Setelah memarkir mobilnya, Surya langsung berjalan ke kantor menuju ruang briefing. Di ruangan, marketing- marketing sudah berkumpul menunggu kedatangan Surya. Sekitar tiga puluh menit Surya memberi briefing para marketing.
Surya segera menuju ruangannya, dan para marketing kembali ke ruang marketing.
Nia yang sudah menunggu Surya dari tadi, terlihat bahagia saat melihat kedatangan Surya yang sudah dinanti-nanti.
" Pagi bapak " sapa Nia dengan manja.
" Pagi Ni. Tolong panggilkan Sari Ni " titah Surya sambil berjalan masuk ruangannya.
" Bapak mau minum kopi? Sudah saya bikinkan kok bapak, sudah ada di meja bapak " jawab Nia dengan tersenyum. Surya menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya menatap Nia " Kamu yang bikin kopi? Sari nggak masuk? " tanya Surya dengan mengernyitkan dahinya.
" Sari masuk bapak " jawab Nia.
" Terus kok kamu yang buat kopi? Saya mau minta tolong Sari buat belikan saya sarapan. Tolong Sari suruh ke ruangan saya " titah Surya lalu membuka pintu ruangannya dan melangkah masuk. Nia mengikuti dari belakang sambil membawa beberapa map berisi file yang harus ditandatangani Surya.
" Saya sudah bawakan bapak nasi goreng bapak. Bapak nggak mau ya makanan dari saya? " tanya Nia dengan suara sedih.
Surya melihat di meja kerjanya sudah ada lunch box juga secangkir kopi. Surya langsung duduk di kursi lalu melihat ke Nia.
" Kenapa kamu repot-repot Ni? Besok lagi nggak usah bawain saya makanan, nggak enak saya " jawab Surya.
" Ini sebagai rasa terimakasih saya atas kebaikan bapak tadi malam. Saya nggak merasa repot bapak, tiap pagi saya masak buat anak saya kok " cerita Nia menjelaskan.
" Hmm ya udah, makasih Nia. Tapi beneran besok-besok nggak usah bawain saya bekal lagi " titah Surya tidak mau merepotkan Nia.
" Iya bapak, tapi saya nggak keberatan sebenarnya. Ini file-file yang perlu bapak tandatangani " ucap Nia sedih, lalu meletakkan map yang dibawanya di meja lalu segera berjalan ke luar ruangan.
Surya mengambil tumpukan map yang baru saja dibawa Nia dan dibuka satu-satu sambil menyeruput kopi.
Cacing di dalam perutnya mulai protes. Surya sekilas melirik lunch box dari Nia, sebenarnya Surya enggan karena tidak nyaman diperlakukan seperti itu. Tapi cacing dalam perutnya tidak bisa diajak kompromi. Akhirnya Surya mengambil lunch box itu dan dibukanya, aroma wangi nasi goreng menggelitik hidungnya. Surya pun segera menyuap nasi goreng ke dalam mulutnya. Surya merasakan nikmat sekali, dengan lahap Surya memakan nasi goreng itu sampai habis tak bersisa.
Nia yang dari tadi mengintip dari pintu, tersenyum puas.
[ Yes!! Hehehehe gimana nggak enak, harganya aja mahal. Nggak masalah aku keluar modal, yang penting ada hasilnya ] batin Nia lalu duduk di kursi kerjanya. Nia sengaja membeli nasi goreng lewat online lalu memindahkan di lunch box agar Surya percaya kalau itu masakannya.
" Nia, pak Surya ada? " tanya Mega.
" Ada Bu Mega " jawab Nia.
" Nggak ada tamu kan Nia? " tanya Mega lagi yang masih berdiri di depan Nia.
" Nggak ada Bu. Pak Surya sedang sarapan kok " jawab Nia menjelaskan.
" Oh ya udah saya tunggu di sini saja. Saya nggak mau mengganggu sarapan pak Surya " ucap Mega lalu duduk di kursi di depan meja kerja Nia.
" Silahkan Bu " jawab Nia sambil mengerjakan pekerjaannya.
Beberapa menit kemudian Nia menelpon Surya lewat line kantor.
" Bapak, Bu Mega mau ketemu bapak. Sarapannya sudah selesai belum bapak? " tanya Nia dengan lembut dan manja.
" Suruh masuk saja Ni. Saya sudah selesai kok " jawab Surya lalu menutup teleponnya.
" Bapak sudah selesai sarapannya Bu. Silahkan masuk Bu " ucap Nia sambil berdiri dari duduknya dan membukakan pintu untuk Mega.
" Terimakasih Nia " jawab Mega lalu berjalan masuk ruangan Surya.
" Sama-sama Bu Mega " ucap Nia sambil menutup kembali pintu ruangan Surya, dan kembali ke meja kerjanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments