Chen mengangguk sebagai jawaban atas saran Haoyu.
Mereka lantas melihat lebih dekat pada lukisan tersebut, berharap menemukan petunjuk lebih lanjut tentang apa yang ada di depan atau apa yang mungkin tersembunyi lebih dalam di dalam gua.
Mereka berdua mengamati lukisan tersebut dengan cermat dan melihat bahwa ada banyak detail dan desain rumit di seluruh lukisan tersebut, namun sulit untuk menarik kesimpulan atau kesimpulan eksplisit dari lukisan tersebut. Seolah-olah lukisan tersebut memiliki kisahnya sendiri, dan Haoyu pasti merasakan intrik dan keingintahuan yang membangun dalam dirinya.
Daya tarik lukisan yang misterius dan sedikit rumit itu membuat Chen menyerukan pendapat, "Salah satu orang yang tergambar jelas dalam lukisan ini sepertinya adalah pemilik gua ini."
Haoyu juga melihatnya dengan jelas dari lukisan tersebut bahwa ada salah satu sosok yang jauh lebih tinggi dan kuat dari yang lain. Sosok yang lebih kecil tampaknya memuja sosok yang lebih besar, mungkin sebagai semacam dewa atau penguasa tertinggi. Sosok yang lebih besar juga digambarkan dengan lebih megah, dengan tinta-tinta tebal dan lebar pada lukisannya, sedangkan sosok-sosok yang lebih kecil digambarkan dengan tinta yang lebih kecil dan halus.
Chen menghela nafas, "Aku sudah menyerah dalam hal ini, lagi pula aku tidak pandai teka-teki, apakah kau punya ide?"
Reaksi Chen terhadap lukisan tersebut menunjukkan bahwa ia melihat lukisan tersebut sebagai teka-teki yang harus dipecahkan, namun ia frustrasi karena tidak mampu memahami makna tersembunyi dari lukisan tersebut.
Haoyu juga berpikir bahwa lukisan itu tampak seperti teka-teki, tetapi ia juga tidak yakin bagaimana cara menguraikannya.
Lukisan-lukisan tersebut seolah-olah memperlihatkan sosok yang lebih besar dan kuat dibandingkan dengan yang lain, dan terdapat juga perbedaan skala dan tinta yang digunakan untuk menggambarkan sosok yang lebih kecil dan sosok yang lebih besar.
Haoyu termenung dan mulai berbisik pelan, "Ketika orang-orang kecil ini tunduk pada makhluk yang lebih besar, pintu ke surga akan terbuka."
Lukisan-lukisan tersebut nampaknya menunjukkan sesuatu yang serupa dengan apa yang Haoyu katakan: melukiskan orang-orang kecil yang membungkuk kepada makhluk yang lebih besar, dan lukisan selanjutnya tampaknya menggambarkan sebuah bukaan pintu.
Haoyu berpikir bahwa lukisannya memberi kesan makna dan arti penting pada rukuk, seolah-olah rukuk adalah kunci untuk membuka sesuatu yang lebih besar.
Pengamatan kredibilitas Haoyu terhadap lukisan bukaan pintu telah mencetuskan suatu ide di otaknya, dia merasa telah memecahkan teka-teki tersebut.
"Kupikir aku tahu apa yang harus kita lakukan." Katanya.
Chen hanya menatap Haoyu dengan, "Benarkah?" dan mengharapkan agar Haoyu segera mengumumkan idenya.
Lantas Haoyu berkata, "Ini berkaitan dengan bagaimana kita akan bersujud pada sosok yang jauh lebih kuat dari kita, persis seperti yang ada di lukisan itu. Jika kita melakukan itu maka mungkin sebuah pintu rahasia di salah satu sudut ruangan ini akan terbuka."
Ide Haoyu pasti bagus hingga Chen mengakuinya dengan berkata, "Mungkin yang kamu katakan benar."
Jika Haoyu dan Chen membungkuk dan hormat kepada sosok yang digambarkan dalam lukisan, mungkin sebuah pintu rahasia akan terbuka dan membawa mereka ke sebuah ruang rahasia. Mereka pasti semakin dekat untuk memecahkan teka-teki lukisan tersebut, dan kemungkinan menemukan pintu masuk rahasia tampaknya sangat menjanjikan.
"Maka ayo kita coba berlutut di depan lukisan ini," kata Haoyu pada Chen.
Saat mereka berdua selesai berbicara, mereka berlutut dan membungkuk dalam-dalam di depan lukisan itu.
Mereka tetap berlutut dan membungkuk sebentar, menundukkan kepala untuk memberi hormat.
Namun, setelah membungkuk cukup lama, ternyata tidak ada yang terjadi.
"Sepertinya aku sedikit keliru?" Haoyu menjadi bingung, dia bertanya-tanya mengapa ini tidak bekerja. Padahal dia merasa yakin 90% bahwa ini akan bekerja.
Sementara itu Chen sedang berpikir keras, terlihat dari ekspresi wajahnya yang begitu serius, hingga ketika dia mengemukakan pendapatnya, "Aku sepertinya tahu sebuah poin yang kau lewatkan, kita tidak perlu bersujud pada lukisan ini, melainkan pada orang terkuat yang ada di ruangan ini."
Kesimpulan Chen tentang teka-teki ini adalah menunjukkan rasa hormat pada orang yang kekuatannya lebih besar di ruangan ini, lukisan ini hanyalah benda mati, maka tidak mungkin menghormatinya sebagai yang terkuat. Itu artinya...
Haoyu menaikkan alisnya ketika Chen melanjutkan, "Dengan kata lain, itu kau Haoyu, berdiri sekarang dan biarkan aku bersujud padamu."
Haoyu pada awalnya sedikit ragu dan enggan dengan ide Chen, namun dia pun pada akhirnya menuruti rencananya.
Haoyu pun berdiri dan Chen mulai mengganti arahnya bersujud ke Haoyu.
Pada awalnya tetap tidak terjadi apa-apa di ruangan itu, tetapi setelah beberapa saat Chen bersujud ke arah Haoyu, mereka menyadari ada sesuatu yang terjadi dengan lukisan di dinding. Lukisannya tampak mulai bersinar redup, dan garis-garis kuas lukisannya mulai sedikit bergetar.
"Lihat sesuatu terjadi." Chen berkata sambil masih bersujud.
Setelah lukisannya berhenti bergetar dan berhenti bercahaya, dinding di belakang tempat lukisan sosok itu dilukis mulai terbuka.
Dindingnya tampak terbuka, memperlihatkan celah gelap di balik lukisannya. Bukaannya memang sedikit sempit, tapi sepertinya itu adalah ukuran yang sempurna untuk mereka berdua lewati. Ini tentunya merupakan perkembangan yang menjanjikan, dan mereka berdua tampaknya telah memecahkan teka-teki lukisan tersebut.
"Sepertinya kita berhasil." Chen berkata dengan santai dan tenang ketika dia kembali berdiri.
Dan Haoyu menyanggah perkataannya dengan, "Ayo, masuk."
Namun, mulai dari sini perjalanannya mungkin akan semakin menegangkan karena mereka tidak tahu apa yang berusaha disembunyikan oleh pemilik gua ini sampai-sampai harus membuat teka-teki seperti itu.
Oleh karena itu, Haoyu hanya ingin sekedar mengingatkan Chen, "Kita harus lebih berhati-hati sekarang karena kita tidak tahu apa yang baru saja kita lakukan dengan membuka pintu rahasia ini."
Chen mengangguk sambil terus mengamati sekeliling.
Ini memang momen yang sangat penting bagi Haoyu dan Chen, dan mereka harus sangat berhati-hati saat melewati jalan rahasia yang sempit ini.
Dalam cahaya redup terowongan, Haoyu tidak dapat melihat jauh ke depan, tetapi terowongan tersebut tampak sedikit miring ke atas ke satu arah.
Dinding terowongan tampaknya juga terbuat dari batu yang sama dengan bagian gua lainnya, namun sulit untuk menentukan berapa panjang terowongan tersebut atau ke mana arahnya.
Haoyu dan Chen terus bergerak maju dengan hati-hati di terowongan gelap, bergerak perlahan dan mengambil setiap langkah dengan hati-hati.
Sambil terus berjalan masuk, Chen berkata dengan santai pada Haoyu; "Aku hanya berharap tidak ada jebakan."
Perkataan Chen sebenarnya tidak memiliki maksud tertentu, tapi harus diakui kata-kata Chen bersifat kenabian, karena begitu dia mengucapkannya, sebuah jebakan tersembunyi diaktifkan, memenuhi terowongan dengan anak panah yang tak terhitung jumlahnya dari depan dan belakang.
Anak panah itu sepertinya muncul dari kedua ujung terowongan, karena tidak ada busur atau peluncur anak panah yang terlihat di sekitar mereka.
Anak panah memenuhi terowongan sepenuhnya, membuatnya sangat sulit untuk menghindari semuanya.
Chen dan Haoyu berhasil merunduk sambil berusaha menghindari banyak anak panah, namun banyak anak panah yang masih menembus pakaian mereka dan menggores kulit mereka dengan ringan.
Setelah semua anak panah habis, Haoyu berkata pada Chen dengan nada sedikit kesal; "Lihat apa yang baru saja kamu lakukan dengan mulutmu."
Chen mau tidak mau tertawa dengan sangat ringan dan acuh tak acuh mendengar ironi kata-kata Haoyu.
Dia tampak sedikit malu dengan waktu bicaranya yang tidak tepat, yang sepertinya telah memicu jebakan yang menghujani mereka berdua dengan rentetan anak panah.
Saat mereka berdua tertawa, mereka berdua terus bergerak maju di terowongan tersebut.
"Pastikan untuk lebih berhati-hati sekarang, sepertinya akan ada lebih banyak jebakan di dalam." kata Haoyu.
Setelah insiden dengan anak panah, mereka kini harus lebih berhati-hati di terowongan sempit.
Chen mengangguk setuju dengan kata-kata Haoyu. Tapi dia sepertinya melupakan poin utama yang tidak boleh dilakukan olehnya yang juga lupa dikatakan oleh Haoyu kepadanya.
Terlepas dari semua itu, mereka berdua terus berjalan ke depan, terowongan yang miring ke atas menjadi semakin terlihat. Lantai terowongan mulai semakin curam, dan semakin sulit menjaga keseimbangan tanpa tersandung.
Sayangnya pada titik ini Chen tidak bisa menutup mulutnya lagi, dia berkata; "Tahukah kau, dengan interior yang sempit dan cukup curam ini mengingatkanku pada sebuah cerita, situasi dalam cerita tersebut persis seperti ini, namun yang membedakan adalah detik berikutnya akan tiba-tiba muncul sebuah batu besar dari depan dan memaksa kita untuk mundur."
Apa yang dia katakan benar-benar terjadi, Haoyu memang seharusnya memperingatkan Chen untuk tutup mulut sebelumnya.
Mereka mendengar suara gemuruh dari depan, mereka tidak dapat melihat apa itu karena masih terlalu gelap, tetapi ketika itu semakin mendekat, mereka dapat melihat sebuah batu raksasa menggelinding ke arah mereka.
Haoyu pun menjadi sedikit panik, berbalik ke arah Chen sambil berteriak, "S-seharusnya kamu tutup mulutmu!"
Chen sudah dalam posisi membekap mulutnya sendiri ketika Haoyu baru berbalik kearahnya.
"Ma-maafkan aku!" Teriaknya merasa bersalah.
Namun tidak ada gunanya lagi meminta maaf dan menyesali perbuatan, karena kini mereka harus mengatasi sebuah batu raksasa yang jatuh menggelinding dengan cepat ke arah mereka.
Ini benar-benar keadaan yang krusial, mereka harus segera lari ke arah yang sebaliknya untuk berusaha menghindari batu tersebut. Namun karena terowongannya begitu curam dan agak sedikit licin membuat mereka kesulitan dalam pelarian mereka.
Hingga pada akhirnya Haoyu berhenti berlari dan berbalik menatap batu besar yang terus menggelinding dengan kecepatan tinggi itu. Dia berpikir tidak ada gunanya jika terus berlari dan berniat untuk menghancurkan batu itu dengan kekuatannya.
Haoyu kemudian merasakan gelombang aliran Qi yang kuat ke seluruh tubuhnya, dia yakin bahwa dia dapat menghancurkan batu itu dengan kekuatan Qi miliknya, jadi Haoyu berdiri tegak, tatapannya sangat tajam dan penuh konsentrasi, dia pun menunggu sampai batu itu mendekat.
Saat batu besar itu semakin dekat, Haoyu mengumpulkan semua Qi miliknya ke dalam kepalan tangannya dan bersiap untuk melemparkan pukulan kuat ke arah batu itu.
Batu besar itu terus mendekat dengan cepat, hampir terlalu cepat baginya untuk mengatur waktu serangannya dengan tepat.
Chen juga berbalik, berjalan dan berdiri sejajar dengan Haoyu, dia terkekeh sebelum berkata; "Kamu berniat menghancurkan batu itu? Kalau begitu ayo lakukan bersama."
Kata-kata Chen sepertinya membuat Haoyu merasa lebih tenang dan percaya diri menghadapi situasi, saat mereka berdua bersiap untuk menghantam batu besar tersebut.
Selain itu, ide Chen untuk memukul batu bersama-sama tampaknya cukup menarik juga, karena ini akan memungkinkan mereka menggabungkan kekuatan untuk menciptakan serangan yang lebih kuat daripada bertindak sendiri.
Mereka berdua bersiap menghadapi serangan itu, dan bersiap melepaskan Qi mereka untuk menghancurkan batu besar itu.
Batu besar itu akhirnya berada dalam jangkauan serangan gabungan Haoyu dan Chen.
Lantas mereka berdua memukul batu besar itu dengan seluruh kekuatan Qi mereka pada saat yang bersamaan.
Haoyu merasakan Qi miliknya dan Qi milik Chen bergabung untuk menciptakan serangan yang jauh lebih kuat terhadap batu tersebut.
Batu besar itu tiba-tiba tampak kehilangan seluruh momentum dan kekuatannya, dan mulai hancur saat Haoyu dan Chen menyerang dengan kekuatan gabungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
syarif ibrahim
👍🏻👍🏻👍🏻
2024-03-09
0
Al^Grizzly🐨
untuk mendapatkan hasil yg bgus...banyak juga hambatannya.
2024-02-27
2