Jodoh Wasiat-02

Langit di pemakaman dipenuhi dengan awan mendung, menciptakan suasana suram dan muram yang seolah memenuhi hati setiap orang yang hadir. Aisyah, dengan mata sembab dan air mata yang tak henti-hentinya mengalir, berdiri di sisi makam suaminya, Lucas.

Tangisannya terdengar pilu, mencerminkan rasa sakit yang sangat dalam yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Reza dan Rezi, anak-anak mereka yang masih kecil, berdiri di sisi Aisyah, menangis dengan suara lirih yang mencubit hati.

Wajah mereka yang polos dan bingung menunjukkan bahwa mereka belum sepenuhnya memahami kehilangan yang mereka alami, tetapi mereka tahu bahwa sang ayah tidak akan kembali lagi. Di antara kerumunan orang yang datang memberikan penghormatan terakhir, Galih berdiri, merasa tidak berdaya.

Galih mengamati Aisyah dari kejauhan, ingin memberikan dukungan dan menghiburnya, tetapi dia tidak berani mendekati, menghormati rasa duka yang belum bisa diterima oleh wanita yang saat ini Lucas titipkan kepadanya. Angin yang berhembus lembut membawa aroma bunga dan tanah basah, menciptakan atmosfer yang menyayat hati, seolah menggambarkan betapa sakitnya kehilangan orang yang kita cintai selama ini telah pergi selamanya dari dunia ini.

Galih mengambil alih kedua keponakannya. Sedangkan, Ummi Hanum merangkul Aisyah dan membawa wanita itu untuk pergi meninggalkan makam tersebut.

Langkah Aisyah terhenti, saat dia berdiri di tepi makam suaminya yang baru saja ditutup. Udara pagi yang sejuk menyelimuti sekitar, memberikan kesan hening yang terasa menusuk hingga ke lubuk hati yang paling dalam.

Di atas gundukan tanah merah yang basah, tampak bunga-bunga segar bertebaran, menciptakan perpaduan warna yang mencolok di antara kehijauan rumput yang ada di sekelilingnya. Aroma basah tanah dan bunga-bunga yang baru saja disiram air mengambang di udara, menciptakan suasana yang melankolis.

Di sepanjang jalan setapak yang mengelilingi kuburan, beberapa orang berjalan dengan langkah gontai, memperlihatkan rasa duka yang tergambar jelas di wajah mereka.

Daun-daun yang gugur berguguran dari pohon yang tumbuh di sisi jalan, mengikuti alunan angin yang berhembus perlahan. Sementara itu, Aisyah merasa seperti terjebak dalam kehampaan yang tiada akhir. Kepalanya terasa berat, jantungnya berdetak cepat, dan matanya berkaca-kaca.

Dia menatap tanah merah yang basah itu dengan taburan bunga di atas untuk terakhir kali, mencoba mencari kekuatan untuk melangkah pergi dan menghadapi dunia yang tampaknya begitu kejam dan menakutkan.

"Ayo, Nak. Kita pulang! Ikhlaskan suamimu,"ucap Ummi Hanum pelan. Aisyah langsung memeluk Ummi Hanum dan tanpa terasa Aisyah merasakan kepalanya berdenyut hebat sehingga membuatnya tak sadarkan diri.

"Galih, Nak. Tolong, Ummi!"Wanita paruh baya ini berteriak kepada calon menantunya yang hampir tiba di mobil. Pria itu menoleh dan melihat Aisyah yang tak sadarkan diri. Galih berlari dengan cepat untuk menolong Aisyah.

"Apa yang terjadi, Bu?"Galih bertanya setelah membantu membawa Aisyah dalam gendongannya.

"Sepertinya Aisyah sangat syok,"jawab Ummi Hanum dan kemudian meminta Galih untuk membawakan Aisyah masuk ke dalam mobil.

Reza dan Rezi nampak diam memperhatikan tubuh Aisyah dalam keadaan tak sadarkan diri. Ummi Hanum, meminta Galih untuk membawa kembali Aisyah ke rumahnya lebih dulu. Melihat kondisi Aisyah yang buruk, Ummi Hanum khawatir itu akan berpengaruh pada janinnya yang berusia enam bulan.

Tiba di kediaman Abah Mansur rumah orang tua, Aisyah. Galih langsung membawa tubuh Aisyah masuk ke dalam kamar dan membaringkannya di atas ranjang milik Aisyah. Ummi Hanum, membantu menyelimuti tubuh sang anak. Galih berdiri dengan raut wajah yang khawatir. Lalu, pandangannya menangkap sebuah bingkai foto milik Aisyah dan Lucas, hal itu membuat tangan Galih terkepal. Bukan hanya kehilangan kakaknya kini Galih juga harus merelakan calon istri yang sudah dinanti-nantinya untuk dinikahi demi sebuah wasiat yang Lucas tinggalkan untuknya.

"Ummi tinggal sebentar,"ucap wanita tua itu dan berlalu pergi meninggalkan kamar Aisyah. Galih, berdiri dan diam membisu masih fokus menatap foto tersebut hingga tak sadar handphonenya sudah berdering beberapa kali setelah dia tiba di kediaman orang tua Aisyah.

"Om, kamu perlu mengangkat panggilannya,"seru Reza yang baru saja masuk ke dalam kamar Aisyah. Teguran itu membuat Galih sadar dan segera merogoh handphone dan melihat panggilan tersebut dari Nayra, wanita yang dijanjikan akan dinikahi oleh Galih dalam waktu dekat ini.

Galih mematikan panggilan itu, sembari menatap ke arah foto milik Lucas dan Aisyah yang terpajang di dinding kamar Aisyah. Galih menyimpan kembali handphone itu dan berlalu pergi meninggalkan kamar tersebut.

"Nak, Galih. Mau ke mana kamu?"tanya Ummi Hanum, saat melihat Galih meninggalkan kamar Aisyah. Tetapi, Galih mengabaikan pertanyaan tersebut. Di sini yang sakit bukan hanya Aisyah tetapi Galih juga, seakan hidup dan takdir selalu mencoba mempermainkannya.

Galih turun dari mobilnya, tepat di jembatan Ancol.

"Aaah!"teriak Galih dengan keras tak peduli tatapan dan pandangan orang terhadapnya saat ini. Galih sedang meluapkan emosi dan juga perasaannya terhadap alam.

Malam itu, langkah Galih terasa berat memasuki rumah kakaknya, Lucas. Sejak kepergian Lucas, rumah yang dulu begitu ramai kini terasa sunyi dan sepi. Setiap sudutnya membawa kenangan akan kebersamaan mereka bersama sang kakak.

Galih menghela napas panjang, merasakan kehilangan yang begitu dalam. Hatinya terasa teriris saat mengenang kepergian Lucas yang begitu cepat dan mendalam.

Dia pun memutuskan untuk masuk ke ruang kerja Lucas, tempat di mana Lucas sering menghabiskan waktu. Di ruangan itu, Galih menemukan sebuah amplop coklat yang terselip di antara tumpukan kertas. Amplop itu terlihat usang dan berdebu, seolah sudah lama tersimpan di sana. Dengan perasaan penasaran, Galih membuka amplop tersebut dan menemukan sebuah surat wasiat.

Wasiat itu ditujukan untuk Galih dan Aisyah, mantan istri Lucas yang akan menjadi istri Galih nantinya. Mereka akan menikah setelah 40 hari kematian Lucas tetapi rasa penasaran Galih semakin menjadi saat membaca isi wasiat tersebut. Isi wasiat itu mengejutkan Galih. Selama ini, Lucas ternyata telah menyimpan rahasia yang tidak pernah dia ungkapkan kepada Galih maupun Aisyah. Rahasia tentang penyakitnya yang tak kunjung sembuh, sehingga Lucas memiliki waktu untuk menyiapkan surat wasiat untuk istri dan anak-anaknya.

Di dalam wasiat itu, Lucas meminta Aisyah dan Galih untuk menjalani kehidupan baru mereka setelah menikah nanti dan meminta mereka untuk tinggal di London. Di sana, Lucas sudah menyiapkan sebuah rumah dan juga sebuah perusahaan milik Lucas atas nama Aisyah. Hal itu, Lucas lakukan untuk membuat semua orang melupakannya dan menjalani kehidupan mereka dengan tenang. Bahkan, Lucas meninggalkan dua lembar kertas surat pindahan sekolah untuk Reza dan Rezi. Ternyata, Lucas telah menyiapkan semua itu sebelum dia pergi, Lucas telah menunjukkan kasih sayangnya terhadap anak dan istrinya di dalam surat wasiat tersebut.

Namun, siapa sangka. Ketika surat wasiat itu tiba di tangan Aisyah. Wanita itu menangis sejadi-jadinya. Karena, rumah yang Lucas maksud adalah tempat tinggal mereka di London ketika bulan madu kedua. Bagaimana bisa Aisyah akan tinggal di sana sedangkan kenangan terakhirnya dengan Lucas ada di sana. Akankah, Aisyah akan menerima itu semua? Atau Aisyah harus bisa menerima takdirnya kembali seperti sebelumnya pasrah pada keadaan?

Tidak ada pilihan lain. Selain menuruti semua keinginan sang suami. Aisyah terpaksa meninggalkan Indonesia dan pergi ke London bersama dengan kedua anaknya serta adik iparnya yang akan menjadi suaminya nanti. Ummi Hanum, hanya bisa memberikan restu atas apa yang saat ini akan dijalani oleh putrinya.

____

Tinggalkan like dan koment ya ❤️

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

next

2024-05-02

0

Yatinah

Yatinah

kasihan nayra ya kak author

2024-04-17

1

Bu ning Wae

Bu ning Wae

kenapa mesti ke London ya thor..

2024-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!