Transmigrasi Artis Kontroversi
"Berapa kali harus kukatakan padamu, menjauhlah dari hidupku dan Sean!!" Seorang wanita tampak naik pitam terhadap gadis yang tersenyum meremehkan dengan ke dua tangan yang bersedekap di dada.
"Kenapa kau menyalahkan aku, Sarah. Sean kekasihmu itu yang datang mencariku, kau tahu kenapa? Karena dia masih mencintaiku," jawab gadis itu tak kalah sengit.
Gadis yang di panggil Sarah tampak mengepalkan ke dua tangannya, wanita di hadapannya ini bernama Naya, mantan kekasih dari kekasihnya.
Semenjak kemunculan Naya ke Negara B, sara merasa hubungannya bersama Sean jadi merenggang, dan ia pikir itu semua gara-gara Naya.
Tak sekali dua kali, ia juga pernah melihat mereka jalan dan makan bersama, dan saat itu Sean mengatakan padanya kalau ia ada acara dengan clientnya.
Pembohong.
Semua itu hanya kebohongan belaka, faktanya ia melihat sendiri namun ia tak ingin membongkar kebohongan itu, ia ingin melihat sampai kapan Sean akan terus berbohong dengannya.
Merasa sudah tidak bisa di toleransi lagi, Sarah mendatangi apartemen Naya.
Puncak emosinya meluap saat sang kekasih keluar dari sana, tak menunggu lama sara langsung melabrak Naya yang masih belum sempat untuk duduk.
Dan kini kedua gadis itu tengah beradu mulut karena seorang laki-laki. Sarah melirik air minum yang sepertinya tadi bekas minuman Sean di atas meja, tanpa menunggu instruksi sara langsung menyiramkan air itu tepat ke wajah Naya.
"Plakk"
Kini sebuah tamparan keras berasal dari Naya tangannya kanannya tepat mendarat di permukaan wajah sara yang langsung memerah.
Sarah berniat juga ikut membalasnya namun dengan cepat Naya menampar pipi sara yang satu lagi, sontak sara melototkan matanya sambil memegang wajahnya yang sudah menjadi sasaran telapak tangan Naya.
"KAU!" Guman Sarah sambil menunjuk Naya tajam.
"Apa? Ingin ku tampar lagi?" tanya Naya dengan wajah angkuhnya menatap sara sengit, masih tak terima sara memecahkan vas bunga di atas meja dan mengacaukan semuanya, sedangkan Naya tangannya sudah gatal ingin menampar gadis itu lagi, belum sempat ia melakukan apa yang dipikirkannya sebuah suara langsung menghentikan keadaan tersebut.
"CUT!!!"
Suara datang daryai sudut ruangan di balik sebuah layar dengan berbagai macam jenis kamera dan berbagai peralatan yang mendukung proses syuting saat ini.
Ke dua artis yang tadi memerankan sosok Naya adalah Quen dan yang memerankan sosok Sara adalah Jessica Adhitama, mereka terlibat dalam sebuah kontrak yang sama dan berharap mereka bisa bekerja satu sama lain.
Namun fakta tentang hubungan mereka yang tak pernah akur telah melekat pada para staff di agensi mereka yaitu Star Dream Entertainment seperti saat ini Jessica mendatangi tempat yang sedang membersihkan wajahnya dan berbicara dengan asisten yang merangkap sekaligus menjadi managernya.
"Quen Putri!!" amuk Jessica dengan suara yang cukup keras.
Sedangkan yang di panggil hanya menutup mata bersikap seolah-olah tak pernah mendengar namanya di panggil apalagi oleh perempuan itu.
"Kau sengaja kan, menamparku keras seperti itu?" Tanya Jessica dengan wajah yang meluap-luap.
Quen membuka mata sambil menatap Jessica dengan sudut matanya.
"Dibagian mana aku sengaja menamparmu?" tanya Quen datar.
"Jangan berpura-pura tidak tahu, di skrip hanya tertulis jika kau hanya menamparku satu kali saja, tidak lebih!" ucap Jessica dengan suara nyaring yang mengundang perhatian para staff yang bertugas.
"Benarkah?" Olok Quen dengan wajah tanpa dosa pura-pura terkejut dan merasa bersalah dan dengan santai ia memberikan skrip yang berada di atas mejanya.
"Kau bisa membacanya sendiri kan? Lihat dan baca satu atau dua, menganggu ku saja," ujar Quen berdiri dari duduknya dan mengkode asistennya untuk segera pergi lebih tepatnya ke arah sutradara Jeno meninggalkan Jessica yang menganga membaca skrip yang tadi di berikan Quen padanya.
Di sana tertulis, memang benar Quen mendapatkan bagian menamparnya dua kali, tapi kenapa di skripnya malah berbeda, tak terima di permainkan seperti ini, Jessica langsung menghampiri Sutradara Jeno yang tengah berbicara dengan Quen.
"Sutradara Jeno, jelaskan padaku apa maksud semua ini?" tanya Jessica ca memperlihatkan skrip yang di pegangnya.
"Apa yang harus ku jelaskan padamu, Jessica?" tanya sutradara nampak bingung.
"Kenapa skripku dan Quen berbeda, di skripku hanya tertulis jika aku hanya di tampar satu kali bukan dua kali," jelas Jessica berapi-api.
Sutradara Jeno nampak berpikir sebelum akhirnya ia menjawab.
"Apa managermu belum mengganti naskahmu? Aku sudah memberinya naskah yang baru kemarin," ujar sutradara Jeno.
"Naskah baru? Kenapa aku tidak tahu?" ujar Jessica kesal.
"Kenapa kau tidak menanyakannya ke managernya mu? Bukan langsung menyalahkan orang, aku ini artis profesional, berperan seperti yang di tulis bukan menambah-nambah scene yang tak perlu," ujar Quen yang membuat Jessica sangat malu di hadapan banyak orang seperti ini, bahkan banyak yang membicarakannya.
"Ah sial, kenapa aku yang harus malu dan mendapatkan semua ini, seharusnya dia, kenapa keadaan malah menyerang ku," rutuk Jessica langsung beranjak dari sana untuk menemui managernya dan memarahinya habis-habisan untuk kejadian seperti ini.
"Aku rasa proses syuting untuk hari ini, ku rasa cukup. Kita bisa melanjutkannya kembali lusa, kau bisa pulang dan istirahat Quen, " ucap sutradara Jeno.
Quen tak menjawab, ia langsung memakai kacamata hitamnya dan managernya memasangkan jaketnya serta membawakan tasnya untuk keluar dari lokasi syuting.
"Aku yakin Jessica akan mengamuk pada managernya," ucap manager Quen yang bernama Alena wanda terlihat gembira, sedangkan gadis itu tetap fokus berjalan dengan gaya angkuhnya.
"Tentu saja itu akan terjadi Ka, gadis jahat itu harus diberi pelajaran, siapa suruh ia merusak pakaianku, dia pikir aku tidak tahu kalau dia pelakunya," jawab Quen.
Tak terasa mereka sampai di luar gedung, Quen langsung duduk di belakang dan managernya yang membawa mobil. Quen fokus dengan handphonenya.
"Jadwalku hari ini apa saja Ka?" tanya Quen meletakkan handphonenya dan bersandar untuk melepas lelah.
"Jam 2 siang nanti ada pemotretan majalah ELl, jam 4 ada jamuan sosial di king hotel yang mungkin akan selesai sekitar jam 7 malaman," jawab Alena sudah sangat hapal dengan agenda gadis itu.
Quen melirik jam tangannya, baru jam 12.10 masih ada waktu untuk dia istirahat pikirannya.
"Mau pulang ke rumah?" tanya Alena melihat dari kaca mobil.
Quen menggeleng.
"ketempat biasa saja, nanti eonni tak usah menjemputku, biar aku pergi sendiri," ujar Quen.
"Aku akan menemanimu, ingat aku asisten sekaligus managermu, jadi kemana pun kau pergi aku akan ikut," jawab Alena.
"Ka tak usah sungkan padaku, aku tahu Ka juga lelah, Ka harus istirahat apalagi dengan jadwalku akhir-akhir ini," ucap Quen.
Alena hanya tersenyum, jika mereka hanya berdua, sifat Quen akan berubah, hanya ada Quen yang sebenarnya tak ada Quen yang dikenal angkuh dan sombong seperti kata banyak orang tentang aktris muda yang satu ini.
Alena mengenal Quen semenjak 5 tahun yang lalu, cukup lama untuk saling mengenal satu sama lain. Alena sangat mengenal bagaimana pribadi seorang Quen, walaupun orang menganggap Quen orang yang sangat kasar dan menyakitkan saat berbicara semuanya tidaklah benar.
Gadis itu hanya mencoba kuat, menjaga dirinya, dari orang-orang yang berusaha menjatuhkannya, ia tak ingin diinjak, dan diremehkan bahkan untuk melukai harga dirinya, ditambah dengan bidang yang sedang ia geluti tentu banyak berbagai jenis kontra yang akan menjatuhkannya.
Sebut saja beberapa kasus yang sudah menjerat namanya diberbagai media.
Quen Fernandez terlibat percekcokan dengan lawan mainnya Nanda di sebuah restoran, ada memar di dahi Nanda, di duga jika Quen membenturkan kepala gadis itu ke sudut meja.
Jangan lupa
Like
Vote
Ulasan nya
Komen
Semua itu adalah dukungan kalian untuk membuat author semangat ngelanjutin ceritanya
Terima kasih 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Cahaya yani
hadiirr thooorr
2024-04-03
0
IndraAsya
👣👣👣
2024-02-10
1
Sulati Cus
namanya sama ternyata ada jeno jg
2024-02-08
1