulu.

Sudah sangat kelah menghadapi pria yang masih berstatus suami nya itu.

Mendapat sikap acuh itu bukan nya menyerah Dariel malah terus mengikuti langkah Dara hingga sampai lah di kamar wanita itu.

"Dimana kamar Daniel? Biar aku yang--"

"Daniel tidur sama aku" Potong Dara membaringkan perlahan tubuh Daniel.

Mata Dariel sontak melotot. "Tidur bersama?" Ulang nya.

Dara mengangguk sebagai jawaban.

"Tidak, tidak bisa" Seru tiba-tiba Dariel bak pria tua yang kebakaran jenggot nya.

"Apa nya tidak bisa?" Tanya bingung Dara.

"Daniel tidak bisa tidur bersama kita!" Seru Dariel.

Sebelah alis Dara terangkat. "Memang nya siapa yang mau tidur dengan mu?" Jawab cuek Dara yang setelah nya langsung melangkah meninggalkan kamar.

"Astaga sayang!!.."

Nada setengah merengek itu berhasil membuat kedua sudut bibir Dara terangkat.

Namun begitu Dariel menarik nya Dara langsung menormalkan ekspresi nya.

"Daniel tidak bisa tidur bersama kita" Ujar Daniel untuk kesekian kali nya.

"Memang nya kenapa huh?" Pancing Dara.

"Tentu aku ingin bermanja-manja dengan mu dan membuat adik untuk Daniel!" Sahut semangat Dariel.

Puk!

Dara menepuk bibir pria itu saking gemas nya, tidak ada lagi tampang menyeramkan bak monster seperti tadi malam.

Yang ada hanya tampang menggemaskan yang membuat Dara jatuh cinta pada pria ini.

"Cukup Daniel, aku tidak ingin lagi!"

Mata Dariel sontak melotot lebar. "Apa? Tidak-tidak! Aku ingin memiliki lima anak bahkan lebih!"

Kini bergantian Dara lah yang melotot tak habis pikir.

Hendak ingin menyahut tetapi Dara urungkan karena jika ia menyahut perdebatan ini tidak akan usai.

Alhasil Dara kembali melanjutkan langkah nya, menuruni tangga menuju dapur.

Dariel sendiri, pria itu kali ini tidak mengikuti Dara. Hanya menatap punggung kecil yang perlahan menghilang.

"Ada tugas baru untuk mu" Ucap Dariel pada seseorang di sebrang sana.

Handphone menempel di telinga nya, pria itu tengah menelpon seseorang dengan tatapan datar nya.

"Jong Bim, cari tahu tentang pria itu dan cari orang nya!" Titah Dariel.

**

***

"Mama, kemana Papa?" Tanya Daniel yang saat ini terlihat lesu dengan mainan nya.

"Papa sibuk sayang, dia sedang bekerja" Jawab Dara mengusap rambut putra nya.

"Huh.. Bekerja lagi.." Seru sedih Daniel.

Dara terdiam menatap kekecewaan putra nya. Memang sudah dua hari ini Dariel seperti nya sedang sibuk.

Terbukti saat sudah larut malam pria itu baru kembali dan gelap sekali sudah pergi.

Dan ya, seperti apa yang pria itu katakan. Ia tinggal di rumah Dara bahkan di kamar Dara.

Selalu tidur di samping Dara walaupun sisa kasur hanya sedikit pria itu selalu memaksa di posisi seperti itu setiap malam.

"Sudah jangan sedih, dua hari lagi Niel ulang tahun. Mau di rayakan atau tidak?" Tanya Dara mencoba mengalihkan kesedihan putra nya.

"Niel hanya ingin tiup lilin bersama Mama dan Papa" Jawab lemas Daniel, bocah itu berjalan dan memeluk leher sang Mama.

"Kenapa tidak di rayakan saja? Bukan kah Bin Jin dan Hana berjanji akan menemani Niel nanti?"

Daniel menggeleng, ia sedang sedih karena dua hari ini Papa nya kembali sibuk.

Melepaskan pelukan nya kemudian Daniel menatap wajah sang Mama.

"Apa Papa akan tetap bekerja di hari ulang tahun Niel, Ma?" Tanya bocah kecil itu.

Dara terdiam sejenak, Dariel tidak tau kapan Daniel berulang tahun. Apa ia harus berbicara pada pria itu?

"Mama.." Panggil lesu Daniel saat melihat keterdiaman Mama nya.

Dara pun tersenyum dan mencakup kedua pipi gembul putra nya itu.

"Kamu tenang saja oke, Papa akan bersama kita" Ucap Dara tersenyum lebar.

Walaupun ia tidak bisa memastikan tetapi melihat senyuman putra nya membuat Dara cukup merasa bahagia.

**

Entah pukul berapa, tetapi Dara kembali terbangun saat merasakan sebuah tangan yang melingkar di perut nya di iringi dengan deru napas hangat yang mengenai tengkuk nya.

"Kak.." Panggil pelan Dara.

Mendengar suara Dara sontak Dariel mengangkat kepala nya dan Dara pun berbalik.

"Kamu belum tidur?" Tanya kaget Dariel tentu dengan suara pelan.

Dara menggeleng samar bukan sebagai jawaban.

"Ada apa?" Tanya Dariel kembali merebahkan kepala nya.

Memaksa tubuh Dara agar menghadapnya dan pria itu berhasil.

"Besok Daniel ulang tahun, dia.." Dara menelan ucapan nya sendiri saat tiba-tiba Dariel mengecup bibir nya.

"Aku sudah mempersiapkan nya sayang" Ucap Dariel mengusap pipi Dara.

"A-apa?"

"Pesta ulang tahun untuk putra kita"

Dara tertegun, bagaimana Dariel bisa tau dan mempersiapkan pesta seperti yang pria itu katakan.

"Aku melewatkan dua tahun ulang tahun nya, tentu di tahun ini dan tahun berikut nya aku tidak akan melewatkan nya. Begitu pun dengan anak-anak kita yang lain nya"

Dariel mengusap perut rata Dara membuat wanita itu seketika tersadar.

"Tida--"

"Sttt.." Potong Dariel berdesis lirih. "Karena kamu terbangun, sekalian saja penuhi kewajiban mu sebagai istri, sayang" Bisik nya rendah.

...****************...

Terpopuler

Comments

s

s

mencium kedua pipi

2024-11-22

0

🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡

🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡

Kak Visual Daniel AI nya JK waktu bayi yaa 😋 aku ngebayangin nya sih gitu 😁

2024-03-17

1

🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡

🦋ꪖꪗꪖ𝕫 •*ᥫ᭡

Itu sih mau lo😒

2024-03-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!