Menjadi Dewasa Sebelum Waktunya Part 1

  Tak terasa hari pun sudah berganti, Aku langsung bangun dan menyiapkan Serapan pagi untuk Adik Adik ku. Sekitar jam Enam pagi mereka kemudian ku bangun kan.

"Dek, ayo bangun, udah jam Enam nih"

"Hem... Iya"

"Ayo bangun ayo, pada mandi sana"

"Iya"

Mereka bertiga pun langsung bangun, tempat tidur juga langsung ku rapikan. Setelah mereka selesai mandi bergantian, Adik Adik ku itu juga langsung makan lalu berganti pakaian memakai seragam sekolah mereka.

Tak terasa sekarang sudah jam tujuh pagi kurang, mereka juga langsung berangkat ke Sekolah dengan berjalan kaki bersama sama dengan Anak Anak kampung yang lainnya, Sebelum mereka pergi Aku tak lupa memeberi uang jajan mereka seribu rupiah masing masing.

Aku kemudian langsung mandi dan juga serapan pagi, karna Aku juga akan langsung pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan untuk bahan bahan Kue untuk ku jual besok. Pintu rumah pun langsung ku kunci, Kemudian ku langkahkan kaki ku dengan di bantu oleh tongkat kayu ku berjalan ke arah jalan raya untuk menunggu Angkot. Pas Aku berjalan, Ibu Ibu tetangga pun menyapa ku, menanyai ku mau kemana.

"Mau ke mana Dek Nisa?

"Mau ke Pasar Bu"

"Ke Pasar mau beli apa?

"Mau belanja buat bahan bahan Kue Bu"

"Oh... Dek Nisa mau jualan kue seperti alm Ibu mu?

"Iya Bu"

"Iya iya, hati hati ya Dek Nisa"

"Iya Bu"

Kembali ku langkahkan kaki ku dan akhirnya sampai juga di jalan raya, keringat pun mulai membasahi wajah ku karna memang jarak dari rumah ke jalan raya juga lumayan jauh, sekitar empat ratus meteran lebih. Aku kemudian berdiri di pinggir jalan untuk menunggu datangnya angkot yang lewat.

Sekitar Lima belas menit kemudian, Angkot pun datang, Aku langsung menghentikannya dan menaikinya sambil di bantu seseorang penumpang yang ada di dalam Angkot itu. Sekitar hampir satu jam akhirnya sampai juga di pasar tujuan ku, Aku kemudian melangkahkan kaki ku ke dalam pasar, ku coba mengingat ngingat toko tempat di mana dulu Aku pernah bersama dengan alm Ibu ku berbelanja segala bahan bahan kue, memang sih sudah cukup lama terakhir kali Aku ke pasar ini, jadi ya wajar rada lupa dengan toko tempat langganan Ibu ku itu.

Aku pun mencoba mengingat ingatnya, lalu terlihat oleh ku sebuah toko yang Aku yakin pernah datangi bersama dengan alm Ibu ku. Si Ibu penjaga toko kemudian menyapa ku.

"Mau beli apa Dek?

"Mau beli tepung Bu, gula pasir sama gula merah" (Ucap ku sambil membaca catatan belanja yang semalam sudah di tulis oleh Adik ku Farhan)

"Eh.. Adek Anak-nya Bu Halimah ya?

"Iya Bu"

"Oh... Tumben Adek sendiri yang belanja, Ibu memang kemana? dan kok sudah lama gak datang belanja ke sini?

"Ibu sudah Meninggal Bu"

"Ah kamu! Sembarangan saja ngomongnya"

"Iya Bu, Ibu ku sudah Meninggal, ini sudah Sembilan hari"

"Yang benar kamu Dek? Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, Ibu gak tau Dek, turut berduka ya Dek, yang tabah ya"

"Iya Bu, makasih"

"Terus sekarang Adek yang mau gantiin alm Bu Halimah berjualan kue?

"Iya Bu"

Barang belanjaan ku pun sudah di siapkan semua oleh Karyawan-nya, Aku kemudian langsung membayar agar bisa segera pulang keburu Adik ku Bagas pulang dari Sekolah-nya.

Pas Aku akan melangkahkan kaki ku keluar dari toko tersebut, Si Ibu yang punya Toko kemudian menyelipkan sesuatu ke dalam Kantong baju ku, dan mengatakan.

"Maaf ya Dek, Ibu sama sekali gak tau, kalau Ibu tau pasti akan datang waktu itu melayat, Ini uang duka dari Ibu"

"Iya Bu, gak apa apa, Makasih Bu"

"Iya Dek, hati hati ya"

"Iya Bu"

Aku pun langsung ke terminal untuk mencari Angkot pulang, segala keperluan untuk membuat Kur sudah ku beli, dan ini bisa untuk keperluan beberapa kali membuat Kue jualan ku.

Akhirnya Aku pun sampai di rumah, dan sekarang masih sekitar jam Sepuluh pagi, Adik ku Bagas juga belum pulang dari sekolahnya. Segera ku bereskan belanjaan ku itu, menyimpannya. Aku pun teringat akan apa yang tadi di selipkan oleh si Ibu pemilik Toko ke kantong baju ku, kemudian ku ambil dan ternyata sebuah Amplop, Amplop itu kemudian ku buka dan di dalam ada uang Dua ratus ribu. Aku benar benar berterimakasih terhadap Ibu pemilik Toko langganan kami itu, tak ku sangka kalau dia memberi sebanyak itu, bahkan lebih banyak dari pada yang di beri oleh Saudara saudara alm Ibu ku yaitu Paman dan Tante ku.

Jam pun terus berputar, Adik ku Bagas juga sudah pulang dari sekolahnya, dia juga sudah makan dan langsung pergi bermain bersama dengan teman teman-nya, tak berselang lama, Farhan dan Dita juga demikian, mereka sudah pulang dari sekolah dan juga sudah makan. Aku kemudian bercerita ke mereka mengenai uang pemberian dari Ibu langganan kami itu.

"Dek, tadi kan Kakak pas belanja di Toko langganan Ibu, Kakak di kasih Amplop Dek, isinya uang Dua ratus ribu"

"Benaran Kak? Wah baik bangat ya"

"Iya Dek, bersyukur bangat ya Dek, Sekarang Kakak jadi pegang uang Tujuh ratus lebih"

"Kak, bisa dong ya beliin Dita Kaos Kutang, Kaos punya Dita kan gak ada, teman teman Dita sudah pada punya kok"

"Apaan si lu Dit! Susu mu juga masih kecil kok, pake Kaos kutang segala" (Ucap Adek Ku Farhan)

"Han! Ngomong apa sih kamu, gak boleh gitu tau, Iya Dit nanti Kakak beliin kalau Ke Pasar lagi belanja bahan bahan kue"

"Benaran ya Kak Nis, hehehe... Kacian deh lu Bang Farhan, hahaha..."

"Udah udah! itu nanti Dita bantu Kakak potong potong in daun pisang ya, Kakak sudah jemur tadi, sudah layu itu sekarang"

"Iya Kak, besok Kakak jualan kemana emang"

"Ya ke mana aja Dek, yang penting jualan Kakak habis, Piring kotornya langsung di cuci Dit, biar gak numpuk"

"Iya Kak"

Sekarang Si Dita pun mulai membantu ku memotong kecil kecil daun pisang yang kemarin di ambil oleh Adik ku Farhan, Daun pisang ini akan kami pakai untuk membungkus Kue jualan ku. Sementara Farhan mulai mengambil air dari sungai untuk mengisi Drum penampungan air yang ada di belakang rumah, itu memang sudah pekerjaan dia setiap hari sejak Ibu ku juga masih ada.

Tak terasa sekarang sudah Sore, Aku juga sudah Memasak buat makan malam kami, Adik Adik ku juga sudah pada mandi, pekerjaan ku tinggal menyiapkan adonan ku dan juga membungkusi yang lainnya dengan daun pisang yang sudah kami potong kecil kecil agar besok subuh bisa langsung ku Kukus. Farhan dan Dita pun membantu ku mengerjakannya, hal ini memang sudah terbiasa kami kerjakan juga bersama saat Ibu masih ada, Aku memang sudah paham semua proses pembuatannya sampai besok subuh juga mengukusnya.

Aku kemudian Mengatakan ke Adik ku Bagas agar besok dia saat pulang Sekolah langsung makan, karna ini untuk pertama kalinya nanti saat dia pulang dari sekolahnya tak mendapati ku berada di rumah.

"Dek Bagas, besok kan Kakak akan jualan, Dek Bagas ambil kunci di bawah pot bunga yang dekat pintu ya, Kakak akan simpan di situ, trus langsung ganti seragam sekolahnya dan makan, kalau Dek Bagas mau main jangan lupa pintu rumah di kunci lagi dan kuncinya di simpan di bawah pot bunga biar nanti kalau Kak Dita sama Bang Farhan-nya sudah pulang sekolah ngambil kunci dari situ"

"Iya"

"Dek Bagas paham kan maksut Kakak"

"Iya ah! Bagas paham kok"

"Dengarin tuh Dek Bagas, jangan iya iya saja" (Ucap Dita)

"Iya ah! Berisik bangat sih" (Sambil Bagas memainkan mobil mobilan-nya)

"Jangan lupa langsung makan ya Dek sepulang sekolah"

"Iya" (Ucap Adik Ku Bagas sedikit Kesal)

Pekerjaan Kami pun akhirnya selesai juga, besok subuh Aku tinggal mengukusnya saja, Kami berempat kemudian makan malam dan setelah itu mereka belajar, mengerjakan PR Sekolah masing masing, kemudian sekitar jam Sebilan malam kami pun tidur bersama di dalam kamar, sekarang tak ada lagi rasa takut dari Adik Adik ku itu tidur di dalam kamar setelah kemarin malam kami tidur di situ.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!