13. Takluk.

Langkah Gita mulai oleng. Gita pun jatuh terduduk dan nyaris merosot ke sisi bawah namun Bang Probo masih sempat dan sigap menarik tas ranselnya.

"Gitaaa.." Bang Ghana kaget karena adiknya hampir jatuh ke jurang.

"Kita berhenti dulu..!!" Perintah Bang Probo.

Perjalanan masih kurang lebih sekitar dua jam namun nampaknya Gita sudah mulai kelelahan. Bang Probo melepas tas ransel milik Gita. Hawa dingin pun mulai menyerang hingga menusuk tulang.

"Masih kuat atau tidak?? Saya buatkan teh hangat ya..!!" Meskipun jengkel setengah mati dengan Gita namun rasa cemas dan tidak teganya jelas meliputi hati Bang Probo.

Gita mengangguk. Bang Probo segera mengarahkan Gita untuk berbaring.

"Biar saya bantu Dan..!!" Kata Prada Faizal.

"Ayo sama saya." Bang Ghana juga sigap membantu.

"Terima kasih ya..!!!"

"Siap..!!"

Bang Probo pun dengan telaten segera merawat Gita. Bang Ghana sibuk mencari sinyal untuk mengabari keadaan pada pos bawah.

~

Setelah minum teh hangat, Gita pun sudah mulai segar.

"Saya gendong saja ya..!!" Kata Bang Probo menawari.

"Iya Gita, lebih baik kamu di gendong Bang Probo, Abang bawa tas mu..!!" Saran Bang Ghana.

"Gita sudah sehat, jalan saja." Jawab Gita.

Setelah memastikan bahwa Gita benar-benar sehat tanpa hambatan, Bang Probo memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan.

...

Dua setengah jam berlalu. Karena perjalanan mereka sedikit santai, mereka sedikit terlambat sampai ke puncak.

Belum sampai mengucap syukur karena mereka tiba di puncak, Bang Probo kembali melihat langkah Gita yang terseok.

"Oomm.." Gita berbalik badan kemudian ambruk menimpa Bang Probo.

"Astaghfirullah..!! Gitaaa..!!" Bang Probo panik melihat Gita menggigil kedinginan. Baju Gita basah di sekujur tubuh. "Kenapa ini dek??Kamu pasti hipotermia???"

"Pakaiannya harus di lepas, Bang..!!" Kata Bang Ghana.

"Iya, Abang tau. Tapi disini laki-laki semua. Di balik pohon pun tidak mungkin. Kita tidak ada kain panjang." Bang Probo mulai bingung namun pikirannya harus bertindak cepat. "Kita sudah sampai puncak, sebagian anggota bangun tenda sekarang juga..!!! Sebagian lagi siapkan air panas dan makan malam..!! Mohon maaf, tolong siapkan tenda saya pada posisi paling belakang..!!"

"Siap Dan..!!"

"Saya yang akan siapkan tenda Abang."

"Mari saya bantu tangani Ibu, Dan..!!" Kata seorang anggota kesehatan.

"Ayo cepat..!!"

:

"Gitaaa..!!! Sadar, Gitaaa..!!!!" Bang Probo sudah memberikan jaketnya untuk menghangatkan tubuh Gita, namun Gita tetap menggigil bahkan saat ini mengejang dan kesadarannya nyaris hilang. "Sadar dek.. jangan buat saya takut." Gumam Bang Probo.

Matahari sesaat lagi akan terbenam tapi kondisi Gita sungguh mengkhawatirkan. Hipotermia tidak akan bisa di tangani sembarangan, pakaian Gita yang basah semakin memperburuk suasana.

"Danki, tendanya sudah siap." Lapor Prada Faizal.

"Terima kasih..!!" Tanpa banyak bicara Bang Probo membawa Gita masuk ke dalam tenda lalu menutup tenda tersebut dengan rapat.

Dalam cahaya yang akan menghilang, Bang Probo memberi Gita minuman hangat sesendok demi sesendok. "Gita.. cepat respon saya..!!" Pinta Bang Probo.

Jalur nafas Gita mulai terhambat. Mau tidak mau, Bang Probo melepas jaket dan pakaian Gita yang basah. Tangan Gita menolak meskipun tanpa tenaga.

"Gita takut, Gita mau mati..!!" Racaunya

"Ini bukan saatnya membahas poin, Gita..!!" Bang Probo membuka seluruh pakaian Gita dan Gita semakin kedinginan. Sungguh ini kali pertama dirinya melihat seluruh tubuh Gita tapi dirinya mencoba menepis pikiran yang begitu mengganggu. Bang Probo ikut melepaskan pakaian dan memeluk Gita.

"Takut, Gita takut di tinggalkan. Gita tidak mau di bohongi..!!" Racaunya lagi. "Abaang, bolehkah Gita suka Bang Probo??"

"Gita.. ini Abang..!! Sadar Gita..!!"

"Bang, Gita sudah sadar??" Tanya Bang Ghana dari luar tenda.

"Belum, menjauhlah dan buat kegiatan..!! Saya sendiri yang akan menangani Gita..!! Jauhkan pencahayaan dari tenda saya juga..!!" Perintah Bang Probo.

"Baik Bang..!!" Bang Ghana segera menjauh dari tenda Bang Probo.

'Ya Tuhan, kenapa harus disini?? Kenapa harus di saat seperti ini?? Apa aku harus melakukannya disini?? Apa yang aku rasakan saat ini?? Aku resah, hatiku gelisah ingin menyelamatkan Gita atau aku memang.. jatuh cinta sama gadis seusil ini??'

Gita terus saja menggeliat, akal sehat Bang Probo beradu dengan batinnya yang tersiksa dengan keadaan yang sulit di jelaskan.

'Ya Tuhan. Bolehkah kalau aku mengatakan bahwa ini sudah menjadi batas kesabaran ku menahan diri. Sungguh sejak kepergian Kila, tidak sekalipun aku menanggapi wanita manapun bahkan untuk mendekati tempat terharam sekalipun sudah kuhindari. Berdosakah aku jika aku ingin sedikit saja menguraikan rasa yang sudah kutahan, sedangkan aku tidak punya pelampiasan selain Gita yang sudah halal untuk kusentuh.'

Gita kembali mengejang, rasanya Bang Probo ingin menangis saja karena dirinya bimbang dan ragu. Ia segera menutup tubuh Gita dengan selembar sarung yang di bawanya. Bukan karena tidak berani melakukannya namun tempat yang mereka pijak saat ini adalah tempat yang kurang layak, hanya saja keadaan Gita membuatnya harus segera mengambil keputusan di antara ribuan aturan yang ada.

Setiap gerak tubuh Gita dan rintihan Gita membuatnya begitu tergoda. Beberapa menit berlalu, Bang Probo pun mengubah posisinya.

"Gita.. berusahalah sadar, lihat saya..!!" Bang Probo menepuk pipi Gita. "Beri saya kesempatan untuk memberikan seluruh hati saya sama kamu."

Mata Gita terbuka perlahan di sela ambang kesadarannya, tubuhnya masih terus menggigil kedinginan.

"Abaang..!! Dingiiiinn..!!"

"Bagus, terus begitu. Lihat Abang..!! kamu akan baik-baik saja, Gita." Bang Probo mengecup sayang kening Gita. "Inilah sebabnya kenapa Abang melarangmu ikut mendaki. Kalau sudah begini?? Siapa yang cemas?? Sekarang kalau mau sembuh, menurut sama Abang..!!" Bang Probo perlahan mengarahkan tubuhnya.

Gita mengangguk, kesadarannya nyaris hilang namun ia masih merespon saat ada sesuatu yang entah apa sedang menghujamnya begitu dalam dan dirinya tidak bisa melawan sekalipun dengan suara. Saat ini yang terdengar hanya ada suara gitar mengalun seakan menyamarkan suara desah pelan dan erangan Bang Probo yang tengah mendekapnya erat.

Gita sampai menitikan air mata. Ia bingung dengan yang di rasakannya, mungkin karena efek kelelahan.. seluruh tubuhnya terutama di bagian tertentu menjadi sakit luar biasa. Yang tersemat dalam pikirannya adalah pengalaman pertama kali di 'obati' seorang pria dan hanya berdua saja. Perlahan tubuhnya memanas melambungkan angan melayang di udara. Takut akan bersuara, ia pun menggigit bahu Bang Probo.

Bang Probo yang sudah lama tidak merasakan hangatnya tubuh seorang wanita tak dapat lagi menahan diri, dirinya lepas kendali, segala hati dan pikiran hanya tertuju pada satu arah tujuan. Ia menggenggam erat tangan Gita dan berusaha keras menahan suara hingga saat ingin mengakhirinya, sempat terbayang wajah Akila yang selama ini masih bergelung di pikirannya namun sesaat setelah menyadari yang ada dalam dekapannya adalah Gita, b****i nya semakin memuncak, terdengar desah lepas. Bang Probo mengerang dan mengejang kelojotan bagai cacing kepanasan. "Ehghh.. hhghhh.. Gitaaa..!! Abang sudahi ya..!!"

Gita terdiam dalam keterkejutannya, seketika tubuhnya menghangat dan berdesir. Gita bingung dengan semuanya.

"Bang.. Abaaang.. Gita sudah sadar??" Tanya Bang Ghana.

Bang Probo mengatur nafasnya yang masih berantakan.

"Bang???"

"Sudah.... kamu tunggu disana saja..!! Gita butuh waktu untuk memulihkan tenaga." Jawab Bang Probo lirih. Bang Probo beralih posisi kemudian melirik bagian tubuhnya, ia mengalihkan pandangan dan menatap kedua bola mata Gita.

"Kenapa Om Probo melanggar poin??" Protes Gita kemudian menyambar kain sarung Bang Probo untuk menutupi tubuhnya. Kini Gita sadar sepenuhnya.

"Om Probo bayar full. Sudah, jangan bahas poin lagi. Bukan hanya kamu saja yang nyaris menantang maut, saya juga nyaris lewat."

"Om.. Gita pengen bilang terima kasih."

"Untuk apa?" Tanya Bang Probo.

"Sudah menyelamatkan nyawa Gita. Tapi Om juga harus minta maaf sama Gita..!!" Ucapnya dengan suara serak dan parau.

Bang Probo tersenyum tipis mendengarnya. "Abang minta maaf." Ucapnya begitu lembut dan mengajari Gita menyapanya dengan baik. "Sekaligus terima kasih sudah menjadi gadisnya Bang Probo yang baik."

Gita berkedip-kedip, dirinya memang dalam keadaan sadar tapi tidak sepenuhnya memahami apa yang telah terjadi, yang dirinya tau, Bang Probo memeluknya dengan erat tanpa sehelai benang pun untuk menyelematkan nyawanya, itu saja.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Mira Lusia

Mira Lusia

oalahh ndukk..dimodusin om2 kowe ki..😅😅

2024-05-03

0

Yuli Purwa

Yuli Purwa

obat hipotermia ala bang probo 🤣🤣🤣

2024-03-05

0

Yayuk Bunda Idza

Yayuk Bunda Idza

wah unboxing nya di atas ketinggian

2024-02-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!