Dewasa Sebelum Waktunya Part 2

 Jam pun terus berputar, Adik Ku Farhan dan Dita juga sudah sampai di rumah, setelah berganti pakaian sekolahnya mereka kemudian langsung makan.

"Kak, ini kok ada ikan goreng Kak?

"Iya Dek, tadi di pasar Kakak di kasih sama Ibu langganan kita itu"

"Wah enak nih makan ikan goreng"

"Ya udah makan lah, oh iya Dek Farhan, nanti ambil daun pisang ya"

"Iya Kak"

"Kak, Kaos Kutang Dita itu di beli gak?

"Ada, Kakak beli ada di kamar"

"Oh.. Makasih ya Kak"

"Iya iya, oh iya Dek Farhan, di situ juga ada Baju Kaos Kakak beli buat kamu"

"Baju kaos? Benaran Kak?

"Iya"

"Ah mau lihat ah"

"Makan dulu nasinya, entar saja lihatnya"

"Hehe iya Kak"

Mereka pun melanjutkan makan siangnya, dan juga menikmati es cendol yang ku beli dari pasar untuk Adik Adik ku itu. Sehabis itu langsung mencoba pakaian dan Kaos yang Aku belikan buat mereka, wajah mereka sangat senang akan itu.

Jam pun terus berputar, Adik ku Farhan juga sudah mengambil duan pisang untuk pembungkus kue jualan ku, sekarang dia juga langsung mengerjakan pekerjaan setiap harinya mengambil air dari sungai untuk mengisi Drum penampungan air yang ada di belakang rumah, memang sih di bulan ini hujan sama sekali gak turun, hanya pas Pemakaman alm Ibu ku saja hujannya turun dan itu juga hanya sebentar. Sementara Adik ku Dita membantu ku menyiapkan kue jualan ku agar besok subuh tinggal di Kukus saja. Aku juga sudah memasak Sisa ikan nila yang di berikan oleh Ibu yang punya Toko tempat ku membeli bahan bahan kue langganan kami.

Pas kami masih di dapur, tiba tiba ada yang memanggil manggil ku dari depan rumah

"Dek Nisa, Dek"

Aku pun langsung ke depan rumah dan ternyata yang manggil Aku adalah Ibu Ningsih tetangga rumah kami.

"Eh Iby, iya Bu ada apa"

"Dek, ini Dek tagihan listrik kita untuk bulan ini"

"Oh iya berapa Bu?

"Tujuh belas ribu Dek Nisa, ada uangnya kan?

"Hehe.. Ada kok Bu, sebentar ya Bu Nisa ambil dulu"

Aku kemudian langsung ke kamar untuk mengambil uang dari bawah kasur, karna memang di situlah Aku menyimpan uang kami.

"Ini Bu uangnya"

"Oh iya Dek, lagi masak ya?

"Hehe iya Bu"

"Ya udah Ibu pergi ya"

"Iya Bu, makasih Bu"

"Iya Dek Nisa"

Memang sih kami menyambung kabel listrik daei rumah Bu Ningsih, dan itu sudah lama, sejak Ayah ku masih ada. Jadi setiap bulan kami akan membayar ke Bu Ningsih biaya listrik di rumah kami.

Hari pun semakin sore. Aku kemudian menyuruh Adik ku Dita untuk mencari Bagas, dan sepertinya Bagas keasikan bermain hingga lupa akan janjinya kalau sudah sore akan langsung pulang ke rumah sebelum di caru cari Kakak-nya Dita. Pas Dita mau pergi mencarinya, tau tau Adik ku Bagas pun nongol sambil senyum.

"Eh, kirain Dek Bagas lupa pulang, padahal Kakaknya sudah mau cariin"

"Hehe.. Gak kok Kak"

"Ya udah sana mandi deh sama Kak Dita, biar nanti kita makan, Kakak masakin Ikan nila lagi loh Dek"

"Benaran Kak? Asik makan ikan Nila lagi"

"Ya udah sana mandi bareng Kakak-nya"

"Iya Kak"

Mereka berdua pun langsung mandi bersama, sementara Adik ku Farhan sudah mandi lebih dulu, dia mandi di Sungai setelah selesai memenuhi air di dalam Drum penampungan yang ada di belakang rumah.

Kami ber empat kemudian makan bersama, Aku sendiri memberi Ikan Nila yang ku masak dengan kuah kuning itu ke mereka satu satu, karna memang hanya tersisa tiga saja, sementara Aku hanya mengambil kuahnya dan makan di temani ikan Asin yang tadi pagi Aku goreng.

"Kakak kok gak makan Ikan Nila-nya? Kakak gak suka ya?

"Udah makan saja Dek Bagas, Kakak makan pake ini saja, tambahin nasinya Dek"

"Iya Kak, enak bangat, kapan kapan makan ginian lagi ya Kak"

"Iya Dek, doain saja Kue jualan Kakak selalu habis terjual"

"Iya Kak, biar kita banyak uang ya"

"Iya Adik ku Ganteng"

Tiba tiba Adik ku Dita pun nyeletuk dan mengatakan.

"Idih ganteng dari mana, tuh udah mandi juga ingus nomor Sebelasnya turun naik"

"Hus kamu itu!

Adik ku Bagas pun langsung cemberut, dan menatap tajam Kakak-nya Dita, Kami ber tiga pun jadi ketawa karna itu, ketawa melihat wajah Adik ku Bagas yang mencoba terlihat menyeramkan tapi justru malah terlihat lucu.

Malam ini pun kami makan dengan lahapnya, Aku sendiri juga sama walau hanya dengan Kuah Ikan Nila bersama Ikan Asin yang menjadi teman nasi ku, Kami ber empat nambah hingga Nasi yang ada di Priuk pun habis tak tersisa. Aku juga kembali mengingatkan Adik ku Bagas agar jangan teledor seperti kemarin, agar dia mengunci pintu rumah kalau mau bermain bersama teman temannya sepulang dari sekolah. Bagas pun mengiyakannya dan berjanji tak akan lupa untuk mengunci pintu rumah.

Setelah itu Adik Adik ku pun mengerjakan PR sekolah mereka, Aku sendiri menemani Adik ku Bagas belajar, membimbingnya mengerjakan PR Sekolahnya. Setelah itu kami pun pergi tidur.

Hari pun sudah berganti, Aku langsung bangun dan mengukus Kue jualan ku dan memasak untuk Serapan pagi Adik Adik ku, mereka pun sudah bangun dan mandi bergantian, lalu langsung Serapan bersama. Setelah itu memakai seragam sekolahnya dan berangkat ke sekolah, tak lupa uang jajan mereka pun ku kasih masing masing Seribu Lima ratus per orang.

Aku kemudian langsung mandi setelah Adik Adik ku sudah pergi ke sekolahnya, lalu langsung bersiap pergi membawa bakul tempat jualan Kue ku. Ku langkah kan kaki ku ke arah jalan raya sambil ku jajakan kue jualan ku.

"Kue, Kue"

Kue jualan ku pun ada yang beli sebelum Aku sampai di jalan raya, jalan yang si lalui oleh Angkot. Kembali ku teruskan langkah kaki ku sambil menawarkan Kue jualan ku dengan suara yang sedikit kencang

"Kue, Kue, Kue-nya Bu, masih hangat"

Tak terasa akhirnya Aku sampai di tempat langganan ku, di tempat Si Bapak yang sedang membangun rumah. Aku pun langsung mengasih Kue yang sudah di pesannya ke salah seoarang tukang-nya. Setelah itu ku lanjutkan kembali langkah kaki ku menawarkan dagangan ku.

Sekarang sudah sekitar jam enam sore kurang, Kue jualan ku pun sudah habis tak tersisa, rasa capek dan juga pegal di kaki dan tangan ku yang memegang tongkat ku untuk menopang tubuh ku seakan tak ku rasakan, karna dagangan ku sudah sudah habis tak tersisa satu pun.

Aku pun langsung pulang ke rumah, dan benar saja, Adik ku Bagas menepati janjinya. Aku kemudian langsung mandi dan Makan lalu beristirahat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!