🎶🎶🎶
Hidup
Terlalu singkat untuk cerita
Tentang kau dan aku
Kau pergi
Tanpa pesan terakhir dariku
Yang menyertaimu
Kau selalu kukenang
Saat ...
Kau langkahkan kakimu 'tuk tinggalkanku
Dan kau pergi jauh
Untuk selamanya
Hingga ...
Bayangmu pun tak mampu kulihat lagi
Kini kau telah pergi jauh
Untuk selamanya
Ada
Yang hilang dalam hari-hariku
Saat tak bersamamu
Kau selalu kukenang
Dan selalu kukenang
Saat ...
Kau langkahkan kakimu 'tuk tinggalkanku
Dan kau pergi jauh
Untuk selamanya
Hingga
Bayangmu pun tak mampu kulihat lagi
Kini kau telah pergi jauh
Untuk selamanya
Saat ...
Kau langkahkan kakimu 'tuk tinggalkanku
Dan kau pergi jauh
Untuk selamanya
Hingga ...
Bayangmu pun tak mampu kulihat lagi
Kini kau telah pergi jauh
Untuk selamanya
Sepulangnya dari rumah sakit, Vey mendengarkan musik yang selalu Fahmi putar. Lagu yang sering kali didengar sama Vey dan Fahmi lagu yang sering riwa riwi ditelevisi atau radio. Band kesukaan Fahmi, Fahmi dan Vey menyukai lagu dan band yang sama. Waktu pertama kali Vey mendengarkan lagu itu, Vey selalu bertanya.
"Kenapa, mas kok yang diputar selalu lagu itu trus, gak ada lagu lagi yah!". Vey merasa aneh dengan lagu yang jadi kesukaan Fahmi.
"Yah, gk papa dek, mas suka aja sama lagu ini. Apa lagi dengernya pas suasana kayak gini." Menghirup udara sore yang sejuk karna habis hujan.
"Kita, gak pernah tau deg, kapan takdir yang kita jalani berhenti. Kita hanya menjalankan takdir ini, deg, kalau semisalnya mas lebih dulu dipanggil sang pencipta. Mas bolehkan minta sesuatu dari kamu." ,Senyum Fahmi melihat kearah Vey. Vey, yang dilihatpun mengernyitkan dahinya heran.
"Ngomong apa sih mas, mas gk boleh ngomong macem macem. Aku pengen mas, ibu sma ayah ada disisi Vey. Meskipun, kita bukan keluarga kandung, tapi aku sudah menganggap kedua orang tua mas seperti orang tuaku. Mas gk boleh ngomong gitu?". Menyenderkan kepala dibahas Fahmi. Fahmi dan Vey sudah seperti adik dan kakak. Mereka sudah akrab dari kecil, dan kemanapun Vey pergi Fahmi selalu menemani.
Seketika, bayangan bayangan Fahmi dan kedua orang tuanya melintas dipikiran Vey. Vey mengambil album foto yang masih dia simpan dilaci kamarnya. Vey membuka lembar demi lembar album itu, dengan tetesan air mata Vey mengusap ngusap foto Fahmi yang sedang tersenyum manis kearahnya.
Pintu kamar Vey terbuka lebar dan menampakkan sang bunda yang membawakan makanan. Vey masih saja menangis dalam diamnya, Vey duduk membelakangi pintu kamarnya. Bunda, perlahan menaruh nampan yang dibawa diatas meja belajar Vey.
"Sayang,?" Mengelus rambut Vey dengan lembut.
"Makan dulu yuk nak, itu bunda bawakan makanan kesukaan Vey.!" Bujuk bunda lembut sambil masih mengelus puncak kepala anaknya.
Sedih, itu yang dirasakan sang bunda. Melihat putri kesayangannya kembali mengalami depresi. Kehilangan, teman sekaligus kakak, membuat seorang Vey yang ceria bahkan tidak pernah menangis pun menjadi mayat hidup.
***
Sepanjang hari, Vey hanya berdiam diri didalam kamarnya, tidak mau makan ataupun keluar kamar. Dia hanya memandangi foto mereka yang berada ditaman rumahnya dulu. Didalam foto itu mereka tersenyum bahagia, seperti tidak ada beban yang menghampiri mereka.
Tangisan Vey tiba tiba menjadi keras dan mengagetkan bunda, mbg Asri yang sedang berada didapur. Mereka bergegas berlari kearah kamar Vey yang sengaja terbuka, karna bunda dan yang lainnya takut Vey akan berbuat yang tidak tidak. Bunda dan mbg Asri yang melihat Vey meringkuk dipojokan tempat tidur pun menghampirinya dan memeluk tubuh ringkih itu.
Tubuh mungil itu terus bergetar dalam dekapan sang bunda dan kakak angkatnya. Kemudian, perlahan bunda membawa Vey duduk dipinggiran ranjangnya. Vey masih menangis sesenggukan, hingga tubuh mungil itu seketika kehilangan kesadarannya. Bunda dan mbg Asri sangat panik, tanpa menunggu disuruh mbg Asri bergegas menelfon sang Papa untuk segera pulang.
Setelah menerima telfon Papa Vey lun langsung pulang diantar salah satu temannya. Wajah yang penuh kawatir pun tidak dapat sang papa sembunyikan. Semua teman temannya merasa kasian dengan Vey. Sepanjang perjalanan papa Vey tidak berhenti meminta pertolongan kepada sang pencipta. Tidak seperti biasanya, jalanan sekarang menjadi ramai, Setengah, jam kemudian papa dan temannya sudah sampai.
Tanpa mengetuk pintu rumah terlebih dulu, papa Vey dan temannya langsung menuju kekamar anaknya. Terlihat Bunda dan mbg Asri yang menangis, merasa sangat kawatir dengan kondisi Vey saat ini.
***
Keesokan paginya, Wildan dan Tio merasa heran dengan bangku yang biasanya sudah ada pemiliknya.
"Wil, kok tumben yah si Vey belum datang. Biasanya kan dia datangnya yang paling duluan." Tanya Tio heran. Wildan yang diajak bicarapun juga merasa heran. Jika kemaren, dia melihat bangku itu sudah ada pemiliknya, sekarang pemiliknya pun tidak kunjung datang.
"Telat mungkin Yo". sambung Wildan melihat meja dan bangku disampingnya kosong.
"Gak biasanya Vey telat atau kesiangan, apa dia sedang sakit yah." Batin Wildan.
Sampai bel berbunyi pun sudah terdengar masih tak tampak batang hidung Vey datang. Wildan tampak sedang menunggu kedatangan Vey. Tio pun juga begitu, tidak biasanya Vey telat masuk. Pelajaran pun telah dimulai Wildan dan Tio sesekali melihat bangku yang kosong itu. Pikiran mereka masih tertuju pada teman sekelasnya.
Sepulang sekolah nanti Wildan dan Tio ingin melihat Vey kerumahnya. Karna, sebelum pelajaran dimulai tadi wali kelas mereka menanyakan keberadaan Vey, dan menyuruh Wildan untuk melihat kerumahnya. Saat pulang sekolah, Wildan dan Tio pun berjalan beriringan menuju rumah Vey yang tidak jauh hanya sebatas gang saja.
Tampak dari depan, rumah itu tampak sepi dan sunyi. Sesampainya didepan pintu, Wildan mencoba mengetuk dan memberi salam kepada tuan rumahnya. Tio, yang mengintip dari luar tidak menemukan satu orang pun. Kediaman Vey terlihat sangat sepi tak berpenghuni.
Mereka masihengetuk pintu itu berkali kali, sampai akhirnya terlihat dari dalam ada orang yang berjalan menuju pintu.
Ceklek,,,bunyi pintu terbuka
Dibalik pintu nampak laki laki gagah dengan gaya khas seorang tentara.
"Assalamualaikum, pak?.Sambut Wildan dengan sopan
"Wa'alaikumsalam, adek adek siapa yah dan mencari siapa?". Tanya pemilik rumah yang tak lain papanya Veyo. Papa Vey mempersilahkan masuk Wildan dan Tio.
NOTES: JANGAM PERNAH MENYALAHKAN SEBUAH TAKDIR YANG SUDAH TERTULIS.
Sampai disini dulu yah malem malem nyempetin up nih.😊
Jangan lupa LIKE,SARAN,VOTE sama BINTANGNYA yah. Buat kakak kakak yang sudah mampir nyempetin baca karya ku ini makasih banyak yah,tenang aku juga akan mampir kekarya kalian tapi ngantri yah😊😊😊.
Salam hangat dariku😘😘😘😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Erorr
Menyalahkan aja tidak boleh apa lagi maw melawan yang namanya takdir
2022-04-25
1
Muma
next
2020-07-28
0
❣️y@ni❣️
huahhhhhhhhhh nyesek aq ka 😭😭😭😭😭😭
2020-07-28
1