Become a Hero on Doomsday 19

Zero.

Saat ini Zero berada di sebuah bangunan rumah yang cukup besar, ialah rumah kepala desa yang saat ini di tempati mereka sebagai markas. Mereka tinggal di sana atas seizin kepala desa dan kesepakatan bersama karena hanya rumah kepala desa lah yang terlihat kokoh, besar dan luas.

"Ayo masuk, temen gue ada di dalam." Ucap Alex.

Saat ini karena sudah menjelang malam mereka pulang bersama-sama. Untuk balai desa tempat warga mengungsi apakah tidak di jaga? Memang tidak, tapi di sana sudah di pasang jimat pelindung kelas bawah yang bertahan sebulan meskipun dengan jangkauan yang kecil.

Rion, Lion dan Luna juga pulang bersama, mereka sudah tahu jika Zero akan membantu mengobati luka Xavier.

"Dia, bukan nya laki-laki tampan tadi siang? " Batin wanita muda tadi siang, ialah Ale yang bertugas menjadi dokter di tempat itu. Ale bukan pengguna sistem. Tapi Ale tau itu sistem karena bergabung dengan geng Alex, Ale bisa masuk ke geng itu karena cukup pandai dalam pengobatan/medis.

"Halo" sapa Ale ramah pada Zero saat laki-laki itu melewati nya.

"Hmm" Zero hanya berdehem tak jelas sembari tak sengaja melirik Ale.

"Le, Xavier ada di dalem kan? " Tanya Alex.

"Kaya biasa, lagi semedi." Jawab Ale.

Mereka akhirnya masuk ke dalam pintu yang ajaib nya saat pintu terbuka bukan nya kamar yang berisikan kasur, lemari dan sebagai nya. Namun seperti sebuah taman yang indah, dan di tengah-tengah taman itu terdapat sebuah tempat seperti panggung namun seperti piramid juga yang berbentuk kotak dan seorang laki-laki duduk semedi di tengah-tengah tempat itu.

"Xavier, kita di sini bawa orang buat bantu ngobatin luka lo" ucap Alex yang sudah terbiasa berbicara dengan bahasa itu kepada sahabat nya.

Xavier Zalendra adalah seorang pengguna sistem AA6 yang merupakan sistem tingkat tinggi, saat itu ia berada di level King tingkat Menengah. Namun kekuatan nya terus menurun akhir-akhir ini karena suara alasan.

Xavier membuka mata nya tatapan nya kemudian tertuju Zero yang juga menatap nya.

"Dia Zero, di memiliki level yang lebih tinggi dari ku." Ucap Alex.

Xavier mengangguk mengerti. Zero melompat untuk naik ke atas panggung itu.

"Aku berada di level Queen tingkat tiga, teman mu meminta ku untuk membantu menyembuh kan mu." Ucap Zero.

"Ya, terimakasih. Tapi ntah kau bisa atau tidak aku tidak yakin." Ucap Xavier. Laki-laki itu sama dingin nya dengan Zero, di tambah muka nya datar.

"Aku juga tidak tahu, memang nya kau sakit apa? " Ucap Zero mencoba mencari tahu, pasal nya ia melihat energi gelap di tubuh Xavier.

"Aku terkena serangan kegelapan." Ucap Xavier.

Zero tak mengerti, namun sistem menjelaskan nya.

"TING! Serangan kegelapan adalah racun jahat yang masukan ke dalam tubuh. Akibat nya kekuatan dalam tubuh dan jiwa akan terus di grogoti membuat fisik lemah." AB6.

Zero mengerti, ia kemudian berdiri di belakang Xavier mengambil ancang-ancang untuk mengeluarkan kekuatan nya.

"Hiyap! " Zero mulai menyalurkan kekuatan nya ke dalam tubuh Xavier, sebelum nya sistem telah memberi tahu jika racun itu bisa hilang dengan di kalahkan orang kekuatan paling murni pengguna sistem.

"Ughh! " Xavier merasakan racun kegelapan dalam tubuh nya mulai memberontak seiring dengan kekuatan Zero yang menyalur di tubuh nya.

Beberapa menit berlalu nampak keringat kedua nya mulai mengucur, Zero me maximal kan kekuatan nya dan dalam satu dorongan Xavier pun memuntahkan cairan hitam.

"Hoek! "

Cairan hitam yang keluar itu kemudian berubah menjadi asap hitam dan menghilang.

Zero mengusap keringat nya. " Aku tidak bisa mengeluarkan nya lagi, kekuatan ku belum cukup untuk mengeluarkan semuanya." Ucap Zero.

"Tidak apa-apa, aku sangat berterimakasih. Berkat mu racun dalam tubuh ku sudah berkurang 20% tinggal 75% lagi karena 5% nya sudah aku hilang kan sedikit-sedikit dengan bantuan teknik kultivasi." Ucap Xavier.

"TING! Teknik kultivasi adalah sebuah teknik yang berasal dari pasar sistem. Ini merupakan teknik level atas. Fungsi teknik ini adalah untuk menyerap hawa suci dan kekuatan positif di sekitar. Biasanya perlu tempat yang tenang, damai untuk bisa menggunakan nya." AB6.

Zero mengangguk.

*

*

*

Sementara itu di tempat pengungsian warga.

Ibu Merina begitu bahagia melihat kondisi suaminya yang terlihat baik-baik saja. Ia memeluk haru suaminya begitu pun dengan Tito.

Kemudian mereka pun mulai berkumpul, memakan nasi dan lauk bungkus dari daun pisang tersebut. Tidak banyak, karena Tuan Patrus tidak mendapatkan karena seperti tadi. Jika tidak bekerja maka tidak dapat makan.

Jadinya mereka makan dua bungkus nasi berempat. Isi nya pun sederhana, hanya nasi yang jika di ukur hanya sekepal tangan dan tumis sayur. Rasanya pun tidak begitu enak.

"Nak makanlah," ucap Ibu Merina, setelah ia memakan satu suap. Karena kalian tahu? Nasi itu hanya sedikit, akan habis dalam tiga atau empat suapan kecil.

Terpopuler

Comments

Zee

Zee

sedih ny/Sob/

2024-03-31

1

Zee

Zee

plus herem😁🤣

2024-03-31

2

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

Xavier bsa jadi sekutunya Lilly levelnya udh tinggi juga

2024-03-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!