Quen sedang bersantai di apartemennya. Duduk dengan menikmati makanan ringan sambil melihat kabar dan info terbaru. Matanya membulat saat melihat Alvian, sutradara Jeno dan Jessica sedang melakukan jumpa pers terkait proyek film yang di kabarkan akan gagal tayang.
"Apa-apaan ini?" ujar Quen terlihat tak terima, kenapa tak ada yang memberitahunya kalau ada jumpa pers seperti ini, gadis itu hanya tersenyum ketus sambil mendengar apa yang di katakan Alvian.
"Kabar mengenai film begin again yang terancam batal dan gagal tayang memang benar adanya. Saya selaku pimpinan Star Dream benar-benar minta maaf yang sebesar-besarnya terutama kepada pihak-pihak yang sudah di kecewakan. Namun, baru tadi pagi saya mendapatkan kabar yang cukup mengejutkan kalau ada beberapa orang produser yang menawarkan diri untuk membuat ulang flm begin again dengan pemeran utama wanita adalah kris tal Jung," ujar Alvian.
"Sandiwara apalagi ini? Apa mereka berniat untuk menjatuhkan aku," ucap Quen belum melepaskan pandangannya pada layar televisi itu.
"Bagaimana dengan Quen Putri yang yang berperan sebagai Naya sebelumnya sekaligus pemeran utama wanita? Apa dia masih ikut andil dengan proyek ini atau sebaliknya?" Sebuah pertanyaan di lontarkan oleh seorang reporter yang membuat kai sedikit melirik Jessica yang ada di sebelahnya.
"Karena ini sudah projects yang berbeda, dan kami juga sudah memutuskan serta menimbang kondisi aktris kami Quen Putri tidak akan bergabung dalam film ini," jawab Alvian.
"Apa ini ada kaitannya dengan issue yang tersebar mengenai Quen beberapa saat lalu?" tanya wartawan lain.
"Tidak, ini sama sekali tak ada hubungannya. Kondisi kesehatan Quen sedikit drop, dikarenakan jadwalnya yang sangat padat dan untuk itu kami pikir mungkin break untuk sementara waktu sampai kesehatannya kembali pulih kembali," jawab Alvian dengan tegas.
"Apa yang kau bicarakan Alvian? Ini sama sekali tak benar? Bagaimana bisa kau mengatakan informasi palsu seperti itu," geram Quen tak percaya dengan apa yang di katakan kai pada awak Media.
"Apa itu artinya kontrak Quen Putri dengan Star Dream Entertainment akan segera berakhir untuk sementara waktu?" Pertanyaan demi pertanyaan terus keluar untuk mengkonfirmasi kebenaran tentang apa yang sedang terjadi.
"Kontrak yang di buat antara Star Dream dan para artis memiliki waktu tertentu, kami tidak akan mengakhiri kontrak sampai batas waktu, kecuali ada pertimbangan serius dari kedua belah pihak," jawab Alvian.
Quen langsung mematikan televisi, ia tak berniat untuk menonton lebih jauh, ia harus mendapatkan kejelasan dari semua ini.
Ponsel Quen berbunyi, dan ia yakin itu dari Alena, managernya.
Quen menjawabnya tapi hanya meng-loudspeakerkan ponselnya tanpa berniat meletakkannya di telinga.
"Hm" ujar Quen.
"Apa kau sudah melihat beritanya?"
"Sudah." Jawab Quen santai.
"Quen Putri, kau tak lihat mereka seperti ingin mendepakmu dari posisimu, aku yakin kristal akan berbesar kepala dengan semua ini."
"Ka tenanglah, masalah ini bukan seperti langit yang akan jatuh, aku akan mengurusnya."
"Bagaimana aku bisa tenang Quen, ini semua tentang karirmu dan pekerjaanku."
"Iya aku tahu, aku akan meminta Alvian untuk menjelaskan semuanya padaku," ucap Quen langsung mematikan ponselnya dan mengetik sebuah pesan yang di tujukan untuk seseorang.
"Aku ingin bertemu denganmu, di tempat biasa" .
Setelah itu Quen langsung beranjak dari duduknya sambil melihat beberapa jajaran penghargaan yang ia dapat di industri perfilman dan permodelan.
"Tidak segampang itu kalian menghancurkan aku, karena aku Quen Putri," ujarnya tersenyum.
Malam pun datang, langit sudah melihatkan aura gelapnya. Di sebuah cafe Quen sudah datang dan duduk dengan segelas jus mangga.
Jarinya silih berganti mengetuk meja secara bergantian, orang yang ditunggu belum juga datang, pasalnya sudah hampir 30 menit ia menunggu di sini, ia sangat benci menunggu apalagi jika sudah selama ini, walaupun orang yang di tunggunya saat ini adalah laki-laki yang berstatus sebagai kekasihnya.
"Maafkan aku," sebuah suara berhasil menggagalkan lamunan Quen , kini orang yang ditunggu sudah duduk dan mengkode pelayan untuk memesan sesuatu.
"Mau makan apa?" tanya Alvian menatap Quen.
"Pasta," jawab Quen singkat.
Setelah itu pelayan langsung pergi untuk menyiapkan pesanan.
"Kenapa lama sekali? Aku sudah menunggumu setengah jam di sini," ucap Quen dengan wajah kesalnya.
"Ada sesuatu yang perlu ku urus," jawab kai terlihat sibuk dengan ponselnya mulai dari dia datang.
"Alvian, ada yang ingin kubicarakan denganmu," ucap Quen mulai serius.
"Katakan," ucap Alvian tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone, yang membuat Quen merenggut kesal.
"Kai bisakah kau serius sedikit, kau sangat asyik dengan ponselmu," ujar Quen.
Seketika Alvian menaruh ponselnya di atas meja.
"Sudah katakan," ucap Alvian.
"Tadi siang apa maksud jumpa pers itu?" tanya Quen to the points, wajah Alvian berubah sedikit ragu.
"Quen, jangan bicarakan masalah pekerjaan saat kita sedang berdua, ini waktu kita, status kita saat ini pasangan, bukan seperti di perusahaan," jawab Alvian terlihat mengalihkan pembicaraan.
"Tapi Alvian"
"Sudahlah, aku ke toilet dulu," ujar Alvian langsung pergi.
Quen mengepal erat tangannya, iya tahu kai sengaja menghindarinya membahas masalah itu. Sebuah notif pesan masuk terlihat dari ponsel kai yang tadi ia taruh di atas meja.
Quen sedikit penasaran, karena banyak kali bunyi yang masuk, dengan cepat Quen mengambil ponsel Alvian dan apa yang ia lihat ada pemberitahuan pesan dari Jessica.
"Jangan lupa jemput aku. Ingat, hari ini aku akan ke apartemen kamu"
Quen tak membukanya, hanya melihat dari notifikasi saja, darahnya mendidih melihat dan membaca pesan dari Jessica dan emoticon di belakangnya, apa kedua orang ini ada main di belakangnya selama ini? Apa kai mengkhianatinya? Tapi sejak kapan? Apakah Jessica pernah ke apartemen Alvian sebelumnya? Banyak sekali pertanyaan yang menyelimuti pikiran Quen.
Melihat Alvian yang sudah kembali dari jauh, dengan cepat Quen meletakkan kembali ponsel Alvian di tempat semula, dan dengan pintarnya membuat raut wajahnya seperti semula, ya wajar ratu akting.
"Aku tak bawa mobil, jadi antarkan aku pulang ya, sekalian kamu sudah lama tak berkunjung ke apartemen ku," ujar Quen.
Alvian terlihat berpikir
.
"Maaf Quen, aku tidak bisa, aku sudah ada janji dengan ibu untuk menjemputnya di salon setelah ini," tolak Alvian.
"Tapi Alvian, lalu aku pulang bagaimana? Tidak mungkin kan aku meminta Ka Alena untuk menjemputku," ucap Quen merenggut kecewa.
"Aku memang tidak bisa, aku juga sudah terlanjur janji dengan ibu, Quen. Atau begini saja aku akan memesan layanan taxi yang bisa di percaya untuk keamanan dan kenyamanan mu sampai apartemen," saran Alvian, akhirnya Quen hanya bisa mengangguk.
Setelah keluar kafe, Alvian pamit dulu untuk pergi tak lupa ia mengecup singkat kening Quen sebelum meninggalkan gadis itu, dan mengatakan tak lama lagi taxi akan datang.
Setelah mobil kai pergi menjauh, Quen langsung tersenyum kecut.
"Ibumu yang mana Alvian? Jessica? Sejak kapan Jessica jadi ibumu? Dasar pembohong, kau pikir aku wanita bodoh," ucap Quen.
Jangan lupa tinggalkan jejak
Like
Komen
Vote
Ulasan
Dan subcribe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ayu Dani
paling sakit d khianati sama orang yang kita sayang apalagi selingkuh nya sama musuh kita haddaw putus putus putus aja lah
2024-04-01
0