Ayah ku Seorang yang sangat penyayang, Aku dan Adik Adik ku sangat di Sayangi oleh alm Ayah ku. Oh ya Nama alm Ayah ku Yanto, orang orang sering memanggilnya Pak Anto. Ayah ku sendiri dulu semasa hidupnya bekerja sebagai Sopir truk, dan baru pulang ke rumah Sekali dalam seminggu. Setiap Ayah dulu pulang dari tempat kerjanya, pastilah akan selalu membawa oleh oleh buat kami berempat Anak Anak-nya.
Dulu pernah seingat ku, Ayah juga mengajak kami ke Kota, waktu itu umur ku masih Sepuluh tahun, Aku saat itu masih sekolah masih SD, saat itu memang di Kota Kecamatan sedang ada Pasar Malam, kami pun beramai ramai pergi ke sana bersama juga denga warga dusun yang lainnya. Saat itu memang Ayah membawa Mobil truknya ke Kampung, jadi banyak orang yang bisa ikut jadinya dengan naik ke dalam bak truk tersebut.
Aku dan Adik Adik ku pun bermain Permainan yang ada di pasar malam itu, bermain Komedi Putar dan permainan yang lainnya, bukan hanya itu, kami juga di belikan Ayah baju di situ dan juga mainan buat Adik ku Farhan, Dita dan tentu si bungsu kami Bagas.
Ayah memang tak pernah pelit kalau punya uang, kadang alm Ibu ku lah yang memarahi Ayah karna terlalu memanjakan kami berempat, terlalu menuruti apa yang kami minta. Saat Ayah masih ada, hidup kami juga masih enak, sebab Ayah mampu memenuhi semua kebutuhan kami, menyekolahkan ku, memberi uang jajan yang banyak untuk kami setiap Ayah sudah pulang ke rumah dari tempat kerjanya yang jauh.
Aku sendiri merasa Kalau Aku lah Anak kesayangan Ayah ku, karna Ayah sangat memanjakan ku, entahlah apa karna Aku Cacat atau bagaimana hanya Ayah lah yang tau.
Tapi semua itu telah berakhir, kebahagiaan yang kami rasakan pun hilang seketika ketika di malam hari sekitar jam Sepuluh malam Sebuah Mobil Ambulan datang ke Dusun kami yang membuat warga warga ketakutan dan bertanya tanya akan sosok Jenazah siapa yang ada di dalam Mobil Ambulan itu, termasuk kami juga sama sekali tak tau, Saat itu Aku dan Ibu pun terbangun dan keluar dari dalam rumah karna mendengar Sirene menakutkan dari Ambulan itu. Keingintahuan kami untuk tau berhenti di rumah siapa Ambulan itu membuat Aku dan Ibu ku mematung di depan pintu.
Tapi mimpi buruk pun yang tak kami harap kan dan sama sekali tak menduganya membuat Aku dan Ibu gelisah dan kawatir, karna mobil Ambulan itu justru mengarah ke rumah kami, dan akhirnya berhenti di jalan di depan rumah, warga warga pun mulai berdatangan untuk melihat Jenazah siapa sebenarnya yang di bawa oleh Ambulan tersebut. Ibu ku pun mematung tak bergerak, Aku sendiri langsung mendekat ke Mobil Ambulan yang berhenti itu.
Kemudian seseorang keluar dari pintu depan Ambulan tersebut, pintu di samping Sopir, dan ternyata yang keluar itu adalah orang yang ku kenal, orang yang sudah beberapa kali datang ke rumah kami ini, dia adalah Pak Burhan teman sesama Supir dengan Ayah ku.
Pak Burhan pun langsung memeluk ku, dan dia menangis, kemudian dia melangkah mendekat ke Ibu ku.
Aku pun langsung menangis histeris saat ku lihat ternyata Ayah ku sudah terbaring kaku di dalam mobil Ambulan itu, warga warga pun mengangkat Jenazah Ayah ke dalam rumah, sementara Ibu ku Pingsan setelah Pak Burhan mengatakan sesuatu yang sama sekali tak ku dengar.
Warga Dusun pun semakin ramai berdatangan ke rumah kami, Semua orang pun mulai repot ada yang mengambil tikar dari rumahnya ada yang sibuk mengeser geser yang ada di ruang depan rumah ku. Jenazah Ayah kemudian di baringkan di atas tikar.
Kemudian Adik ku Farhan, Dita dan Bagas pun bangun, mereka mungkin mendengar suara banyak orang di dalam rumah kami, dan juga mendengar tangisan ku. Farhan dan Dita pun langsung menangis histeris seperti ku, sementara Adik Ku Bagas terlihat seakan sulit percaya akan apa yang di lihatnya, saat itu memang Adik ku itu masih sangat kecil, masih umur Dua tahun lebih.
Ibu ku pun akhirnya Siuman, dan Ibu langsung memeluk Jenazah Ayah dan menangis sejadi jadinya. Besoknya Ayah pun di Makam kan di pemakaman Umum yang ada di Dusun kami ini.
Ayah ku meninggal karna tabrak lari, itu lah yang di katakan oleh Pak Burhan teman alm Ayah ku itu. Banyak hal yang tak bisa ku lupakan dari alm Ayah ku, kenangan kenangan Indah yang tak akan terulang kembali.
Setelah Ayah ku meninggal, Ibu ku pun harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan kami berempat, Ibu seakan tak kenal lelah untuk memenuhi semua kebutuhan kami, karna saat itu hanya Ibu lah yang menjadi tulang punggung setelah Ayah wafat. Sebenarnya Ibu ku juga sudah sakit sakitan, karna dulu alm Ayah pernah membawa Ibu memeriksa kesehatan Ibu ke rumah sakit di Kota, dan ternyata Ibu terkena kanker rahim. alm Ayah ku pun berjuang tak kenal lelah untuk mengumpulkan uang agar Ibu bisa dia bawa ke Kota besar untuk berobat, tapi itu semua tak kesampaian, karna Ayah justru pergi menghadap sang pencipta terlebih dulu.
Ibu ku pun seakan tak punya penyakit setelah Ayah meninggal, Ibu ku melawan sakit yang di deritanya, Ibu tak pernah lagi memeriksa kondisinya walau perlahan rambut Ibu semakin hari semakin habis, rontok sedikit demi sedikit. Ibu juga bersusah paya menyekolahkan ku sampai Aku lulus SD dan juga Adik Adik ku. Hingga Akhirnya Aku pun menyerah tak meneruskan sekolah ku ke tingkat SMP karna ingin membantu Ibu mencari uang, membantu Ibu ku menyiapkan Kue jualannya. Setiap harinya Ibu harus berjualan Kue keliling dari kampung ke kampung, panas terik matahari tak dia rasakan, hujan deras juga tak menghalangi langkah kaki Ibu untuk berjualan Kue demi kami Anak Anak-nya. Hingga Akhirnya Ibu ku pun meninggal setelah sekian tahun menahan sakit yang di deritanya dan tak pernah mengeluh atau pun berputus asa. Tapi takdir Tuhan telah menentukan, Ibu ku pun harus pergi untuk selama lamanya menemani alm Ayah ku yang sudah lebih dulu menghadap sang Pencipta.
Aku pun Akhirnya tertidur setelah mengingat kembali akan kedua orang tua ku, sambil ku peluk tubuh Adik ku Bagas, berharap Aku bisa memimpikan kedua orang tua ku yang sangat ku sayangi itu, Perkataan Adik ku Bagas lah yang membuat ku teringat kembali akan alm Ayah dan Ibu ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments