2. Tubuh Baru

"Sonia, ada apa ini? Kenapa seperti telah terjadi serangan?" ucap Zaragoza terkejut saat tiba di markas.

Kondisi markas benar-benar kacau.

Gerbang depan hampir hancur, beberapa bagian tembok pagar roboh, dan bekas sabetan pedang tampak jelas di pintu gerbang. Darah berceceran di tanah, menambah suasana mencekam.

"Lady Queen, akhirnya kamu datang juga! Kami sudah kewalahan menangani serangan dari Road Devils. Mereka menyerang secara besar-besaran tadi malam!" teriak Isel dari dalam markas, berlari tergesa-gesa ke arah Zaragoza.

"Sam sialan... Berani-beraninya dia mengacak-acak markas Black Diamond!" ucap Zaragoza, emosinya meledak.

"Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Aku menyesal pernah mencintainya dulu."

Sam atau Samuel, adalah pemimpin Road Devils. Dia juga mantan kekasih Zaragoza.

Sudah lima tahun Zaragoza memimpin Black Diamond. Dua tahun lalu, Kakek Arzo, meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan yang mencurigakan. Sejak saat itu, Zaragoza dan anggota kepercayaannya terus mencari bukti, 'apakah itu murni kecelakaan, atau justru sabotase dari pihak musuh?

Setahun yang lalu, Zaragoza dan Samuel pernah menjalin hubungan asmara. Mereka tampak sebagai pasangan yang bahagia, setidaknya di mata orang lain.

Namun semuanya hancur ketika Zaragoza sendiri melihat Samuel di sebuah klub malam, bercumbu mesra dengan para model.

Sejak saat itu, luka pengkhianatan itu selalu ia bawa dalam diam.

"Tapi... dia belum tahu, kan? Kalau aku ini Queen dari Black Diamond," gumam Zaragoza.

Saat masih menjalin hubungan, Samuel hanya tahu Zaragoza sebagai anak keluarga Chadwick, tanpa tahu identitas aslinya sebagai pemimpin organisasi mafia paling ditakuti.

"Maaf, Lady Queen Zarago," ucap Grendo, orang kepercayaan Zaragoza sekaligus kepercayaan mendiang Kakek Arzo.

"Sepertinya Tuan Samuel sudah mengetahuinya. Saya sempat mendengar dia mencari Anda."

"Sialan... Dari mana dia tahu aku Lady Queen Zarago?" ujar Zaragoza geram.

"Aku akan bermalam di sini. Dan malam ini juga, kita siapkan serangan besar-besaran ke markas Road Devils."

Tanpa banyak bicara lagi, Zaragoza langsung melangkah menuju kamarnya di dalam markas. Ia harus segera menyusun rencana. Road Devils harus musnah.

"Hah... Lebih baik aku mandi dulu. Kepalaku terlalu penuh untuk berpikir lebih keras lagi."

Zaragoza langsung menuju kamar mandi untuk berendam dalam air hangat. Ia ingin merilekskan otot dan persendiannya sebelum pertempuran malam ini.

Cukup lama ia merendam diri. Setelah merasa tubuhnya lebih segar, Zaragoza mengenakan pakaian serba hitam, baju panjang polos, celana panjang, dan sepatu tempur yang siap menghadapi medan perang.

"Semua sudah berkumpul di sini?" tanyanya tegas saat memasuki ruang pertemuan khusus bersama Isel, Klara, Sonia, dan para anggota elit Black Diamond.

"Sudah, Lady Queen Zarago," jawab mereka serempak.

"Maaf membuat kalian menunggu," ucap Zaragoza, kemudian berdiri di depan papan strategi.

"Pertama-tama, saya ingin kelompok pemanah dan penembak jitu tetap berada di atas pohon untuk mengawasi dari ketinggian. Siapkan juga pasukan bersenjata, pedang, samurai, pistol, bahkan balok kayu untuk pertahanan jarak dekat."

Ia melanjutkan, "Kita akan berpencar dari empat arah. Saya sendiri akan memimpin dari gerbang utama, arah utara. Kalian bertiga, pilih sisi masing-masing."

"Saya dari barat," jawab Sonia.

"Saya dari selatan," sahut Isel.

"Kalau begitu, saya dari timur. Dekat aliran sungai menuju muara," ucap Klara mantap.

"Baik. Semua penjuru sudah terisi. Sekarang kita ke halaman belakang untuk memberitahukan ini pada anggota lainnya," ujar Zaragoza.

Mereka pun bergegas ke halaman belakang markas. Di sana, ratusan anggota Black Diamond telah berbaris, siap menjalankan perintah.

"Dengarkan semua!" seru Zaragoza lantang, suaranya memenuhi seluruh halaman.

"Kalian akan dibagi menjadi empat kelompok. Setiap kelompok akan dipimpin oleh saya, Nona Sonia, Nona Isel, dan Nona Klara. Masing-masing harus saling melindungi dan menyerang sesuai arah yang ditentukan."

Ia menatap tajam ke seluruh barisan.

"Jangan biarkan satu pun dari mereka lolos, termasuk Samuel. Habisi semuanya. Apa kalian mengerti?"

"Siap, Lady Queen Zarago! Kami mengerti!" jawab mereka serempak, penuh semangat.

Tanpa menunggu lama, pasukan Black Diamond mulai bergerak. Mereka berpencar ke posisi masing-masing sesuai rencana. Zaragoza sudah berada di posisi utara, sekitar 200 meter dari gerbang utama markas Road Devils.

Dari kejauhan, terlihat barisan penjaga musuh dengan senjata lengkap sudah siaga.

"Sialan… Siapa yang membocorkan rencana ini?" gumam Zaragoza penuh amarah.

"Awas saja. Setelah ini, aku akan mencari dan membereskan pengkhianat itu."

Zaragoza kemudian memberi aba-aba. Para pemanah langsung melepaskan hujan anak panah ke arah penjaga Road Devils.

Pertempuran pun pecah dengan sengit. Jeritan, dentingan senjata, dan ledakan menggema di tengah malam. Darah membasahi tanah. Jumlah pasukan dari kedua kubu terus berkurang drastis.

Saat situasi mulai memojokkan Zaragoza, tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan membawanya berlari ke arah timur.

"Sam?!" ucap Zaragoza terkejut saat menyadari siapa yang menariknya.

"Lepaskan tangan saya! Saya tidak sudi disentuh oleh manusia hina seperti kamu!"

"Oke, oke, aku lepasin. Udah, kan?" balas Samuel dengan nada santai, meski wajahnya tegang. Ia membawa Zaragoza ke tepi sungai dan berhenti di sana.

Bugh!

Pandangan Zaragoza tiba-tiba menjadi buram, menghitam, lalu tubuhnya ambruk ke tanah. Sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya, ia sempat melihat bayangan Klara berdiri di depannya, menjatuhkan balok kayu ke tanah, tertawa puas, lalu memeluk Samuel. Setelah itu, semuanya gelap.

Di sisi lain, Isel, Sonia, dan anggota Black Diamond yang tersisa telah berhasil membasmi seluruh anggota Road Devils. Namun saat mereka mencari keberadaan Klara dan Zaragoza, keduanya sama sekali tidak ditemukan. Bahkan, tubuh Samuel pun tidak ada di antara mayat para anggota Road Devils.

"Apakah Lady Queen dan Klara bertarung melawan Samuel?" tanya Isel, mulai cemas.

"Mungkin saja... tapi di mana mereka sekarang?" jawab Sonia, yang wajahnya mulai diliputi kekhawatiran.

"Kalian semua, segera cari Lady Queen Zaragoza dan Nona Klara!" seru Sonia memberikan arahan.

"Baik, Nona!" Para anggota yang tersisa pun segera menyebar ke segala penjuru untuk mencari keberadaan kedua orang penting itu.

...******...

Di tempat lain, Zaragoza perlahan mulai sadar. Namun begitu membuka matanya, ia langsung dilanda keterkejutan. Kedua tangan dan kakinya terikat erat dengan tali, mulutnya dilakban, dan tubuhnya dirantai pada batang pohon besar.

"Halo, My Lady Queen Zarago. Gimana? Gak nyangka kan bisa ada di posisi ini?" Suara tawa Klara menggema, berdiri di hadapan Zaragoza dengan wajah penuh kepuasan.

Srekkk!

Klara menarik lakban dari mulut Zaragoza dengan kasar hingga kulit di sekitar bibirnya terasa panas dan perih.

"Apa maumu, hah?! Kenapa kamu mengkhianatiku seperti ini?! Dasar pengkhianat!" bentak Zaragoza dengan suara parau penuh emosi.

"Uhh... kamu tahu nggak, Goza, semua ini adalah rencana....."

Klara belum selesai berbicara ketika ia menoleh ke arah belakang, lalu tersenyum.

"Sayang, sini deh."

Seseorang berjalan mendekat... dan betapa terkejutnya Zaragoza saat menyadari siapa orang itu, Samuel. Pria itu langsung memeluk Klara dengan mesra. Mual. Hanya itu yang Zaragoza rasakan sekarang. "Ternyata sebelum aku pingsan tadi, aku tidak berhalusinasi. Klara benar-benar mengkhianati ku."

"Biadab...! Aku akan membunuh kalian berdua! Jijik rasanya melihat kalian!" teriak Zaragoza penuh amarah dan luka di hatinya.

"Sayang, aku aja yang ceritain ke dia. Kamu liatin aja, ya," ucap Klara pada Samuel dengan nada menggoda.

"Terserah kau, sayangku." Samuel mengecup kening Klara, lalu menatap Zaragoza dengan tatapan tajam.

Klara melangkah mendekat. Ia mengeluarkan sebilah belati, lalu menempelkan ujungnya pada pipi Zaragoza. Perlahan, belati itu menyusuri kulit wajah Zaragoza dengan tekanan ringan namun mengancam.

"Kamu tahu nggak, Za, dari mana Samuel tahu kalau kamu adalah pemimpin Black Diamond?" tanya Klara dengan nada santai namun sadis.

"Kamu..." jawab Zaragoza pendek, namun yakin.

"Uh, pinter banget! Terus... kamu juga tahu nggak siapa yang ada di balik penyerangan Road Devils ke markas kita?" tanya Klara lagi sambil melompat-lompat kecil, seperti anak kecil yang baru dapat mainan.

"Kamu."

"Yeayyy! Pinter banget si My Lady Queen Zarago!" Klara tertawa sambil bertepuk tangan dengan ekspresi puas.

"Sayang, ada satu pertanyaan lagi yang belum kamu tanyain ke dia," ucap Samuel sambil melangkah ke arah Klara dan merangkul bahunya.

"Apa tuh, sayang?" Klara menatap Samuel dengan penasaran.

Samuel kini menatap Zaragoza lurus-lurus. Lalu ia bertanya dengan suara rendah yang membuat bulu kuduk berdiri.

"Zaragoza, apa kamu tahu... siapa dan kapan yang akan membunuhmu?"

Lalu.....

Srakkk!

Dengan satu tebasan pedang, Samuel memotong tali yang mengikat Zaragoza pada pohon. Tubuh Zaragoza yang masih terikat tangan dan kakinya, langsung didorong ke arah aliran sungai yang deras.

“Kalian ingin membunuhku dengan cara menenggelamkanku di sungai? Huh, cara yang licik dan murahan,” desis Zaragoza, terengah-engah, masih syok dengan kejadian yang baru saja dialaminya.

“Licik atau tidak, yang penting aku bisa membunuhmu sebelum kau sempat menyakiti orang yang kucinta. Kamu pikir aku akan diam saja saat kamu hendak membunuh Samuel? Tidak, Za, aku tidak akan tinggal diam. Aku cinta Samuel. Lebih baik aku kehilanganmu... daripada kehilangan dia,” ucap Klara dengan penuh emosi yang tak bisa ia bendung lagi.

“Sadar, Klara! Siapa yang selalu ada di sampingmu saat kamu terpuruk? Saat keluargamu bangkrut? Apa dia ada? Tidak, kan? Aku, Sonia, dan Isel yang selalu bersamamu! Kamu sudah dibutakan oleh cinta! Apa yang dia beri ke kamu? Tubuhnya? Hartanya? Otakmu sudah dicuci habis, Klara!” bentak Zaragoza dengan emosi yang tak kalah meluap.

Plakk!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Zaragoza. Dan...

Byurr!

Tubuh Zaragoza didorong Klara ke dalam sungai yang sedang banjir karena luapan dari hilir. Semua kata-kata Zaragoza melukai hati Klara, meski apa yang dikatakannya adalah kebenaran.

Tubuhnya langsung diterjang aliran sungai yang deras. Tangan dan kakinya masih terikat, membuatnya tak bisa berenang ataupun menyelamatkan diri.

Tubuhnya terbawa arus, menabrak bebatuan di sepanjang sungai. Air masuk ke hidung, ke mulut, hingga ke paru-paru. Kepalanya terasa seperti pecah. Sakit. Sesak. Gelap.

"Jika aku mati dengan cara sekejam ini, aku mohon kepada para dewa dan dewi di Nirwana... balaskan dendamku. Balaskan pengkhianatan ini. Jika tidak, aku akan menuntut keadilan di hadapan kalian. Aku bersumpah akan mengutuk mereka... semua dari mereka yang telah menghancurkan kepercayaanku."

Dengan sumpah terakhir itu, kesadaran Zaragoza menghilang.

---

Di Tempat Lain, Dunia Berbeda, Abad yang entah keberapa

Seorang gadis berusia 15 tahun ditemukan tenggelam di kolam belakang rumahnya. Namanya Yuan Li Wei.

“Cepat! Bawa nona ke paviliun! Panggilkan tabib sekarang juga!” seru seorang pelayan bernama Gu Ren, panik dan menangis melihat tuannya yang tubuhnya sudah membiru dan tak sadarkan diri.

Dua orang prajurit langsung bergerak. Satu pergi memanggil tabib, dan satu lagi membantu Gu Ren membawa Yuan Li Wei ke dalam paviliun.

“Nona, bangunlah… jangan buat saya takut seperti ini…” ucap Gu Ren lirih sambil menangis.

Beberapa saat kemudian, tabib tua tiba bersama prajurit. Ia langsung memeriksa Yuan Li Wei.

“Apa yang terjadi pada nona?” tanya sang tabib.

“Saya menemukannya di kolam belakang. Ia sudah mengambang di permukaan air…” jawab Gu Ren, air matanya masih terus mengalir.

“Detak jantungnya melemah. Dia harus segera meminum pil ini untuk mengeluarkan air dari dalam tubuhnya,” ujar tabib sambil memasukkan pil berwarna hijau pekat ke mulut Yuan Li Wei.

Tak lama setelah pil itu masuk, tubuh Yuan Li Wei mengejang.

Uhuk! Uhuk! Uhuk!

Yuan Li Wei memuntahkan air dari dalam tubuhnya dan... matanya terbuka. Ia sadar.

Namun yang bangkit bukanlah jiwa Yuan Li Wei.

Itu adalah Zaragoza, yang kini terbangun dalam tubuh seorang gadis muda.

“Nona! Syukurlah anda sudah sadar!” seru Gu Ren bahagia, hendak memeluk tuannya, tapi...

Dengan sigap, tangan Zaragoza menahan pelukan itu.

“Siapa kamu?” tanyanya dingin.

“Apa maksud Nona? Saya Gu Ren… pelayan pribadi Nona Yuan Li Wei,” jawab Gu Ren dengan wajah sedih.

“Siapa Yuan Li Wei?” tanya Zaragoza, kebingungan, panik, dan tidak tahu apa yang sedang terjadi.

“Anda adalah Yuan Li Wei, Nona… apakah anda tidak mengingatnya?” jawab Gu Ren pelan.

“Aku? Yuan… Li Wei?” bisik Zaragoza, matanya melebar.

Tubuh yang ia lihat… bukan tubuhnya.

Dia… telah terlahir kembali dalam tubuh orang lain.

*

HAI SEMUA, SEMOGA SUKA SAMA KARYA KU YA

SELAMAT MEMBACA🤗

Terpopuler

Comments

Ibuk'e Denia

Ibuk'e Denia

gimana mau balas dendam kalau zaman nya saja berbeda

2024-04-05

0

ChopSuey

ChopSuey

Jlebbbbb!

2024-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 1. Zaragoza
2 2. Tubuh Baru
3 3. Yuan Li Wei
4 4. Peningkatan Basis Kultivasi Yuan Li Wei
5 5. Kematian Gu Ren
6 6. Mimpi Itu Lagi
7 7. Benang Merah
8 8. Pembalasan Dendam Yuan Li Wei
9 9. Pergi ke Klan Yu
10 10. Bangsa Stone
11 11. Klan Yu
12 12. Akhir Bagi Bangsawan Ming
13 13. Kekaisaran Yungxi
14 14. kembali ke klan Yuan
15 15. Raja Mallory
16 16. Permintaan Maaf
17 17. Memberikan Kesempatan
18 18. Rencana Masuk Akademi
19 19. Akademi Kerajaan - Pertama
20 20. Akademi Kerajaan - Kedua
21 21. Akademi Kerajaan - Ketiga
22 22. Akademi Kerajaan - Keempat
23 23. Bulan Purnama Merah
24 24. Misteri Hutan Belakang Akademi
25 25. Penyihir Ilmu Hitam
26 26. Penyihir Ilmu Hitam - Kedua
27 27. Pergi Ke Alam Neraka
28 28. Siapa Dia?
29 29. Mimpi Yuan Li Wei Sebagai Zaragoza
30 30. Temani Aku
31 31. Pangeran Arogan
32 32. pertarungan Yuan Li Wei
33 33. Undangan Jamuan Dari Raja
34 34. Rumah Bordil
35 35. Acara Jamuan Makan Malam
36 36. Kemarahan Raja Mallory
37 37. Arena Pertarungan
38 38. Terpana
39 39. 7 Murid Terbaik
40 40. Kembali Ke Klan
41 41. Sorot Mata Biru
42 42. Peti Pendingin
43 43. Ayo Kita Menikah
44 44. Aku Membenci mu
45 45. Ratu Arabel
46 46. Murid Master - Pertama
47 47. Murid Master - Kedua
48 49. Murid Master - Ketiga
49 49. Kekacauan Di Alam Neraka
50 50. Tantangan Spiritual
51 51. Panggilan Jiwa
52 52. Pengunduran Diri Yuan Li Wei
53 53. Mengunjungi Ratu Arabel
54 54. Sesaat Bersama Ratu Arabel
55 55. Menjadi Murid Master Ke - 14
56 56. Dukungan Dari Teman
57 57. Bersama Dengan Kakak
58 58. Bukit Master
59 59. Sakit
60 60. Pergi Ke Alam Neraka
61 61. Memohon
62 62. Kita Adalah Keluarga
63 63. Perkenalan
64 64. Perkenalan - Kedua
65 65. Perkenalan - Ketiga
66 66. Telepati
67 67. Antara Cinta dan Penghianatan
68 68. Ulang Tahun
69 69. Kedatangan Master
70 70. Tusukan Rambut
71 71. Menemui Master
72 72. Pendeta Kuil Kuno
73 73. Pemilik Sorot Mata Biru
74 74. Pertarungan Sengit
75 75. Tekad Yuan Li Wei
76 76. Maukah Kau Menjadi Kekasihku?
77 77. Beri Aku Waktu
78 78. Di Antara Pilihan Dan Luka
79 79. Cinta Dan Canda Di Bawah Langit Malam
80 80. Tugas Pertama Dari Master
81 81. Pertemuan Dengan Zarkaan
82 82. Kembali Ke Alam Neraka
83 83. Siapa Naga Jelek Itu Nona?
84 80. Di Ambang Kehancuran
85 85. Akhir Untuk Pengikut Zarkaan
86 86. Malam, Fajar dan Rahasia
87 87. Maafkan Aku Biyun
88 88. Bukan Pesaing Biasa
89 89. Upacara Penghormatan Terakhir
90 90. Pertemuan Yang Tak Terduga
91 91. Pertemuan Dengan Dewan Iblis
92 92. Keseriusan Dari Xiao Biyun
93 93. Munculnya Keraguan
94 94. Kau Milikku, Li Wei
95 95. Kilasan Masalalu
96 96. Yuan Li Wei Kehilangan Ingatannya
97 97. Ingatan Yang Terbangun
98 98. Kembalinya Ingatan Yuan Li Wei
99 99. Antara Dusta dan Kebenaran
100 100. Menyerah Untuk Mencintai
101 101. Jangan Pergi, Tetaplah Disini
102 102. Ikatan Yang Terputus
103 103. Hati Yang Tetap Terikat
104 104. Kepulangan Yuan Li Wei
105 105. Keikhlasan Cinta Xiao Biyun
106 106. Dekapan Sang Raja Iblis
107 107. Meminta Penjelasan
108 108. Raja Neraka di Meja Makan Keluarga
109 109. Hari Pernikahan
110 110. Milik Raja, Milik Neraka
111 111. Keluarga D'Evandros - Tamat
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Zaragoza
2
2. Tubuh Baru
3
3. Yuan Li Wei
4
4. Peningkatan Basis Kultivasi Yuan Li Wei
5
5. Kematian Gu Ren
6
6. Mimpi Itu Lagi
7
7. Benang Merah
8
8. Pembalasan Dendam Yuan Li Wei
9
9. Pergi ke Klan Yu
10
10. Bangsa Stone
11
11. Klan Yu
12
12. Akhir Bagi Bangsawan Ming
13
13. Kekaisaran Yungxi
14
14. kembali ke klan Yuan
15
15. Raja Mallory
16
16. Permintaan Maaf
17
17. Memberikan Kesempatan
18
18. Rencana Masuk Akademi
19
19. Akademi Kerajaan - Pertama
20
20. Akademi Kerajaan - Kedua
21
21. Akademi Kerajaan - Ketiga
22
22. Akademi Kerajaan - Keempat
23
23. Bulan Purnama Merah
24
24. Misteri Hutan Belakang Akademi
25
25. Penyihir Ilmu Hitam
26
26. Penyihir Ilmu Hitam - Kedua
27
27. Pergi Ke Alam Neraka
28
28. Siapa Dia?
29
29. Mimpi Yuan Li Wei Sebagai Zaragoza
30
30. Temani Aku
31
31. Pangeran Arogan
32
32. pertarungan Yuan Li Wei
33
33. Undangan Jamuan Dari Raja
34
34. Rumah Bordil
35
35. Acara Jamuan Makan Malam
36
36. Kemarahan Raja Mallory
37
37. Arena Pertarungan
38
38. Terpana
39
39. 7 Murid Terbaik
40
40. Kembali Ke Klan
41
41. Sorot Mata Biru
42
42. Peti Pendingin
43
43. Ayo Kita Menikah
44
44. Aku Membenci mu
45
45. Ratu Arabel
46
46. Murid Master - Pertama
47
47. Murid Master - Kedua
48
49. Murid Master - Ketiga
49
49. Kekacauan Di Alam Neraka
50
50. Tantangan Spiritual
51
51. Panggilan Jiwa
52
52. Pengunduran Diri Yuan Li Wei
53
53. Mengunjungi Ratu Arabel
54
54. Sesaat Bersama Ratu Arabel
55
55. Menjadi Murid Master Ke - 14
56
56. Dukungan Dari Teman
57
57. Bersama Dengan Kakak
58
58. Bukit Master
59
59. Sakit
60
60. Pergi Ke Alam Neraka
61
61. Memohon
62
62. Kita Adalah Keluarga
63
63. Perkenalan
64
64. Perkenalan - Kedua
65
65. Perkenalan - Ketiga
66
66. Telepati
67
67. Antara Cinta dan Penghianatan
68
68. Ulang Tahun
69
69. Kedatangan Master
70
70. Tusukan Rambut
71
71. Menemui Master
72
72. Pendeta Kuil Kuno
73
73. Pemilik Sorot Mata Biru
74
74. Pertarungan Sengit
75
75. Tekad Yuan Li Wei
76
76. Maukah Kau Menjadi Kekasihku?
77
77. Beri Aku Waktu
78
78. Di Antara Pilihan Dan Luka
79
79. Cinta Dan Canda Di Bawah Langit Malam
80
80. Tugas Pertama Dari Master
81
81. Pertemuan Dengan Zarkaan
82
82. Kembali Ke Alam Neraka
83
83. Siapa Naga Jelek Itu Nona?
84
80. Di Ambang Kehancuran
85
85. Akhir Untuk Pengikut Zarkaan
86
86. Malam, Fajar dan Rahasia
87
87. Maafkan Aku Biyun
88
88. Bukan Pesaing Biasa
89
89. Upacara Penghormatan Terakhir
90
90. Pertemuan Yang Tak Terduga
91
91. Pertemuan Dengan Dewan Iblis
92
92. Keseriusan Dari Xiao Biyun
93
93. Munculnya Keraguan
94
94. Kau Milikku, Li Wei
95
95. Kilasan Masalalu
96
96. Yuan Li Wei Kehilangan Ingatannya
97
97. Ingatan Yang Terbangun
98
98. Kembalinya Ingatan Yuan Li Wei
99
99. Antara Dusta dan Kebenaran
100
100. Menyerah Untuk Mencintai
101
101. Jangan Pergi, Tetaplah Disini
102
102. Ikatan Yang Terputus
103
103. Hati Yang Tetap Terikat
104
104. Kepulangan Yuan Li Wei
105
105. Keikhlasan Cinta Xiao Biyun
106
106. Dekapan Sang Raja Iblis
107
107. Meminta Penjelasan
108
108. Raja Neraka di Meja Makan Keluarga
109
109. Hari Pernikahan
110
110. Milik Raja, Milik Neraka
111
111. Keluarga D'Evandros - Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!