Beginning

Mery saat ini tengah berada di perpustakaan dan membaca sebuah buku yang terlihat sangat tebal dan besar. Gadis itu sedikit memijat kepalanya dan mulai merasa bosan. Hari sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dan, ia benar-benar merasa ngantuk dan tidak bisa berkonsentrasi.

Ini sudah hari ke 5 Mery berada di kediaman Selena dan belajar menjadi seorang Putri bangsawan. Hari perjodohan itu akan diadakan 2 hari lagi, dan Mery sudah cukup mendapatkan kemajuan serta mulai paham tentang asal usul kerajaan serta pengetahuan lainnya.

Kediaman Selena berada tidak jauh dari istana utama. Sepanjang hari, Mery selalu berada di perpustakaan ini dan terus belajar. Seorang pelayan suruhan Selena bernama Cristy selalu mendampinginnya dan mengajarkannya tentang segala hal.

Selama Mery belajar tentang tatakrama kerajaan dan seorang Putri kerajaan, satu kata yang dapat Mery simpulkan adalah.. 'Monoton' serta 'Membosankan'. Mery tidak bisa membayangkan bagaimana jika dirinya terlahir menjadi seorang putri kerajaan. Hidup mereka memang bergelimang harta dan penuh kemewahan, tapi.. tidak ada kebebasan disana. Sedangkan Mery, dia lebih memilih menjadi rakyat biasa yang bisa bersikap serta mengekspresikan diri semaunya. Tidak ada aturan dan juga larangan yang akan memberatkannya.

Mery menghela nafasnya dan menutup buku tebal itu lalu menyandarkan kepalanya disana. Dia sudah benar-benar bosan dan mengantuk. Jika saja ini semua tidak ada sangkut paut dengan ibunya, Mery sudah pasti akan menolak tawaran Selena. Tetapi, demi menyelamatkan dan bertemu kembali dengan ibunya, Mery rela melakukan ini semua.

Seorang pelayan wanita masuk ke perpustakaan dan menghampiri Mery,

"Nona? Apa anda tertidur??" tanya pelayan itu yang membuat Mery menegakkan kepalanya.

Gadis itu menatap pelayan tersebut dan menghela nafasnya pelan,

"Aku hampir tertidur" jawabnya dengan nada lelah.

Cristy meletakkan susu di meja Mery sambil tersenyum,

"Jika Nona lelah, lebih baik istirahat saja. Besok lanjutkan lagi membacanya" ucap Cristy lembut.

Mery kembali menyandarkan kepalanya di buku dan menutup matanya,

"Cristy.. Seperti apa Pangeran Devon itu??" tanya Mery tiba-tiba yang membuat Cristy sedikit terkejut.

Cristy terdiam sejenak dan sedikit menunduk dengan wajah yang bersemu merah,

"Pangeran Devon itu.. pria yang sangat bijaksana, tegas dan mempesona" jawab Cristy dengan nada yang terdengar malu-malu.

Mery seketika membuka matanya dan menatap wajah Cristy yang terlihat bersemu walaupun di penerangan lampu perpustakaan yang sedikit redup. Mery memperhatikan wajah Cristy dan dapat menyimpulkan bahwa Cristy pasti menyukai Devon,

"Kau menyukainya??" tanya Mery tiba-tiba yang membuat Cristy terbelalak dan gugup.

"Ah.. Ti.. Tidak! Tentu saja tidak Nona!" sanggahnya.

Mery dapat melihat kegugupan Cristy dan tersenyum pelan,

"Apakah pesona nya begitu kuat sampai-sampai semua wanita menyukainya??" tanya Mery lagi penasaran.

Cristy masih terlihat salah tingkah dan berdehem pelan,

"Iya.. bisa di bilang seperti itu" jawabnya lagi.

"Pangeran Devon, memang terlihat sangat tampan. Ditambah lagi.. Pangeran Devon mempunyai kecerdasan yang telah diakui oleh para tetinggi dan kerajaan lain. Walaupun usianya masih terbilang muda, tetapi kecerdasaan dan kewibawaan Pangeran Devon sudah hampir setara dengan Sang Raja" ucap Cristy.

"Pangeran Devon bahkan menjadi lulusan terbaik dan termuda saat itu.. Pangeran Devon sudah cukup mampu menggantikan Sang Raja naik tahta. Tetapi, tetap saja Pangeran harus menikah terlebih dahulu" lanjutnya.

"Maka dari itu.. Sang Ratu mengadakan sayembara ini untuk mencari pendamping yang setara untuk Pangeran" ucap Cristy lagi.

Mery terdiam mendengar ucapan Cristy. Gadis itu seketika berpikir jika penyamarannya di ketahui oleh Devon, maka.. ia pasti akan langsung di hukum mati. Sang Raja dan Ratu pasti juga akan marah pada dirinya.

Tapi.. sepertinya dia sudah berpikir terlalu jauh.. Bagaimana.. jika Pangeran tidak memilihnya dan bahkan tidak meliriknya sama sekali. Para kandidat lain pasti jauh lebih cantik dan pintar dari dirinya. Mereka adalah gadis-gadis berpendidikan dan terhormat, sedangkan dirinya?? Hanya gadis desa yang bahkan pendidikan terakhir pun hanya sampai sekolah dasar.

Mery menghela nafasnya dalam dan kembali menyandarkan wajahnya di atas meja,

"Cristy.. Bagaimana jika aku gagal mengambil hati Pangeran?? Bagaimana jika Pangeran sama sekali tidak melirikku?? Apakah.. Apakah Ratu Selena akan tetap menolongku untuk membebaskan ibuku walaupun aku gagal dalam rencana ini??" tanya Mery putus asa.

Cristy terdiam sejenak dan tersenyum pelan,

"Nona jangan putus asa.. Nona kan belum mencobanya" balas Cristy memberi semangat.

"Nona tidak kalah cantik dari para putri lainnya. Nona mempunyai pesona tersendiri yang membuat orang lain tertarik. Jujur.. Aku sebagai seorang wanita pun sangat terpesona pada kecantikan Nona saat pertama kali melihat Nona.. Aku jamin, putri-putri yang lain tidak ada apa-apanya jika di bandingkan dengan Nona" lanjutnya lagi menyemangati.

Mery tersenyum pelan mendengar ucapan Cristy,

"Kau terlalu berlebihan Cristy.. Aku tidak ada apa-apanya di banding mereka. Aku juga bukan orang yang berpendidikan. Aku hanya bersekolah sampai di sekolah dasar. Jika.. Pangeran sampai mengetahuinya, maka.. aku pasti akan langsung di usir dari istana ini" ucap Mery pelan.

Cristy menyentuh bahu Mery dan menepuknya pelan,

"Sudah kubilang.. Jangan dulu berputus asa Nona. Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi nanti. Bisa saja.. sesuatu yang tidak terduga akan terjadi nanti.. Yang jelas, Nona tetap harus berusaha" ucap Cristy.

"Ingat, Nona harus menyelamatkan ibu Nona dan wanita desa lainnya.. Jadi, tetap berusahalah dan jangan menyerah" lanjutnya lagi.

Mery pun menghela nafasnya dalam dan menutup matanya,

"Kau benar.. Setidaknya, aku harus mencoba" balas Mery dengan nada pasrah.

Pagi ini, Devon terlihat telah memakai pakaian rapih dan bersiap untuk mengadakan pertemuan dengan para tetinggi di istana.

Pria itu melangkah keluar dari kamarnya dan turun menuju lantai bawah. Di bawah, terlihat Charles tengah duduk santai sambil menyeruput teh bersama sang istri. Charles menatap kearah Devon dan tersenyum,

"Selamat Pagi Devon" sapanya lembut.

Devon terlihat mengabaikan sapaan sang ayah dan hendak melangkah pergi. Namun, dengan cepat Rebecca kembali memanggil sang putra dengan nada yang sedikit lebih tinggi,

"Devon, kau tidak dengar sapaan dari ayahmu??" tanya wanita paruh baya itu dengan penuh arti.

Devon menghela nafasnya pelan sambil memasukan tangannya ke dalam saku celana dengan datar,

"Selamat pagi" ucapnya tanpa ekspresi.

Charles terdiam sejenak dan kembali tersenyum,

"Apa kau sudah sarapan??" tanya Charles lagi.

Devon menatap sang ayah dengan tatapan tajamnya,

"Pertanyaan ini terdengar konyol dan penuh basa-basi" sindir Devon tajam.

Pria itu menatap jam di tangannya dan membalikan tubuhnya,

"Aku harus pergi" lanjut Devon lalu berlalu pergi.

Seketika Rebecca terbelalak dan menatap Devon dengan kesal,

"Anak itu benar-benar!" kesalnya.

"Mengapa sekarang dia selalu bersikap dingin dan tidak sopan! Pergaulannya saat ini pasti sudah sangat kacau dan membuat kepribadiannya berubah menjadi buruk! Ini pasti efek dia sering pergi ke bar dan bertemu orang-orang tidak jelas!" lanjut Rebecca sambil mengelus dadanya dengan kesal.

Charles menatap sang istri dan mengusap punggungnya,

"Sabar sayang.. Biarkan saja dia. Dia sedang menuju proses pendewasaan diri" balas Charles menenangkan.

"Tapi lihat dia! Dia selalu saja membangkang dan bersikap buruk padamu! Ah.. Aku benar-benar kesal!" ucap Rebecca lagi.

Charles hanya tersenyum mendengar ucapan sang istri,

"Sudah.. tidak usah seperti itu" balas Charles lagi menenangkan sambil memberikan segelas teh hangat pada sang istri.

Rebecca meminum teh hangat nya dan mencoba untuk tenang,

"Huh.. Kuharap, saat pesta penyambutan para calon permaisuri nanti, akan ada satu gadis yang meluluhkan hati Devon dan membuat pria itu menggila karena cinta!" ucap Rebecca menyumpahi sang putra.

"Itu akan jauh lebih baik daripada melihat wajah kutub dan hati batunya. Dan.. yang terpenting adalah.. aku ingin Devon berhenti ke club dan mencium wanita-wanita tidak jelas di luar sana" lanjutnya lagi.

Bersambung..

Halo, jangan lupa kasih like, komen, vote dan gift fi cerita ini ya 😊

Tolong bantu author di novel baru author ini 🙏

Dukungan kalian amat sangat berarti bagi author 🤍

Terimakasih untuk yang nyempetin komen, author sangat terharu karena dukungan kalian 🥺 dan mohon bantu share juga ya supaya novel author banyak yang baca 🙏🤍

Terpopuler

Comments

Ratna Anggraeni

Ratna Anggraeni

lanjut,,.💃💃💃💃

2024-01-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!