Rencontrer

Mery dengan gerakan terburu-buru nya langsung memakai jubah basah miliknya dan membuat John seketika mengernyitkan keningnya dengan bingung. Mery terlihat kesusahan memakai jubah basahnya dan membuat John secara refleks membantunya,

"Biar ku bantu" ucap John.

Mery tidak sempat menolak saat tangan John dengan cekatan memakaikan jubah miliknya. Setelah selesai Mery pun menatap pria itu sekilas lalu menunduk kembali,

"Te.. terimakasih" ucap Mery pelan.

Gadis itu hendak berbalik pergi, namun secara tiba-tiba perutnya berbunyi dan terdengar oleh John,

Kruyuk!!..

Mery seketika menyentuh perutnya dan dengan cepat mengangkat wajahnya menatap John dengan pipi yang memerah karena malu. John yang menyadari hal itu seketika tersenyum pelan,

"Apa kau belum makan??" tanya pria itu.

Mery hanya diam dan menunduk malu tanpa menjawab pertanyaan John,

'Ini benar-benar memalukan' gerutunya dalam hati.

John pun berbalik dan berjalan ke tepi sungai yang berada di dekat kudanya. Setelah naik ke tepi John mencari sesuatu di dalam sebuah kantung hitam miliknya dan kembali menatap Mery,

"Kemarilah" ajak pria itu pada Mery.

Mery mengangkat wajahnya dan terlihat ragu. John menunjukkan kotak makanan dan tersenyum pada Mery,

"Kemarilah, tidak usah takut. Aku bukan orang jahat" ucap John meyakinkan Mery.

Setelah berpikir beberapa saat dan menelisik penampilan John, Mery pun akhirnya memberanikan diri berjalan ke tepi dan menghampiri John dengan kewaspadaannya.

John melihat tingkah Mery yang waspada pada dirinya dengan perasaan gemas. Pria itu pun lalu memberikan sepotong sandwich pada Mery,

"Aku punya ini, makanlah.. Aku tau kau lapar" ucap John.

Mery terlihat kembali berpikir dan menatap sedikit curiga pada sandwich yang di berikan John,

"Aku tidak menaruh racun di dalamnya. Lagipula, ini buatan ibuku, dan ibuku tidak mungkin mencelakai anaknya sendiri" ucap John lagi yang membuat Mery menatapnya.

John tersenyum meyakinkan, Mery pun akhirnya mengambil sandwich yang terlihat lezat itu karena perutnya sudah benar-benar lapar. John pun duduk di dekat pohon dan mulai memakan sandwich nya. Sedangkan Mery, gadis itu terlihat sedikit canggung dan memilih duduk di dekat tepi sungai dan mulai memakan sandwich nya.

'Ya Tuhan, ini lezat sekali..' ucap Mery dalam hatinya saat mencoba sandwich itu.

Gadis itu pun memakan dengan lahap sandwich di tangannya. John yang berada di belakang Mery perlahan tersenyum melihat gadis itu makan dengan lahap. Sepertinya dia benar-benar lapar, pikir John dalam hatinya.

John menegakkan tubuhnya dan berdehem pelan,

"Jadi.. apa kau tinggal di dekat sini??" tanya John tiba-tiba yang membuat Mery terdiam.

Gadis itu terlihat berpikir sejenak dan menggeleng pelan,

"Tidak" jawab Mery singkat.

John terdiam beberapa saat dan melihat penampilan Mery yang tertutupi jubah sampai ke depan wajahnya,

"Jadi, apa yang kau lakukan disini??" tanya John lagi.

Mery tidak langsung menjawab dan membuat John merasa tidak enak,

"Ah, maaf jika aku terlalu banyak bertanya" ucap John.

Mery hanya diam dan memakan suapan terakhir sandwich miliknya. Setelah itu gadis itu pun berdiri,

"Terimakasih atas makanannya" ucap Mery.

John pun ikut berdiri dan hendak menghampiri Mery. Namun, seketika kuda yang berada di tepi sungai itu meringkik dan terlihat resah. John menghampiri kuda itu dan menenangkannya,

"Tenang kawan" ucap John sambil mengusapnya.

Mery menatap kuda di depannya dengan kagum. Kuda itu terlihat besar dan gagah. Bahkan warna kuda itu terlihat langka karena memiliki warna putih dan kuning keemasan yang bercampur menjadi satu. Rambut kuda itu juga terlihat halus dan sangat terawat.

"Kuda yang indah" ucap Mery spontan yang di dengar John.

John menatap Mery dan tersenyum,

"Namanya Gregor.. Dia kuda yang sangat kuat dan cepat" ujar John sambil mengusap kuda itu.

Mery hanya diam dan mengangguk pelan sambil menatap Gregor dengan kagum,

"Dia terlihat sangat terawat" ucap Mery lagi.

John pun mengangguk pelan,

"Tentu saja, karena aku yang merawatnya sendiri" balas John bangga.

Mery kembali mengangguk dan memperhatikan Gregor. Seketika tatapannya terarah pada lencana kerajaan yang tergantung di leher Gregor. Mery mengernyitkan keningnya dan menatap John dengan terkejut,

"Lencana itu??" tanya Mery sambil menunjuk lencana di leher Gregor.

John menatap arah pandang Mery dan tersenyum,

"Benar, Gregor adalah kuda kerajaan" ucap John.

DEG!

Seketika Mery merasa jantungnya berdebar dengan kencang. Ia menatap John dengan tatapan waspada sekaligus penasaran,

"Apa.. apa kau seorang pangeran??" tanya Mery refleks yang membuat John menatap kearahnya dengan kening yang berkerut.

Lalu, John pun terkekeh pelan mendengar ucapan Mery,

"Apa aku terlihat seperti seorang pangeran??" tanya John pada Mery.

Mery menelisik penampilan John dan tidak menjawab. Ia sendiri tidak tau bagaimana penampilan seorang pangeran. Namun, ia pernah mendengar bahwa Raja memiliki seorang putra yang akan menjadi penerusnya. Tetapi, Mery tidak pernah sekalipun melihatnya karena memang dia tidak tertarik dan juga tidak pernah mau tau tentang seluk beluk keluarga kerajaan Pearland.

Tapi.. Jika benar pria di depannya ini seorang pangeran, bukankah akan sangat menguntungkan baginya?? Ia bisa saja meminta pria itu untuk membebaskan ibunya. Karena, jika dilihat dari penampilannya, pria di depannya itu terlihat baik dan juga ramah.

"Aku bukan pangeran" jawab John yang membuat Mery terlihat sedikit kecewa.

John menatap Gregor dan mengusapnya,

"Aku adalah seorang perawat kuda di istana. Dan, kuda ini memang milik kerajaan.. Tepatnya, kuda ini milik pangeran Devon" ucap John lagi yang membuat Mery mengernyitkan keningnya.

"Pangeran Devon??" tanya Mery sambil mengernyitkan keningnya.

John mengangguk sambil menatap Mery,

"Iya, Pangeran Devon. Apa kau pernah mendengarnya??" tanya John.

Mery diam sejenak dan menggeleng,

"Aku tidak tau" jawab Mery tidak tertarik.

Mery memang tidak mengetahui tentang seluk beluk istana. Yang dia tau hanya tentang raja dan ratu yang selalu dielu-elukan warga desa karena kemurahan hati mereka. Mery sebenarnya sedikit tau tentang putra dari raja dan ratu sejak dulu, tetapi dia tidak terlalu tertarik.

Ditambah lagi saat ini, Mery sudah mengetahui tentang kebobrokan istana dari penjual kalung kemarin, ia pun jadi semakin tidak tertarik dan sudah memiliki penilaian buruk pada seluruh orang-orang di istana.

Dan, pria bernama John ini juga mungkin saja hanya terlihat baik diluar, tetapi di dalamnya siapa yang tau, pikir Mery.

John menatap Mery dengan kening yang berkerut,

"Kau benar-benar tidak mengetahui tentang Pangeran Devon??" tanyanya lagi dengan tidak percaya.

Mery hanya menatap datar sambil mengangkat bahunya,

"Memangnya aku harus tau??" tanya Mery balik dengan sedikit ketus.

John seketika terdiam dan menatap Mery dengan takjub. Bagaimana mungkin ada wanita di Pearland yang tidak mengetahui tentang Devon?? Padahal, Devon adalah orang yang paling terkenal di kalangan wanita. Dan banyak sekali para wanita dari dalam dan luar Pearland yang menginginkan Devon.

'Sungguh gadis yang menarik' pikir John dalam hatinya.

Bersambung.

Jangan lupa kasih like, komen, vite dan gift untuk cerita ini ya 😊

Dukungan kalian amat sangat berarti untuk author abal-abal ini 🥺🙏

Terpopuler

Comments

vie gumi

vie gumi

semangat Thor💪💪

2024-04-11

1

Ratna Anggraeni

Ratna Anggraeni

lanjut,.,.🌹🌹🌹🌹

2024-01-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!