Malam itu, langit begitu indah dengan bintang-bintang yang bersinar terang. Charlie, asisten yang sangat setia, datang menjemput Aisyah di rumahnya untuk menghadiri acara perjamuan antar perusahaan.
Aisyah keluar dari rumahnya dengan gaun yang anggun, menawan, dan mempesona. Memakai hijab yang senada semakin membuatnya terlihat sempurna, membuat wajahnya terlihat semakin cantik.
Sementara itu, Galih duduk di taman samping rumah, menatap langit yang indah pada malam tersebut. Mata Galih terpaku saat melihat Aisyah bersama Charlie. Hatinya berdebar kencang, tetapi seketika itu juga, Galih tersadar bahwa Aisyah bukanlah wanita yang harus dicintainya. Aisyah telah menggarisi jarak yang begitu jauh dengan Galih, sebuah batas yang tidak seharusnya Galih coba lewati.
Dalam diam, Galih merasakan perasaan campur aduk di hatinya. Ada kebahagiaan melihat Aisyah begitu cantik dan bahagia, tetapi ada juga rasa sedih di mana keduanya selalu bertengkar dan berdebat beberapa hari yang lalu. Bahkan, hari ini keduanya baru saja bertengkar hebat di kantor. Galih menundukkan kepalanya, berusaha menenangkan hatinya yang sedang berkecamuk.
Aisyah tersenyum kepada Charlie dan berjalan menuju mobil yang akan membawa mereka ke acara perjamuan.
"Kenapa Om, duduk di sini?"Reza bertanya saat melihat pria itu termenung sendiri di taman.
"Reza, apa kamu sudah membuat PR?"Galih malah berbalik bertanya kepada bocah itu yang membuat Reza memutar malas bola matanya. Kemudian, mengangguk sekilas dan mengikuti arah pandangan Galih yaitu melihat bintang di langit.
"Tuan, tolong! Tuan Muda Rezi, mengalami kejang-kejang,"seru Bi Nastri saat menghampiri Galih dan Reza di taman. Mendengar hal itu Galih ataupun Reza bergegas pergi dan masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan Rezi. Terlalu sibuk memperbaiki hubungannya dengan Aisyah, Galih sampai lupa akan donor darah untuk Rezi.
"Aku akan membawanya ke rumah sakit, Rezi butuh donor darah segera!"Galih berbicara kepada Bi Nastri. Reza yang ikut cemas tak mau ditinggal sama pelayan rumah tetapi memilih untuk ikut bersama dengan Galih ke rumah sakit.
"Rezi, bertahanlah! Om akan membawa kamu ke rumah sakit, kamu akan baik-baik saja."Galih menyetir dengan kecepatan tinggi agar segera tiba di rumah sakit. Meskipun hari yang Galih lewati begitu melelahkan tetapi dia tak pernah sekalipun mengeluh kepada kedua keponakannya.
Di tempat lain, Aisyah bersama dengan Charlie sudah tiba di tempat perjamuan. Keduanya saling menyapa dan berinteraksi dengan beberapa klien dan Kolega perusahaan yang datang ke acara tersebut. Charlie mengambil peran dengan baik untuk mengenal beberapa klien di acara itu untuk memperluaskan jaringan bisnis perusahaan mereka.
Handphone Aisyah bergetar, Aisyah tak merasakan hal itu karena saat ini handphonenya berada di dalam tas. Acara itu terlalu berisik sehingga Aisyah tak mengetahui adanya panggilan masuk dari Reza sang anak.
Galih berdiri tegak di ruang transfusi darah, dengan kedua tangannya mengepal erat. Wajahnya menunjukkan keseriusan dan tekad yang kuat untuk menjadi pendonor darah bagi Rezi, anak dari mendiang kakaknya, Lucas. Lucas yang telah tiada, meninggalkan amanah agar Galih menjadi ayah bagi kedua anaknya. Setelah persiapan dan pemeriksaan selesai, proses transfusi pun dimulai.
Galih merasa gugup tetapi lega karena bisa membantu Rezi yang sangat membutuhkan darahnya. Seiring waktu berjalan, dia melihat kondisi Rezi yang semakin membaik dan wajahnya terlihat lebih cerah. Setelah proses transfusi selesai, Galih meminta izin untuk beristirahat di kamar inap yang sama dengan Rezi.
Alasan yang dia kemukakan adalah agar dia bisa selalu menjaga dan memantau kondisi Rezi dari dekat. Dengan persetujuan dokter, permintaan Galih pun dikabulkan. Di kamar inap, Galih duduk di samping tempat tidur Rezi, menatap wajah anak tersebut dengan penuh kasih sayang. Dia merasa beruntung karena bisa menjadi bagian dari kehidupan Rezi dan Reza. Di saat yang sama, dia juga merasa sedih karena harus menggantikan peran Lucas yang begitu dicintai oleh anak-anaknya.
Namun, Galih berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan menjadi ayah yang baik bagi Rezi dan Reza, menjaga dan melindungi mereka, serta membesarkan mereka dengan penuh kasih sayang. Dia percaya, inilah cara terbaik untuk menghormati mendiang kakaknya yang sudah meninggal.
Aisyah yang baru saja membaca pesan yang dikirim oleh Reza segera ke rumah sakit dan di antar oleh Charlie sang asisten.
Langkah Aisyah terhenti saat melihat interaksi antara Rezi dan Galih yang berada di dalam ruangan inap.
"Om,"lirih Rezi dengan suara yang pelan. Galih dengan sigap menggenggam tangan mungil Rezi.
"Katakan mana yang tak enak, Sayang?"dengan lembut Galih menanggapi ucapan Rezi.
"Terima kasih, sudah menggantikan Daddy untuk memdonorkan darah Om untuk Rezi. Seandainya, Daddy masih ada mungkin Rezi tidak akan menyusahkan Om Galih,"ungkap Rezi dengan suara serak. Bocah itu menangis yang membuat Galih tak kuasa menahan air matanya juga. Reza yang duduk di sofa pun melihat interaksi kedua orang itu dan paham akan apa yang di rasakan kembarannya.
"Jangan katakan itu, Sayang. Kamu dan Reza tak pernah menyusahkan, Om. Kalian berdua adalah tanggung jawab Om. Kalian adalah anak-anak, Om. Sini peluk!"Galih langsung memeluk Rezi dengan erat. Mendengar ucapan Galih dan Rezi, Aisyah menggenggam erat gagang pintu ruangan inap Rezi. Sampai saat ini hati Aisyah belum bisa menerima Galih. Cintanya begitu besar untuk Lucas sehingga dia tak pernah bisa melihat kebaikan dan ketulusan Galih yang selalu ada untuknya dan anak-anaknya. Yang Aisyah ingat hanya Lucas dan Lucas saja. Tak pernah berpikir untuk ikhlas menerima takdir yang telah digarisi di hidupnya.
Aisyah, mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan Rezi sekarang. Dia memilih untuk mengurus administrasi Rezi terlebih dulu. Dia akan kembali nanti setelah hati dan perasaannya tenang kembali. Apalagi, pemandangan yang baru saja dilihatnya membuat hati Aisyah kembali teriris ucapan sang anak membuat hati Aisyah begitu tersentuh. Hingga Aisyah kembali menangis.
_______
Terimakasih untuk dukungan semuanya,❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Neulis Saja
menangis saja tdk ada gunanya Aisyah dibanding galih yg sdh mendonorkan darahnya tapi kamu mengabaikan kebaikannya
2024-05-02
1
Yatinah
egoismu dan keras kepalamu itu di turunkan aisyah jgn maunya bener dan menang sendiri
2024-04-17
1
wonder mom
tll menugankan suami smp lupa pd pemilik hidup. aisyah layak ditampol palu tu kepalanya. bn sadar.sdh banyak bgt pengorbanan galih buat dia dan anak2nya. lucas jg g bisa di2 tempat sekaligus. slama n kn lucas jg dibantu aisyah. yg hebat tu galih. aisyah lepas tangan jg msh bisa seimbang. rumah dan kantor. keponakan dan pekerjaan. perempuan egois jg sombong. jilbab cm dikepala g smp ke hati
2024-03-31
0