Jodoh Wasiat-18

Rapat wali murid telah usai, Galih, Reza, dan Rezi berjalan keluar dari ruangan rapat dengan perasaan lega. Begitu pintu terbuka, mereka dikejutkan dengan kehadiran Aisyah yang tengah menanti di luar.

Aisyah, yang baru saja datang setelah meeting di kantor selesai, dan langsung menyusul Galih ke sekolah Reza dan Rezi. Saat melihat Galih, Aisyah terkejut bukan kepalang. Penampilan Galih sangat mirip dengan almarhum suaminya yang telah meninggal. Rasa kehilangan itu kembali menyerang Aisyah. Tangannya terkepal erat, menahan untuk tidak berkata kasar pada Galih.

Aisyah mencoba mengalihkan perhatian dari penampilan Galih yang begitu mengusik hatinya. Tiba-tiba, Aisyah merasakan ada tendangan dari dalam perutnya. Inilah pertanda bahwa bayinya yang masih dalam kandungan mulai bereaksi. Aisyah menarik napas dalam-dalam, mencoba meredam amarahnya sambil mengusap pelan perutnya lembut. Dia tersenyum tipis, mencoba meyakinkan diri bahwa bayinya menyukai kehadiran Galih di sana.

Galih, yang melihat Aisyah mengepal tangannya dan menahan rasa marah, langsung menatap Aisyah dengan tatapan bingung dan khawatir. Reza dan Rezi ikut merasakan suasana yang tegang tersebut, mereka saling berpandangan, lalu memilih untuk menjauh sejenak agar Aisyah dan Galih bisa berbicara empat mata.

"Ada apa, Aisyah? Apa yang salah? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Galih dengan wajah cemas. Aisyah menelan ludah, mencoba menenangkan diri, dan menjawab.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya terkejut melihat penampilanmu yang begitu mirip dengan suamiku. Tapi, jangan khawatir, kali ini aku akan bersikap baik padamu." Galih mengangguk, memahami perasaan Aisyah.

'Aku juga bakal jadi suamimu, Aisyah.'Galih berkata dalam hati, menatap Aisyah yang terus menerus mencoba tenang dan Aisyah berlalu pergi mencari tempat duduk agar keadaannya kembali membaik.

Aisyah benar-benar tak bisa menyangkal jika bayi dalam kandungannya sangat menyukai penampilan baru Galih itu, sehingga Aisyah mengurungkan niatnya untuk memarahi Galih kali ini. Demi kesenangan calon baby-nya.

Aisyah tersenyum mengusap pelan perut buncitnya. Usia kehamilannya sudah lima bulan tetapi baru kali ini Aisyah melihat respon sang bayi begitu kuat kepada Galih.

"Kamu belum lahir saja sudah sangat menyukai, Pamanmu. Bagaimana jika kamu lahir? Jangan sampai merepotkan aku harus berurusan dengannya. Apa jangan-jangan kamu sangat merindukan Daddy, Lucas. Sayang?"Aisyah berkata dengan egois kepada calon bayi yang ada dalam kandungannya. Dari jauh, Galih memperhatikan gerak bibir Aisyah dan pria ini sedikit paham. Tetapi, dia senang setidaknya calon keponakan barunya menyukai hal itu dan hari ini Galih telah membuat rindu semua orang terobati walau hanya bayangan Lucas saja yang hidup dalam diri Galih.

Di tempat parkiran yang cukup luas, Galih berdiri dengan tenang bersama kedua ponakannya yang sudah tidak sabar ingin pulang. Namun, Galih memilih untuk menunggu Aisyah terlebih dahulu di depan mobil mereka. Mata Galih terus memandang ke arah pintu gedung, mencari sosok Aisyah yang belum muncul. Akhirnya, Aisyah terlihat berjalan menuju tempat parkiran dengan langkah pasti. Begitu melihat Aisyah, Galih merasa lega dan senyumnya merekah. Namun, begitu Aisyah mendekat, tiba-tiba dia menarik tangan Galih dengan keras dan langsung memarahi pria itu.

"Apa-apaan sih kamu, Galih? Berlagak jadi Daddy mereka!" ujar Aisyah dengan nada tinggi, menunjuk ke arah kedua anaknya yang terkejut. Galih terkejut dan bingung, belum sempat menjawab, Aisyah kembali memarahi pria itu.

"Aku tidak suka kamu mengubah penampilan seperti ini. Kamu tahu, penampilanmu sekarang sangat mirip dengan almarhum suamiku, Lucas!" Wajah Galih berubah pucat, dia tidak menyangka Aisyah akan marah seperti ini.

"Kamu jangan pernah berpikir bisa menggantikan posisi Lucas di hati kami. Kamu hanya iparku, bukan suamiku atau Daddy dari anak-anak ini!" Galih tercengang mendengar ucapan Aisyah. Dia menatap wanita itu dengan raut wajah yang memerah serta tangan yang terkepal. Galih tak menyangka Aisyah kembali memarahinya di depan kedua ponakannya.

"Apa yang kamu katakan? Bukankah, kamu setuju dan mengizinkan mereka memanggil aku Daddy-nya? Tetapi, kenapa kamu begitu marah, Aisyah?"tanya Galih dengan suara pelan agar tak membuat dua bocah itu semakin takut.

"Kamu terus berlagak seolah-olah kamu yang paling penting dalam hidup kami. Kamu bersikap seolah-olah kamu yang paling mengerti dengan perasaan ku dan anakku. Kamu tidak pernah bertanya apa aku baik-baik saja dengan hal itu?!"pekik Aisyah di akhir ucapannya.

"Cukup, Aisyah! Apa kamu pernah bertanya apa aku mau seperti ini? Apa aku senang terus menerus berdebat dan selalu disalahkan olehmu? Tidak Aisyah! Aku juga merasa sedih ketika Kak Lucas pergi untuk selamanya. Tetapi, dua anak ini tidak bersalah. Biarkan mereka hidup dengan kesenangan mereka sendiri. Cukup!"Galih kembali menghentikan ucapan Aisyah ketika wanita itu ingin menyela ucapannya. Aisyah menatap nanar ke arah Galih dengan raut wajah yang memerah. Bukan hanya Aisyah, Galih sendiri merasa lelah dan capek terus menerus berdebat dengan Aisyah perkara masalah yang sama.

"Kita pulang!"Aisyah menarik kedua tangan anaknya dan membawa mereka ke mobil.

"Daddy! Daddy!"pekik Rezi dengan keras tetapi Aisyah mengabaikannya.

"Bunda, kami mau sama Daddy!"rengek Rezi ketika mereka telah sampai di dalam mobil.

"Diam! Berhenti memanggil Om Galih dengan sebutan Daddy. Dia bukan Daddy kalian!"

Dua bocah itu terkejut mendengar ucapan Aisyah yang meninggi. Lalu, menundukkan pandangannya dengan penuh kekecewaan. Aisyah menghela napas, dan kembali membenarkan posisi kemudinya.

"Kita pulang. Bunda minta maaf, Bunda nggak bermaksud memarahi kalian,"ucap Aisyah dengan suara yang rendah kemudian menyalakan mesin mobil dan pergi meninggalkan tempat itu. Galih yang masih berdiri di depan mobil menatap kepergian Aisyah dengan kedua anaknya tanpa melakukan apapun. Galih merasa sedih ketika melihat dua keponakan yang memberontak ingin bersama dengannya. Bagaimana bisa Galih meninggalkan mereka sedangkan Reza dan Rezi sangat menyayangi Galih, begitu juga dengan Galih.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

next

2024-05-02

1

Yatinah

Yatinah

bikin aisya menyesal krna sikapnya kpd galih kak author kasih galih yg selaiu di rendahkan

2024-04-17

2

wonder mom

wonder mom

baru x n perempuan bon mak bin jendes ditinggal meninggoy pak sunya sejahat iblis sm anak2nya.

2024-03-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!