Jodoh Wasiat-06

Galih menatap layar handphonenya dengan khawatir, tangannya gemetar saat mencoba menghubungi Aisyah, kakak iparnya. Galih khawatir saat melihat Rezi, anak Aisyah yang terjatuh di taman rumah mereka saat bermain. Luka lebam dan darah terlihat di wajah bocah itu, membuat Galih panik dan merasa perlu memberitahu Aisyah secepatnya.

Namun, panggilan demi panggilan yang dia lakukan hanya berakhir dengan nada sambung yang tak terhubung. Galih bisa merasakan kekecewaan dan penolakan yang tersirat dari ketidakmauan Aisyah untuk berbicara dengannya. Aisyah, yang masih berduka atas kematian suaminya, Lucas, belum bisa menerima Galih yang akan menjadi suaminya nanti. Meskipun Galih telah berusaha keras untuk mendekati Aisyah dan mencoba menjadi sosok yang baik bagi Rezi dan Reza, hati Aisyah tampaknya masih terkunci rapat.

Dalam kebimbangan, Galih memutuskan untuk mengirim pesan singkat kepada Aisyah, menjelaskan keadaan Rezi dan mendesaknya untuk segera datang ke rumah sakit. Dia berharap setidaknya Aisyah akan meresapi pesan tersebut dan mengutamakan keselamatan anaknya daripada ego dan perasaannya terhadap Galih.

Sementara itu, Aisyah yang melihat nama Galih muncul di layar handphonenya kembali, merasa gusar dan marah. Dia belum siap untuk mendengar suara Galih, apalagi mengakui Galih sebagai calon suaminya. Karena, kesal akhirnya Aisyah memilih mematikan handphone tersebut dan dia tidak membaca pesan singkat yang dikirim oleh Galih melalui WhatsApp-nya.

"Kita pulang saja, Sayang. Bunda akan menunggu di rumah,"Galih berkata sembari membantu Rezi untuk duduk di kursi roda yang disiapkan oleh perawat. Reza nampak cemas melihat kembarannya yang terluka. Kali ini Reza ceroboh sehingga tak bisa melindungi Rezi dengan baik.

"Maaf, Rezi. Kali ini aku gagal menjaga mu lagi,"Reza berkata dengan raut wajah yang sendu. Rezi tersenyum melihat dan mendengar ucapan Reza.

"Kita berdua adalah anak kecil. Tidak perlu saling menyalahkan, oke. Ayo, kita pulang! Bunda sudah menunggu di rumah,"ajak Rezi dengan pelan menahan rasa sakit pada bagian tubuhnya yang terluka. Reza hanya mengangguk pelan meskipun kadang tak suka ada orang yang menyebut dirinya anak kecil. Karena, Reza sudah merasa dewasa sejak usianya menginjak enam tahun.

Malam itu, Galih duduk di kursi ruang tamu sambil memandangi jam dinding yang berdetak pelan, menunjukkan waktu yang semakin larut. Ini adalah hari pertama Aisyah bekerja di perusahaan yang ditinggalkan Lucas. Galih tahu jam berapa pulang kerja tetapi tidak mungkin ada meeting di hari pertama kerja. Jam sudah menunjukkan pukul 21.00, malam. Mendengar suara mobil Galih bangkit dari tempat duduk dan mengintip dari arah jendela jika Charlie yang mengantar Aisyah membuat Galih sedikit lega.

Pintu utama sengaja tak dikunci oleh Galih. Sehingga Aisyah bisa membuka tanpa mengetuk. Aisyah hanya tahu jika semua orang telah tidur. Aisyah pun memilih untuk segera masuk dan melihat lampu ruang tamu yang masih menyala, tak lama Galih muncul di sana dan menatap dingin ke arah Aisyah, wanita ini berusaha menghindar pandangan Galih tersebut.

Akan tetapi, siapa sangka di saat Aisyah hanya diam berdiri di depan pintu utama. Galih melangkah mendekat dan itu membuat Aisyah bergerak dan ingin segera pergi menuju tangga rumah tersebut.

"Kenapa kamu mematikan handphone mu?"pertanyaan Galih menghentikan langkah kaki Aisyah yang akan menginjak anak tangga pertama. Aisyah tak menjawab dia memilih untuk diam dan tetap membelakangi pria itu.

"Aisyah, jika alasan mu hanya untuk menghindariku. Kamu bisa katakan langsung padaku tak perlu mematikan handphone tersebut. Aku sangat cemas, hari ini adalah hari pertama kamu di kota ini dan bekerja bersama dengan karyawan asing. Apa kamu tidak memikirkan perasaan ku? Kakak menitipkan kamu dan anak-anak padaku, aku punya hak untuk tahu kemana kamu pergi dan bagaimana keadaan mu!"Galih berkata dengan tegas. Aisyah menggenggam tasnya dengan erat seakan tak ingin mendengar apapun alasan Galih untuk mencemaskannya.Karena Aisyah tak mengharapkan itu.

"Kamu bisa berhenti mencemaskan aku. Kamu tahu aku takkan pergi kemanapun selain ke kantor,"jawab Aisyah masih membelakangi Galih. Terdengar helaan napas panjang dari Galih saat mendengar jawaban Aisyah.

"Aisyah aku menghubungimu hari ini hanya ingin memberitahu kondisi Rezi. Dia terjatuh saat bermain di halaman rumah ini, tak sengaja kepala dan lututnya terluka. Aku hanya ingin memberitahu hal itu, kamu tahu betapa aku sangat cemas saat melihat dia terluka dan Rezi terus merengek dan memanggil namamu dan ingin bertemu dengan mu. Apa yang kamu pikirkan saat ini hanya dirimu sendiri? Sehingga kamu tak pernah mau memedulikan kedua anakmu. Kamu terlalu egois, Aisyah!"

Aisyah berbalik dan menatap nanar ke arah Galih saat mendengar ucapan adik iparnya. Galih tertegun dan merasa jika ucapannya barusan sudah menyakiti hati Aisyah.

"Kamu bilang aku egois?"tanya Aisyah pelan dengan suara yang bahkan hampir tak terdengar.

"Di sini kamu yang egois, Galih. Kamu memaksa kehendak mu di sini. Jika kamu tak sanggup dan tak bisa menjaga mereka. Kenapa kamu harus menerima mereka? Kamu hanya membuat kita semua dalam masalah, Galih. Andai hari itu kamu menolak dengan tegas dan tak membuat janji dengan suamiku, mungkin saat ini tidak akan ada orang yang egois seperti aku ini berada di depan mu ini, Galih. Dan kamu tidak perlu bersusah payah untuk mencemaskan aku yang bukan siapa-siapa kamu ini. Aku tak mengharap empati mu Galih!"pekik Aisyah kemudian dengan suara yang serak dan air mata menetes. Aisyah kembali menangis dan dia terduduk di anak tangga pertama.

Galih yang berdiri tak jauh dari Aisyah dengan tangan yang mengepal menatap wanita itu yang terus menangis.

"Di sini bukan kamu saja yang kehilangan kak Lucas. Tetapi, aku juga. Bahkan, aku kehilangan cintaku hanya demi untuk menjaga dan merawat kamu dan anak-anakmu. Apa aku egois jika aku hanya menginginkan kamu baik-baik saja? Hari ini Rezi terluka dan betapa sedihnya dia saat ingin bertemu dengan mu tapi kamu malah tidak datang ke rumah sakit. Aku bahkan mengirim pesan untuk mu yang sampai saat ini tak kamu baca,"Galih berkata dan berlalu pergi meninggalkan Aisyah yang masih terduduk di anak tangga rumah tersebut. Galih membanting pintu utama dengan sangat keras hingga terdengar oleh Aisyah yang berada di ruang tengah rumah tersebut.

Tak lama suara mobil pun terdengar, Galih memilih meninggalkan rumah itu dari pada harus terus menerus berdebat dengan Aisyah sepanjang malam.

Suara tangisan Aisyah terdengar cukup keras saat wanita itu terduduk di anak tangga rumahnya, pundaknya terguncang hebat akibat isak tangis yang tak tertahankan. Wajahnya yang sembab karena menangis tampak pucat, matanya yang sembap merefleksikan perasaan hancur yang sedang melanda hatinya.

Rasa sakit yang dia rasakan saat ini begitu menusuk, seolah-olah tak ada yang bisa menghentikan air matanya yang mengalir deras. Tangannya mencengkeram erat tas yang dia pegang sejak dari tadi, mencoba mencari pegangan di saat dunianya seolah runtuh. Tak jauh dari tempat Aisyah terduduk, di luar sana pohon yang rindang meneduhkan sekitar rumahnya menjadi saksi bisu atas penderitaan yang dialaminya. Seiring dengan suara tangisannya, daun-daun di pohon itu ikut bergetar seolah merasakan rasa sakit yang Aisyah rasakan.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

rasa sakit karena kehilangan tak mudah utk dilupakan tapi juga bukan berarti menutup akses org utk menghubungimu ternyata karena kamu mematikan hp bukan karena galih ingin menelpon karena khawatir padamu saja tapi juga ingin mengabarkan anakmu yg terjatuh salahkah Galih? Makanya jgn dulu mengambil kesimpulan yg kamu belum tahu apa yg sesungguhnya terjadi

2024-05-02

1

Yatinah

Yatinah

hmmm ngk tau harus ngomong apa dua"nya sama "tertekan oleh keadaan

2024-04-17

1

kalea rizuky

kalea rizuky

aaisyah anehh anak sendiri g di perduliin bodoj

2024-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!