Vey berlari memasuki kamarnya, terlihat dari ruang tengah yang dilewati Vey. Sang bunda yang sedang duduk santai ditemani mbg Asri pun menengok kearah Vey, Vey berlari tanpa mengindahkan panggilan bundanya, mbg Asri yang melihat Vey berlari ikut terheran melihatnya. Karna, tidak seperti biasanya Vey seperti itu.
Bunda dan mbg Asri pun mengikuti langkah Vey yang sudah berada didalam kamarnya. Mbg Asri mencoba mengetuk pintu kamar Vey berulang kali, tapi tidak ada jawaban dari dalam. Bunda yang berada disana pun menjadi panik, takut kejadian dulu terulang lagi. Akhirnya, Bunda memutuskan untuk menghubungi sang papa yang saat iti sedang perjalanan pulang.
Saat berada dijalan, Papa yang dihubungi berusaha menenangkan istrinya lewat sambungan telfon yang masih terhubung. Bunda dan mbg Asri terdengar masih menggedor gedor pintu kamar Vey yang masih tertutup.
Setelah menempuh perjalanan akhirnya papa Vey, sudah sampai didepan pintu yang masih terbuka lebar. Tanpa menunggu, papa Vey bergegas berlari menuju kamar Vey yang dekat dengan ruang tengah itu.
Vey, masih tidak menghiraukan ketukan pintu yang semakin kencang. Hingga suara sang papa pun tidak Vey hiraukan.
Tok Tok Tok, terdengar ketukan pintu dari arah luar kamar Vey.
" Vey, kamu kenapa nak, tolong buka pintunya sayang!" Ucap sang bunda penuh kawatir.
"Mbg Vey, tolong buka pintunya mbg, ini mbg Asri."
sambung mbg Asri yang sudah menangis kawatir.
"Bun, mbg Asri minggir, akan papa dobrak saja pintu ini.!" ucap sang papa. Tapi, sebelum melancarkan aksinya pi tu kamar Vey terbuka lebar dan nampak raut wajah Vey yang lesuh dan masih dengan deraian air mata.
Tanpa menunggu lagi Vey berhambur memeluk sang bunda, dengan tangis yang semakin keras. Tangisan pilu itu terdengar jelas dipendengaran Papa, Bunda dan mbg Asri. Mereka masih menunggu Vey tenang terlebih dulu. Bunda mengajak Vey berjalan kearah tempat tidurnya, mendudukan tubuhnya ditepi ranjang sambil berpelukan.
Sang Papa yang melihatnya pun merasa iba, seketika pikiran papa Vey, seakan mengingat dimana tangisan pilu terjadi lagi. Mbg Asri demikian, tangisan itu terjadi lagi. Setelah, sekian lama mereka bisa mengembalikan senyum itu, mereka tidak akan pernah lagi akan mengingatkan kejadian yang membuat Vey kecil mereka menangis pilu lagi.
Lama Vey menangis, hingga akhirnya diapun tertidur dipelukkan sang bunda. Dengan hati hati bunda membatingkan tubuh dan menaruh kepala Vey diatas bantal kesayangan Vey. Sebelum keluar mereka bertiga melihat wajah sendu sang putri. Bunda terduduk disamping tubuh Vey yang sudah tertidur lelap, terlihat jelas kedua kelopak mata Vey yang bengkak. Wajah yang tadinya sangat ceria, penuh senyum, penuh kebahagiaan dengan cepat berganti wajah yang memprihatinkan.
Papa mendekat kearah Vey dan mengusap lembut pucuk kepala sang anaknya. Mencium sekilas, kemudian memegang pundak sang istri untuk menguatkannya. Setelah lama berada dikamar Vey, akhirnya mereka bertiga pelan pelan keluar dan menutup kembali pintu putih itu.
"Mbg Asri, tolong tidur dikamar Vey yah mbg, saya takut nanti Vey terbangun dan menangis seperti tadi lagi." Pinta sang bunda kepada mbg Asri. Mbg Asri yang disuruh pun kembali kekamar Vey, sebelum akhirnya benar benar masuk kedalam kamar.
Didalam kamar kedua orang tua itu sedang bergelut dengan pemikiran masing masing. Entah, apa yang mereka pikirkan sama, hingga pandangan mereka bertemu seketika.
"Pa, apa mungkin Vey masih mengingat Fahmi." Ungkap sang Bunda.
"Papa, rasa itu bisa saja terjadi bun, karna Vey tidak mungkin seperti itu jika dia tidak melihat kejadian yang sama." Sambung sang Papa.
Bunda yang mendengar itu seketika meneteskan air matanya, seketika itu Papa Vey menggeser tubuhnya agar bisa menggapai tubuh istrinya. Mereka masih berpelukan dan saling menguatkan, mengelus pundak sang istri yang masih menyandarkan kepalanya didada bidang sang suami.
"Bunda takut Pa?" Ucap Bunda dengan sesenggukan.
"Iya, Papa mengerti, tapi kita harus bisa menguatkan anak kita bun, kita gak boleh menampakkan kesedihan kita didepan Vey besok. Bunda mau kan melihat senyum Vey lagi." Ujar sang suami.
"Besok, Papa akan meminta cuti sama atasan Papa.!" Sambung papa Vey. Anggukan sang bunda berikan. Setelah itu mereka pun akhirnya tertidur sambil berpelukan.
🎶🎶🎶
Pagi telah pergi
Mentari tak bersinar lagi
Entah sampai kapan
'Ku mengingat tentang dirimu
'Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
Rindu
Dan waktu 'kan menjawab
Pertemuanku dan dirimu
Hingga sampai kini
Aku masih ada di sini
'Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
Rindu
Dan bayangmu
Akan selalu bersandar di hatiku
Janjiku pasti 'kan pulang bersamamu
'Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
'Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
Selalu di mimpiku
Rindu
Dering alarm yang berasal dari ponsel Vey, membangunkan pemiliknya untuk segera terbangun. Tapi, yang bangun bukan Vey, Vey masih tertidur dengan nyenyaknya, membuat mbg Asri yang ingin membangunkannya tidak tega. Akhirnya, mbg Asri mematikan ponsel Vey kemudian bergegas keluar kamar.
Mbg Asri meninggalkan Vey yang masih tertidur pulas dikamarmya. Karna hari ini hari libur, papa dan bunda sudah bangun terlebih dulu untuk berolah raga. Sesudah berolah raga mereka menyempatkan untuk membeli sayuran dan ikan untuk dimasak.
Mereka menghampiri tukang sayur yang berada didepan rumahnya. Bunda membeli beberapa sayuran dan berbagai macam ikan untuk persediaan dikulkas. Selesai belanja sayuran dan ikan, Bunda dan Papa tidak lupa berpamitan dengan tukang sayur dan ibu ibu lainnya.
NOTES: KEBAHAGIAAN ORANG TUA ITU ADALAH KETIKA MELIHAT ANAKNYA TERSENYUM BAHAGIA.
Hah,,,,😀😀 sudah mulai memasuki daerah tangis menangis yah😉😉😉.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
❣️y@ni❣️
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2020-07-28
1
𝚊𝚛𝚞𝚗𝚒𝚔𝚊
kak kau kasih bawang kah ko aku nangis sih😢😢
2020-07-27
1