6. Belum saatnya.

"Nanti malam mau?" Bang Probo kembali menantang Gita.

"Siapa takut."

:

"Terima kasih, Gita..!! Kamu sudah melakukan tugasmu dengan sangat baik. Memang begitu keadaannya. Seperti yang kamu dengar, Probo kehilangan istrinya. Tapi kamu tenang saja, percayalah Probo adalah pria yang baik, dia tidak akan tega memperlakukan mu dengan buruk. Kami akan melindungi mu..!!" Janji Bang Arok mewakili keluarga besarnya.

"Sama-sama Pak Arok." Jawab Gita singkat.

"Entah bagaimana caranya untuk berterima kasih padamu. Saya tau, kamu kehilangan masa muda mu." Kata Bang Arok.

"Jujur, Gita belum sepenuhnya ikhlas menikah dengan Om Probo. Benar, Gita masih menginginkan banyak hal di dunia ini. Tapi.. pesan terakhir Mama membuat Gita tidak bisa berkutik." Jawab Gita.

Bang Arok tersenyum lalu mengusap puncak kepala Gita bagai adik kandungnya sendiri dan tepat saat itu Bang Probo masuk ke dalam ruangan setelah kembali dari toilet.

"Ehm.." Bang Probo berdehem menegur keduanya. "Ayo lanjut ke Danyon..!! Sudah Abang tanda tangani kan berkasnya?" Ajak Bang Probo.

"Sudah, bawa saja. Kau ini benar-benar melambung. Seharusnya menjalani prosedur pengajuan nikah dari bawah, bukan langsung minta tanda tangan Abang dan ke Danyon." Kata Bang Arok.

"Ini mau cepat sah atau tidak?? Jangan sampai ku buat jalur prestasi lagi nih." Jawab Bang Probo.

Jawaban Bang Probo membuat Bang Arok tidak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya mengarahkan bahwa adiknya itu bisa meninggalkan ruangan sekarang juga.

~

"Bicara apa saja sama Bang Arok?"

"Nggak ada, ngobrol biasa saja. Pak Arok juga laki-laki yang baik. Gita suka sama Pak Arok." Jawab Gita.

Bang Probo menghentikan langkahnya lalu menoleh menatap Gita. "Kamu ini nggak waras ya?? Bang Arok sudah punya istri." Suara Bang Probo meninggi hingga beberapa orang anggota menoleh pada keduanya.

"Gita hanya suka sebagai calon kakak ipar. Pak Arok juga memiliki wibawa yang tangguh dan luar biasa, pantas jika wanita banyak yang suka. Suka bukan berarti cinta." Jawab Gita.

Bang Probo pun melunak, ia kembali berjalan menuju ruangan Danyon.

...

"Akhirnya selesai juga." Bang Probo menyandarkan punggungnya di sofa ruang kerjanya. Gita pun ikut duduk di sampingnya.

"Capek sekali. Kenapa pengajuan nikah harus serumit ini??" Gumam Gita.

"Semua pasti ada maksud dan tujuannya. Laksanakan saja sesuai aturan. Semua juga untuk melindungi mu." Jawab Bang Probo.

Bang Probo melihat jam tangannya sudah menunjukan pukul dua siang. Mereka berdua sudah melewatkan jam makan siang.

"Mau makan apa? Sudah lewat jam makan nih." Tanya Bang Probo.

"Terserah."

"Nanti nggak sesuai sama selera mu." Kata Bang Probo.

"Kalau Gita yang pilih nanti nggak sesuai sama selera Om Probo."

"Saya bisa menyesuaikan."

"Ya sudah lah Om, beli saja nasi campur di warteg." Jawab Gita kemudian langsung merebahkan tubuhnya dan menaikkan kakinya ke atas sofa hingga nyaris mengusir Bang Probo.

Dengan sabar Bang Probo menaikan kedua kaki Gita ke atas pahanya lalu memijatnya. Sebelah tangannya lagi mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.

"Ya.. kamu ke ruangan saya ya..!! Saya mau minta tolong."

~

Prada Heidi mengetuk pintu ruangan Danki lalu segera masuk. Prada Heidi melihat seorang wanita sedang tidur berselimut seragam loreng Kapten Prabayudha.

"Hsstt..!!" Bang Probo meminta Prada Heidi untuk melirihkan suara. "Saya titip belikan makan siang ya..!! Jangan buat keributan. Istri saya baru saja tidur."

"Siap, Danki..!!"

Gita menggeliat mungkin gadisnya Kapten Prabayudha sedang benar-benar merasa kelelahan. "Aawwhh.. sakit Om." Rintihnya.

Prada Heidi terpaku dan ternganga, sedangkan Bang Probo refleks menjepit bibir Gita dengan jempol dan telunjuknya.

"Cepat belikan..!! Kenapa malah bengong..!!" Tegur Bang Probo karena Prada Heidi masih menatap Gita.

"Siap, Danki." Prada Heidi segera undur diri dari ruangan.

plaaaaakk..

"Aawwhh..!!" Gita menjerit karena Bang Probo menepak pan**t nya dengan kuat. Matanya langsung terbangun dengan sempurna, bola matanya memerah.

Bukannya Bang Probo tidak kasihan dengan Gita yang sedang tidur tapi rintihan suara Gita tidak pantas di dengar pria lain dan yang paling utama adalah menggugah insting perangnya.

"Apa sih Om, Gita jadi pusing." Gita mengucek matanya, bibirnya masih monyong karena cemberut.

"Aah.. eugh.. aahh.. eughh.. malu dek. Bahaya kalau ada laki-laki yang dengar." Tegur Bang Probo.

"Sama saja, Om Probo yang dengar malah dua kali lebih bahaya." Kata Gita kemudian menurunkan kakinya. Sekali lagi ada pemandangan 'indah' terekspos di depan mata Bang Probo.

Bang Probo langsung menunduk dan menutupi arah matanya dengan tangan. Tau Bang Probo sangat menghindari hal tersebut, Gita tersenyum licik. Baginya adalah hal sangat lucu jika seorang laki-laki 'sok' menghindari wanita.

"Takut ya Om? Ternyata sebegini saja kemampuan duda??" Ejek Gita tanpa perhitungan. Ia pun menepak lengan Bang Probo seakan terus menguji kesabaran calon suaminya itu.

Bang Probo balik menepak agar Gita diam. "Kamu jangan mulai cari perkara, Gita..!!! Kalau saya balas lebih keras, nangis kamu nanti."

Gita tertawa lalu mencubit dada Bang Probo. "Ayo balas, berani nggak??" Ucapnya nakal.

"As*.... Astaghfirullah hal adzim.. Gitaaaa..!!" Bang Probo sampai menggigit bibirnya, perasaannya sudah gemas tapi tidak tau bagaimana menangani keusilan Gita.

"Hahahaha... Takut nih yeeee..!!"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Yuli Purwa

Yuli Purwa

nantangin tuh bang probo 🤣🤣

2024-03-05

0

☠🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

☠🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

menantang iman ya bang calon istrinya😁😁

2024-02-24

0

Mika Saja

Mika Saja

😂😂😂😂🤭🤭🤭 Gita.... ada 2 SJ....ati2 loh ....

2024-02-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!