Perjalanan Waktu

Perjalanan Waktu

1. Zaragoza

Zaragoza atau Goza adalah nama dari seorang gadis yang berusia 22 tahun yang hidup di zaman modern dengan semua kecanggihan yang dimiliki dunia ini. Di depan keluarga serta temannya Zaragoza adalah wanita yang ceria, ramah dan suka usil, tapi di balik itu semua ada 1 rahasia yang Zaragoza sembunyikan dari keluarganya.

"Goza, Papa, Zergio turun, sarapan dulu" Suara dari Chaitlin ibu dari Zaragoza yang menjadi alarm untuk sarapan pagi bagi keluarganya.

Zaragoza yang masih menyembunyikan tubuhnya di balik selimut tebalnya itu mulai terusik dengan suara itu.

"Iya ma bentar" entah mamanya mendengarnya atau tidak yang penting Zaragoza sudah menjawabnya itu prinsip dari seorang Zaragoza.

Zaragoza pun turun dari tempat istirahat ternyaman nya itu dan lekas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, tak lama Zaragoza keluar kamar mandi dengan setelan baju kerjanya yaitu baju putih, blazer berwarna mint dan rok span putih 5 centi di atas lutut, hells berwarna hitam serta tas berwarna hitam. Tak lupa juga Zaragoza memberikan sedikit polesan pada mukanya dan menggerai rambutnya, dan itu menambah kesan elegan pada diri seorang Zaragoza Chadwick.

"Good morning Ma, Pa, Kak" sapa Zaragoza pada keluarganya

Zaragoza adalah anak ke 2 dari Ringgo Chadwick dan Chaitlin Wilsh Chadwick pasangan pengusaha kaya di negara Neroga, Zaragoza memiliki kakak laki-laki bernama Zergio Chadwick yang sekarang ini berusia 26 tahun.

"Morning darling" sahut Ringgo dan Chaitlin secara bersamaan

"Lama banget si Za, kakak udah laper ini nungguin kamu" protes Zergio pada adiknya itu

"Siapa suruh kakak nungguin Goza?" jawab Zaragoza sambil menyenggol bahu Zergio yang di balas sungutan dari pria tersebut

"Udah-udah kalian ini masih aja kaya anak kecil, kalo deket berantem awas aja kalo kalian pas lagi jauh jangan merengek sama mama" Chaitlin pun harus ikut turun tangan jika ke 2 anaknya yang sudah tidak lagi anak kecil itu masih saja bertengkar.

"Ayo makan, papa udah hampir telat ini" ucap Ringgo yang ikut melerai pertengkaran antara kedua anaknya itu

Sarapan pun berjalan dengan penuh canda dan tawa di antara mereka, sungguh keluarga kecil yang sangat harmonis. Dan tanpa mereka ketahui apa yang akan terjadi setelahnya akan sangat merubah keluarga itu.

"Goza udah selesai, Goza berangkat ke kantor dulu ya ma pa kak" Zaragoza selesai sarapan lebih dahulu karena ada yang ingin ia selesaikan di kantor lebih awal agar tidak terlalu menganggu pikirannya.

"Iya sayang hati-hati di jalan ya" ucap Chaitlin dan Ringgo secara bersamaan dan hanya di balas acungan jempol oleh Zaragoza.

Zaragoza pergi ke kantor menggunakan mobil dengan kecepatan sedang karena di pagi hari belum terlalu banyak kendaraan di jalan raya. Saat sudah sampai di kantor Zaragoza pun segera memarkirkan mobilnya khusus di parkiran para petinggi perusahaan. Zaragoza keluar mobil dan menggunakan kacamata hitam miliknya.

Saat memasuki perusahaan banyak tatapan kagum yang di tujukan padanya dan tidak sedikit juga yang menundukkan pandangan mereka. di dalam perusahaan Zaragoza adalah seorang pimpinan yang tegas dan berpendirian kuat serta tidak tolerir pada kesalahan apapun yang berhubungan dengan perusahaan dan juga harga dirinya.

"Selamat pagi Nona" Nona adalah sapaan Zaragoza di perusahaan, para karyawannya yang Zaragoza lewati hampir semua menyapanya dan hanya Zaragoza balas dengan anggukan kepala saja.

"Good morning my Lady Queen Zarago" saat Zaragoza memasuki ruangannya tiba tiba Klara sahabatnya sekaligus asisten pribadinya sudah berada di samping meja kerja Zaragoza dengan wajah tanpa dosanya itu, sedikit menyebalkan

"Klara ini lagi di perusahaan bukan di markas, jadi jaga tutur bahasa kamu" ucap Zaragoza yang berjalan dari pintu menuju kursi kerjanya dan meletakkan bokong nya di kursi yang empuk itu

"Ih Goza tapi itu kan panggilan kebesaran kamu, Lady Queen Zarago" Klara pun menjawab perkataan Zaragoza dengan tangan di lipat ke depan dada serta bibir yang di manyunkan kedepan, Zaragoza yang melihatnya pun menjadi gemas sekaligus kesal

Zaragoza pun mencubit pipi Klara ke dua nya karena merasa gemas serta kesal saat melihat Klara berekspresi seperti itu.

"Goza sakit" ucap Klara yang merasa kesakitan saat Zaragoza mencubit pipinya dan berusaha melepaskan tangan Zaragoza dari pipinya tersebut

"Salah sendiri dibilangin ngeyel mulu itu mulut. Oh iya ada apa sama markas? Tadi Sonia nyuruh kumpul di markas kan nanti pas jam makan siang" selain pimpinan perusahaan Zaragoza juga pimpinan tertinggi dari mafia yang ada di negara Neroga.

Dulu saat Zaragoza masih berumur 17 tahun, pada saat itu Zaragoza sedang menemani Ringgo melakukan perjalanan bisnis ke kota Denon tak sengaja Zaragoza melihat seorang kakek tua yang sedang terluka parah di dekat semak semak pinggir pantai. Waktu Zaragoza menemukan kakek tua itu Ringgo sedang melakukan meeting bersama dengan klien nya dan Zaragoza memilih untuk berjalan jalan di sekitar pantai, namun mata Zaragoza tak sengaja menemukan kakek tua yang sedang terluka parah di dekat semak semak

"Astaga, siapa itu?" Zaragoza pun berlari kerah kakek tua itu dan melihat kondisinya, setelah Zaragoza periksa denyut nadi dan nafas nya ternyata kakek tua itu masih bernafas. Zaragoza pun segera meminta tolong pada orang orang yang ada di sekitar pantai untuk membantunya membawa kakek tua itu ke rumah sakit terdekat agar segera mendapat penanganan medis.

Kini Zaragoza tengah duduk di depan ruang operasi menunggu kakek tua yang tadi ia tolong, saat sampai di rumah sakit tadi ternyata keadaannya cukup parah dan kehilangan banyak darah, segera dokter melakukan tindakan operasi untuk menjahit luka serta transfusi darah

"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Zaragoza pada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi.

"Anda keluarganya?" tanya dokter itu pada Zaragoza karena dokter itu tau bahwa pasien yang di bawa Zaragoza tidak memiliki keluarga

"Bukan, tapi tadi saya yang membawanya kemari" jawab Zaragoza dengan tanpa ekspresi

"Pasien sudah melewati masa kritisnya, keadaan nya juga sudah mulai stabil tinggal menunggu nya siuman dari efek bius saja. Saya akan memindahkannya ke ruang rawat inap" lalu dokter itu pun pergi dan tidak lama terlihat suster sedang mendorong kasur yang berisikan kakek tua tersebut untuk di pindahkan ke ruang rawat inap

Kakek tua itu di pindahkan ke ruangan VIP seperti yang di minta Zaragoza agar ia dengan nyaman menunggunya tanpa ada gangguan dari pihak lain

"kan dia akan sadar sus?" tanya Zaragoza pada suster yang sedang merapikan tidur kakek tua itu

"Mungkin sebentar lagi nona, kita tunggu saja sampai pasien siuman. Nanti setelah pasien siuman anda bisa panggil saya ini ada tombol ini nanti di tekan saja ya nona" ucap suster itu dengan memberikan arahan pada Zaragoza apa harus ia lakukan setelah kakek tua itu siuman dan Zaragoza pun menganggukkan kepala tanda ia mengerti

Saat menunggu kakek tua itu siuman tiba tiba handphone Zaragoza berdering saat ia cek siapa yang menelepon nya ternyata adalah papanya sendiri

"hallo, Goza kamu di mana nak? papa cari di sekitar restoran tempat papa meeting kamu tidak ada" saat Ringgo selesai meeting dan dia hendak menemui putrinya namun Ringgo tak menemukan Zaragoza di sana sudah Ringgo cari dan bertanya ke beberapa orang yang ada di sana namun tidak ada yang melihat Zaragoza

"papa, maaf Goza pergi ga bilang ke papa dulu tadi. Goza tadi pergi kergi ke pantai tapi Goza liat kakek tua terluka parah jadi Goza bawa ke rumah sakit ini Goza masih di rumah sakit kakeknya belum siuman pa" Zaragoza menepuk jidatnya karena lupa memberi tau papanya kalau dia sedang menunggu kakek tua yang di selamatkannya barusan

"ya ampun, bagaimana keadaannya sekarang nak? apa papa perlu kesana menemanimu sayang?" ucap Ringgo khawatir jika putrinya kewalahan untuk mengurus prosedur di rumah sakit yang cukup rumit itu

"tidak perlu papa, ini tinggal menunggu dia siuman saja. Setelah dia siuman Goza kembali ke hotel, papa pulang dulu aja ke hotel ya" Zaragoza tidak ingin papanya terlalu lelah karena Zaragoza tau mengurus perusahaan besar itu tidak lah mudah

"ya udah kalau begitu kamu hati² ya sayang di sana, jaga diri baik baik"

"siap papa ku" setelah itu Zaragoza memutuskan panggilan telepon nya dengan Ringgo dan kembali menuju kakek tua itu untuk melihat kondisinya

"anda sudah siuman?" tanya Zaragoza refleks pada kakek tua itu karena kaget saat menghampiri nya ternyata kakek tua itu sudah membuka matanya, dan dengan sigap Zaragoza menekan bel sesuai arahan dari suster saat kakek tua itu bangun

"bagaimana kondisi anda kek?" tanya Zaragoza pada kakek tua itu dan belum sempat kakek tua itu menjawabnya tiba tiba Suter dan dokter masuk keruangan untuk mengecek kondisi pasien

"setelah saya cek semuanya kondisi pasien sudah membaik dan tidak perlu di khawatirkan lagi. Kau cepat sembuh Zo nona ini yang menyelamatkan mu, kalau begitu saya pamit dulu" dokter dan suster itu pun pergi setelah mengecek kondisi pasiennya yang sudah sangat jauh lebih baik, tak terasa Zaragoza sudah menemani kakek tua itu 2 jam dihitung dari dia menemukan nya di dekat semak semak tadi

"nama kakek Arzo, siapa namamu nak" Azro nama kakek tua itu, dia merasa penasaran siapa gadis muda yang menyelamatkan nyawanya itu

"nama saya Zaragoza kek" ucap Zaragoza sambil mendaratkan tubuhnya di kursi dekat ranjang

"nama kamu unik, seperti nama daerah di daratan Etmor nona Zarago" ucap Arzo dengan kekehan pelannya

"oh ya kek? Di daratan Etmor ada daerah bernama Zaragoza?" Goza pun penasaran dengan yang dikatakan oleh Arzo tentang daerah bernama Zaragoza itu

"iya, kakek pernah ke daerah bernama Zaragoza itu. Tempatnya sangat bagus dan sangat cantik seperti mu nona Zarago"

"kakek bisa memanggil saya Goza seperti yang lain saja, tidak ada yang memanggil saya dengan sebutan Zarago" ucap Zaragoza dengan senyumnya yang ramah

"ah, tapi kakek ingin memanggil mu Zarago, apa kau tidak keberatan nona muda?" tanya Arzo pada Zaragoza takut membuat sang pemilik nama merasa tersinggung

"tidak apa saya rasa panggilan Zarago tidak buruk juga. Saya tadi tidak sengaja menemukan anda yang sedang terluka di dekat semak semak. Apa yang terjadi dengan anda sebelumnya kek?" tanya Zaragoza dengan wajah serius, karena tidak mungkin seorang kakek tua berada di semak semak dengan keadaan yang sangat memprihatinkan

Luka sobekan di mana mana darah mengalir dari setiap goresan lukanya, lebam dimana mana bibir sudah pucat. Persis seperti orang yang hampir terenggut nyawanya.

"ceritanya sangat panjang, mungkin kamu tidak akan percaya jika kakek mengatakannya" jawab Arzo yang menatap langit langit ruang rawatnya dengan mata yang nanar

"lalu dimana keluarga anda? Kenapa mereka tidak kesini menjenguk anda?" tanya Zaragoza penuh selidik kepada Arzo

"istri saya sudah meninggal 5 tahun yang lalu, saya tidak mempunyai anak dan sudah tidak memiliki keluarga. saya melihat satu potensi di dirimu yang sama dengan saya, apa kah kamu mau meneruskan apa yang akan saya berikan padamu. Saya sudah tidak lagi muda untuk terus meneruskan ini semua" Arzo pun menatap Zaragoza dengan penuh harap agar ia mau meneruskan apa yang sudah dia bangun selama ini

"kenapa harus saya?" tanya Zaragoza

"tidak ada orang yang bisa saya percaya di sekeliling saya"

"anda baru saja mengenal saya, kenapa anda mau memberikan itu kepada saya? bahkan pada anak 17 tahun" banyak sekali pertanyaan pertanyaan yang ada di kepala Zaragoza, mengapa pria tua itu harus memberikan apa yang dia punya kepadanya

"saya percaya padamu. Firasat saya tidak pernah salah, kamu memiliki potensi besar untuk meneruskan apa yang saya miliki sekarang"

"hah. Baiklah baiklah apa yang akan anda berikan pada saya?" dengan penuh keterpaksaan Zaragoza pun merima tawaran dari Arzo untuk meneruskan apa yang dimiliki oleh Arzo sekarang

"apakah kamu berasal dari kota ini nak?" tanya Arzo untuk memastikan apakah Zaragoza bisa ia bawa ke ibu kota negara Neroga

"tidak, saya berasal dari ibu kota. Saya sedang menemani ayah saya yang sedang berdinas di sini"

"bagus sekali kalau begitu saat kamu kembali ke ibu kota datang lah ke daerah Temon lurus saja ke arah hutan, nanti di tengah hutan ada sebuah Mension besar saya akan menunggu kamu di sana" ucap Arzo yang memberi tau tempat tinggalnya kepada Zaragoza. Zaragoza yang mendengarnya pun menjadi sedikit kurang yakin karena daerah tersebut sangat tertutup

"anda tidak mencoba menjebak saya kan?" tanya Zaragoza dengan nada datar

"tidak saya memang tinggal di sana. datanglah sendiri jangan sampai keluargamu tau" sungguh mencurigakan itu lah yang dipikirkan Zaragoza sekarang

"tidak. Saya akan membawa teman teman saya jika anda tidak setuju saya menolaknya" ucap Zaragoza dengan tegas

"baiklah datanglah bersama teman teman mu saat kamu berkunjung, saya akan memberitahukan nya padamu apa yang akan saya berikan kepadamu saat kamu sudah di sana"

"hah. Ya sudah saya mau pulang anda baik baik lah disini, saya tidak bisa kesini lagi besok saja sudah pulang ke ibu kota. Dan juga semua administrasi sudah saya bayarkan, cepatlah sembuh sebelum saya ke kediaman anda" Zaragoza pun langsung keluar dari kamar inap Arzo dan langsung pulang hotel, rasanya badannya sudah ingin di rebahkan

Tak perlu waktu lama Zaragoza untuk sampai ke hotel karena memang jarak hotel dan rumah sakit tidak terlalu jauh hanya saja tempat meeting ayah Zaragoza tadi sedikit jauh dari hotel karena berada di dekat pantai.

Saat sudah sampai di hotel Zaragoza pun langsung naik lift menuju kamar nya, kamar Zaragoza dan Ringgo pisah tidak jadi satu ruangan, Zaragoza selalu meminta pada papanya jika ia menemani meeting ke luar kota harus kamar terpisah tidak mau satu kamar

"ah enak sekali bisa merebahkan badanku, rasanya remuk semua tulang tulang ku ya ampun. Ah sebaiknya aku mandi biar cantik lalu setalah itu makan deh, betapa beruntungnya aku hidup sebagai Zaragoza dengan segala kemewahannya ini" Zaragoza tidak bisa membayangkan jika dia lahir bukan dari keluarga Chadwick apakah kehidupannya juga akan sesempurna jika berada di keluarga Chadwick

Tak terasa hari sudah berganti terus menerus dan Zaragoza baru mengingat jika ia harus ke tempat kakek tua itu untuk menerima apa yang akan dia berikan pada Zaragoza

"ngajak Sonia, Klara, sama Isel deh biar ga bosen di sana sendiri an" Zaragoza pun lalu mengulik handphone nya untuk mencari nomer ke 3 sahabatnya itu.

Zaragoza, Sonia, Klara dan Isel adalah 4 sekawan mereka bersahabat sejak duduk di bangku sekolah dasar dan persahabatan mereka sangat awet bahkan SMP dan SMA mereka selalu sekelas.

"hallo Son, Kla, Sel ikut aku yuk ke daerah Temon, ada urusan di sana soalnya" Zaragoza menyambungkan telepon bersama untuk mempersingkat waktu megabari mereka satu persatu

"hah? Kamu gila ya Za? itu daerah katanya rawan banget loh hutan semua" suara Isel yang berteriak dari sebrang telepon sana

"kamu mau ngapain ke sana goza sayang?" tanya Sonia dengan santai

"ada urusan, ayolah temenin kan kalian sahabat aku. Massa kalian ga bantuin sahabatnya di" ucap Zaragoza dengan suara yang sedih

"iya iya kita temenin tapi kamu jemput ya nanti kita 1 mobil aja" ucap Klara

"yey terimakasih sayang sayang ku, tunggu sebentar ya sebentar lagi aku sampai di depan rumah kalian semua

Zaragoza pun menjemput para temannya yang dia ajak menuju kediaman Arzo, saat akan memasuki daerah bernama Temo itu di depannya ada gapura yang sangat bagus dan di jaga oleh beberapa orang bersenjata berpakaian serba hitam, setelah di beri pertanyaan apa alasan mereka ke daerah Temon dan ada urusan mereka akhirnya Zaragoza pun di izinkan masuk ke dalam dan benar saja di tengah hutan ada Mension yang sangat besar dengan warna serba putih bahkan penjagaannya lebih ketat dari di gapura depan

"kamu yakin Za ini tempatnya? Kok serem banget si? Ini bukan perdagangan manusia kan?" ucap Klara

"kan aku udah bilang daerah Temon tertutup banget, jadi merinding inces Isel" ucap Isel yang bulu kuduknya sudah berdiri sejak masuk gapura tadi

"tapi bener kan Za ini tempatnya? Aku ga mau mati konyol disini" kini giliran Sonia yang berbicara dan masih dengan pertanyaan pertanyaan lain yang dilontarkan oleh ketiganya

"aku juga ga tau, pokoknya di suruh kesini udah gitu aja"

Saat Zaragoza dan ke 3 temannya sibuk berargumen tanpa mereka sadari di depan gerbang Mension sudah berdiri Arzo untuk menyambut kedatangan penerus kepemimpinannya itu

"Zaza itu liat ada kakek kakek tua di sana ngeliatin mobil kita terus sambil senyum" ucap Isel yang menepuk nepuk Zaragoza untuk memberitahu nya jika ada orang yang tersenyum ke arah mobilnya

"ah benar itu kakek Arzo dia yang menyuruh ku ke sini. ayo kita turun" Zaragoza, Isel, Klara dan Sonia pun turun dari mobil dan menghampiri Arzo yang sedang berdiri di depan gerbang besar itu

"selamat datang penerusku Lady Queen Zarago" ucap Arzo yang membuat para anak buah nya langsung berkumpul mengitari mereka

"hormat kami pada Lady Queen Zarago" ucap anak buah Arzo secara bersamaan

"apa? Lady Queen Zarago?" ucap Zaragoza, Isel, Klara, dan Sonia secara bersamaan

"iya nona Zarago, anda akan meneruskan ini semua organisasi saya Mafia Black Diamond" ucap Arzo dengan penuh kebanggaan

"apa? Mafia?" teriak mereka ber 4 lagi dengan dengan cukup kencang karena sungguh ini diluar dugaan

*

Halo semua maaf ya kalo ceritanya belum bagus baru penulis pemula buat ngisi waktu kosong aja, semoga suka ya sama ceritanya ya. kritik dan saran di persilahkan untuk membangun karya ini lebih baik lagi. I love you all

Terpopuler

Comments

Ibuk'e Denia

Ibuk'e Denia

aq mampir thor

2024-04-05

0

Ayu Dani

Ayu Dani

aku hadir Thor

2024-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!