Ting!
Ting!
Suara notifikasi dari handphone Dara membuat dua laki-laki yang sedang sibuk dengan makanan nya langsung menatap ke arah nya.
"Apa?" Tanya Dara menatap sekilas Dariel lalu putra nya.
Daniel menggeleng kemudian kembali memakan Pizza kesukaan nya, lain hal nya dengan Dariel yang menghentikan makan nya dan menatap pergerakan Dara.
Ting!
Lagi, suara notifikasi itu bunyi. Jelas itu adalah notifikasi pesan masuk yang artinya saat ini Dara tengah bertukar pesan dengan seseorang.
Menyadari ada sepasang mata yang menatap nya tajam Dara kembali menoleh, dan benar saja Dariel lah orang nya.
"Hmm" Dara berdehem pelan kemudian menaruh handphone nya.
Ting!
Ting!
"Shitt.." Dara mengumpat pelan dengan cepat kembali mengambil handphone nya untuk mengubah ke mode silent.
Hap!
Handphone nya dengan cepat berpindah tangan saat dan berada tepat di genggaman Dariel.
"Mau makan atau aku makan?" Tanya Dariel dingin.
Gleg..
Tidak menyahut Dara langsung mengambil makanan nya dan memakan nya.
Lain hal dengan Dariel yang kini melihat layar terkunci handphone Dara.
BimBim Tampan
'Baiklah aku percaya pada mu, cantik'
'Selamat malam, mimpi indah dan jangan lupa mimpikan aku^^'
Begitu lah kira-kira pesan yang di kirimkan oleh kontak bernama BimBim Tampan yang muncul di lock screen handphone Dara.
Prang!
Dara dan Daniel tersentak kaget di sana saat Dariel membanting handphone Dara begitu kuat hingga hancur.
Emosi pria itu sudah tidak bisa di tahan. Apalagi saat melihat nama kontak tersebut bersama dengan pesan nya.
"Kamu benar-benar selingkuh dari ku, hah?!!" Teriak emosi Dariel.
Mendengar teriakan itu Daniel ketakutan, dengan cepat ia memeluk sang Mama dan menyembunyikan wajah nya di sana.
Dara pun langsung membekap kedua telinga Daniel dengan mata yang menatap marah Dariel.
"Jangan berteriak di depan Daniel, sialan!" Umpat Dara tak kalah marah saat melihat putra nya ketakutan.
Dariel yang sedang emosi mendengar umpatan itu tentu semakin terbakar, tetapi begitu melihat putra nya ia langsung tersadar.
"Brengsek!" Dariel menendang sofa yang masih ada Dara dan Daniel di atas nya.
"Mama huaaa hikss..." Daniel langsung menangis di sana.
Bocah itu sangat ketakutan hingga tubuh nya bergetar.
Dara yang semakin sakit hati dan muak karena sikap Dariel pun lantas langsung menggendong putra nya, berniat untuk pergi.
"Keluar dari kamar ini. Aku buat lumpuh seumur hidup!" Ancam Dariel.
Sudah di bilang, Dariel berbahaya saat sedang cemburu. Bahkan pria itu pernah membakar sofa di rumah nya akibat salah satu teman laki-laki Dara datang berkunjung.
Dara diam di tempat nya, bahkan saat Dariel berdiri di hadapan nya menatap nya begitu tajam Dara masih diam.
"Mama hikss.." Daniel masih menangis ketakutan.
"Jika bukan karena Daniel, aku tidak sudi bertemu dengan mu" Ucap Dara dengan tatapan lurus nya.
Dariel melangkah mendekat masih dengan tatapan yang sama, kemudian menatap putra nya yang memeluk erat leher istri nya.
"Niel.." Panggil lembut Dariel menetralkan ekspresi nya.
Kepala Daniel menggeleng kuat. "Niel gak mau Papa huaa hikss.. Hikss.."
Sakit, tentu hati Dariel terasa sakit mendapat penolakan dari putra nya. Belum genap satu hari ia sudah kembali membuat kesalahan bahkan putra nya pun tidak menginginkan nya.
"Dengar sendiri?" Tanya Dara menatap dingin Dariel.
Dariel hanya diam membalas tatapan wanita itu sebelum kembali menyentuh tubuh putra nya.
"Huaaa Mama hikss.. Pulang hikss.." Raung Daniel mengamuk ketakutan.
"Putra mu yang meminta nya sendiri dan menjauh!" Dara mendorong tubuh Daniel lalu kembali melanjutkan langkah nya.
"Aku benar-benar akan melumpuhkan kaki mu, Dara"
Dara kembali berbalik menatap Dariel yang baru saja berbalik menatap balik ke arah nya.
"Kau tidak dengar, putra mu ingin pulang, putra mu tidak menginginkan mu, dan putra mu takut pada Papa monster seperti mu!"
Monster? Bukan kah kata itu terlalu kejam? Ah, tetapi Dariel benar-benar mirip seperti Monster jika sedang dibakar api cemburu nya!.
Dariel mendekat dengan tangan terkepal, kemudian langsung mengambil paksa Daniel dari gendongan Dara hingga anak kecil itu menangis kuat dan mengamuk.
"Hikss.. Mama hikss... Huaaa!!" Daniel mencoba lepas dari gendongan Dariel.
Menoleh ke arah sang Mama dan meminta untuk di gendong.
"Hei dengarkan Papa" Ucap lembut Dariel, mencoba kembali mengambil hati putra nya.
"Niel gak mau Papa hikss.. Mama HUAAA.."
Di saat Dara hendak kembali mengambil Daniel, tiba-tiba saja Dariel melangkah dan melewati nya.
"MAMA!!" Teriak Daniel takut. Wajah bocah itu sudah sangat memerah bersamaan dengan air mata nya yang terus menetes.
Dara pun ikut menangis melihat tangis ketakutan yang pertama kali ia lihat.
"Niel, lihatlah" Pinta lembut Dariel yang sudan menyingkap gorden.
Daniel masih mengamuk dan menggeleng kuat, tidak ingin di gendong dengan Dariel.
"Daniel dengarkan Papa.."
Dariel terus berusaha, berusaha membujuk dan menghentikan tangis putra nya. Terlebih lagi ia harus membuat putra nya kembali tidak bisa jauh dari nya, itu yang terpenting.
"Hikss.." Dara terisak dan terduduk di lantai, menyembunyikan wajah nya di lipatan tangan nya.
Situasi yang pernah ia bayangkan ternyata terjadi dan ini lebih menyakitkan dari apapun.
***
"Lalu?"
"Saya tidak tahu lagi bagaimana kelanjutan nya tuan, tetapi yang jelas saat di restoran tadi tuan Dariel terlihat begitu marah kemudian menarik nona Dara dan tuan kecil ke lift"
Anastasya meremat jemari nya, kenapa berita ini harus ia dengar di saat tadi siang ia mendengar bahwa Dariel dan Dara terlihat bahagia di Lotte World itu.
"Baiklah terus awasi kamar hotel mereka, terutama Daniel" Titah Luca pada seseorang di sebrang sana.
"Laksana kan tuan.."
Panggilan pun berakhir, informasi yang baru saja Luca dapatkan dari orang yang selama ini mengawasi Dara membuat nya menghela napas berat.
"Kenapa Dara dan pria itu bisa bertemu di sana? Kebetulan atau janjian?" Tanya Luca menggelengkan kepala nya tak habis pikir.
"Aku tidak yakin Dara membuat janji dengan Jong Bim-Jong Bim itu" Ucap Anastasya.
Luca menatap istri nya penuh pertanyaan.
"Secara Dara sedang bersama Dariel dan Dara tau seperti apa Dariel saat cemburu. Jadi tidak mungkin 'bukan?" Jelas Anastasya.
Luca kembali menghela napas nya. "Berarti mereka memang benar-benar tidak sengaja bertemu" Simpul nya.
Anastasya mengangguk setuju. "Jangan sampai Dariel kelepasan di depan cucu kita"
"Hah.. Anak itu entah menurun ke siapa" Hela Luca menggeleng pelan.
"Berkaca lah, sebesar apa kecemburuan mu pak tua" Celetuk Anastasya.
Luca melotot dan Anastasya yang baru saja menghina nya dengan santai nya pergi meninggalkan ruang tengah itu.
"Hati-hati sayang" Peringat Luca dengan nada sulit di artikan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
s
sukurin
2024-11-22
1
s
lebih ke obsesi posesif toxic ini mah
2024-11-22
1
Vanni Sr
thor judul sebelah si ivy sm gama ko d lupain sih hiks hiks huaaaa
2024-03-15
0