"Aku jatuh dari tangga?" Tanya Alana kembali memastikan.
"Sayang, jangan bilang kamu hilang ingatan."
Alana nampak ling lung, apa yang sebenarnya terjadi, mengapa ia tidak ingat apa yang terjadi padanya, lalu ingatan apa yang ada di kepalanya.
Alana kembali pingsan, tentu saja itu membuat ibunya sangat panik. Permana langsung menelepon kembali dokter pribadi nya untuk memeriksa Alana, ia khawatir terjadi sesuatu kepada anaknya.
Alana membuka matanya dan mendapati dirinya dalam ruangan serba putih, ia melihat seorang wanita yang mengenakan gaun yang sangat indah.
Alana perlahan berjalan pada wanita tersebut, saat berbalik, ia begitu terkesima. Alana mendapati wajah yang sangat cantik dan anggun.
Wanita itu tersenyum pada Alana, kemudian mengusap rambut Alana dengan lembut.
"Hallo" Sapa perempuan cantik itu.
"Kamu siapa?" Tanya Alana.
"Ini belum waktunya, nanti suatu saat nanti kamu pasti tahu siapa saya."
"Ini dimana?"
"Ini tempat tinggal ku, mau aku ajak berkeliling?"
Alana menganggukkan kepalanya, wanita itu lantas menggenggam tangan Alana dan mengajaknya berjalan.
Alana begitu kagum melihat pemandangan yang begitu indah yang terhampar dihadapannya.
Ada air terjunnya yang dikelilingi banyak bunga dan kupu kupu, airnya sangat jernih bahkan Alana dapat melihat pantulan dirinya disana.
Bunga disana sangat harum, warnanya begitu banyak dan sangat indah. Alana belum pernah melihat pemandangan yang begitu indah seumur hidupnya dari itu.
Alana mendekati air yang mengalir dan mencoba menyentuh nya, air tersebut dingin rasanya ia ingin meminumnya.
Alana lalu meminta ijin kepada wanita tersebut untuk meminum airnya, dan wanita itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
Saat air itu menyentuh tenggorokan Alana, rasanya begitu segar. Menurut Alana itu air terenak yang pernah dicobanya.
Disana banyak ikan dengan warna yang berbeda tengah berenang mengitari kolam. Wanita itu kembali mengajak Alana berkeliling, hingga mereka sekarang tengah berada pada kebun buah.
Alana lagi lagi dibuat terperangah, disana banyak sekali macam macam buah buahan yang tampak sudah masak.
Pohonnya rendah dan buahnya menjuntai ke bawah, sehingga Alana mudah untuk memetik buah tersebut.
Saat dicoba rasanya Alana ingin menangis karena saking enaknya, bukan hanya satu Alana mencicipi, tapi semua buah yang berada disana rasanya sangat manis.
Wanita itu hanya tersenyum melihat ekspresi Alana yang begitu antusias mengelilingi kebun tersebut, mengambil buah dengan lincah dari pohon satu ke pohon yang lainya.
Saat dirasa sudah cukup, wanita itu kembali mengajak Alana pada sebuah bangunan yang nampak mewah dan indah, bahkan lebih indah dari rumah ayah tirinya .
Pintunya terbuat dari emas, lantainya dari marmer asli yang sangat indah dan memanjakan mata, Alana dibuat takjub. Itu definisi rumah adalah surgaku.
Tak lama datang seorang pelayan menyajikan sebuah minuman, Alana mencobanya dan mendapati rasa yang belum pernah ia coba sebelumnya, bahkan Alana menghabiskan minuman tersebut hingga tetesan terakhir.
Tapi Alana dibuat kaget kala melihat lukisan yang terpajang pada dinding, ia melihat dirinya waktu kecil tenaga digendong seorang perempuan cantik yang tengah tersenyum, tapi itu bukan ibunya, lantas siapa dia.
Saat Alana hendak menyentuh lukisan tersebut, entah darimana ada cahaya putih yang menyorot padanya dan menariknya masuk kedalam lukisan itu.
Alana terbangun dan ia mendapati dirinya berada pada kamar, saat mulai mengedarkan pandangannya, ia melihat kakak tirinya yang tengah duduk bermain ponsel.
Satria yang melihat Alana sudah bangun ia segera mematikan ponselnya, ia perlahan mendekati gadis tersebut.
"Gimana keadaan lo?"
Alana hanya terdiam, ia masih belum sadar sepenuhnya, mengapa ia harus terbangun. Padahal Alana belum puas berkeliling pada tempat yang berada pada mimpinya.
"Setelah hilang ingatan, lo juga jadi budeg."
Karena tak kunjung mendapat respon, Satria kemudian keluar, tak lama dari situ ibu Alana datang menghampiri putrinya.
"Sayang, kamu gak papa?"
Alana menatap wajah ibunya. "Mah, tolong ceritain apa yang terjadi sama aku."
"Kamu jatuh dari tangga saat turun dari rofthop."
"Emang aku ngapain ke rofthop?" Alana masih kebingungan.
"Mamah juga heran, kamu ngapain pergi ke rofthop, kamu memangnya gak inget sama sekali?"
Alana menggelengkan kepalanya, "Terus yang bawa aku kesini siapa?"
"Kakak kamu."
Alana makin dibuat bingung, apa yang terjadi padanya kenapa ingatannya keliru.
"Sayang, besok jangan dulu sekolah ya, kamu istirahat saja dulu di rumah."
Alana hanya mengiyakannya saja , toh dirinya memang berniat ingin mengistirahatkan tubuhnya terlebih dahulu.
Esok hari Alana hanya berbaring sepanjang hari, ia tidak bisa belanja langsung seperti yang sudah direncanakan, jadi ia memutuskan untuk belanja online saja.
Ayu terkejut saat mendapati banyak sekali paket yang ada dirumah, sekitar seratus dua puluh paket yang datang hari itu dan semuanya atas nama putrinya.
Alana hanya tersenyum saat ibunya bertanya apa isi semua paket tersebut, ia kemudian membuka satu persatu, mencobanya lalu merapikannya.
semua itu terdiri dari pakaian, sepatu, alat makeup dan masih banyak lagi. Alana mulai mengeluarkan semua isi lemarinya dan menggantinya dengan yang baru. Ia memasukkan barang barang lamanya pada dus untuk dibawa ke dalam gudang, ia juga meminta para pelayan untuk ikut merapikan kamar nya.
Karena kamar akan dirapikan oleh pelayan, Alana memutuskan untuk meminta sopir mengantarnya pada salon dan juga dokter mata, ia akan berkonsultasi perihal matanya tersebut.
Alana pangling melihat dirinya pada cermin ketika telah selesai di make over, ia berfikiran kenapa dirinya tidak dari dulu seperti ini, Alana merutuki dirinya dahulu yang tak bisa memanfaatkan kekayaan ayah tirinya.
Alana akan memberikan kejutan kepada orang orang yang berada di rumah.
Alana mulai menekan bel pada rumah nya, kemudian tak lama seseorang membuka pintu, ternyata ibunya sendiri yang membukanya.
"Maaf dengan siapa?" Ayu heran dengan gadis cantik yang berdiri di depan pintu, mungkin kan dia pacar putra tirinya.
Alana terkejut, apakah ibunya tak mengenalinya, segitu signifikan kah perubahannya.
"Mamah gak ngenalin aku?"
Ayu terkejut dengan suara gadis tersebut, mengapa sangat mirip dengan putri nya. "Maaf tapi anda siapa?"
"Astaga, Mah ini aku, Alana."
"Kamu jangan ngaku ngaku."
"Astaga Mah, ini benerin aku Alana!"
"Apa buktinya kalau kamu anak saya."
"Astaga Mah, kita pernah tinggal dikontrakkan yang kalau hujan kebanjiran juga kebocoran. Kita pernah diusir karena gak bisa bayar uang kontrakan. Kita juga pernah makan nasi yang udah basi."
Semua ucapan yang dikatakan gadis tersebut benar, Ayu lalu mendekati nya dan menyentuh wajah gadis tersebut.
"Kamu benar Alana?"
Alana menganggukkan kepalanya.
"Kamu cantik sekali, sampai Mamah ga bisa ngenalin kamu."
Ayu lantas memeluk putrinya tersebut, "Sayang, Mamah gak nyangka kamu secantik ini."
"Aku juga kaget, saat Mamah gak ngenalin aku."
"Lain kali ......
Bersambung.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments