10. Rasa dalam hati.

Bang Probo menyerahkan Dhea dalam gendongan Bang Arok. Memang selama ini Dhea begitu dekat dengan Papanya meskipun Bang Arok telah memiliki buah hati lagi dengan Annya.

"Benar, Dhea tidak mau ikut sama Daddy?? Ada Tante Gita lho." Kata Bang Probo.

"Papa boleh tidur sama kita??" Tanya Dhea memastikan.

"Papa tidur di kamar sendiri donk.. masa tidur sama kita." Jawab Bang Probo.

"Kalau begitu, Dhea nggak mau ikut Daddy.. Dhea maunya ada Papa di rumah."

"Dhea boleh tidur satu kamar sama Tante Gita dan Daddy. Tempat tidur Tante Gita luaaaasss sekali." Kata Gita membujuk Dhea

Mata Bang Arok dan Annya seketika melotot dan Bang saling pandang mendengar jawaban Gita. Mana mungkin Dhea tinggal bersama Bang Probo dan Gita yang sejatinya adalah pengantin baru apalagi hubungan Bang Probo dan Gita belum terjalin baik.

"Rumah Dhea dan Daddy tidak begitu jauh. Lain kali saja Dhea tidur di tengah. Bagaimana kalau sekarang kita camping sama Bang Hiera dan Lazuardi..!! Bang Hiera mintaa mancing." Bang Arok balik membujuk Dhea dengan keras.

"Mancing ya Pa? Ya sudah.. Dhea ikut Papa. Tapi Dhea malas sama adek Zardi. Nakal..!!" Dhea cemberut karena adiknya itu memang sangat usil.

"Papa yang hajar, Dhea tenang saja..!!"

Bang Probo meraup wajahnya, rasanya gusar ini belumlah usai. Di liriknya paras wajah Gita yang terlihat kecewa.

...

"Sepi sekali rumah ini, tidak ada celoteh dan tawa anak kecil. Gita tidak suka sepi. Kenapa Dhea tidak boleh tinggal di sini??"

"Bukan tidak boleh, Dhea juga harus sekolah. Kalau kita tiba-tiba mengambil itu anak kucing, induknya bisa marah." Jawab Bang Probo.

"Apa tidak ada anak lain yang mau di bawa kesini?" Tanya Gita.

"Anak siapa? Buat sendiri lah."

Gita memiringkan bibirnya tanda meledek ide Bang Probo. "Jangan harap. Gita tidak mau jadi korban om-om Duda karatan."

"Woooo.. ngelamak kamu ya, sekali kena tusuk paku karatan. Tetanus sembilan bulan kamu dek."

"Whatever.. sudah banyak obat tetanus." Gita pergi dan langsung menuju kamarnya.

Bang Probo terpaku, geram sekali rasanya di remehkan bocah belasan tahun. Ia pun melangkah menyusul ke kamar.

"Aaaaaaaaaaa...." Pekik Gita melihat Bang Probo langsung menerobos kamar saat dirinya sedang membuka atibut kelengkapan atas tubuh wanita. "Keluaaaarr..!!!!!!"

"Astaghfirullah hal adzim.. Maaf.. maaf dek."

Jbrrtt..

Bang Probo kembali menutup pintu kamar. Jantung nya berdetak lebih cepat. Denyut nadinya berdesir tak karuan. "Subhanallah.. Allahu Akbar." ucapnya lirih sembari mengusap dadanya, tubuh putih mulus membuat batinnya tergoda.

:

'Kila sayang, apa kamu ikhlas jika Mas Probo menikah lagi, atau bahkan menyentuh wanita lain?? Sungguh Mas tidak ingin mengkhianati mu, Kila. Namun sekarang semua sudah berbeda. Kita terpisah alam, jarak dan waktu. Kini Mas telah menikahi wanita lain, Mas tidak akan bersembunyi dari topeng pernikahan tapi pada kenyataannya, sebagai seorang suami.. Mas harus tetap melaksanakan kewajiban tanpa kecuali. Enam tahun lebih Mas menunggumu kembali dalam ketidak pastian. Untuk segalanya.. terima kasih banyak, sayang.'

"Ya ampun Om, rumah ini berantakan sekali. Apa tidak ada inisiatif untuk membantu Gita daripada sekedar merokok saja??? Heran ya sama laki-laki. Kenapa meletakan barang selalu tidak pada tempatnya???" Omel Gita sambil membereskan rumah Bang Probo yang memang berantakan.

Mendengar omelan Gita, Bang Probo pun tersadar dari lamunannya, ia tersenyum kecil. Biasanya suara seperti ini di dengarnya di rumah Bang Arok sebab Annya selalu mengomel soal kerapian rumah, tapi kali ini dirinya pun merasakannya juga.

"Tuhankuuuu.. apa sulit sekali langsung berdiri untuk membantu???" Gerutu Gita lagi.

"Ini berdiri, dek."

"Coba kalau Gita nggak buang suara besar. Mana ada Om Probo berdiri." Oceh Gita.

"Dengar suara kecil saja saya berdiri, apalagi dengar suara besar." Jawab Bang Probo.

Gita tak menggubris dan langsung mengangkat barang yang berantakan di dalam kamar. Bukannya tidak ingin merespon tapi Gita tidak paham dengan gelagat Bang Probo.

bruugghh...

"Ya Allah, bisa-bisanya om meletakan minyak goreng di dalam tumpukan pakaian. Sekarang minyak nya jatuh dan pecah kena pakaian." Tak hentinya Gita mengomeli Bang Probo. "Sekarang ambilkan Gita karet, ikat rambut Gita..!!!!"

"Saya mana punya karet rambut."

"Seadanya saja, yang penting bisa buat ikat rambut Gita..!!" Perintah Gita.

"Oke, sebentar."

~

"Katamu seadanya.. yang ada hanya karet ban ini..!!" Kata Bang Probo.

Gita pun pasrah saat Bang Probo mengikat rambutnya. Tak disangka pria kaku ini bisa menguncir rambut ekor kuda yang sangat indah.

Denyut nadi Bang Probo berdesir naik turun. Tengkuk leher Gita begitu bersih juga aroma tubuhnya begitu wangi meskipun keringat sudah membasahi badan.

"Om Probo biasa menguncir rambut Mbak Kila ya?" Celetuk Gita tiba-tiba.

"Nggak pernah, ya hanya menguncir rambut Dhea saja." Jawab jujur Bang Probo.

"Bohong."

"Untuk apa membohongi kamu. Nggak bohong saja bisa celaka apalagi bohong." Kata Bang Probo. "Memangnya kenapa kamu tanya begitu?? Cemburu?" Tanya Bang Probo.

"Iihh.. buat apa cemburu. Sebelum ada Om Probo, sudah ada banyak laki-laki lain yang menguncir rambut Gita."

"Siapa??" Bang Probo mulai menunjukkan wajah protektifnya.

"Bang Ghana sama Bang Yusril. Kenapa?? Cemburu???" Balas Gita.

"Baaahh.. mereka rupanya. Mereka itu Abangmu, terserah mereka mau apa. Tapi kalau sampai laki-laki lain yang melakukannya..........."

"Apa.. apaa?????" Gita yang usil terus menantang Bang Probo.

"Saya suruh masuk kubangan lalu sikap tobat di bawah tiang bendera." Kata Bang Probo.

"Iiihh.. dasar.. kaku, dingin.. cemburuan............."

Bang Probo menarik Gita lalu memeluknya dari belakang dan mengarahkan wajahnya agar menatapnya juga. "Cemburu itu wajib. Kau pikir.. apa yang akan terjadi jika dalam suatu hubungan tidak ada rasa saling menjaga, saling cemburu dan saling memberi rasa"

"Oohh.. begitu ya." Gita semakin mendekatkan wajahnya pada Bang Probo hingga bibir keduanya nyaris menempel. "Rasa apa yang bisa Om Duda berikan?"

"Kamu mau rasa yang bagaimana, hmm???"

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Yuli Purwa

Yuli Purwa

rasa nano nano bang duren 🤣🤣😜

2024-03-05

0

Ratu Tety Haryati

Ratu Tety Haryati

Lihat apa, Bang...??? kaget sampe kayak orang sawan aja😂

2024-02-25

0

☠🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

☠🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

hahahah Gita mancing Mulu ya 😁😁tusuk bang biar tetanus sekalian

2024-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!