Rezi diperbolehkan pulang. Aisyah bersama dengan Charlie telah pergi ke perusahaan klien untuk menghadiri rapat. Hari ini Galih meminta izin untuk menjemput Rezi dari rumah sakit.
"Bolehkan kita singgah di toko es krim? Aku menginginkannya, Daddy!"rayu Rezi. Reza yang berada di kursi penumpang terkejut mendengar panggilan Rezi.
"Rezi, panggil Om Galih dengan sopan. Tidak boleh memanggilnya dengan sebutan begitu!"tegur Reza.
"Tidak masalah. Jika Rezi menyukainya, Reza juga boleh panggil Daddy,"saran Galih dan menoleh ke arah Reza serta tersenyum kecut. Reza hanya mengangguk pelan yang masih fokus pada iPad-nya.
Mereka bertiga tiba di sebuah toko es krim yang letak di depan persimpangan jalan. Tokonya terlihat cantik dan bersih desainnya. Galih menyukainya sehingga membawa dua bocah itu ke situ. Karena, kenyamanan Reza dan Rezi adalah yang utama menurut Galih.
Galih menatap dua bocah itu yang begitu menyukai es krim. Galih memandangi Reza dan Rezi begitu antusias ingin menyuapi Galih yang membuat Galih tersenyum dan memakan es krim dari kedua ponakannya itu. Aisyah yang baru saja kembali dari rapat tak sengaja menatap mereka bertiga dari dalam mobil. Kebetulan, sedang macet. Aisyah tertegun melihat keceriaan kedua anaknya yang telah lama hilang semenjak kepergian Lucas, Daddy mereka. Tetapi, hari ini Aisyah dapat melihat kembali keceriaan mereka.
'Demi kebahagian anakku. Aku pasti bisa,'Aisyah berkata dalam hatinya dan mobil yang ditumpangi Aisyah pun berlalu pergi meninggalkan tempat tersebut.
Pada saat malam. Aisyah, Reza, dan Rezi duduk bersama di meja makan. Aisyah sengaja mengabaikan keberadaan Galih yang duduk di kursi kepala keluarga. Wajah Aisyah tampak dingin dan matanya terus menghindar dari sosok Galih. Ketika Galih hendak mengambil nasi, Aisyah dengan sengaja berbicara pada anak-anaknya, Reza dan Rezi.
"Sebenarnya, Bunda sudah lama ingin makan malam hanya bertiga dengan kalian ya, Nak." kata Aisyah dengan nada penuh makna. Reza dan Rezi, bocah enam tahun yang masih polos itu, menatap Galih dengan raut wajah kasihan.
Mereka bisa merasakan ketegangan antara Ibu mereka dan Paman mereka, tetapi mereka tidak tahu harus bagaimana. Galih mencoba tersenyum pada kedua ponakannya tetapi matanya tampak berkaca-kaca. Dia merasa terluka dengan sikap Aisyah yang terang-terangan mengabaikannya di depan kedua ponakannya itu. Namun, Galih memutuskan untuk tetap tenang dan menahan perasaannya demi menjaga suasana tetap tenang dan damai. Ini salah Galih dia yang berkata sendiri pada Aisyah. Jika Aisyah tak perlu menganggapnya ada selagi Reza dan Rezi di izinkan memanggil, Daddy kepada Galih.
"Daddy, hari Senin orang tua murid di wajibkan untuk datang ke sekolah. Aku ingin Bunda dan Daddy datang,"ucap Reza dengan suara yang pelan takut dimarahi oleh Aisyah. Wanita itu menahan diri dengan menggenggam erat sendok yang ada di tangannya. Hal itu pun tak luput dari pandangan Galih.
"Biar Daddy, saja. Bunda kalian hari Senin ada meeting yang tak bisa ditunda, mohon pengertiannya!"Galih berkata sembari melirik ke arah Aisyah. Wanita itu hanya diam saja dan tak ingin menjawab atau memberi komentar apapun. Mendengar anaknya memanggil Galih dengan sebutan Daddy saja sudah membuat Aisyah kesal dan ingin memarahi semua orang tetapi sejauh ini Aisyah sudah begitu keras menahan diri.
"Bunda, kenyang. Kalian kalau sudah makan pergilah tidur!"Aisyah langsung pergi tanpa melihat ke arah mereka lagi. Galih, menatap nasi yang ditinggalkan oleh Aisyah, wanita itu tak menyentuhnya walau hanya sedikit.
Di dalam kamar, Aisyah kembali mengambil bingkai foto Lucas yang dia bawa bersama saat berangkat ke London. Wajah tampan Lucas membuat Aisyah begitu damai saat melihat potret sang suami.
"Mas, apa yang harus ku lakukan? Apa aku bersalah menolak kehadiran Galih dalam hidup kami? Mas, jangan paksa aku! Aku belum bisa!"Aisyah kembali menangis dan memeluk erat bingkai foto tersebut. Hingga dia tertidur. Galih yang berdiri di balik pintu kamar tak sengaja mendengar ucapan Aisyah. Galih tahu siapa dirinya dia takkan pernah bisa memaksa Aisyah untuk menerimanya. Galih akan terus menerima dua keponakannya itu tanpa harus bersama dengan Aisyah.
Hari Senin telah tiba di mana semua wali murid diharuskan untuk hadir ke sekolah. Tetapi, Aisyah pagi-pagi sekali sudah pergi untuk menghadiri rapat. Dia sengaja meminta Charlie untuk mempercepatkan rapat pada pagi itu.
Reza dan Rezi bersiap untuk berangkat ke sekolah. Sedangkan, Galih saat ini masih berada di dalam ruang keluarga. Galih berdiri di depan bingkai foto milik sang kakak yang telah meninggal. Foto Lucas yang terpajang di dinding ruangan itu terlihat cukup tampan dan gagah. Galih menatapnya dengan seksama.
'Aku berjanji pada diri ku sendiri, Kak. Aku akan menjadikan dua anakmu seperti anakku sendiri,'batin Galih yang terus memandangi foto Lucas tersebut seakan merasakan dukungan dan restu dari tatapan dan sorotan mata sang kakak.
Di ruang tamu. Reza dan Rezi menunggu Galih yang belum muncul juga padahal mereka harus pergi sebelum terlambat pada rapat wali murid.
"Apa kita pergi sekarang, anak-anak?"tanya Galih yang baru saja muncul di hadapan mereka berdua dengan penampilan yang berbeda. Bukan hanya penampilan, awalnya Reza dan Rezi terkejut mendengar suara itu yang sedikit mirip dengan Daddy mereka.
"Om, apa ini Om Galih?"tanya Reza.
"Bukan, aku adalah Daddy kalian!"jawab Galih dengan suara yang rendah dan sedikit ragu.
"Ayo, kita ke sekolah. Hari ini Daddy terlihat tampan. Rezi senang. Bukan begitu Reza?"tanya Rezi. Reza hanya mengangguk pelan. Reza tak ingin Galih merubah dirinya hanya untuk membuat mereka senang. Karena, Reza tak ingin Galih menjadi orang lain, Reza sangat menyayangi sosok Galih dalam hidupnya. Reza langsung memeluk Galih yang membuat pria itu tertegun.
"Jangan lakukan ini. Apapun penampilan Om Galih, Kami tetap akan menyayangimu, dan kamu adalah Daddy kami,"seru Reza. Galih tersenyum dan mengusap lembut kepala Reza.
"Om tau. Tapi, ini Om lakukan untuk datang ke sekolah kalian. Ayo, Daddy sudah siap menghadiri rapat wali murid anak Daddy,"Galih terlihat begitu bahagia. Apalagi kedua ponakannya terlihat sangat menikmati penampilan baru Galih yang sangat mirip dengan Lucas. Jas dan kemeja yang senada serta celana bahan, dan rambut yang lebih rapi dan wajah sedikit dingin. Elegan dan begitu mewah penampilan baru Galih.
Mobil BMW putih keluar dari halaman rumah mereka dan melesat pergi menuju sekolah dasar milik Reza dan Rezi untuk menghadiri rapat wali murid.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Neulis Saja
hrsnya Aisyah kena batunya jadi bucin ke galih disaat galih sdh lelah utk menggapai cintanya dan berbelok ke arah perempuan lain yg lebih lembut, Sholehah dan mandiri dlm berkarya, cantiknya melebihi Aisyah apakah Aisyah akan merasakan sakit yg sama seperti yg dirasakan oleh galih ketika dicampakan olehmu
2024-05-02
1
Yatinah
pertemukan galih dg nayra kembali kk author
2024-04-17
0
wonder mom
q malah 😭😭😭dgn kedekatan mrk ber3. bisakah mrk bahagia tanpa perempuan egos yg sombong tu?
2024-03-31
0