Bab 18

Seorang gadis tergeletak dengan tak sadarkan iri di sebuah hutan, satu tangannya digunakan sebagai tumpuan kepala. Seiring matahari mulai mencari celah melewati dedaunan dan ranting untuk melepaskan cahayanya menuju ke permukaan tanah, tubuh itu mulai bergerak, terlihat dari jari tangannya yang bergerak diikuti dengan matanya yang membuka.

Sebuah lenguhan berasal dari bibirnya, tubuh yang awalnya terbaring kini perlahan berubah menjadi sedikit duduk. la terus mengucek matanya berulang kali melihat keadaan sekitar, pohon-pohon rindang dengan dedaunan yang menari di tiup angin, semuanya penuh dengan berbagai jenis pohon.

Telinganya hanya mendengar gemerisik daun yang bermain dengan angin, sesekali suara burung yang bersahutan, tak jauh terdengar bunyi air yang jatuh begitu deras.

la mencoba bangun, berdiri dengan sedikit goyah, pandangan kebingungan yang dirasakan ditempat ia berdiri ini sungguh kerasa.

"Tempat seperti apa ini?" batinnya kembali menelisik.

"Tenang Quen Putri ini hanya mimpi dari tidur siangmu, ayo bangun ayo bangun!!!" ucapnya kembali menyadarkan dirinya sendiri.

"Plakk"

Tamparan yang cukup keras itu, dilakukan sendiri oleh tangannya menyadarkan dirinya supaya bangun dari dunia mimpi yang ia yakini.

"Aish, ini menyakitkan sekali" rintihnya mengusap lembut wajahnya yang menjadi sasaran tangannya sendiri.

"Berarti ini bukan mimpi, lalu siapa yang membuangku ke tempat seperti ini, badanku rasanya remuk semua," ia kembali bersuara sambil memegang badannya yang rasanya cukup sakit.

"Aku akan menghubungi Alena untuk menjemputku,"

Quen memeriksa sesuatu di pakainya yang tentu mencari ponselnya.

Wajah khawatir lagi-lagi terlihat jelas, benda pipih kesayangannya itu tak ia temukan.

"Ponselku? Di mana ponselku," gadis itu kembali memeriksa tempat dimana ia terbangun, tak tanggung-tanggung ia juga menyibakkan dedaunan yang gugur yang menimbun tanah yang cukup tebal itu.

Kosong.

la tertegun sebentar, mengingat kapan ia memegang ponselnya terakhir. Ya, di tempat itu. Lokasi syuting terakhir saat ia dihubungi oleh Alvian dan masuk ke tempat itu.

Bayangkan ketika sebuah arus berbentuk lingkaran menarik tubuhnya, dan ketika seorang laki-laki tampan yang berusaha menolongnya, tangan mereka terlepas, dan ia tak mengingat apapun lagi setelah itu dan tiba-tiba terbangun di tempat seperti ini.

"Tidak, tidak ini semua tidak benar, dan tentu saja tidak mungkin. Ya tidak mungkinkan aku melakukan perjalanan waktu, ha ha ha ha," tawanya pecah sambil memegang perutnya, tak lama tawanya berubah sendu dan berteriak.

"TIDAK BENARKAN? AKU MUSTI APA? AKU TAKUT SENDIRIAN DI SINI? IBU, KA XENDER, KA ALENA DIMANA KALIAN?" Teriakan itu cukup keras, hanya saja hanya suara kicauan yang lagi-lagi ia dengar.

"Apa yang kulakukan? Aku tidak tahu tempat seperti apa ini? rasanya aku tak melakukan dosa besar sehingga aku harus dilempar ke tempat seperti ini, hiks hiks hiks hiks." Air matanya luruh, ia memangku kedua lututnya dan menyembunyikan wajahnya dan menangis sejadi-jadinya namun tak lama ia kembali melihatkan wajahnya lagi.

la teringat bagaimana serakahnya ia ketika masuk ke pintu yang ia duga tempat penyimpanan harta Karun dan inilah yang ia dapatkan.

"Tuhan, tolong ampuni aku, sebenarnya jika itu tempat harta Karun aku akan menyumbangkannya ke panti asuhan dan tempat sosial.

Tolong bawa aku dari sini, aku janji akan menjadi orang lebih baik lagi, dan hidup dengan baik, hiks hiks hiks hiks," ia kembali menangis lagi.

Tak lama bunyi Gresik grusuk, membuat konsentrasi Quen menjadi terarah pada arah sebelah kanannya, matanya menajam ketika ada segerombolan orang lebih tepatnya 5 orang pria berpakaian hitam terus mendekat ke arahnya tak lupa seringainya.

"Ufhh, untunglah ada orang," ujarnya lega kembali berdiri dan ia juga mendekat tujuannya untuk meminta tolong pada orang-orang tersebut, tapi langkah Quen terhenti ketika para pria itu mengeluarkan pedang dari balik punggung mereka.

"MAU LARI KEMANA LAGI KAMU NONA MANIS? KAU TAK AKAN SELAMAT LAGI SEPERTI SEMALAM, CEPAT BUNUH DIA!!!" seorang pria yang di duga adalah ketua dari para gerombolan itu memberi perintah pada anak bawahnya untuk segera membunuh Quen yang sudah berancang-ancang untuk melarikan diri.

"Oh tidak! Penyambutan ini terlalu berisiko, baru datang saja sudah ada yang mau membunuhku!" Quen perlahan mundur dan langsung lari ketika para laki-laki itu mengejarnya, ia hanya berlari mengikuti arah kakinya, yang ia pikirkan saat ini, ia tidak ingin mati secepat ini, sesekali ia menoleh kebelakang orang-orang itu terus mengejarnya. Ia terus berlari-lari dengan semampunya, hingga ia masuk ke hutan yang penuh semak-semak dan menyembunyikan dirinya di dalam sana.

Tangan Quen gemetaran, wajahnya sudah berkeringat, deru napasnya memburu ia terus memperhatikan dari sela-sela ruang di tempat ia sembunyi ketika para penjahat itu sudah berdiri tak jauh dari tempatnya sembunyi.

Para pembunuh itu, menelisik ke bagian-bagian tempat itu, tak lupa mereka menggunakan pedang mereka untuk memeriksa semak-semak belukar yang tingginya sedada orang dewasa itu.

"CEPAT TEMUKAN GADIS ITU, DAN BUNUH DIA!!!" perintah itu kembali membuat jantung Quen berdetak lebih cepat dari pada saat ia berlari Tak jauh dari tempat itu, dua orang pria berpakaian yang satu berpakaian hitam namun salah satu dari mereka menggunakan ikat kepala berwarna merah dengan motif trisula hitam, mereka berdua menggunakan penutup wajah, namun kedua sorot mata tajam itu, terlihat jelas. Keduanya terlihat berlari dengan membawa pedang seperti ada yang mereka kejar.

Dekat dengan apa yang mereka kejar sebuah teriakan perempuan menghentikan langkah mereka.

"Yang mulia," ucap laki-laki yang memakai pakaian hitam biasa, langkah mereka berhenti ketika mereka melihat seorang perempuan yang sudah tersudut oleh beberapa orang pria dengan pedang yang di arahkan padanya.

"Kau kejar orang itu! Aku akan mengurus yang ini!" Perintahnya.

Tak lama laki-laki yang diperintahkan langsung meninggalkan tempat itu setelah memberi hormat sedangkan laki-laki yang di sapa yang mulia itu langsung mendekat ke arah Quen yang nyawanya sedang berada di ujung tanduk.

Sreet Bunyi sayatan itu, langsung mengalihkan perhatian para penjahat itu, seorang rekan mereka yang berdiri dibelakang sudah tergeletak ditanah dengan luka dipunggungnya, Quen yang melihat itu langsung menutup mulutnya, ia sangat shock dengan pemandangan pembunuhan di depannya apalagi ketika pria yang memiliki penutup wajah itu dengan gampang membunuh para penjahat itu, namun salah seorang dari mereka yang hanya mendapatkan sayatan di bagian lengannya berhasil melarikan diri.

Quen yang masih terdiam ditempatnya masih belum bisa melupakan pembantaian langsung di hadapannya, darah-darah itu mengalir cepat ke tanah, apalagi ketika pria yang menyelamatkannya itu mendekat dengan mengayunkan pelan pedang yang masih ada tetesan darah yang jatuh ke tanah.

"JANGAN, KU MOHON JANGAN BUNUH AKU!! AKU MOHON, AKU TIDAK PUNYA APA-APA!!" ujar Quen dengan kedua tangannya yang bertumpu untuk memohon.

Jujur ini saat yang paling membahayakan dalam hidupnya.

"Apa kau tak bisa berdiam diri dalam kediamanmu? Menyusahkan!" Si pria mengeluarkan suara.

Quen tak mengerti apa yang dikatakan pria ini, tapi dilihat dari cara berbicaranya, apa mereka saling kenal? Masih dalam mode mencerna teriakan demi teriakan yang semakin mendekat, mengubah arah fokus Quen pada seorang wanita yang berpakaian sama dengannya namun diikuti oleh beberapa orang pengawal dengan pakaian khas prajurit kerajaan.

Wanita itu menangis dengan sesegukan, dan memeriksa keadaan Quen, ia sangat takut bila terjadi sesuatu atau menemukan luka di tubuh Quen.

"Nona, nona tidak apa-apakan? Tidak ada yang terlukan? Pelayanmu ini sungguh khawatir," ucapnya dengan tulus.

Quen tak mengerti dengan kondisi seperti ini, kenapa dengan orang-orang ini, sandiwara apa yang telah mereka lakukan, apakah ini bagian dari proses syuting yang tidak di ketahuinya?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!