Tunangan Duan

"Apa ini yang dikatakan kalau jodoh tidak akan ke mana?"ucap pria yang akrab di sapa Dika itu.

Freya menatap Dika dengan tersenyum. "Menurutku pepatah itu tidak cocok untuk kondisi kita saat ini. Kebetulan kita bekerja di perusahaan yang sama, tentulah kita kita saling bertemu."

"Kenapa kau selalu mengelak Frey? Apa aku terlihat buruk dimatamu?"

Freya menatap Dika dengan rasa bersalah. "Kau salah paham Dik."

"Kalau gitu jangan tolak aku!"

Freya menghela nafas berat, lalu dia menarik salah satu kursi dan duduk di sana. "Maaf Dika. Aku hanya menganggapmu sebagai sahabat, tidak lebih. Jadi tolong jangan memaksaku."

"Sudahlah! Lebih baik aku lanjut bekerja saja", sahut Dika kesal seraya membalikkan badannya, kemudian dia duduk membelakangi Freya.

Freya hanya bisa menatap punggung Dika dengan perasaan sedih. Freya sebenarnya memiliki sedikit rasa suka pada Dika, namun sahabatnya Dinda juga menyukai Dika. Tak ingin merusak persahabatan mereka bertiga, Freya pun mengalah. Maaf Dik. Aku rasa ini yang terbaik untuk persahabatan kita. Cukup berikan cintamu itu pada Dinda.

Tiba-tiba terdengar suara lantang yang menggema diruangan itu "Freya!" teriak Fredy hingga membuat Freya tersentak kaget.

Freya gegas berdiri dan berjalan menghampiri Fredy "Iya pak."

"Sudah selesai baca jobdesknya?"

"Belum pak."

"Dari tadi ngapain aja? Pacaran?"

Freya tampak panik melihat ekspresi Fredy. Dia pun buru-buru mendekatinya. "Maaf pak. Tadi saya... "

"Sudah tidak ada waktu lagi. Ini kontrak kerja kamu. Cepat baca dan langsung tanda tangan. Setelah ini pergi ke lantai 20. Bos menunggumu di sana. Jika kamu tidak kompeten dalam bekerja, maka aku akan segera menggantimu!" ancam Fredy.

"Baik pak", jawab Freya dengan sedikit rasa kuatir. Dia buru-buru membaca surat kontraknya dan langsung membubuhi tanda tangannya. Setelah itu dia pamit dan beranjak pergi sebelum Fredy memarahinya. Aku sangat cepat dalam menghafal, aku baca saat di dalam lift sepertinya masih sempat. Batin Freya seraya berjalan dengan langkah lebar.

Sementara Fredy merasa senang karena Freya telah cuai dalam melakukan tugas yang dia perintahkan. "Aku yakin dia tidak akan bertahan lama di tempat ini", gumamnya.

*-*

.

Di dalam lift, Freya fokus dengan lembaran kertas yang ada ditangannya, bahkan tak sedetik pun netranya berpaling dari kertas itu. Hingga tba-tiba lengan seseorang bersisihan dengannya. Semua lembaran ditangannya jatuh berserakan.

"Ceroboh sekali!" ledek wanita yang dengan sengaja menginjak lembaran kertas milik Freya.

"Maaf bu. Berkas saya terinjak."

"Bak buk, bak buk! Emangnya aku ibu kamu!' teriak wanita itu dengan tatapan tidak suka.

Freya menghela nafas berat seraya berdiri. "Maaf jika kata-kata saya membuat ibu tidak senang. Saya.baru di terima bekerja di sini, jadi belum mengenal semua karyawan di kantor ini. Bagaimana seharusnya saya memanggil ibu?"

"Ih, apa.sih nih cewek!"

Wanita itu langsung memalingkan wajahnya seraya mengangkat sepatunya. Freya bergegas memungut berkasnya tanpa sepata kata.

Ting.

Freya bergegas keluar saat pintu lift terbuka lebar di lantai 20.

"Untuk apa kau mengikutiku?" tanya wanita yang tampak bak model itu dengan nada tidak ramah.

"Saya mau keruangan pak Duan."

"Untuk apa kau bertemu dengan tunanganku?"

Silau tajam di sudut mata wanita dihadapan Freya membuat Freya sedikit takut. Seram banget. Apa ada yang salah dengan ucapanku? Batin Freya.

"Di tanya malah bengong."

"Pagi mba Calista", sapa seorang karyawan wanita dengan ramah.

"Pagi. Apa kau kenal dia?"

Sorot mata wanita yang menyapa Calista melirik Freya sekilas. "Mungkin dia sekretaris barunya pak Duan. Saya dengar sekretaris pak Duan masuk kerja hari ini."

Calista menatap penampilan Freya dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Apa kau sekretaris baru?"

"I- iya bu."

"Tunggu di sini. Aku akan memanggilmu nanti", ucap Calista seraya membalikkan badannya dan berjalan menjauhi Freya. Kemudian dia buru-buru masuk ke dalam ruangan Duan.

"Sayang", panggil Calista dengan suara manja saat berjalan mendekati Duan.

Duan mendongak dan menatap Calista dengan tersenyum. "Tumben datang pagi-pagi."

"Aku kangen!"

Kecupan manis mendarat di pipi mulus Calista. "Apa kau sudah sarapan?"

"Belum sayang."

"Kalau gitu ayo pergi sarapan."

"Kita sarapan di sini saja. Suruh saja sekretaris barumu membelikan sarapan."

"Oh, dia sudah datang?"

"Iya sayang", jawab Calista dengan nada acuh. Duan pernah memberitahunya bahwa sekretaris barunya akan masuk kerja hari ini. Namun dia tidak menduga kalau sekretaris Duan tak kalah cantik dari dirinya.

Duan gegas menekan nomor ekstensi telpon sang sekretaris.

"Kenapa lama sekali di angkat?" kesal Duan.

Calista langsung berdiri dan berjalan menuju pintu ke luar. "Hei, kamu niat kerja nggak sih?"

Sontak Freya berdiri dari tenpat duduknya. "Iya, ada yang bisa saya bantu bu?"

"Kenapa kau tidak mengangkat telponnya?"

"Saya tidak berani bu. Itu bukan meja saya."

Calista mencibirnya. "Dasar sekretaris bo*doh. Kamu kan bisa baca labelnya. Ayo, masuk keruangan!"

Freya melangkahkan kakinya dan mengikuti Calista masuk. Tahan Frey, kamu harus bisa bekerja dalam tekanan. Batin Freya mencoba mendorong semangat dalam dirinya sendiri.

"Sayang, darimana kau merekrut sekretaris ini?"

"Kenapa sayang?"

"Walau tampangnya lumayan tapi sepertinya dia tidak cukup pintar. Telpon bunyi saja dia abaikan!"

"Dia dalam masa percobaan."

Calista gegas berjalan menghampiri Duan. Tangan kirinya melingkar di leher Duan. "Sayang, aku takut itu hanya akan membuang waktumu saja. Aku saranin cari kandidat lain."

Freya terperangah mendengar ucapan Calista. "Pak, maafkan saya. Tolong beri saya kesempatan. Saya akan lakukan pekerjaan saya dengan sebaik-baiknya."

Duan menatap Freya dengan tatapan dingin. "Oke!"

"Sayang... Kenapa nggak langsung di pecat saja?"

"Dia sudah tanda tangan kontrak. Aku tidak mau rugi hanya karena orang seperti dia."

"Bukankah kau malah rugi jika mempekerjakannya."

"Di sini aku bosnya. Jadi jangan mendikteku!"

Calista membeku kala mendengar ucapan keras Duan. Ini kali kedua Duan marah padanya karena ikut campur dalam urusan pekerjaan. "Kalau gitu aku pergi", ucapnya dengan wajah cemberut.

"Calista! Tunggu dulu!" panggil Duan dengan suara lembut, namun Calista mengabaikannya. Duan pun mengusap kasar wajahnya. "Ah, biarkan saja dulu. Nanti aku coba membujuknya", lanjutnya bergumam.

Freya yang sedari tadi ada di dalam ruangan Duan, berdiri dengan kaki gemetar. Dia pasrah menunggu kemarahan sang bos dilimpahkan padanya karena telah membuat tunangannya pergi dengan emosi.

"Kamu kemari!"

Freya gegas.menghampiri Duan. "Ya, pak."

Tiba-tiba Duan menghentak tumpukan berkas di atas meja, hingga membuat Freya terperanjat. "Kamu buat sebuah presentasi dari berkas ini. Saya tunggu hasilnya sore ini."

"Ba- baik pak", jawab Freya gugup. Dia tidak begitu yakin akan mampu menyelesaikan semua berkas hanya dalam waktu sehari.

"Pergilah!"

"Saya pamit pak", ucap Freya seraya membawa tumpukan berkas ke luar. Namun tanpa sengaja dia menubruk seseorang yang baru saja membuka pintu.

Terpopuler

Comments

Bungatiem

Bungatiem

perasaan senang banget tubrukan dah

2024-11-18

0

Anita Jenius

Anita Jenius

lanjut kak

2024-04-11

0

mama Al

mama Al

iya jangan mau di setir pacar

2024-04-10

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Tak Di duga
2 Tunangan Duan
3 Kecurigaan Freya
4 Menyelamatkan Dhita
5 Freya mirip seseorang
6 Alana membenci Calista
7 Penyelamat Duan
8 Membatalkan Pertunangan
9 Bertamu ke rumah Freya
10 Trik Calista
11 Sebagai Orang Ketiga
12 Dijebak
13 Status Suami Istri
14 Alana marah
15 Memilih baju pengantin
16 Bukan Adik Givan
17 Makan Malam
18 Suasana Mencekam
19 Tuduhan pada Freya
20 Memprovokasi
21 Duan Cemburu?
22 Baju Duan
23 Mengingatkan status
24 Freya Setuju
25 Kekasih Calista
26 Kenapa hatiku sakit?
27 Cemburu
28 Mengikuti Duan
29 Pewaris Group Thompson
30 Ada Penyusup
31 Pesta Pernikahan
32 Milik Duan
33 Papa Freya Kembali
34 Menggoda Duan
35 Mata Lebam
36 Sebuah Pesan
37 Mengalihkan Property
38 Rencana Bulan Madu
39 Givan Marah
40 Bertemu Papa Kandung
41 Perubahan Sikap.Givan
42 Meretas Laptop Givan
43 Memberi Jalan bagi Givan
44 Menyelesaikan Masalah
45 Hamil
46 Roti Sobek
47 Rapat Mendadak
48 Hal Mendesak bagi Duan
49 Menjemput Ibu Angkat Freya
50 Ada apa dengan Agatha
51 Pergi Bulan Madu
52 Di kota Paris
53 Cinta Monyet
54 Aku sangat-sangat Mencintaimu
55 Olive jadi Penguntit
56 Pewaris Group Thompson
57 Sebuah Kesepakatan
58 Duan bertemu Calista
59 Kegelisahan Freya
60 Duan dan Freya saling Diam
61 Duan dan Freya berbaikan
62 Masalah Pabrik Duan
63 Mencari Keberadaan Freya
64 Menemukan Lokasi Freya
65 Sebuah Kesalahpahaman
66 Kekalahan Duan
67 Mirip Freya
68 Mencuri Data Duan
69 Menemukan sedikit petunjuk
70 Pernikahan Frans
71 Menikahi Olive
72 Suara Frey
73 Frans Ketahuan
74 Berita kehamilan Calista
75 Duan menemui Calista
76 Kekalahan Frans
77 Ke Rumah Sakit
78 Bertemu Aubrey
79 Anak Kandung Agatha
80 Pengakuan Agatha
81 Menemukan Cincin Freya
82 Hati Duan Pilu
83 Duan bertemu Olive
84 Menikahi Frans
85 Mencuri Ponsel Olive
86 Menyelamatkan Fey
87 Olive Lolos
88 Penangkapan para pelaku
89 Roni menasehati Dinda
90 Merindukanmu
91 Kebenaran Tentang Frans
92 Suami sayang istri
93 Membantu Friska
94 Kedatangan Agatha
95 Sebuah Rekaman
96 Freya Hamil (End)
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Pertemuan Tak Di duga
2
Tunangan Duan
3
Kecurigaan Freya
4
Menyelamatkan Dhita
5
Freya mirip seseorang
6
Alana membenci Calista
7
Penyelamat Duan
8
Membatalkan Pertunangan
9
Bertamu ke rumah Freya
10
Trik Calista
11
Sebagai Orang Ketiga
12
Dijebak
13
Status Suami Istri
14
Alana marah
15
Memilih baju pengantin
16
Bukan Adik Givan
17
Makan Malam
18
Suasana Mencekam
19
Tuduhan pada Freya
20
Memprovokasi
21
Duan Cemburu?
22
Baju Duan
23
Mengingatkan status
24
Freya Setuju
25
Kekasih Calista
26
Kenapa hatiku sakit?
27
Cemburu
28
Mengikuti Duan
29
Pewaris Group Thompson
30
Ada Penyusup
31
Pesta Pernikahan
32
Milik Duan
33
Papa Freya Kembali
34
Menggoda Duan
35
Mata Lebam
36
Sebuah Pesan
37
Mengalihkan Property
38
Rencana Bulan Madu
39
Givan Marah
40
Bertemu Papa Kandung
41
Perubahan Sikap.Givan
42
Meretas Laptop Givan
43
Memberi Jalan bagi Givan
44
Menyelesaikan Masalah
45
Hamil
46
Roti Sobek
47
Rapat Mendadak
48
Hal Mendesak bagi Duan
49
Menjemput Ibu Angkat Freya
50
Ada apa dengan Agatha
51
Pergi Bulan Madu
52
Di kota Paris
53
Cinta Monyet
54
Aku sangat-sangat Mencintaimu
55
Olive jadi Penguntit
56
Pewaris Group Thompson
57
Sebuah Kesepakatan
58
Duan bertemu Calista
59
Kegelisahan Freya
60
Duan dan Freya saling Diam
61
Duan dan Freya berbaikan
62
Masalah Pabrik Duan
63
Mencari Keberadaan Freya
64
Menemukan Lokasi Freya
65
Sebuah Kesalahpahaman
66
Kekalahan Duan
67
Mirip Freya
68
Mencuri Data Duan
69
Menemukan sedikit petunjuk
70
Pernikahan Frans
71
Menikahi Olive
72
Suara Frey
73
Frans Ketahuan
74
Berita kehamilan Calista
75
Duan menemui Calista
76
Kekalahan Frans
77
Ke Rumah Sakit
78
Bertemu Aubrey
79
Anak Kandung Agatha
80
Pengakuan Agatha
81
Menemukan Cincin Freya
82
Hati Duan Pilu
83
Duan bertemu Olive
84
Menikahi Frans
85
Mencuri Ponsel Olive
86
Menyelamatkan Fey
87
Olive Lolos
88
Penangkapan para pelaku
89
Roni menasehati Dinda
90
Merindukanmu
91
Kebenaran Tentang Frans
92
Suami sayang istri
93
Membantu Friska
94
Kedatangan Agatha
95
Sebuah Rekaman
96
Freya Hamil (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!