Zaragoza, yang kini berada dalam tubuh Yuan Li Wei, masih diliputi kebingungan. Akal sehatnya belum mampu mencerna semua kejadian yang menimpanya. Ia tak tahu bagaimana bisa terdampar di tempat asing ini, di dunia yang terasa benar-benar berbeda dari dunia yang ia kenal.
"Aku? Yuan Li Wei? Bagaimana semua ini bisa terjadi? Tadi aku dijatuhkan ke sungai, hanyut, terbentur batu... aku meregang nyawa. Lalu jiwaku seperti ditarik paksa, dan saat aku membuka mata, aku dikelilingi orang-orang berpakaian seperti di zaman kerajaan? Dinasti? Atau kekaisaran? Entahlah, kepalaku bisa pecah memikirkan ini semua. Apa alam nirwana menolakku hingga aku dibuang ke dunia lain? Mama... Papa... tolong Goza," gumam Zaragoza lirih, mencoba menyusun ingatan dan kenyataan yang baru saja ia alami.
Tok tok tok
"Masuk," ucapnya singkat, mempersilakan si pengetuk masuk ke dalam.
Ternyata, orang yang masuk adalah Gu Ren, pelayan pribadi Yuan Li Wei. Wajahnya terlihat cemas, namun terselip pula kebahagiaan melihat tuannya telah siuman.
"Nona, apa Anda sudah merasa lebih baik?" tanya Gu Ren penuh perhatian.
Zaragoza, yang kini terjebak di tubuh Yuan Li Wei, tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya menatap Gu Ren dan menganggukkan kepala pelan.
"Ayah nona akan datang menjenguk nanti. Kalau nona masih merasa lemas, izinkan saya membantu mempersiapkan mandi," ucap Gu Ren lembut. Sikapnya tulus, dan Zaragoza bisa merasakannya, bahwa wanita ini benar-benar peduli dan setia melayani Yuan Li Wei.
Yuan Li Wei tersenyum ke arah Gu Ren, lalu menggelengkan kepala pelan sebagai isyarat bahwa ia tidak ingin dibantu saat mandi nanti.
"Baiklah, kalau begitu saya antar nona ke kamar mandi, ya," ucap Gu Ren dengan lembut.
Yuan Li Wei mengangguk, dan dengan bantuan Gu Ren, ia perlahan bangkit dari ranjang, berjalan menuju kamar mandi.
...****...
Saat berendam dalam air hangat yang dipenuhi beraneka macam bunga, pikirannya melayang ke segala arah. Aroma lembut bunga-bunga dan kehangatan air membuatnya tenggelam dalam renungan yang dalam.
"Apakah aku harus melupakan identitasku sebagai Zaragoza dan menerima identitas baruku sebagai Yuan Li Wei?" gumamnya lirih.
"Bisakah aku menjalani kehidupan baru ini sebagai Yuan Li Wei? Dengan lingkungan, aturan, dan dunia yang sepenuhnya berbeda?"
"Baiklah... aku sudah memutuskan. Aku akan mengubur Zaragoza. Selamat datang, Yuan Li Wei," katanya pelan, meski dalam hatinya masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang kehidupannya sekarang.
Setelah selesai mandi, Yuan Li Wei mengambil kain putih yang ditinggalkan Gu Ren dan melilitkannya pada tubuhnya. Saat ia keluar dari kamar mandi, Gu Ren sudah menunggunya di depan pintu, membawa sebuah gaun indah berwarna hijau keemasan. Bahkan di dunia modern, Yuan Li Wei belum pernah memakai gaun seanggun itu.
"Gu Ren, apakah semua pakaian di sini seperti ini?" tanya Yuan Li Wei, mengingat sebelum mandi pun ia sudah mengenakan gaun, dan kini akan mengenakannya lagi.
"Iya, nona. Di sini, para perempuan memang memakai gaun seperti ini setiap harinya. Nona Li Wei tidak perlu khawatir. Saya akan membantu nona untuk mendapatkan kembali ingatan nona," jawab Gu Ren penuh semangat dan ketulusan.
"Bisakah kamu keluar terlebih dahulu? Saya ingin memakai baju. Rasanya kurang nyaman jika harus berganti pakaian di depan orang lain," ucap Yuan Li Wei dengan hati-hati, khawatir perkataannya akan melukai hati Gu Ren.
"Baik, nona. Pakaian ini saya letakkan di atas ranjang. Jika butuh bantuan, nona bisa memanggil saya kapan saja," jawab Gu Ren lembut, lalu meninggalkan kamar. Yuan Li Wei hanya membalas dengan senyuman manis.
Ia pun mengambil baju yang sudah disiapkan Gu Ren. Gaun itu pas di tubuhnya, menonjolkan siluet anggun dan membuatnya terlihat begitu cantik.
"Haaah... Oke, nona Yuan Li Wei, di mana pun dirimu sekarang, aku sangat berterima kasih karena kau telah memberikan kehidupan ini padaku. Semoga kau bahagia di tempatmu berada saat ini. Aku izin mengambil alih peranmu di dunia ini," bisik Yuan Li Wei, seolah berbicara pada jiwa yang pernah menghuni tubuh itu.
Ia lalu duduk di depan meja rias. Baru kali ini ia benar-benar memperhatikan bayangan dirinya di cermin.
"Cantik... Wajah yang sangat cantik. Li Wei, kenapa kamu sampai tercebur ke kolam? Apa kamu tidak puas dengan kecantikanmu sendiri? Tapi sungguh, ini wajah yang luar biasa. Putih bersih, halus, dan mulus..." gumam Zaragoza yang kini hidup dalam tubuh Yuan Li Wei. Ia menatap pantulan dirinya dengan penuh rasa kagum, seolah tak percaya bahwa kecantikan itu kini menjadi miliknya.
Sayangnya, saat matanya tertuju pada deretan alat rias di atas meja, ia langsung mengernyit.
"Sayang sekali, alat make-up di sini jauh berbeda dari dunia modern. Ini terbuat dari apa? Bedak dan lipstiknya pun aneh... Tidak, aku tak mau memakainya. Terlalu berisiko kalau sampai merusak kulit wajahku."
Ia mengabaikan semua alat rias itu, memilih menikmati kecantikannya yang alami. Ia hanya menyisir rambutnya dan menata dengan sederhana, merasa itu sudah cukup.
Tok tok tok.
Terdengar suara ketukan di pintu. Yuan Li Wei segera bangkit dari kursi dan berjalan membukanya. Begitu pintu terbuka, ia mendapati sepasang pria dan wanita paruh baya berdiri di hadapannya.
"Li Wei, putriku... Apa kamu sudah merasa lebih baik, nak? Bagaimana kondisimu sekarang?" tanya Yuan Gi dengan suara penuh cemas. Ia melangkah maju hendak memeluk Yuan Li Wei, namun gadis itu dengan sigap mundur selangkah ke belakang.
"Siapa?" tanya Yuan Li Wei pelan, matanya penuh tanda tanya saat menatap pria di depannya.
"Ini ayah, Li Wei. Apa kamu tidak mengenali ayahmu sendiri, putriku?" ucap Yuan Gi, suaranya bergetar.
Yuan Li Wei hanya menggeleng perlahan.
"Ayah?" ulangnya lirih.
"Iya, sayang... Ini ayahmu," ucap Yuan Gi sambil langsung menarik Yuan Li Wei ke dalam pelukannya.
"Maafkan ayah, Li Wei... Ayah tak bisa menjagamu dengan baik, sampai kau bisa terjatuh ke kolam seperti itu... dan sekarang kau bahkan tak mengenali ayahmu sendiri," isaknya lirih, menyesali kelalaiannya.
"Jangan salahkan dirimu, Ayah... Mungkin aku yang kurang berhati-hati hingga bisa terjatuh," jawab Yuan Li Wei pelan. Suaranya lembut, seolah mencoba menenangkan hati pria itu.
Setelah melepaskan pelukannya, Yuan Gi kembali menatap putrinya dengan khawatir. "Apakah kamu sudah merasa lebih baik sekarang, sayang? Apa tubuhmu masih terasa sakit?"
"Sudah, Ayah. Aku merasa jauh lebih baik sekarang," jawab Yuan Li Wei sambil mengangguk kecil. Di dalam hatinya, ia bisa merasakan ketulusan pria itu. Entah siapa Yuan Li Wei sebelumnya, tapi ayahnya benar-benar menyayanginya.
Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya ikut melangkah maju dengan mata berkaca-kaca. "Sayang... Ibu sangat khawatir padamu. Untung saja kau selamat. Ibu sangat sedih saat mendengar kau jatuh ke dalam kolam," ucapnya, lalu langsung memeluk Yuan Li Wei erat.
Namun saat berada dalam pelukan itu, suara lembut dan dingin berbisik tepat di telinga Yuan Li Wei.
"Kenapa kau tidak mati saja? Ingat ini baik-baik. Kalau aku tidak berhasil membunuhmu hari ini, maka besok atau lusa... aku pasti akan melakukannya."
"Ah, jadi wanita itu yang mencoba membunuh Yuan Li Wei..." batin Yuan Li Wei. Matanya menatap tajam ke arah wanita yang baru saja memeluknya. "Tenang saja, Nona Yuan Li Wei. Aku, Zaragoza, yang kini mengambil alih hidupmu... akan membalaskan dendammu pada semua orang yang berniat jahat padamu."
Saat Yuan Muren melepaskan pelukannya, Yuan Li Wei tetap diam tanpa ekspresi. Namun sorot matanya menyiratkan kemarahan yang mendalam.
"Ibumu sangat khawatir padamu, Li Wei. Sejak tadi dia terus menangis," kata Yuan Gi mencoba mencairkan suasana. Tapi Yuan Li Wei hanya membalas dengan diam seribu bahasa.
"Kalau begitu, ayo kita makan bersama di paviliun ayah. Tadi saat perjalanan pulang, ayah sudah membelikan makanan kesukaanmu," lanjut Yuan Gi dengan nada penuh harap. Dalam hatinya, ia berharap hilangnya ingatan putrinya bisa menjadi awal baru, mungkin saja kini Li Wei bisa menerima Yuan Muren sebagai ibunya.
"Kalian duluan saja. Saya akan menyusul bersama Gu Ren," jawab Yuan Li Wei tenang.
"Baiklah, kalau itu maumu. Ayah akan menunggu di paviliun," ucap Yuan Gi sebelum berjalan pergi bersama Yuan Muren, meninggalkan Yuan Li Wei dan Gu Ren di kamar.
Begitu langkah mereka menjauh, Yuan Li Wei pun menoleh pada pelayannya.
"Gu Ren... siapa wanita tadi?" tanyanya dengan nada datar namun tajam.
Gu Ren mengepalkan tangan diam-diam. Sejak tadi ia menahan diri agar tidak mencakar wajah Yuan Muren di tempat.
"Itu ibu tirimu, Nona. Istri dari Ketua Ketiga, Tuan Yuan Gi. Namanya Yuan Muren. Karena Nona kehilangan ingatan, izinkan saya memberitahu satu hal penting, Nyonya Yuan Muren sangat tidak menyukai Nona. Dia sangat licik. Di depan Tuan Yuan Gi, dia akan bersikap manis seolah perhatian, tapi saat tak ada yang melihat, dia bisa berubah menjadi sangat kejam."
"Terima kasih telah mengingatkan aku, Gu Ren. Kalau begitu, tolong antarkan aku ke paviliun ayah," ucap Yuan Li Wei pada Gu Ren.
Di sepanjang jalan menuju paviliun Yuan Gi, Gu Ren menceritakan banyak hal tentang Yuan Li Wei, termasuk di mana dia tinggal sekarang. Gu Ren juga menceritakan kelicikan Yuan Muren dan anaknya, Yuan Mina. Yuan Li Wei memiliki kakak kandung bernama Yuan Tanzi yang kini sedang menempuh pendidikan di Akademi Kerajaan Zuyeng.
Sesampainya di paviliun Yuan Gi, mereka kebetulan melihat sang pemilik paviliun yang sedang berbincang dengan seseorang.
"Li Wei, kenapa hanya berdiri di sana? Ayo, duduk di samping ayah," kata Yuan Gi, menyadari kehadiran putrinya di paviliun.
Yuan Li Wei pun menghampiri dan duduk di samping Yuan Gi, yang kemudian memperkenalkan Ketua Ke-4 kepadanya.
"Li Wei, perkenalkan, ini Ketua Ke-4. Kamu bisa memanggilnya Paman Yuan Min," ucap Yuan Gi, memperkenalkan dengan penuh perhatian karena Yuan Li Wei sedang mengalami kehilangan ingatan.
"Ketua Ke-3 sangat lucu. Kenapa harus memperkenalkan kami lagi? Tidak mungkin Li Wei lupa pada saya," ujar Yuan Min sambil terkekeh pelan.
"Ah, aku belum menceritakannya padamu. Li Wei mengalami lupa ingatan setelah terjatuh ke dalam kolam," jawab Yuan Gi dengan wajah penuh kesedihan.
"Efek terjatuh ke dalam kolam ternyata separah ini. Kalau begitu, nona Yuan Li Wei, perkenalkan saya, Yuan Min. Kamu bisa memanggil saya Paman Min," ucap Yuan Min.
"Baik, Paman Min," jawab Yuan Li Wei sambil tersenyum tipis.
"Yuan Gi, saya pamit dulu, kembali ke paviliun saya. Mari, nona Li Wei," kata Yuan Min, kemudian pergi meninggalkan paviliun Yuan Gi. Ia berencana memberi tahu orang-orang di klan Yuan tentang kondisi putri Ketua Ke-3 yang kehilangan ingatan.
"Li Wei, mari kita ke ruang makan. Ibumu sudah menunggumu di sana," ujar Yuan Gi. Yuan Li Wei mengikuti ayahnya menuju ruang makan, dan memang di sana sudah ada Yuan Muren dengan senyumnya yang terkesan memuakkan bagi Yuan Li Wei.
Ketiganya pun makan bersama dan berbincang-bincang. Yuan Li Wei memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali informasi tentang kehidupannya yang lalu.
"Ayah, Tanzi gege menjadi murid di Akademi Kerajaan Zuyeng, kenapa aku malah di rumah dan tidak belajar di akademi?" tanya Yuan Li Wei dengan penasaran, setelah mendengar dari Gu Ren bahwa Yuan Tanzi dan Yuan Mina berada di akademi, sementara ia malah di klan.
"Putriku, kamu harus berlatih lebih giat agar bisa masuk ke akademi," jawab Yuan Gi dengan wajah sendu.
"Li Wei sayang, kau tidak memiliki dasar kultivasi sama sekali. Di dunia ini, orang yang tidak memiliki kultivasi dianggap sebagai sampah. Itulah alasan kenapa kau tidak bisa belajar di akademi," kata Yuan Muren dengan nada mengejek, lalu kembali menunjukkan ekspresi ramahnya. Sungguh wanita yang licik.
"Aku... tidak memiliki kultivasi?" tanya Yuan Li Wei tidak percaya.
"Kau punya, putriku. Hanya saja, kau belum mengasahnya. Belajarlah lebih giat lagi, putriku," ucap Yuan Gi dengan senyuman hangat, namun matanya tajam menatap Yuan Muren.
"Suamiku, jangan berikan harapan palsu pada Li Wei. Kami sudah memberinya banyak ramuan untuk menumbuhkan kultivasinya. Tapi apakah ada hasilnya? Tidak ada, bukan?" Yuan Muren berkata sambil melirik Yuan Li Wei dengan tatapan meremehkan.
"Ramuan? Penumbuh kultivasi? Sepertinya wanita itu telah memberikan ramuan yang mencurigakan kepada Yuan Li Wei. Sebaiknya aku cari tahu lebih lanjut di perpustakaan klan Yuan. Tadi, Gu Ren bercerita bahwa klan Yuan memiliki perpustakaan. Ya, nanti aku akan minta Gu Ren untuk mengantarku," batin Yuan Li Wei, merasa curiga terhadap Yuan Muren dan berencana mencari tahu lebih banyak mengenai cara menumbuhkan kultivasi yang tepat.
"Ayah, aku sudah selesai makan. Li Wei pamit dulu. Lain kali aku akan datang lagi," ucap Yuan Li Wei, hendak meninggalkan paviliun Yuan Gi.
"Li Wei, putriku... Jangan dengarkan kata-kata ibumu. Teruslah belajar dengan giat agar bisa masuk ke Akademi Kerajaan," kata Yuan Gi, lalu mendekat dan memeluk putrinya. Yuan Li Wei membalas dengan anggukan dan senyuman kecil.
Yuan Li Wei pun keluar dari paviliun dan mencari Gu Ren di depan, namun tidak ada. Ia memutuskan untuk kembali ke paviliunnya sendiri dan mencari Gu Ren di sana. Benar saja, Gu Ren sedang menunggunya di paviliunnya.
"Gu Ren, antarkan aku ke perpustakaan klan Yuan," ucap Yuan Li Wei pada Gu Ren yang sedang berdiri menunggu di samping pintu.
*
MAAF YA KALO ALURNYA MEMBOSANKAN. SELAMAT MEMBACA, KRITIK DAN SARAN SELALU AKU TERIMA DEMI CERITA INI JADI LEBIH BAIK LAGI😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Cumi 19
ceritanya bikin baper abis, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya! 😍
2024-02-17
0