PRESDIR Tampan Itu Suamiku

PRESDIR Tampan Itu Suamiku

Pertemuan Tak Di duga

Pagi yang bising oleh suara knalpot dan klakson kendaraan, menambah kepanikan seorang wanita cantik yang tengah berlari di badan trotoar jalan. Dia sengaja turun dari taksi online pesanannya untuk menghindari kemacetan jalan raya.

Freya Agatha, gadis 22 tahun itu terus berlari seraya menyeka keringat yang masih saja bercucuran di wajah putih mulusnya.

"Aku tidak boleh telat datang di hari pertama masuk kerja", gumam Freya yang memiliki tinggi semampai itu. Nafasnya sudah naik turun, namun dia masih saja melanjutkan langkahnya hingga akhirnya. "Aaaa" suara teriakannya berhasil memekakkan telinga seorang pria yang dengan sigap menampung bobot tubuh rampingnya.

Tatapan pria itu terhunus tajam padanya, walau pose mereka terlihat seperti adegan romantis di dalam film.

Bugh.

"Aww", ringis Freya seraya memegang bokongnya yang mendadak menempel di ubin teras gedung bertingkat tempatnya bekerja. "Tolong", mohon Freya dengan suara pelan, namun pria itu mengabaikannya. Dia pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepata kata.

"Dasar pria aneh", gerutu Freya sambil berusaha bangkit berdiri. Namun tiba-tiba saja sebuah tangan terjulur padanya. Freya mendongak dan tertegun menatap wajah pria tampan yang ada dihadapannya.

Apa hari ini hari keberuntunganku atau hari sialku? Aku bertemu dua pria tampan dalam waktu singkat. Ucap Freya di dalam batin.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya pria itu sembari mengibaskan tangannya.

"Eh, tidak apa-apa", jawab Freya seraya menyambut uluran tangan pria itu. Dia tidak hanya tampan. Dia juga ramah dan pengertian beda banget dengan yang ono. Batin Freya.

"Kamu kerja di sini?" tanyanya saat Freya berhasil berdiri normal.

"Um, iya pak."

"Jangan panggil bapak dong. Saya masih muda kok."

Freya menunduk canggung. "Tapi saya masih baru di terima kerja di sini. Saya takut nantinya malah salah menyapa bos saya."

Pria itu menatap Freya dengan tersenyum penuh arti. "Ayo, kita masuk."

"Baik pak", jawab Freya sopan.

Mereka berjalan masuk ke dalam gedung bertingkat 20 itu. Gedung milik salah satu perusahaan terbesar dan cukup terkenal di kota B saat ini.

"Pagi Pak Givan."

"Pagi."

"Pagi pak Givan", timpal wanita cantik yang berdiri di balik meja resepsionis.

"Pagi."

Astaga! Aku bahkan tahu namanya setelah satpam dan resepsionis menyapanya. Habislah reputasiku. Dia pasti menilaiku buruk dimatanya. Rutuk Freya di dalam batin.

"Hei, kenapa bengong?"

Lagi-lagi Freya tersenyum canggung. "Maaf pak. Tadi saya lupa menanyakan nama bapak."

"Oh, kirain kenapa. Nama saya Givan Pratama."

Nama Pratama kayak nggak asing. Batin Freya.

"Lha, bengong lagi"

"Eh, maaf pak. Saya kayak pernah dengar nama itu, tapi lupa di mana."

"Oh, kalau gitu saya terkenal dong?" tanya Givan dengan tersenyum.

Freya pun membalas dengan tersenyum pula. "Saya Freya Agatha pak. Bapak bisa panggil saya Frey. Saya tebak bapak pasti pemilik perusahaan ini kan?"

"Apa saya terlihat seperti itu Frey?"

"Bapak baik dan juga ramah. Bapak adalah sosok pemimpin yang bisa jadi panutan. Itulah alasan saya mengatakan kalau bapak adalah pemilik perusahaan ini."

"Saya tersanjung mendengarnya", balas Givan dengan tersenyum lebar. Seandainya ucapan itu sesuai dengan kenyataan. Ucap Givan di dalam batin.

Freya terpesona menatap wajah tampan Givan yang semakin tampan kala melihatnya tersenyum. Apakah ini yang dikatakan jatuh cinta pada pandangan pertama? Tanya Freya di dalam batin. Tanpa dia sadari wajahnya telah bersemu merah.

Givan tersenyum penuh arti kala melihat wajah merona Freya.

Ting.

"Ayo, kita masuk", ajak Givan kala pintu lift terbuka lebar.

Givan menyusul masuk ke dalam lift setelah Freya masuk lebih dulu. Sementara resepsionis yang sedang berdiri di balik mejanya buru-buru keluar dan menghampiri pak satpam.

"Kamu kenal dengan wanita yang bersama pak Givan tadi?"

Sang satpam membalas dengan menaikkan kedua bahunya. "Nggak!"

"Uh, nggak asyik", balas sang resepsionis dengan wajah cemberut. Lalu dia buru-buru berjalan kembali ke meja kerjanya dengan ngedumel, karena dia tidak berhasil mengajak sang satpam bergosip.

*-*

.

Setelah berpisah arah dengan Givan, Freya mulai mencari-cari ruangan HRD.

"Sepertinya ini", gumam Freya seraya menaikkan tangannya hendak mengetuk pintu.

Ceklek

Pintu tiba-tiba saja terbuka sebelum Freya berhasil mengetuknya.

Tuk.

Kepala seorang pria tidak sengaja di ketuk oleh Freya.

"Maaf, maaf pak", ucap Freya menunduk dengan rasa bersalah.

"Apa kamu ingin balas dendam?"

Freya gegas mendongak menatap pria yang sedang menatap tajam dirinya. "Kamu!" kagetnya.

"Kamu tidak so- "

Ucapan pria berkacamata yang muncul dari belakang tiba-tiba dihentikan oleh pria yang sedang menatap Freya.

"Kamu pasti sekretaris baru?"

"I- iya pak", jawab Freya sedikit gugup. Walau dia hanya seorang HRD. Aku tidak boleh memarahinya atas kejadian tadi pagi. Batin Freya.

Pria tampan dihadapan Freya menatapnya dengan menyeringai hingga membuat bulu kuduk Freya berdiri semua. Apa maksud tatapan itu?

"Fredy, segera beritahu jobdesknya!"

Suara bariton pria itu membuat Freya sedikit gugup. Entah kenapa dia seolah merasakan firasat buruk.

"Baik pak", jawab Fredy.

Pria tampan itu langsung berjalan melewati Freya dengan wajah dinginnya.

"Masuk!" titah Fredy pada Freya yang masih berdiri di ambang pintu dengan muka cengo.

"Baik pak", jawab Freya dengan tersenyum kaku. Lalu dia berjalan masuk ke dalam ruangan HRD.

"Silakan duduk."

Freya gegas menarik kursi dan duduk dengan tenang.

"Hari pertama kerja kamu sudah bersikap tidak sopan dengan bos sendiri. Apa kamu sudah tidak mau pekerjaan ini?"

Sontak Freya terbelalak mendengar ucapan Fredy. "Bb- bos?" tanyanya kaget.

"Jadi kamu tidak tahu kalau dia bos perusahaan ini? Siapa yang wawancara kamu kemaren ha?"

Freya membuka telapak tangannya dan dengan ragu menunjuk pada Fredy. "Bapak", jawabnya gugup.

"Apa? Saya?" tunjuk Fredy pada dirinya. "Tapi kenapa saya tidak ingat pernah mewawancarai kamu?"

"Sa-saya pelamar yang datang terakhir pak. Bapak hanya mewawancarai saya 2 menit."

"Apa? Cuma 2 menit?"

Freya membalas dengan mengangguk ragu.

Sementara Fredy bergegas membuka kembali CV milik Freya. Habislah aku! Ternyata dia bukan Freya anaknya pak Tirta. Ucap Fredy di dalam batin.

Baru saja Fredy menyebut nama Tirta, ponselnya tiba-tiba berdering. Entah kebetulan dari mana, nama kontak pak Tirta muncul di layar ponselnya

"Ini jobdesk kamu. Baca dan pelajari setelah kamu ke luar dari ruangan ini. Saya masih sibuk", ucap Fredy buru-buru seraya menyerahkan lembaran kertas pada Freya.

"Pak, sa- "

Fredy mengangkat telapak tangannya sebagai isyarat agar Freya menghentikan ucapannya. Tak ingin Fredy menjadi marah padanya, Freya pun bergegas keluar dari ruangan HRD.

"Saya pamit ya pak", ucap Freya sebelum melangkah ke luar. Namun ucapannya hanya di balas dengan anggukan.

Setelah berada di luar ruangan HRD, Freya menoleh ke kanan dan kiri untuk menemukan tempat duduk. Dia gegas menghampiri bangku kosong di arah kirinya Namun tanpa sengaja dia menubruk seseorang yang tiba-tiba ke luar dari meja kerjanya.

"Kau", tunjuk Freya pada pria dihadapannya.

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Salam kenal kak

2024-04-09

0

mama Al

mama Al

aku mampir salam dari Fajar untuk Embun

2024-03-28

0

Vincar

Vincar

Sirik bgt jadi orang

2024-03-12

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Tak Di duga
2 Tunangan Duan
3 Kecurigaan Freya
4 Menyelamatkan Dhita
5 Freya mirip seseorang
6 Alana membenci Calista
7 Penyelamat Duan
8 Membatalkan Pertunangan
9 Bertamu ke rumah Freya
10 Trik Calista
11 Sebagai Orang Ketiga
12 Dijebak
13 Status Suami Istri
14 Alana marah
15 Memilih baju pengantin
16 Bukan Adik Givan
17 Makan Malam
18 Suasana Mencekam
19 Tuduhan pada Freya
20 Memprovokasi
21 Duan Cemburu?
22 Baju Duan
23 Mengingatkan status
24 Freya Setuju
25 Kekasih Calista
26 Kenapa hatiku sakit?
27 Cemburu
28 Mengikuti Duan
29 Pewaris Group Thompson
30 Ada Penyusup
31 Pesta Pernikahan
32 Milik Duan
33 Papa Freya Kembali
34 Menggoda Duan
35 Mata Lebam
36 Sebuah Pesan
37 Mengalihkan Property
38 Rencana Bulan Madu
39 Givan Marah
40 Bertemu Papa Kandung
41 Perubahan Sikap.Givan
42 Meretas Laptop Givan
43 Memberi Jalan bagi Givan
44 Menyelesaikan Masalah
45 Hamil
46 Roti Sobek
47 Rapat Mendadak
48 Hal Mendesak bagi Duan
49 Menjemput Ibu Angkat Freya
50 Ada apa dengan Agatha
51 Pergi Bulan Madu
52 Di kota Paris
53 Cinta Monyet
54 Aku sangat-sangat Mencintaimu
55 Olive jadi Penguntit
56 Pewaris Group Thompson
57 Sebuah Kesepakatan
58 Duan bertemu Calista
59 Kegelisahan Freya
60 Duan dan Freya saling Diam
61 Duan dan Freya berbaikan
62 Masalah Pabrik Duan
63 Mencari Keberadaan Freya
64 Menemukan Lokasi Freya
65 Sebuah Kesalahpahaman
66 Kekalahan Duan
67 Mirip Freya
68 Mencuri Data Duan
69 Menemukan sedikit petunjuk
70 Pernikahan Frans
71 Menikahi Olive
72 Suara Frey
73 Frans Ketahuan
74 Berita kehamilan Calista
75 Duan menemui Calista
76 Kekalahan Frans
77 Ke Rumah Sakit
78 Bertemu Aubrey
79 Anak Kandung Agatha
80 Pengakuan Agatha
81 Menemukan Cincin Freya
82 Hati Duan Pilu
83 Duan bertemu Olive
84 Menikahi Frans
85 Mencuri Ponsel Olive
86 Menyelamatkan Fey
87 Olive Lolos
88 Penangkapan para pelaku
89 Roni menasehati Dinda
90 Merindukanmu
91 Kebenaran Tentang Frans
92 Suami sayang istri
93 Membantu Friska
94 Kedatangan Agatha
95 Sebuah Rekaman
96 Freya Hamil (End)
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Pertemuan Tak Di duga
2
Tunangan Duan
3
Kecurigaan Freya
4
Menyelamatkan Dhita
5
Freya mirip seseorang
6
Alana membenci Calista
7
Penyelamat Duan
8
Membatalkan Pertunangan
9
Bertamu ke rumah Freya
10
Trik Calista
11
Sebagai Orang Ketiga
12
Dijebak
13
Status Suami Istri
14
Alana marah
15
Memilih baju pengantin
16
Bukan Adik Givan
17
Makan Malam
18
Suasana Mencekam
19
Tuduhan pada Freya
20
Memprovokasi
21
Duan Cemburu?
22
Baju Duan
23
Mengingatkan status
24
Freya Setuju
25
Kekasih Calista
26
Kenapa hatiku sakit?
27
Cemburu
28
Mengikuti Duan
29
Pewaris Group Thompson
30
Ada Penyusup
31
Pesta Pernikahan
32
Milik Duan
33
Papa Freya Kembali
34
Menggoda Duan
35
Mata Lebam
36
Sebuah Pesan
37
Mengalihkan Property
38
Rencana Bulan Madu
39
Givan Marah
40
Bertemu Papa Kandung
41
Perubahan Sikap.Givan
42
Meretas Laptop Givan
43
Memberi Jalan bagi Givan
44
Menyelesaikan Masalah
45
Hamil
46
Roti Sobek
47
Rapat Mendadak
48
Hal Mendesak bagi Duan
49
Menjemput Ibu Angkat Freya
50
Ada apa dengan Agatha
51
Pergi Bulan Madu
52
Di kota Paris
53
Cinta Monyet
54
Aku sangat-sangat Mencintaimu
55
Olive jadi Penguntit
56
Pewaris Group Thompson
57
Sebuah Kesepakatan
58
Duan bertemu Calista
59
Kegelisahan Freya
60
Duan dan Freya saling Diam
61
Duan dan Freya berbaikan
62
Masalah Pabrik Duan
63
Mencari Keberadaan Freya
64
Menemukan Lokasi Freya
65
Sebuah Kesalahpahaman
66
Kekalahan Duan
67
Mirip Freya
68
Mencuri Data Duan
69
Menemukan sedikit petunjuk
70
Pernikahan Frans
71
Menikahi Olive
72
Suara Frey
73
Frans Ketahuan
74
Berita kehamilan Calista
75
Duan menemui Calista
76
Kekalahan Frans
77
Ke Rumah Sakit
78
Bertemu Aubrey
79
Anak Kandung Agatha
80
Pengakuan Agatha
81
Menemukan Cincin Freya
82
Hati Duan Pilu
83
Duan bertemu Olive
84
Menikahi Frans
85
Mencuri Ponsel Olive
86
Menyelamatkan Fey
87
Olive Lolos
88
Penangkapan para pelaku
89
Roni menasehati Dinda
90
Merindukanmu
91
Kebenaran Tentang Frans
92
Suami sayang istri
93
Membantu Friska
94
Kedatangan Agatha
95
Sebuah Rekaman
96
Freya Hamil (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!