Hari pun berganti, Aku pun lansung bangun cepat karna akan dua kali mengukus kue sebab tak muat untuk sekali, Aku juga langsung memasak nasi dan juga menggoreng Ikan Asin serta memasak sayur, Setelah itu Adik Ku Dita dan Bagas kemudian ku bangunkan, sementara Farhan ku biarkan tetap tidur dan nantilah sekitar jam tujuh baru akan ku bangun kan. Dita dan Bagas pun langsung mandi dan sehabis itu makan. Setelah selesai makan mereka langsung berganti pakaian memakai seragam sekolah mereka dan akhirnya pergi ke sekolahnya.
Aku kemudian juga langsung mandi setelah itu ku bangunkan Adik ku Farhan agar segera mandi dan serapan, agar kami langsung bisa berjualan bersama, berkeliling dari kampung ke kampung.
"Dek, ayo bangun Dek sudah jam tujuh nih, nanti kesiangan kita"
"Iya"
Farhan pun langsung bangun dan bergegas pergi mandi, sehabis itu langsung makan. Kami berdua pun langsung berangkat untuk berjualan Kue, seperti biasa kunci juga ku simpan di bawah pot bunga dan sudah ku kasih tau sebelumnya ke Adik ku Bagas. Farhan pun menggendong bakul tempat kue jualan kami karna memang isinya lebih banyak dan berat, sementara Aku menenteng plastik yang berisi Kue juga yang tak muat di dalam bakul, dan juga menenteng bakul tempat Makanan kami dan air minum.
Aku berjalan di sebelah kiri jalan raya sementara Adik ku berjalan di sebelah kanan, kami pun menawarkan kue jualan kami dengan sedikit suara yang lebih kencang.
"Kue Kue, Kuenya Bu masih hangat"
Aku sangat berharap kue jualan kami hari ini laku semua, karna ini untuk pertama kali kami membawa kue sebanyak ini, yang biasanya hanya tujuh puluh lima bungkus, sekarang seratus dua puluh, kami ingin mendapat untung yang lumayan agar bisa membeli Sepatu baru buat Adik ku Farhan, karna memang sepatu sekolahnya sudah bolong di sekitaran depannya, jarinya sudah bisa kelihatan karna kaos kakinya juga sudah bolong.
"Kue Bu, masih hangat"
Adik ku Farhan juga berteriak untuk menawarkan kue jualan kami. Kemudian seorang Ibu Ibu memanggil Adik ku, Aku pun menunggunya sambil istirahat di sisi jalan.
"Kak, kue ku tadi di beli Ibu itu Sepuluh Kak"
"Alhamdulillah Dek, moga ada yang beli lagi ya biar jangan terlalu berat Adek gendongnya"
"Iya Kak"
Kembali kami menyusuri pinggiran jalan raya, sambil menawarkan kue kami.
"Kue Bu, Kue Kue"
Kemudian terlihat oleh ku ada beberapa Ibu Ibu sedang duduk di teras rumah, Aku pun memberanikan diri ke sana untuk menawarkan Kue jualan ku.
"Bu, Kue Bu masih hangat"
"Coba sini Ibu lihat"
Aku kemudian membuka plastik yang ku bawa, agar mereka dapat melihat kue jualan ku.
"Adek gak capet jualan sambil berjalan kaki pake tongkat kek gitu?
"Hehe... Capek sih Bu"
"Berapaan harganya Dek?
"Satunya Seribu Bu"
Si Ibu itu kemudian menawarkan ke Ibu Ibu yang lainnya yang bersama dengannya di teras rumah tersebut.
"Eh pada mau gak"
"Kalau di tawari gratis ya mau lah"
"Haha... Ya udah Dek, bikin Lima belas ya, Ibu ambil piring tempatnya dulu ke belakang"
"Alhamdulillah iya Bu"
Aku sangat senang karna Kue yang ku bawa ada yang beli, Sementara Adik ku Farhan menunggu ku di sebrang jalan. Kue itu pun langsung ku taro di piring yang di bawakan si Ibu, lalu dia membayarnya.
"Makasih bayak ya Bu, sudah beli kue Saya"
"Iya Dek iya"
Aku kemudian melangkah kan kaki ku dari situ, sambil menggotong plastik yang sekarang beratnya sedikit berkurang setelah si Ibu tadi membelinya sebanyak lima belas bungkus. Adik ku Farhan pun menanyakan ke Aku berapa yang di beli si Ibu itu.
"Kak, di beli berapa?
"Alhamdulillah Dek, di beli Lima belas"
"Wah jadi banyakan yang Kakak bawa yang laku, punya Farhan baru laku Sepuluh"
"Entar juga punya Adek pasti laku lagi kok"
"Hehe... Mudah mudahan ya Kak"
Kami kembali meneruskan langkah kaki kami sambil menawarkannya dengan bersuara sedikit lebih kencang.
"Kue nya Bu, masih hangat masih hangat, Kue kue"
"Kak minta air minum-nya dong, haus"
"Ya udah sini"
Adik ku Farhan pun menyebrang, dan langsung meneguk air minum minum yang ku kasih yang berada di botol Aqua besar yang setiap hari kami pakai.
"Sekarang sudah laku dua puluh lima ya Dek, mudah mudahan ada lagi yang beli di depan sana"
"Iya Kak, biar ringan bawanya"
"Kalau berat masukin saja ke sini sebagian Dek, ke bawaan Kakak"
"Gak usah lah!
"Ya udah kita terus jalan lagi yok"
"Iya Kak"
Kami pun meneruskan langkah kaki kami sambil menawarkan Kue yang kami bawa. Tiba tiba sebuah mobil truk pun berhenti di dekat ku dan membeli kue ku lima bungkus, dan sepertinya itu Sopir Truk yang perna juga membeli kue ku.
Tak terasa sekarang sudah sekitar jam dua belas siang, Aku dan Adik ku Farhan pun beristirahat di bawah pohon yang lumayan rindang.
"Dek, kita istirahat dulu sambil makan ya"
"Iya Kak, Farhan juga sudah lapar"
"Kue Adek udah laku berapa?
"Udah banyak Kak, tadi pas Farhan masuk ke gang yang di situ ada yang beli, Sudah laku empat puluhan Kak"
"Wah udah banyak ya"
"Punya Kakak udah laku berapa emang?
"Sama dek sudah banyak juga, ini tinggal dua belas lagi doang"
"Wah... Jagi Kakak jualnya"
"Hehe... Sama Kok Dek, ya udah nih bakul makan Adek"
"Iya"
Kami pun makan bersama di bawah pohon yang lumayan rindang itu, Makan Nasi dengan Ikan Asin dan juga sayur bayam yang sengaja tak ku satukan dengan Nasi kami, terpisah di dalam plastik kecil.
Setelah selesai makan, kami pun istirahat sebentar sambil ku pijitin kaki kiri ku yang memang sedikit pegal. Sekitar setengah jam kemudian kami kemudian melanjutkan berjualan menyusuri jalan raya arah ke Kota.
"Kuenya Bu, Kue Kue"
Jam pun terus berputar, dan Alhamdulillah sekitar jam Lima sore lewat, Kue jualan kami pun sudah habis tak tersisa satu pun. Aku dan Adik ku Farhan langsung pulang ke rumah dengan hati yang penuh kegembiraan, rasa capek seakan tak ada kami rasakan karna Semua kue kami sudah laku semuannya.
"Kak, mudah mudahan besok laku seperti hari ini ya Kak"
"Insyaallah Dek"
"Iya Kak, biar ada uang buat beli sepatu Farhan"
"Amin"
Aku dan Adik ku Farhan pun mempercepat langkah kaki kami pulang ke rumah, karna sesampai di rumah nanti masih sangat banyak yang harus di kerjakan. Farhan sendiri harus mengisi air di dalam Drum penampungan, sementara Aku harus menyiapkan adonan kue agar besok subuh tinggal di kukus saja. Untuk makan malam kami sendiri memang Aku tak perlu lagi memasak, karna tadi subuh sudah ku masak nasi yang banyak dan juga ikan asun ku goreng untuk kami sampai malam, memang sih kami jadi makan yang dingin, tapi mau gimana lagi, harus begitu biar bisa terbagi waktu kami. Adik ku Dita soalnya belum bisa memasak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments