NovelToon NovelToon

Perjalanan Waktu

1. Zaragoza

Zaragoza atau Goza adalah nama dari seorang gadis yang berusia 22 tahun yang hidup di zaman modern dengan semua kecanggihan yang dimiliki dunia ini. Di depan keluarga serta temannya Zaragoza adalah wanita yang ceria, ramah dan suka usil, tapi di balik itu semua ada 1 rahasia yang Zaragoza sembunyikan dari keluarganya.

"Goza, Papa, Zergio turun, sarapan dulu" Suara dari Chaitlin ibu dari Zaragoza yang menjadi alarm untuk sarapan pagi bagi keluarganya.

Zaragoza yang masih menyembunyikan tubuhnya di balik selimut tebalnya itu mulai terusik dengan suara itu.

"Iya ma bentar" entah mamanya mendengarnya atau tidak yang penting Zaragoza sudah menjawabnya itu prinsip dari seorang Zaragoza.

Zaragoza pun turun dari tempat istirahat ternyaman nya itu dan lekas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, tak lama Zaragoza keluar kamar mandi dengan setelan baju kerjanya yaitu baju putih, blazer berwarna mint dan rok span putih 5 centi di atas lutut, hells berwarna hitam serta tas berwarna hitam. Tak lupa juga Zaragoza memberikan sedikit polesan pada mukanya dan menggerai rambutnya, dan itu menambah kesan elegan pada diri seorang Zaragoza Chadwick.

"Good morning Ma, Pa, Kak" sapa Zaragoza pada keluarganya

Zaragoza adalah anak ke 2 dari Ringgo Chadwick dan Chaitlin Wilsh Chadwick pasangan pengusaha kaya di negara Neroga, Zaragoza memiliki kakak laki-laki bernama Zergio Chadwick yang sekarang ini berusia 26 tahun.

"Morning darling" sahut Ringgo dan Chaitlin secara bersamaan

"Lama banget si Za, kakak udah laper ini nungguin kamu" protes Zergio pada adiknya itu

"Siapa suruh kakak nungguin Goza?" jawab Zaragoza sambil menyenggol bahu Zergio yang di balas sungutan dari pria tersebut

"Udah-udah kalian ini masih aja kaya anak kecil, kalo deket berantem awas aja kalo kalian pas lagi jauh jangan merengek sama mama" Chaitlin pun harus ikut turun tangan jika ke 2 anaknya yang sudah tidak lagi anak kecil itu masih saja bertengkar.

"Ayo makan, papa udah hampir telat ini" ucap Ringgo yang ikut melerai pertengkaran antara kedua anaknya itu

Sarapan pun berjalan dengan penuh canda dan tawa di antara mereka, sungguh keluarga kecil yang sangat harmonis. Dan tanpa mereka ketahui apa yang akan terjadi setelahnya akan sangat merubah keluarga itu.

"Goza udah selesai, Goza berangkat ke kantor dulu ya ma pa kak" Zaragoza selesai sarapan lebih dahulu karena ada yang ingin ia selesaikan di kantor lebih awal agar tidak terlalu menganggu pikirannya.

"Iya sayang hati-hati di jalan ya" ucap Chaitlin dan Ringgo secara bersamaan dan hanya di balas acungan jempol oleh Zaragoza.

Zaragoza pergi ke kantor menggunakan mobil dengan kecepatan sedang karena di pagi hari belum terlalu banyak kendaraan di jalan raya. Saat sudah sampai di kantor Zaragoza pun segera memarkirkan mobilnya khusus di parkiran para petinggi perusahaan. Zaragoza keluar mobil dan menggunakan kacamata hitam miliknya.

Saat memasuki perusahaan banyak tatapan kagum yang di tujukan padanya dan tidak sedikit juga yang menundukkan pandangan mereka. di dalam perusahaan Zaragoza adalah seorang pimpinan yang tegas dan berpendirian kuat serta tidak tolerir pada kesalahan apapun yang berhubungan dengan perusahaan dan juga harga dirinya.

"Selamat pagi Nona" Nona adalah sapaan Zaragoza di perusahaan, para karyawannya yang Zaragoza lewati hampir semua menyapanya dan hanya Zaragoza balas dengan anggukan kepala saja.

"Good morning my Lady Queen Zarago" saat Zaragoza memasuki ruangannya tiba tiba Klara sahabatnya sekaligus asisten pribadinya sudah berada di samping meja kerja Zaragoza dengan wajah tanpa dosanya itu, sedikit menyebalkan

"Klara ini lagi di perusahaan bukan di markas, jadi jaga tutur bahasa kamu" ucap Zaragoza yang berjalan dari pintu menuju kursi kerjanya dan meletakkan bokong nya di kursi yang empuk itu

"Ih Goza tapi itu kan panggilan kebesaran kamu, Lady Queen Zarago" Klara pun menjawab perkataan Zaragoza dengan tangan di lipat ke depan dada serta bibir yang di manyunkan kedepan, Zaragoza yang melihatnya pun menjadi gemas sekaligus kesal

Zaragoza pun mencubit pipi Klara ke dua nya karena merasa gemas serta kesal saat melihat Klara berekspresi seperti itu.

"Goza sakit" ucap Klara yang merasa kesakitan saat Zaragoza mencubit pipinya dan berusaha melepaskan tangan Zaragoza dari pipinya tersebut

"Salah sendiri dibilangin ngeyel mulu itu mulut. Oh iya ada apa sama markas? Tadi Sonia nyuruh kumpul di markas kan nanti pas jam makan siang" selain pimpinan perusahaan Zaragoza juga pimpinan tertinggi dari mafia yang ada di negara Neroga.

Dulu saat Zaragoza masih berumur 17 tahun, pada saat itu Zaragoza sedang menemani Ringgo melakukan perjalanan bisnis ke kota Denon tak sengaja Zaragoza melihat seorang kakek tua yang sedang terluka parah di dekat semak semak pinggir pantai. Waktu Zaragoza menemukan kakek tua itu Ringgo sedang melakukan meeting bersama dengan klien nya dan Zaragoza memilih untuk berjalan jalan di sekitar pantai, namun mata Zaragoza tak sengaja menemukan kakek tua yang sedang terluka parah di dekat semak semak

"Astaga, siapa itu?" Zaragoza pun berlari kerah kakek tua itu dan melihat kondisinya, setelah Zaragoza periksa denyut nadi dan nafas nya ternyata kakek tua itu masih bernafas. Zaragoza pun segera meminta tolong pada orang orang yang ada di sekitar pantai untuk membantunya membawa kakek tua itu ke rumah sakit terdekat agar segera mendapat penanganan medis.

Kini Zaragoza tengah duduk di depan ruang operasi menunggu kakek tua yang tadi ia tolong, saat sampai di rumah sakit tadi ternyata keadaannya cukup parah dan kehilangan banyak darah, segera dokter melakukan tindakan operasi untuk menjahit luka serta transfusi darah

"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Zaragoza pada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi.

"Anda keluarganya?" tanya dokter itu pada Zaragoza karena dokter itu tau bahwa pasien yang di bawa Zaragoza tidak memiliki keluarga

"Bukan, tapi tadi saya yang membawanya kemari" jawab Zaragoza dengan tanpa ekspresi

"Pasien sudah melewati masa kritisnya, keadaan nya juga sudah mulai stabil tinggal menunggu nya siuman dari efek bius saja. Saya akan memindahkannya ke ruang rawat inap" lalu dokter itu pun pergi dan tidak lama terlihat suster sedang mendorong kasur yang berisikan kakek tua tersebut untuk di pindahkan ke ruang rawat inap

Kakek tua itu di pindahkan ke ruangan VIP seperti yang di minta Zaragoza agar ia dengan nyaman menunggunya tanpa ada gangguan dari pihak lain

"kan dia akan sadar sus?" tanya Zaragoza pada suster yang sedang merapikan tidur kakek tua itu

"Mungkin sebentar lagi nona, kita tunggu saja sampai pasien siuman. Nanti setelah pasien siuman anda bisa panggil saya ini ada tombol ini nanti di tekan saja ya nona" ucap suster itu dengan memberikan arahan pada Zaragoza apa harus ia lakukan setelah kakek tua itu siuman dan Zaragoza pun menganggukkan kepala tanda ia mengerti

Saat menunggu kakek tua itu siuman tiba tiba handphone Zaragoza berdering saat ia cek siapa yang menelepon nya ternyata adalah papanya sendiri

"hallo, Goza kamu di mana nak? papa cari di sekitar restoran tempat papa meeting kamu tidak ada" saat Ringgo selesai meeting dan dia hendak menemui putrinya namun Ringgo tak menemukan Zaragoza di sana sudah Ringgo cari dan bertanya ke beberapa orang yang ada di sana namun tidak ada yang melihat Zaragoza

"papa, maaf Goza pergi ga bilang ke papa dulu tadi. Goza tadi pergi kergi ke pantai tapi Goza liat kakek tua terluka parah jadi Goza bawa ke rumah sakit ini Goza masih di rumah sakit kakeknya belum siuman pa" Zaragoza menepuk jidatnya karena lupa memberi tau papanya kalau dia sedang menunggu kakek tua yang di selamatkannya barusan

"ya ampun, bagaimana keadaannya sekarang nak? apa papa perlu kesana menemanimu sayang?" ucap Ringgo khawatir jika putrinya kewalahan untuk mengurus prosedur di rumah sakit yang cukup rumit itu

"tidak perlu papa, ini tinggal menunggu dia siuman saja. Setelah dia siuman Goza kembali ke hotel, papa pulang dulu aja ke hotel ya" Zaragoza tidak ingin papanya terlalu lelah karena Zaragoza tau mengurus perusahaan besar itu tidak lah mudah

"ya udah kalau begitu kamu hati² ya sayang di sana, jaga diri baik baik"

"siap papa ku" setelah itu Zaragoza memutuskan panggilan telepon nya dengan Ringgo dan kembali menuju kakek tua itu untuk melihat kondisinya

"anda sudah siuman?" tanya Zaragoza refleks pada kakek tua itu karena kaget saat menghampiri nya ternyata kakek tua itu sudah membuka matanya, dan dengan sigap Zaragoza menekan bel sesuai arahan dari suster saat kakek tua itu bangun

"bagaimana kondisi anda kek?" tanya Zaragoza pada kakek tua itu dan belum sempat kakek tua itu menjawabnya tiba tiba Suter dan dokter masuk keruangan untuk mengecek kondisi pasien

"setelah saya cek semuanya kondisi pasien sudah membaik dan tidak perlu di khawatirkan lagi. Kau cepat sembuh Zo nona ini yang menyelamatkan mu, kalau begitu saya pamit dulu" dokter dan suster itu pun pergi setelah mengecek kondisi pasiennya yang sudah sangat jauh lebih baik, tak terasa Zaragoza sudah menemani kakek tua itu 2 jam dihitung dari dia menemukan nya di dekat semak semak tadi

"nama kakek Arzo, siapa namamu nak" Azro nama kakek tua itu, dia merasa penasaran siapa gadis muda yang menyelamatkan nyawanya itu

"nama saya Zaragoza kek" ucap Zaragoza sambil mendaratkan tubuhnya di kursi dekat ranjang

"nama kamu unik, seperti nama daerah di daratan Etmor nona Zarago" ucap Arzo dengan kekehan pelannya

"oh ya kek? Di daratan Etmor ada daerah bernama Zaragoza?" Goza pun penasaran dengan yang dikatakan oleh Arzo tentang daerah bernama Zaragoza itu

"iya, kakek pernah ke daerah bernama Zaragoza itu. Tempatnya sangat bagus dan sangat cantik seperti mu nona Zarago"

"kakek bisa memanggil saya Goza seperti yang lain saja, tidak ada yang memanggil saya dengan sebutan Zarago" ucap Zaragoza dengan senyumnya yang ramah

"ah, tapi kakek ingin memanggil mu Zarago, apa kau tidak keberatan nona muda?" tanya Arzo pada Zaragoza takut membuat sang pemilik nama merasa tersinggung

"tidak apa saya rasa panggilan Zarago tidak buruk juga. Saya tadi tidak sengaja menemukan anda yang sedang terluka di dekat semak semak. Apa yang terjadi dengan anda sebelumnya kek?" tanya Zaragoza dengan wajah serius, karena tidak mungkin seorang kakek tua berada di semak semak dengan keadaan yang sangat memprihatinkan

Luka sobekan di mana mana darah mengalir dari setiap goresan lukanya, lebam dimana mana bibir sudah pucat. Persis seperti orang yang hampir terenggut nyawanya.

"ceritanya sangat panjang, mungkin kamu tidak akan percaya jika kakek mengatakannya" jawab Arzo yang menatap langit langit ruang rawatnya dengan mata yang nanar

"lalu dimana keluarga anda? Kenapa mereka tidak kesini menjenguk anda?" tanya Zaragoza penuh selidik kepada Arzo

"istri saya sudah meninggal 5 tahun yang lalu, saya tidak mempunyai anak dan sudah tidak memiliki keluarga. saya melihat satu potensi di dirimu yang sama dengan saya, apa kah kamu mau meneruskan apa yang akan saya berikan padamu. Saya sudah tidak lagi muda untuk terus meneruskan ini semua" Arzo pun menatap Zaragoza dengan penuh harap agar ia mau meneruskan apa yang sudah dia bangun selama ini

"kenapa harus saya?" tanya Zaragoza

"tidak ada orang yang bisa saya percaya di sekeliling saya"

"anda baru saja mengenal saya, kenapa anda mau memberikan itu kepada saya? bahkan pada anak 17 tahun" banyak sekali pertanyaan pertanyaan yang ada di kepala Zaragoza, mengapa pria tua itu harus memberikan apa yang dia punya kepadanya

"saya percaya padamu. Firasat saya tidak pernah salah, kamu memiliki potensi besar untuk meneruskan apa yang saya miliki sekarang"

"hah. Baiklah baiklah apa yang akan anda berikan pada saya?" dengan penuh keterpaksaan Zaragoza pun merima tawaran dari Arzo untuk meneruskan apa yang dimiliki oleh Arzo sekarang

"apakah kamu berasal dari kota ini nak?" tanya Arzo untuk memastikan apakah Zaragoza bisa ia bawa ke ibu kota negara Neroga

"tidak, saya berasal dari ibu kota. Saya sedang menemani ayah saya yang sedang berdinas di sini"

"bagus sekali kalau begitu saat kamu kembali ke ibu kota datang lah ke daerah Temon lurus saja ke arah hutan, nanti di tengah hutan ada sebuah Mension besar saya akan menunggu kamu di sana" ucap Arzo yang memberi tau tempat tinggalnya kepada Zaragoza. Zaragoza yang mendengarnya pun menjadi sedikit kurang yakin karena daerah tersebut sangat tertutup

"anda tidak mencoba menjebak saya kan?" tanya Zaragoza dengan nada datar

"tidak saya memang tinggal di sana. datanglah sendiri jangan sampai keluargamu tau" sungguh mencurigakan itu lah yang dipikirkan Zaragoza sekarang

"tidak. Saya akan membawa teman teman saya jika anda tidak setuju saya menolaknya" ucap Zaragoza dengan tegas

"baiklah datanglah bersama teman teman mu saat kamu berkunjung, saya akan memberitahukan nya padamu apa yang akan saya berikan kepadamu saat kamu sudah di sana"

"hah. Ya sudah saya mau pulang anda baik baik lah disini, saya tidak bisa kesini lagi besok saja sudah pulang ke ibu kota. Dan juga semua administrasi sudah saya bayarkan, cepatlah sembuh sebelum saya ke kediaman anda" Zaragoza pun langsung keluar dari kamar inap Arzo dan langsung pulang hotel, rasanya badannya sudah ingin di rebahkan

Tak perlu waktu lama Zaragoza untuk sampai ke hotel karena memang jarak hotel dan rumah sakit tidak terlalu jauh hanya saja tempat meeting ayah Zaragoza tadi sedikit jauh dari hotel karena berada di dekat pantai.

Saat sudah sampai di hotel Zaragoza pun langsung naik lift menuju kamar nya, kamar Zaragoza dan Ringgo pisah tidak jadi satu ruangan, Zaragoza selalu meminta pada papanya jika ia menemani meeting ke luar kota harus kamar terpisah tidak mau satu kamar

"ah enak sekali bisa merebahkan badanku, rasanya remuk semua tulang tulang ku ya ampun. Ah sebaiknya aku mandi biar cantik lalu setalah itu makan deh, betapa beruntungnya aku hidup sebagai Zaragoza dengan segala kemewahannya ini" Zaragoza tidak bisa membayangkan jika dia lahir bukan dari keluarga Chadwick apakah kehidupannya juga akan sesempurna jika berada di keluarga Chadwick

Tak terasa hari sudah berganti terus menerus dan Zaragoza baru mengingat jika ia harus ke tempat kakek tua itu untuk menerima apa yang akan dia berikan pada Zaragoza

"ngajak Sonia, Klara, sama Isel deh biar ga bosen di sana sendiri an" Zaragoza pun lalu mengulik handphone nya untuk mencari nomer ke 3 sahabatnya itu.

Zaragoza, Sonia, Klara dan Isel adalah 4 sekawan mereka bersahabat sejak duduk di bangku sekolah dasar dan persahabatan mereka sangat awet bahkan SMP dan SMA mereka selalu sekelas.

"hallo Son, Kla, Sel ikut aku yuk ke daerah Temon, ada urusan di sana soalnya" Zaragoza menyambungkan telepon bersama untuk mempersingkat waktu megabari mereka satu persatu

"hah? Kamu gila ya Za? itu daerah katanya rawan banget loh hutan semua" suara Isel yang berteriak dari sebrang telepon sana

"kamu mau ngapain ke sana goza sayang?" tanya Sonia dengan santai

"ada urusan, ayolah temenin kan kalian sahabat aku. Massa kalian ga bantuin sahabatnya di" ucap Zaragoza dengan suara yang sedih

"iya iya kita temenin tapi kamu jemput ya nanti kita 1 mobil aja" ucap Klara

"yey terimakasih sayang sayang ku, tunggu sebentar ya sebentar lagi aku sampai di depan rumah kalian semua

Zaragoza pun menjemput para temannya yang dia ajak menuju kediaman Arzo, saat akan memasuki daerah bernama Temo itu di depannya ada gapura yang sangat bagus dan di jaga oleh beberapa orang bersenjata berpakaian serba hitam, setelah di beri pertanyaan apa alasan mereka ke daerah Temon dan ada urusan mereka akhirnya Zaragoza pun di izinkan masuk ke dalam dan benar saja di tengah hutan ada Mension yang sangat besar dengan warna serba putih bahkan penjagaannya lebih ketat dari di gapura depan

"kamu yakin Za ini tempatnya? Kok serem banget si? Ini bukan perdagangan manusia kan?" ucap Klara

"kan aku udah bilang daerah Temon tertutup banget, jadi merinding inces Isel" ucap Isel yang bulu kuduknya sudah berdiri sejak masuk gapura tadi

"tapi bener kan Za ini tempatnya? Aku ga mau mati konyol disini" kini giliran Sonia yang berbicara dan masih dengan pertanyaan pertanyaan lain yang dilontarkan oleh ketiganya

"aku juga ga tau, pokoknya di suruh kesini udah gitu aja"

Saat Zaragoza dan ke 3 temannya sibuk berargumen tanpa mereka sadari di depan gerbang Mension sudah berdiri Arzo untuk menyambut kedatangan penerus kepemimpinannya itu

"Zaza itu liat ada kakek kakek tua di sana ngeliatin mobil kita terus sambil senyum" ucap Isel yang menepuk nepuk Zaragoza untuk memberitahu nya jika ada orang yang tersenyum ke arah mobilnya

"ah benar itu kakek Arzo dia yang menyuruh ku ke sini. ayo kita turun" Zaragoza, Isel, Klara dan Sonia pun turun dari mobil dan menghampiri Arzo yang sedang berdiri di depan gerbang besar itu

"selamat datang penerusku Lady Queen Zarago" ucap Arzo yang membuat para anak buah nya langsung berkumpul mengitari mereka

"hormat kami pada Lady Queen Zarago" ucap anak buah Arzo secara bersamaan

"apa? Lady Queen Zarago?" ucap Zaragoza, Isel, Klara, dan Sonia secara bersamaan

"iya nona Zarago, anda akan meneruskan ini semua organisasi saya Mafia Black Diamond" ucap Arzo dengan penuh kebanggaan

"apa? Mafia?" teriak mereka ber 4 lagi dengan dengan cukup kencang karena sungguh ini diluar dugaan

*

Halo semua maaf ya kalo ceritanya belum bagus baru penulis pemula buat ngisi waktu kosong aja, semoga suka ya sama ceritanya ya. kritik dan saran di persilahkan untuk membangun karya ini lebih baik lagi. I love you all

2. Tubuh Baru

"Sonia, ada apa ini? Kenapa seperti telah terjadi serangan?" Zaragoza merasa kaget saat sudah sampai ke markas, kondisi markas yang sangat buruk

Gerbang depan hampir rusak, tembok pagar ada beberapa yang sudah roboh dan ada bekas sabatan pedang di pintu gerbang. Dan darah berceceran di atas tanah

"Lady Queen akhirnya kamu sudah datang, kami semua sudah kewalahan menangani serangan dari Road Devils, mereka melakukan serangan secara besar-besaran tadi malam" teriak Isel dari dalam markas dan berlari secara tergesa-gesa ke arah Zaragoza

"Sam sialan. Kurang ajar, beraninya dia mengacak-acak markas Black Diamond. Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Aku menyesal pernah mencintainya dulu" ucap Zaragoza yang sudah tersulut emosinya

Sam atau Samuel adalah adalah pimpinan dari Road Devils sekaligus mantan kekasih dari Zaragoza

Sudah 5 tahun Zaragoza memimpin Black Diamond dan 2 tahun silam Arzo meninggal dunia karena terlibat kecelakaan, Zaragoza dan anggota Black Diamond selama ini mencari bukti apa penyebab Arzo bisa sampai kecelakaan. Apakah murni kecelakaan atau ada sabotase dari pihak musuh

1 tahun yang lalu Zaragoza dan Samuel menjalin hubungan asmara, mereka menjadi sepasang kekasih yang sangat bahagia pada masa itu, sampai akhirnya Samuel mengkhianati cinta Zaragoza bahkan Zaragoza sendiri yang melihatnya langsung di sebuah club malam.

Samuel bermain bersama dengan para model dan bercumbu mesra di sana, sakit dari sebuah penghianatan itu selalu di bawa oleh Zaragoza hingga sekarang ini

"tapi, dia belum tau kan kalau aku lah pimpinan dari Black Diamond" saat menjalin hubungan dengan Samuel, ia hanya mengetahui bahwa Zaragoza adalah anak dari keluarga Chadwick tanpa mengetahui bahwa Zaragoza adalah pimpinan dari mafia Black Diamond yang paling di takuti

"maaf Lady Queen Zarago, sepertinya tuan Samuel sudah mengetahuinya. Saya sempat mendengar dia mencari anda" ucap Grendo salah satu orang kepercayaannya sekaligus kepercayaan mendiang Arzo

"sialan, dari mana dia mengetahui kalau aku itu Lady Queen Zarago. saya akan bermalam disini, dan nanti malam kita akan melakukan serangan besar besaran ke markas Road Devils" setelah itu Zaragoza langsung menuju kamarnya yang ada di dalam markas, Zaragoza harus memikirkan serangan seperti apa yang harus dia lakukan untuk memusnahkan Road Devils

"hah. Lebih baik aku mandi sekarang pikiran ku sudah terlalu penuh untuk bekerja lebih keras lagi"

Zaragoza pun langsung pergi ke kamar mandi untuk berendam di air hangat agar otot-otot dan persendiannya bisa lemas saat bertarung nanti malam

Cukup lama Zaragoza merendam badannya di air hangat setelah merasa lebih baik Zaragoza pun memilih pakaian serba hitam yang akan di gunakannya nanti dari baju polos panjang, celana panjang dan sepatu berwarna hitam

"semua sudah berkumpul di sini?" Zaragoza, Isel, Klara, Sonia dan para anggota elit Black Diamond melakukan kumpulan di ruang khusus untuk membahas strategi perang

"sudah Lady Queen Zarago" ucap semuanya secara bersamaan

"maaf membuat kalian menunggu lama, pertama tama saya ingin ada kelompok pemanah dan penembak jitu tetap berada di atas pohon untuk mengawasi dari atas, ada yang membawa pedang, samurai dan pistol dan juga balok kayu untuk berjaga jaga. Dan saya juga ingin kita berpencar di segala sisi, saya berada di depan gerbang yaitu dari arah Utara dan kelompok tadi di bagian menjadi 4 bagian. kalian bertiga mau dari arah mana?" tanya Zaragoza pada ketiga sahabatnya itu

"saya dari barat" ucap Sonia

"saya selatan" ucap Isel

"kalau begitu saya timur dekat dengan aliran sungai menuju muara" ucap Klara

"oke. Semua penjuru sudah di isi ayo kita ke halaman belakang untuk memberitahukan ini pada anggota yang lain" Zaragoza dan yang lain pun pergi ke halaman belakang dan di sana sudah ada ratusan anggota yang siap untuk berperang

"dengarkan semua. Saya ingin kalian di pecah jadi 4 bagian ada yang ikut saya, Sonia, Isel, dan Klara. Semua bagian harus ada masing-masing dari kelompok. Dan juga jangan sisakan salah satu dari mereka termasuk bunuh Samuel. Apa kalian mengerti?" Zaragoza memberi arahan pada para anggotanya dengan penuh ketegasan dan kewibawaan agar semua anggotanya selalu setia padanya

"siap Lady Queen Zarago kami mengerti" ucap para anggota Black Diamond dengan serempak

Zaragoza dan anggota Black Diamond pun mulai bergerak menuju markas Road Devils dan berpencar ke posisi masing-masing yang telah di tentukan tadi

Zaragoza telah di posisi Utara di depan pintu utama road Devils sekitarnya berjarak 200 meter dari pintu gerbang. Sudah terlihat ada banyak sekali penjaga di depan yang sudah siap dengan alat perangnya

"sialan, siapa yang membocorkan informasi bahwa aku akan menyerang markas Road Devils. Awas saja setelah ini aku akan membereskan orang itu" lalu Zaragoza memberikan aba-aba pada para pemanah untuk melepaskan anak panah mereka ke arah para anggota road Devils

Peperangan pun terjadi dengan sangat sengit dan dengan durasi yang cukup lama, banyak anggota dari Black Diamond dan Road Devils yang mati terbunuh

pasukan dari Black Diamond sudah berkurang pesat begitupun dengan Road Devils. Saat situasi Zaragoza mulai terpojok tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya dan berlari ke arah Timur

"Sam, kamu. Lepasin tangan saya, saya tidak sudi di sentuh oleh manusia hina seperti mu" ucap Zaragoza saat dia sudah menyadari bahwa yang menarik tangannya tadi adalah Samuel

"oke aku lepasin, udah kan" Samuel membawa Zaragoza dan berhenti menuju aliran sungai

Bugh

Pandangan Zaragoza tiba-tiba buram menghitam lalu Zaragoza ambruk ke tanah. Sebelum kesadaran Zaragoza hilang sepenuhnya dia seperti melihat Klara yang berdiri di depannya dan menjatuhkan balik kayu, tertawa lalu memeluk Samuel dan kesadaran Zaragoza hilang sepenuhnya

Di lain sisi Isel, Sonia dan anggota Black Diamond yang tersisa sudah berhasil membunuh semua anggota Road Devils

Saat mereka mencari dimana keberadaan Klara dan Zaragoza mereka sama sekali tidak menemukan keduanya bahkan mereka tidak melihat ada mayat Samuel dia antara semua korban road Devils

"apakah Queen dan Klara bertarung melawan Samuel?" tanya Isel pada Sonia

"mungkin saja, tapi dimana mereka berada?" jawab Sonia yang sudah mulai merasa khawatir dengan keadaan ke 2 sahabatnya itu

"kalian semua sepat cari Lady Queen dan juga nona Klara" Sonia memberikan arahan pada para anggota Black Diamond yang masih tersisa untuk mencari Zaragoza dan juga Klara

"baik nona" lalu para anggota Black Diamond mulai berpencar ke segala arah untuk mencari Zaragoza

di lain sisi kini Zaragoza telah sadar namun ada satu yang membuat Zaragoza tidak percaya, tangan dan kakinya terkat tali bahkan mulutnya di lakban dan lebih parahnya Zaragoza di diikat ke pohon

"hallo My Lady Queen Zarago, gimana? Gak nyangka ya keadaannya sekarang jadi kaya gini?" Klara, dia yang ada di hadapan Zaragoza sekarang dia tertawa dengan keras melihat kondisi Zaragoza sekarang ini

Srekkk

Klara menarik lakban yang menutup mulut Zaragoza dengan sangat kasar hingga rasanya kulit Zaragoza panas dan perih

"apa mau mu hah? Kenapa kamu menusukku dari belakang seperti ini? Dasar penghianat" sumpah serapah keluar dari mulut Zaragoza untuk si penghianat Klara

"uuhhhh, kamu tahu ga Goza kalo semua ini adalah rencanaku sama" Klara belum menyelesaikan bicaranya tapi matanya seperti mencari cari orang

"sayang, sini" Klara melambaikan tangan ke seseorang dan betapa terkejutnya Zaragoza laki-laki itu adalah Samuel dan dia langsung memeluk Klara dengan sangat mesra. Mual itu yang dirasakan Zaragoza sekarang

"biadap. Aku akan membunuh kalian berdua, sungguh aku merasa jijik melihat kalian berdua" Zaragoza sangat marah, merasa tersakiti karena sahabatnya mengkhianati dia seperti ini dan tanpa dia sadari dari awal

"Sayang, aku aja ya yang cerita ke dia kamu liatin aja" Klara berbicara pada Samuel dan dengan nada bicara yang sangat menggoda untuk di dengar oleh pria

"terserah kau sayangku" lalu Samuel mencium kening Klara kemudian melirik Zaragoza yang sedang terikat di pohon

Klara pun berjalan mendekati Zaragoza lalu mengeluarkan belati dan mulai menempelkan belati tersebut ke wajah Zaragoza, belati itu mulai menyusuri kulit wajah Zaragoza

"kamu tau ga Za dari mana Samuel tau kalo kamu adalah pimpinan dari Black Diamond?" ucap Klara pada Zaragoza

"kamu" jawab Zaragoza singkat

"ih pinter, lalu kamu tua juga ga siapa yang ada dibalik penyerang Road Devils ke Black Diamond?" ucap Klara kembali dengan senang dan loncat-loncat seperti sedang mendapatkan sesuatu yang sangat berharga

"kamu" jawab Zaragoza

"yeyyyy pinter banget si My Lady Queen Zarago" ucap Klara sambil tersenyum dan bertepuk tangan

"satu lagi pertanyaan sayang yang belum kamu tanyain ke dia" ucap Samuel dan berjalan ke arah Klara dan merangkulnya pundak klara

"apa itu sayang?" jawab Klara penasaran

"Zaragoza, apa kamu tau kapan dan siapa yang akan membunuhmu?" kini giliran Samuel yang berjalan mendekat kearah Zaragoza dan tiba-tiba

Srakkk

Samuel memotong tali yang digunakan untuk mengikat Zaragoza di pohon dengan sekali tebasan menggunakan pedang, lalu mendorong Zaragoza yang tangan dan kakinya masih terikat dengan tali ke arah aliran sungai yang deras

"apa kalian ingin membunuhku dengan cara menenggelamkan ku di sungai? Heh sangat cara yang sangat licik dan murahan" ucap Zaragoza dengan terengah-engah yang masih merasa syok akan kejadian yang baru saja ia alami sekarang ini

"walaupun dengan cara murahan, asal aku bisa membunuhmu daripada aku harus melihat kamu membunuh orang yang aku cinta. Kamu kira aku akan tinggal diam aja saat kamu akan membunuh Samuel? Engga Za, enggak. Aku cinta sama Sam, aku lebih rela kehilangan kamu daripada kehilangan Sam" ucap Klara dengan menggebu dan penuh dengan kemarahan yang sangat bisa dilihat sedang meluap luap

"sadar la, siapa yang ada di samping kamu saat kamu terpuruk, saat keluarga kamu bangkrut. Apa dia ada di samping kamu? Nggak kan? Yang ada di samping kamu itu aku, Sonia dan Isel bukan cowok brengsek itu. Kamu di kasih apa sama dia? Badannya? Hartanya? otak kamu udah di cuci Klara sama dia sadar jangan mau di kendaliin sama dia" ucap Zaragoza tak kalah dengan emosinya yang meluap

Plakk

Byurr

Klara menampar pipi Zaragoza dan langsung mendorongnya ke sungai yang sedang ada banjir kiriman dari hilir, Klara tidak terima dengan semua ucapan Zaragoza yang di tunjukkan padanya sangat melukai hati Klara walaupun semua yang di katakan oleh Zaragoza adalah semua kebenaran

dilain sisi Zaragoza merasakan sakit dan panas di pipinya dan badan nya sedikit terhuyang kesamping belum sempat Zaragoza membuka mulutnya tiba-tiba ada yang mendorongnya dan badan Zaragoza menghantam aliran air yang deras dengan sangat deras

Tangan dan kaki Zaragoza masih terikat dengan tali tidak ada yang bisa Zaragoza lakukan sekarang ini selain menunggu ajal yang sebentar lagi menghampirinya

badan Zaragoza terbawa aliran air dan menabrak bebatuan yang ada di sepanjang aliran sungai. Kini yang di rasakan Zaragoza sangat mengerikan dia terlalu banyak meminum air sungai menyedot air dari hidung sakit pada paru-paru dan kepala Zaragoza sangat sakit dan terjadi tekanan berat pada dirinya

"jika aku mati dengan cara tragis seperti ini. Aku meminta pada dewa dan Dewi yang ada di nirwana untuk membalaskan dendamku kepada mereka ber 2 dan orang orang yang dengan sengaja berkhianat padaku. jika dendam ku tidak di balaskan aku akan meminta pengadilan pada kalian di nirwana nanti. Aku bersumpah akan mengutuk kalian jika dendamku tidak kalian balaskan" di detik detik terakhir hidupnya Zaragoza meminta permintaan terakhir kepada para dewa dan dewi untuk membalaskan dendamnya setelah itu hilang sudah kesadaran Zaragoza.

Dilain tempat bahkan bukan lagi tempat ini seperti dunia lain. Abad ke-21 itu lah tempat ini, ada seorang gadis perempuan berusia 15 tahun yang tenggelam di sebuah kolam di sekitar kediamannya tinggal, gadis tersebut bernama Yuan Li Wei

"cepat tolong aku bawa nona ke paviliun, dan juga tolong panggilkan tabib" ucap salah seorang yang berpakaian seperti pelayan bernama Gu Ren yang sedang menangis melihat nonanya yang basah kuyup bahkan bibir nya sudah sampai membiru karena tenggelam di kolam

salah satu pria yang berpakaian seperti seorang prajurit pergi untuk memanggilkan tabib dan satu lagi membantu wanita berpakaian seperti pelayan tadi untuk membawa gadis tersebut masuk kedalam paviliunnya

"nona bangun. Jangan membuat saya takut seperti ini nona" ucap Gu Ren dengan air mata yang masih membanjiri pipinya

"dimana teman mu tadi? Kenapa dia belum kembali membawa tabeb kesini?" tanya gu Ren pada prajurit yang membantunya membawa Yuan Li Wei ke paviliun

"tunggu lah sebentar Gu Ren tidak lama dia akan membawa tabib kemari untuk memeriksa nona Yuan Li Wei" jawab prajurit tersebut pada Gu Ren untuk sedikit menenangkan Gu Ren

Tidak berselang sama akhir prajurit yang memanggilkan tabib pun datang bersama seorang tabib yang umurnya sudah tidak lagi muda

"apa yang terjadi dengan nona Yuan Li Wei tadi?" tanya tabib pada Gu Ren sambil memeriksa keadaan Yuan Li Wei

"tadi saat saya sedang mencari Nona di sekitar paviliun saat ke belakang saya melihat nona sudah mengambang di atas air" jawab Gu Ren yang masih dengan air matanya yang menetes semakin deras melihat kondisi nonanya yang sedang tidak berdaya

"detak jantung nona Yuan Li Wei sudah semakin lemah, nona harus segera meminum pil ini untuk mengeluarkan semua air yang telah nona minum sewaktu tenggelam" tabib itu memberikan sebuah pil berwarna hijau pekat untuk diberikan ke Yuan Li Wei

setelah tabib memasukkan pil itu kedalam mulut Yuan Li Wei tidak butuh waktu lama tubuh Yuan Li Wei mengerjakan dan memuntahkan semua air yang masuk kedalam tubuhnya

Uhuk uhuk uhuk uhuk

bersamaan dengan keluarnya air dari dalam tubuh Yuan Li Wei kesadaran Yuan Li Wei pun ikut kembali, namun yang mengisi tubuh Yuan Li Wei sekarang bukan lah Yuan Li Wei yang asli namun jiwa Zaragoza masuk kedalam tubuh Yuan Li Wei

"nona, syukurlah anda sudah sadar saya sangat senang melihat anda sudah masih baik-baik saja" Gu Ren pun bahagia dan hendak memeluk Yuan Li Wei namun dengan sigap tangan Yuan Li Wei langsung menghalangi Gu Ren

"siapa anda?" tanya Yuan Li Wei

"apa maksud nona? Saya Gu Ren pelayan pribadi nona Yuan Li Wei" jawab Gu Ren dengan wajah sedih karena Yuan Li Wei tidak mengenalinya

"siapa Yuan Li Wei?" tanya Yuan Li Wei yang semakin bingung

"anda Yuan Li Wei nona, apakah nona tidak mengingatnya?" jawab Gu Ren

"aku? Yuan Li Wei?" Zaragoza yang masuk ke tubuh Yuan Li Wei pun semakin syok dan bingung apa yang terjadi pada dirinya sekarang

*

HAI SEMUA, SEMOGA SUKA SAMA KARYA KU YA

SELAMAT MEMBACA🤗

3. Yuan Li Wei

Zaragoza yang masuk kedalam tubuh Yuan Li Wei pun sampai sekarang masih kebingungan dengan semua yang terjadi pada dirinya. Akal sehatnya belum bisa untuk mencerna semua kejadian yang telah menimpanya hingga ia bisa terdampar di tempat yang sama sekali tidak ia ketahui

"aku? Yuan Li Wei? Bagaimana ini bisa terjadi? Aku tadi tadi di jatuhkan ke sungai aku hanyut terbentur batu lalu aku meregang nyawa dan ya tadi jiwaku seperti di tarik paksa dan ketika aku membuka mata sudah ada orang² yang berpakaian seperti masih di zaman kerajaan? Dinasti? Atau kekaisaran? Ah tak tau lah aku, bisa pecah kepalaku. Apa alam nirwana tidak mau menerima ku hingga aku harus dibuang ke dunia lain? Mama papa tolong Goza" ucap Zaragoza yang mengingat ingat kejadian sebelum ia terbangun di tubuh gadis belia bernama Yuan Li Wei ini

Tok tok tok

"masuk" ucap Yuan Li Wei yang mempersilahkan orang yang mengetuk tadi untuk masuk kedalam

"nona apa anda sudah merasa lebih baik?" ternyata orang yang mengetuk tadi adalah Gu Ren pelayan pribadi dari Yuan Li Wei

Yuan Li Wei tidak memberikan jawaban hanya bisa menatap Gu Ren dan mengangguk kan kepala

"ayah nona nanti akan kemari untuk menjenguk nona, mari saya bantu untuk mandi jika nona masih merasa belum cukup kuat" Gu Ren dia wanita yang tulus melayani Yuan Li Wei, Zaragoza bisa merasakan akan hal itu.

Yuan Li Wei tersenyum kearah Gu Ren lalu menggelengkan kepala pelan tanda ia tidak mau di bantu saat mandi nanti

"baiklah, kalau begitu saya antar nona ke kamar mandi ya" Yuan Li Wei pun mengangguk dan Gu Ren membantu Yuan Li Wei untuk bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi

Saat di kamar mandi dan berendam dengan air hangat yang bercampur dengan beraneka macam bunga pikiran Yuan Li Wei pun terbang ke segala arah

"apa aku harus melupakan identitas ku sebagai Zaragoza dan memakai identitas baru ku sebagai Yuan Li Wei?" gumam Yuan Li Wei

"apa aku bisa menjalani kehidupan baruku sebagai Yuan Li Wei dan dengan lingkungan serta dunia baru ini?"

"baiklah sudah aku putuskan bahwa aku akan mengubur Zaragoza dan selamat datang Yuan Li Wei" dan masih banyak lagi pertanyaan pertanyaan yang ada di kepala Yuan Li Wei akan kehidupannya yang sekarang

Yuan Li Wei pun mengambil kain putih yang di tinggalkan oleh Gu Ren untuknya saat selesai mandi dan melilitkannya pada tubuhnya

Saat keluar dari kamar mandi di sana sudah ada Gu Ren yang membawa sebuah gaun yang sangat indah berwarna hijau keemasan. Bahkan di dunia modern dia tidak pernah memakai gaun seperti itu

"Gu Ren, apakah disini pakaiannya semua seperti itu?" tanya Yuan Li Wei pada Gu Ren karena tadi sebelum mandi Yuan Li Wei juga memakai gaun dan sekarang dia juga akan memaksa gaun lagi

"iya nona, disini para perempuan memakai gaun seperti ini. Nona Li Wei tidak perlu khawatir saya akan membantu nona untuk kembali mendapatkan ingatan nona kembali" ucap Gu Ren dengan sangat antusias dan semangat

"bisakah kamu keluar terlebih dahulu? saya ingin memakai baju, jika kamu di sini saya tidak terlalu nyaman jika berganti di depan orang lain" ucap Yuan Li Wei dengan hati hati takut perkataannya nanti akan melukai hati Gu Ren

"baik nona, ini pakaiannya saya taruh atas ranjang, kalau perlu bantuan nona bisa memanggil saya" Gu Ren pergi meninggalkan Yuan Li Wei untuk mengganti pakaiannya di dalam kamar dan Yuan Li Wei hanya menanggapinya dengan senyuman manisnya

Yuan Li Wei pun mengambil baju yang di siapkan oleh Gu Ren untuk nya, sangat pas di badannya dan sangat terlihat cantik

"hah. Oke nona Yuan Li Wei, di mana pun keberadaan mu sekarang ini aku sangat berterimakasih karena kau telah memberikan aku kehidupan mu. Semoga kamu bahagia di manapun kamu tinggal sekarang. Aku izin mengambil alih peran sebagai Yuan Li Wei di dunia mu" Yuan Li Wei pun langsung duduk di depan meja rias dan satu hal yang baru di sadari oleh Yuan Li Wei

"cantik, wajah yang sangat cantik. Li Wei kenapa kau sampai terjebur ke kolam sih apa kamu tidak puas dengan kecantikan mu ini?. Tapi sungguh ini adalah wajah yang sangat cantik, putih bersih, dan mulus" Zaragoza yang masuk kedalam tubuh Yuan Li Wei pun tidak henti-hentinya memandangi pantulan wajahnya yang ada di cermin, ini adalah sebuah anugerah dari dewa karena dia memiliki wajah yang sangat sempurna

"tapi sayang alat make-up disini sangat jauh berbeda dengan yang ada di dunia modern. Terbuat dari apa bedak dan lipstik ini? Tidak aku tidak ingin memakainya sayang sekali kulit wajahku jika nanti rusak karena memakai sembarangan" Yuan Li Wei enggan memakai bedak dan perona lainnya yang tersusun di meja rias, dia lebih suka memandangi wajahnya yang tanpa polesan apapun ini dan hanya menyisir rambutnya dan menata rambutnya

Tok tok tok

Yuan Li Wei pun bangkit dari kursi dan berjalan menuju pintu, saat Yuan Li Wei telah membuka pintu di sana terdapat pria dan wanita paruh baya

"Li Wei putri ku, apa kamu sudah tidak apa-apa nak? Bagaimana kondisimu sekarang?" saat Yuan Gi ingin memeluk Yuan Li Wei dengan sigap Yuan Li Wei mundur kebelakang

"siapa?" tanya Yuan Li Wei pada Yuan Gi dengan ekspresi penuh tanya

"ini ayah, apa kamu tidak mengenali ayahmu ini putriku?" Yuan Li Wei hanya menggelengkan kepala menanggapi pertanyaan dari Yuan Gi

"ayah?" ucap Yuan Li Wei

"iya putri ku ini ayah" Yuan Gi pun langsung memeluk Yuan Li Wei

"maaf kan ayah Li Wei, ayah tidak bisa menjaga mu dengan baik, sampai kau terjatuh ke dalam kolam dan kamu tidak mengenali ayah seperti ini" ucap Yuan Gi yang terus menangis dan menyalahkan dirinya akan kejadian yang menimpa Yuan Li Wei

"tidak ayah, mungkin saya yang kurang berhati-hati hingga terjatuh ke dalam kolam" ucap Yuan Li Wei

"apakah kamu sekarang sudah merasa lebih baik sayang? Apa kamu masih merasakan sakit di badan mu?" tanya Yuan Gi saat setelah melepaskan pelukannya

"tidak ayah, aku sudah merasa lebih baik" Yuan Li Wei merasakan jika pria paruh baya yang berada di hadapannya sekarang ini sangat tulus menyayanginya

"sayang, ibu sangat khawatir dengan keadaan mu, untung saja kamu tidak apa-apa, ibu sangat sedih mendengar kau terjatuh ke dalam kolam" ucap Yuan Muren yang langsung memeluk Yuan Li Wei

"kenapa kau tidak mati saja. ingat, jika aku tidak berhasil membunuhmu hari ini maka besok atau seterusnya aku akan membunuhmu" ucap Yuan Muren dengan berbisik di telinga Yuan Li Wei saat memeluk nya

"ah ternyata wanita ini yang mencoba membunuh Yuan Li Wei, tenang saja nona Yuan Li Wei, aku Zaragoza yang sekarang mengambil alih kehidupan mu akan membalaskan dendam atas namamu kepada orang-orang yang berniat jahat kepadamu" batin Yuan Li Wei saat Yuan Muren melepaskan pelukannya dan Yuan Li Wei pun menatap tajam kearah Yuan Muren

"ibu mu sangat khawatir dengan keadaan mu Li Wei, dia bahkan dari tadi selalu saja menangis" ucap Yuan Gi dan Yuan Li Wei pun hanya diam seribu bahasa

"ya sudah kalau begitu mari kita makan bersama di paviliun ayah, ayah tadi sudah membeli makanan kesukaan mu saat di perjalanan pulang tadi" ucap Yuan Gi untuk mencairkan suasana, karena dia tau sebelumnya Yuan Li Wei sangat menentang pernikahannya dengan Yuan Muren, dan Yuan Gi berharap semoga dengan Yuan Li Wei hilang ingatan Yuan Li Wei bisa menerima Yuan Muren sebagai ibunya

"kalian duluan saja, saya akan menyusul di antar Gu Ren" ucap Yuan Li Wei

"baiklah kalau kalau itu maumu, ayah akan menunggu di paviliun ayah" Yuan Gi dan Yuan Muren pun kembali ke paviliun nya dan akan menunggu Yuan Li Wei di ruang makan paviliun Yuan Gi

"siapa wanita itu tadi Gu Ren?" tanya Yuan Li Wei pada Gu Ren yang sudah sangat ingin mencabik-cabik muka Yuan Muren sejak tadi

"itu tadi ibu tiri nona Li Wei istri dari ketua ke-3 tuan Yuan Gi namanya Yuan Muren. Nona, karena nona Li Wei mengalami lupa ingatan, saya ingin memberi tahu bahwa nyonya Yuan Muren dia sangat tidak suka kepada mu nona, dia sangat licik jika di hadapan ketua ke 3 dia akan bersikap baik kepada nona, jika tidak ada dia akan bersikap sebaliknya" ucap Gu Ren yang memberi tahu Yuan Li Wei untuk berhati-hati pada Yuan Muren karena Yuan Muren adalah perempuan licik

"terimakasih telah mengingatkan ku Gu Ren, kalau begitu tolong antarkan aku ke paviliun ayah ya" ucap Yuan Li Wei pada Gu Ren

Di sepanjang jalan menuju paviliun Yuan Gi, Gu Ren menceritakan semua tentang Yuan Li Wei, termasuk dimana dia tinggal sekarang. Gu Ren juga menceritakan tentang kelicikan Yuan Muren dan juga anaknya Yuan Mina. Yuan Li Wei memiliki kakak kandung bernama Yuan Tanzi dan sekarang dia sedang menempuh pendidikan di akademi kerajaan Zuyeng

Saat sampai di paviliun Yuan Gi kebetulan di sana terdapat juga ketua ke 4 yang sedang membahas sesuatu

"Li Wei, masuk lah kenapa kau hanya berdiri di sana? Sini duduk di samping ayah" ucap Yuan Gi saat menyadari bahwa putrinya telah berada di paviliunnya

Yuan Li Wei pun menghampiri Yuan Gi dan duduk di sebelah Yuan Gi dan memperkenalkan ketua ke 4 padanya

"Li Wei, perkenalkan ini ketua ke 4 kau bisa memanggilnya paman Yuan Min" ucap Yuan Gi pada Yuan Li Wei karena Yuan Li Wei sedang mengalami lupa ingatan jadi dia memperkenalkannya pada Yuan Li Wei

"ketua ke 3 sangat lucu. Kenapa memperkenalkan kami kembali, tidak mungkin Li Wei lupa kepada saya" ucap Yuan Min dengan terkekeh pelan

"ah aku belum menceritakannya padamu, Li Wei mengalami lupa ingatan sejak dia terjatuh kedalam kolam" ucap Yuan Gi dengan muka yang sedih

"efek terjatuh kedalam kolam ternyata bisa separah ini. Kalau begitu nona Yuan Li Wei, perkenalkan saya Yuan Min kamu bisa memanggil saya paman Min" ucap Yuan Min

"baik paman Min" ucap Yuan Li Wei pada Yuan Min dengan tersenyum tipis

"Yuan Gi saya pamit kembali ke paviliun saya. Mari nona Li Wei" Yuan Min pun pergi meninggalkan paviliun Yuan Gi dan berencana memberitahukan ke orang orang klan Yuan bahwa putri ketua ke 3 mengalami lupa ingatan

"Li Wei mari kita ke ruang makan, di sana sudah ada ibumu yang menunggu kita" Yuan Gi dan Yuan Li Wei pun pergi ke ruang makan dan benar saja di sana sudah ada Yuan Muren dengan senyumnya yang memuakkan bagi Yuan Li Wei

Mereka ber tiga makan bersama dan saling berbincang-bincang dan itu di manfaatkan oleh Yuan Li Wei untuk mengorek informasi tentang kehidupan Yuan Li Wei sebelumnya

"ayah, Tanzi gege dia menjadi murid di akademi kerajaan Zuyeng, kenapa aku berada di rumah dan tidak belajar di akademi?" tanya Yuan Li Wei pada Yuan Gi karena sejak tadi Yuan Li Wei sudah penasaran saat Gu Ren menceritakan bahwa Yuan Tanzi dan Yuan Mina berasa di akademi, lalu kenapa dia bisa berada di klan

"putriku, kau harus berlatih lebih giat lagi agar bisa masuk kedalam akademi" ucap Yuan Gi dengan wajah sendu

"Li Wei sayang, kau tidak memiliki basis kultivasi, bukan sedikit tapi sama sekali tidak punya kultivasi. Dan orang yang tidak memiliki kultivasi di anggap sampah di dunia ini, jadi itu sebabnya kau tidak belajar di akademi" ucap Yuan Muren dengan ekspresi yang mengejek lalu kembali lagi dengan ekspresi ramahnya. Sungguh wanita ular

"aku tidak memiliki kultivasi?" ucap Yuan Li Wei tidak percaya

"kau punya putriku, hanya saja kau belum mengasahnya. Belajarlah lebih giat lagi putriku" ucap Yuan Gi yang tersenyum hangat pada Yuan Li Wei namun menatap tajam pada Yuan Muren

"suamiku, kamu jangan memberikan harapan palsu pada Li Wei, kita selama ini udah memberikannya banyak ramuan untuk menumbuhkan kultivasi nya. Namun apa ada hasil? Tidak bukan?" ucap Yuan Muren pada Yuan Gi sambil melirik Yuan Li Wei dengan tatapan meremehkan

"ramuan? Penumbuh kultivasi? Sepertinya wanita itu memberikan Yuan Li Wei ramuan yang mencurigakan. Sebaiknya nanti aku mencari tahu di perpustakaan klan Yuan, tadi Gu Ren bercerita bahwa di klan Yuan memiliki perpustakaan. Ya nanti aku akan meminta Gu Ren untuk mengantarku" batin Yuan Li Wei yang merasa curiga dengan Yuan Muren dan berencana mencari tahu sendiri bagaimana cara menumbuhkan kultivasi dengan baik

"ayah aku sudah selesai. Li Wei pamit dulu, lain kali Li Wei akan kemari lagi" ucap Li Wei yang hendak meninggalkan paviliun Yuan Gi

"Li Wei, putriku. Jangan kau dengarkan apa kata ibumu kau teruslah belajar dengan giat agar bisa belajar di akademi kerajaan" ucap Yuan Gi dan menghampiri putrinya lalu memeluk Yuan Li Wei dan hanya di balas anggukan dan senyuman dari Yuan Li Wei

Yuan Li Wei pun mencari Gu Ren di depan paviliun Yuan Gi namun tidak ada Gu Ren di sana, Yuan Li Wei pun memutuskan kembali ke paviliunnya sendiri dan mencari Gu Ren di sana. Dan benar saja Gu Ren sedang berada di paviliunnya

"gu ren antarkan aku ke perpustakaan klan Yuan" ucap Yuan Li Wei pada Gu Ren yang sedang berdiri di samping pintu menunggu Yuan Li Wei kembali

*

MAAF YA KALO ALURNYA MEMBOSANKAN. SELAMAT MEMBACA, KRITIK DAN SARAN SELALU AKU TERIMA DEMI CERITA INI JADI LEBIH BAIK LAGI😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!