Voyage

Devon menghela nafasnya dan tersenyum pelan,

"Aku sedang tidak ingin bercanda Laura" ucap Devon sambil meneguk kembali wine nya dengan ekspresi datar.

Wanita yang bernama Laura itu menatap kearah Devon dengan serius,

"Aku tidak bercanda Devon! Kita menikah saja. Kau akan selamat dari sayembara yang ibumu buat, dan.. aku juga akan selamat dari perjodohanku dengan Pangeran Louis. Bukankah itu akan saling menguntungkan??" tanyanya pada Devon dengan serius.

Devon menghela nafasnya pelan dan menatap Laura,

"Walaupun aku brengsek, aku juga masih ingin memiliki seorang istri yang aku cintai. Aku tidak mau mempermainkan pernikahan" ucap Devon serius.

"Lagipula.. aku sudah menganggap mu seperti adikku sendiri. Kita sudah saling mengenal sejak kecil. Dan akan sangat terasa aneh jika kita sampai menikah" lanjut Devon yang membuat Laura seketika terdiam dengan hati yang sakit.

"Memangnya apa yang salah dengan itu?? Usia kita hanya berbeda 2 tahun" balas Laura sambil mencengkram gelasnya dengan perasaan sesak.

"Lagipula.. bukankah kita sudah saling mengenal sejak lama?? Itu akan sangat bagus karena kita tidak akan canggung nantinya" lanjut wanita itu pelan.

Devon meneguk wine terakhirnya dan terdiam sejenak,

"Justru kita sudah saling mengenal, maka aku tidak bisa menikah denganmu. Bagaimana mungkin aku menikahi seseorang yang sudah ku anggap seperti adik sendiri??" ucap Devon datar sambil berdiri dari duduknya.

"Pulanglah.. ini sudah cukup larut. Pengawalmu pasti sudah menunggu di luar" lanjutnya lalu berlalu pergi.

Laura terdiam di kursinya dan menunduk pelan. Wanita itu tersenyum sinis dan menghela nafasnya pelan,

"Sayembara pernikahan??" bisiknya pada diri sendiri.

Wanita itu pun lalu tersenyum penuh arti..

Pagi ini, Mery terlihat tengah berada di dekat sebuah sungai. Gadis itu berjalan dengan hati-hati ke tepi sungai dan mengambil air menggunakan tangannya untuk ia minum.

Semalaman gadis itu berjalan dan tidak istirahat. Ia mencoba mencari keberadaan para pengawal kerajaan yang siapa tau tengah mencari wanita-wanita di desa. Namun sayangnya, ia tidak menemukan keberadaan mereka.

Mery minum cukup banyak dan terlihat sangat kelelahan juga lapar. Gadis itu merasa bibirnya kering dan memilih untuk membasuh wajahnya yang terasa lengket karena keringat.

Mery membuka tudung kepalanya dan membasuh wajahnya. Gadis itu pun duduk dan bersandar pada pohon yang berada disana. Ia mengusap perutnya yang terasa lapar. Mery juga mencoba menutup matanya dan beristirahat sejenak.

"Ya Tuhan.. aku benar-benar lapar" bisiknya pada diri sendiri.

Gadis itu pun membuka matanya dan menatap ke sungai beberapa detik. Lalu, dengan cepat ia pun bangkit dan berjalan ke tepi sungai,

"Apa disini ada ikan??" tanyanya pelan pada diri sendiri.

Mery pun tanpa menunggu langsung mencoba masuk ke tepi sungai yang terlihat tidak terlalu dalam itu. Kemudian, ia melepaskan penutup kepalanya dan mencoba menangkap ikan dengan menggunakan penutup itu.

Terlihat beberapa ikan-ikan yang tidak terlalu besar berada di tepi-tepi sungai. Mery pun tersenyum dan mulai mencoba menangkap ikan tersebut. Namun.. sayangnya secara tidak sengaja Mery menginjak rok nya dan membuat dirinya terpeleset lalu terjatuh ke dalam air sungai yang tidak terlalu deras.

BYUR!!

"AKHH!!" pekik Mery.

Seluruh tubuhnya masuk ke dalam air dan membuat Mery basah kuyup. Mery pun dengan cepat bangkit dan mengusap wajahnya yang basah,

"Ahh!!" ucapnya yang menelan sedikit air sambil mengusap-usap wajahnya.

"Ya ampun!" gerutunya kesal saat melihat ikan yang tadi ia lihat telah menghilang.

Mery pun menghela nafas kesalnya,

"Kau benar-benar ceroboh Mery" gerutunya.

Gadis itu pun terlihat menatap ke sekitar dan tidak melihat jubah menutup kepalanya tadi,

"Dimana jubahku??" tanyanya sambil mencari.

Mery pun menatap ke belakang dan melihat jubahnya hanyut terbawa arus sungai. Mery yang panik seketika mencoba berenang untuk mengambil jubah miliknya.

Namun, dari jarak yang tidak terlalu jauh, terlihat seorang pria yang tengah memandikan kudanya melihat jubah itu dan mengambilnya,

"Apa ini??" tanya pria itu sambil memperhatikan jubah hitam di tangannya.

"HEY! ITU MILIKKU!" teriak seseorang tiba-tiba yang membuat pria itu menatap ke belakang.

Mery dengan nafas memburunya berjalan di atas air yang setinggi pinggangnya sambil menatap jubah miliknya yang ada di tangan seorang pria.

Pria yang tengah memegang jubah Mery terlihat diam di tempatnya dan menatap Mery dengan tatapan terkejut sekaligus terpesona melihat wajah cantik Mery yang terlihat jelas,

"Maaf.. itu milikku" ucap Mery yang membuat pria itu tersadar dari keterpesonaannya pada Mery.

"A.. Ah.. Ini milikmu??" tanya pria itu sedikit salah tingkah.

Pria yang tengah bertelanjang dada dengan tubuh sempurnanya itu seketika tersenyum pelan dan memberikan jubah milik Mery,

"Ini.." ucap pria itu.

Mery mengambil jubahnya dan menatap pria di depannya. Entah mengapa sekarang ia baru merasa pipinya memanas saat menyadari bahwa pria di depannya itu tengah bertelanjang dada. Tubuh pria itu terlihat sempurna dengan otot yang kuat namun tidak terlalu besar.

Mery mencoba menyadarkan dirinya dan merebut jubah miliknya dengan terburu-buru,

"Ah, terimakasih" ucap Mery cepat.

Mery membalikkan tubuhnya dan hendak berlalu pergi karena malu. Tetapi, pria di belakangnya terdengar memanggil Mery kembali dan membuat gadis itu seketika berhenti di tempatnya,

"Tunggu!" ucap pria itu.

Pria di belakang Mery berjalan menghampiri gadis itu dan berdiri di belakang Mery dengan jarak yang cukup dekat. Tangan pria itu pun terangkat ke rambut Mery dan membuat Mery langsung membalikkan tubuhnya karena terkejut.

Pria itu menatap Mery dan tersenyum pelan sambil menunjukkan sebuah daun panjang yang tersangkut di rambut pirang Mery sebelumnya,

"Maaf, aku hanya mengambil ini dari rambutmu" ucap pria itu yang membuat Mery mengerjapkan matanya dengan sedikit linglung.

Gadis itu pun membuka mulutnya dan mencoba tersenyum,

"Ah.. te.. terimakasih" balas Mery sambil mengusap rambutnya.

Pria di depan Mery seketika tersenyum dan menatap Mery dengan tatapan terpesonanya,

"Tidak masalah" ucap pria itu.

Mery dan pria itu terlihat saling bertatapan untuk beberapa detik. Namun dengan cepat Mery membuang wajahnya, pria di depan gadis itu mengusap tengkuknya dan tersenyum lembut pada Mery,

"Oh ya, perkenalkan, namaku John" ucap pria itu tiba-tiba sambil mengulurkan tangannya pada Mery.

Mery menatap uluran tangan pria itu dan terlihat diam untuk beberapa saat. Pria di depannya terlihat tidak enak dan kembali menarik tangannya,

"Ah.. maaf jika aku membuatmu tidak nyaman. Aku.. hanya ingin berkenalan saja" ucap pria itu gugup.

Mery tersenyum pelan dan mengangguk,

"Namaku.. Mery" balas Mery singkat.

Pria itu pun tersenyum dan mengangguk pelan,

"Senang bertemu denganmu" ucap pria itu.

Mery hanya mengangguk pelan dan seketika terdiam sejenak saat dirinya baru menyadari bahwa wajahnya saat ini tidak tertutupi noda. Gadis itu menunduk pelan dan seketika merasa waspada.

'Ya Tuhan Mery, kau telah membiarkan seorang pria asing melihat wajah aslimu! Ini sangat tidak baik' ucapnya was-was dalam hati.

Bersambung..

halo, jangan lupa kasih like, komen, vote dan gift buat cerita ini ya 😊

Terimakasih ❤️

Terpopuler

Comments

Ratna Anggraeni

Ratna Anggraeni

lanjut,.,.💃💃💃

2024-01-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!