Malamnya, Galih datang menemui Aisyah di kamar dengan membawa nampan berisi makanan. Serta beberapa butir vitamin untuk kandungan Aisyah. Galih mengetuk pintu tetapi Aisyah tak menjawab sehingga membuat Galih memilih untuk membukanya langsung. Pandangan yang pertama Galih lihat adalah, Aisyah terduduk di sofa single sembari fokus ke sofa single lain yang ada di depannya. Entah apa yang saat ini Aisyah pikirkan Galih juga tak tahu. Galih melangkah masuk dan meletakkan nampan tersebut di atas meja kecil.
"Aku tahu kamu masih sedih dan teringat sama Kak Lucas. Tetapi, janin yang ada di dalam kandungan kamu butuh asupan yang bergizi dan juga vitamin. Aku sudah membawanya ke sini,"Galih mengambil mangkuk bubur dan memberikannya kepada Aisyah. Wanita itu mengambil meskipun tak mengatakan apapun. Hidupnya, sangat berantakan ketika suami tercintanya pergi untuk selama-lamanya.
"Satu lagi, ini berkas yang diantar oleh Charlie asisten Kak Lucas yang dulu mengurus perusahaan Kak Lucas. Kini perusahaan itu menjadi milikmu dan kamu CEO-nya. Jika kamu setuju kamu bisa bertanda tangan, besok pagi Charlie akan datang menjemput kita jam 07.00, pagi."Galih meletakkan dua map biru di dekat Aisyah setelah itu berdiri dengan tegak sembari memperhatikan Aisyah yang masih melamun dengan mangkuk bubur di tangannya.
"Om, Rezi mau makan!"pinta Rezi yang berdiri di ambang pintu kamar Aisyah, yang membuat Galih tertegun dan segera berbalik untuk pergi meninggalkan Aisyah di dalam kamar.
"Ayo, Om temani ke ruang makan!"Rezi mengangguk. Lalu, keduanya menuruni anak tangga. Di mana Reza sudah menunggu di lantai dasar untuk makan juga. Galih dapat melihat raut wajah dingin Reza, Galih bisa merasakan kerinduan yang amat dalam saat ini Reza rasakan terhadap Lucas, sang Daddy mereka.
Di meja makan nampak tenang dan sunyi. Hanya ada dentingan sendok dan garpu saja di antara mereka bertiga.
"Om, Rezi rindu Daddy."
Bocah itu berkata pelan yang membuat Galih menghentikan mulutnya yang saat ini sedang mengunyah begitu juga dengan Reza. Bocah tersebut menggenggam erat sendok untuk menahan diri agar tak menangis di depan Galih dan Rezi. Tetapi, siapa sangka ternyata Galih malah gak bisa menyembunyikan kesedihannya dari kedua keponakannya. Pria itu meneteskan air mata tetapi sebelum Rezi dan Reza menyadarinya dia segera menyeka air mata itu.
"Habiskan makanan kalian, jika sudah pergilah untuk tidur!"Galih berkata pelan sembari melanjutkan makan malamnya tanpa mau melihat ke arah dua bocah itu. Bukan hanya Aisyah, Reza dan Rezi bahkan Galih merasakan sakit ditinggal oleh Lucas. Galih terpaksa harus memikul semua beban itu termasuk menjaga ipar yang dititipkan kakanya. Bahkan, dia juga ditinggalkan wasiat yang harus dia penuhi nantinya.
Malam berganti pagi matahari pun kini sudah mulai terbit dari ufuk timur dan akan terbenam lagi nanti di ufuk barat. Begitulah setiap harinya.
Aisyah berpakaian rapi berdiri di depan cermin. Memperhatikan dirinya dan sesekali memegang perut yang sudah berbentuk itu. Kini usia kandungan Aisyah sudah memasuki bulan ke enam.
"Mas, aku merindukanmu. Bisakah kamu kembali ke sini, aku mohon!"Aisyah menghela napasnya lalu tak sengaja air mata itu kembali menetes. Sungguh, Aisyah tak kuat dan tak bisa menerima keadaan yang begitu menyakitkan baginya. Ditinggal kedua kali oleh suaminya ternyata membuat Aisyah masih belum bisa menerimanya. Kali ini lebih menyakitkan tidak ada harapan untuknya bertemu, berbeda dengan dulu masih ada harapan dan akhirnya mereka bertemu. Tetapi, kali ini sungguh membuatnya benar-benar kehilangan arah dan semangat hidup.
Aisyah menyeka air matanya lalu berbalik dan pergi meninggalkan kamar tersebut. Mengambil tas kerja dan beberapa map yang sebelumnya Galih titipkan padanya.
Di ruang makan. Galih masih menyisakan sarapan untuk Aisyah. Karena, Galih tahu Aisyah butuh asupan dan gizi yang banyak untuk calon bayinya.
"Kalau sudah sarapan kalian boleh pergi,"Galih berkata dengan pelan sembari meletakkan sarapan Aisyah di atas nampan. Hal itu, menarik perhatian Reza.
"Om, apa itu untuk Bunda?"
"Emm,"singkat Galih dengan senyuman tipisnya yang membuat Reza ikut mengangguk lalu dua bocah itu pergi meninggalkan dapur. Galih mendengar suara seseorang yang baru saja menuruni anak tangga. Galih segera mengambil nampan dan membawanya pergi meninggalkan ruang makan.
Akan tetapi, tiba Galih di depan anak tangga dia melihat Aisyah yang berjalan menuju pintu utama dengan tas di tangannya. Galih tahu, Aisyah akan ke kantor tetapi Galih juga tahu jika Aisyah belum sarapan. Bubur semalam juga Aisyah menyisakan cukup banyak di dalam mangkuk. Malam tadi, Galih menyelinap masuk ke dalam kamar Aisyah guna melihat keadaan wanita itu. Pemandangan semalam yang sempat ditangkap oleh Galih membuat Galih sadar posisinya tidak akan pernah bisa menggantikan Lucas di hati Aisyah.
Namun, Galih punya tanggung jawab lain dan dia sadar akan itu. Galih menghela napas pada akhirnya. Ingin menyerah tetapi ini baru seminggu. Galih mengejar Aisyah hingga sampai ke pintu utama. Tetapi, Aisyah sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil Charlie dan pergi bersama dengan Charlie ke kantor.
"Dia belum sarapan,"gumam Galih.
"Om, di mana Bunda? Kami belum melihat Bunda sejak semalam?"itu adalah suara Rezi yang menyadarkan Galih. Pria itu berbalik dan tersenyum kepada keponakannya itu.
"Bunda baru saja pergi. Katanya, pagi ini Bunda ada kepentingan di perusahaan Daddy kalian. Jadi, Bunda berangkat pagi-pagi,"Galih berbicara tetapi tangannya menggenggam erat nampan agar kebohongannya tak membuat Rezi sadar. Dari jauh, Reza memperhatikan gerak gerik Galih dan bocah ini adalah orang yang sangat peka sama keadaan di sekitar. Meskipun, Galih mencoba menyembunyikan banyak hal dari Reza tetapi Reza cukup paham dan mengerti dengan situasi saat ini.
Hari ini, Galih memutuskan untuk tinggal di rumah bersama dengan kedua keponakannya. Galih, menitip Aisyah kepada Charlie. Karena, Galih percaya Charlie bisa menjaga Aisyah dengan baik saat dirinya berada di rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Heni Nurhaeni
mewek aku bacanya thooorr
2024-07-05
0
Neulis Saja
ehm
2024-05-02
0
Yatinah
kasihan anak"yaa kaka author
2024-04-17
1