Waktu terus berjalan, tinggal beberapa hari lagi Nisa akan resmi menjadi Nyonya Dion Dirgantara menggantikan posisi sang Kakak yang telah tiada.
Tak pernah ia menyangka jika takdir akan membawanya menjadi bagian dari keluarga Dirgantara.Membayangkannya saja ia tidak pernah karena antara dirinya maupun calon suaminya itu sangat jauh berbeda.
Nisa yang sedang duduk melamun di kamar tamu rumah Neneknya di kejutkan dengan kedatangan Raisa.Ia memang tinggal bersama Neneknya semenjak pulang dari panti asuhan.Bahkan sampai saat ini ia belum tau jika dirinya bukanlah anak kandung dari Hasbi dan Arumi.
Arumi masih belum mau memaafkannya,bahkan di hari pertunangannya wanita paruh baya itu mengurung diri di dalam kamar.Jangankan menyapanya, menoleh saja tidak.
"Nisa...",Raisa berdiri di ambang pintu kamar gadis itu setelah di izinkan oleh Kamila untuk menemui calon menantunya itu.
Nisa menoleh dan tersenyum tipis,lalu bangkit dari duduknya menghampiri calon Mama mertuanya itu.
"Kenapa melamun sayang",tanya Raisa menangkup pipi Nisa setelah gadis itu mencium punggung tangannya dengan takzim.
"Aku hanya--
"Kakak kamu sudah tenang disana sayang.Kini tugas kamu untuk melanjutkan permintaan terakhirnya.Ayo bersiap kita ke butik untuk fiiting baju pengantin buat kamu",ujar Raisa tersenyum lembut seakan tau apa yang sedang di pikirkan oleh Nisa.
"Iya Tante ...",jawab Nisa.
"Tante tunggu di depan ya",ujar Raisa diangguki Nisa.
Nisa berganti pakaian dengan cepat karena tidak mau calon Mama mertuanya itu menunggu.Meski pernikahan ini bukanlah pernikahan yang ia inginkan tapi setidaknya ia berharap pernikahannya sekali seumur hidup.Ia tidak tau ke depannya seperti apa tapi salahkah ia berharap suatu saat Dion membatalkan surat perjanjian itu dan mereka menjalani rumah tangga yang normal pada umumnya.Meski ia tidak yakin karena ia tau bagaimana mantan Kakak iparnya itu mencintai Kakaknya.
Setelah selesai Nisa keluar dari kamar dan menemui Raisa yang sedang berbincang dengan Neneknya di ruang tamu.Kedua wanita yang berbeda usia itu tampaknya tersenyum melihat kedatangan Nisa.
"Ayo kita berangkat sekarang.Nanti Dion akan menyusul kesana",ujar Raisa berdiri dari duduknya.
"Iya Tante...", angguk Nisa.
Setelah pamit pada Nenek Kamila keduanya langsung meluncur ke butik langganan Raisa.Wanita paruh baya itu telah menghubungi pihak butik jika mereka akan datang untuk melakukan fitting baju pengantin.
"Arsha apa kabar Tante...",tanya Nisa memecah keheningan.
"Baik, sangat baik.Biasa kalau bayi akan sering rewel jika dimalam hari.Tapi Dion bisa menanganinya dengan naik",jawab Raisa yang fokus pada stir mobil.
Suasana kembali hening karena pada dasarnya Nisa dulunya hanya sekedar kenal dengan Raisa dan akan bertemu dengan Raisa jika ada acara keluarga, itupun hanya saling tegur sapa saja.
Begitu juga dengan almarhumah Kakaknya yang tidak begitu dengan dengan Raisa.Bahkan selama pernikahannya sang Kakak dan suaminya memilih tinggal di apartemen.
"Bu Kamila bilang kamu bisa mendesain ya?",tanya Raisa.
"Alhamdulillah iya Tante",jawab Nisa.
"Sayang ya pernikahan kamu hanya berjarak satu minggu dari pertunangan, mungkin kamu sudah mempunyai rancangan untuk baju pengantin untuk dirimu sendiri",ujar Raisa.
"Tidak juga Tante,bahkan aku sebenarnya belum nada niat untuk menikah dalam waktu dekat ini",jawab Nisa.
"Maaf ya sayang.Gara-gara wasiat itu kamu harus merelakan masa muda kamu untuk menikah dengan Dion yang bahkan usia sangat jauh di atas kamu",ujar Raisa.
"Mungkin sudah jalannya Tante.Insyaallah aku ikhlas,ini demi Arsha",jawab Nisa.
"Tante yakin kamu bisa menjadi yang ibu sambung yang baik untuk Arsha",ujar Raisa tersenyum pada Nisa.
"Insyaallah Tante",jawab Nisa.
Tak lama mereka sampai di butik kenamaan di kota itu.Kedatangan mereka disambut hangat oleh pemilik butik yang merupakan sahabat Raisa semenjak SMA.
Nisa langsung di berikan beberapa model baju akad yang tertutup karena Nisa memakai hijab.Dan akhirnya pilihan Nisa jatuh pada kebaya berwarna putih gading yang begitu sangat sederhana namun elegan.
Tidak lama kemudian,Dion datang untuk melakukan fitting baju akad yang akan ia kenakan.Tidak ada yang perlu diperbaiki karena ukuran bajunya sangat pas di tubuh Dion berbeda dengan Nisa yang memiliki tubuh mungil, kebaya untuknya harus diperbaiki di beberapa bagian.
"Dion... setelah ini cari cincin nikah ya",ujar Raisa.
"Hmm",jawab Dion berdehem pelan sebagai jawabannya.
Ia sangat malas berdebat dengan sang Mama, sebenarnya ia tak perlu datang ke toko untuk mencari cincin pernikahan mereka karena ia adalah owner dari toko perhiasan berlian terbesar di kota itu.Tapi entah kenapa Mamanya malah memintanya untuk datang sebagai pembeli bersama gadis yang sama sekali tidak ia sukai.
Setelah selesai dengan urusan baju,kini mereka langsung menuju pada toko perhiasan milik Dion.
Menurut Nisa semua itu tidak perlu karena cincin pertunangan mereka saja sudah cukup untuk tanda pengikat antara mereka.Lagian pernikahan ini hanya diatas kertas jadi untuk apa belum tentu juga Dion akan memakainya nanti setelah mereka menikah.
Setelah mendapat cincin pernikahan,mereka meninggalkan toko itu.Lebih tepatnya hanya Nisa dan Raisa saja karena Dion masih tinggal disana.
***
Dion menghembuskan asap rokok ke udara,pria itu kini tengah berada disebuah tempat hiburan malam miliknya di temani dua orang sahabatnya.
"Beruntung banget Lo,bisa mendapatkan adik dan Kakak", ejek Elvan setelah menyesap wine miliknya.
"Tapi yang sekarang ini polos dan juga gue yakin masih virgin", timpal Ronald.
"Berisik Lo", umpat Dion membuat kedua sahabatnya itu terkekeh melihat Dion yang tidak bersemangat.
"Lo masih mencurigainya yang merencanakan kecelakaan itu.Coba Lo pikir Dion,Nisa ada disana saat kejadian malah dialah yang menjadi target utama dari pelaku yang menabrak Via.Bagaimana mungkin ini rencananya",ujar Ronald.
"Gue sependapat dengan Ronald,Dion.Pasti ada yang mengkambinghitamkan Nisa dan memanfaatkan keadaan agar dia bisa lolos", timpal Elvan.
"Tapi pelaku mengatakan jika ia disuruh oleh seorang gadis",ujar Dion.
"Dan Lo langsung nuduh Nisa?,bisa saja kan jika ada yang ingin menyingkirkan Nisa karena merasa posisinya terancam",jawab Elvan.
"Sebaiknya Lo buat pelakunya mengakui siapa pelakunya",ujar Elvan.
"Dia memilih mati daripada harus mengakui semuanya",jawab Dion.
"Wah... parah.Gue yakin bukan Nisa pelakunya,adik ipar Lo tidak akan sanggup membayar pria itu dengan uang yang cukup fantastis Dion.Gue yakin pelaku utama menjamin keluarga pelaku penabrak sehingga dia tutup mulut dengan rapat", timpal Ronald.
"Jangan gegabah Dion.Dengan lo menikahi Nisa Lo bisa menyelidiki semuanya.Gue yakin seribu persen jika Nisa tidak ada hubungannya dengan kematian Via",ujar Elvan.
"Kenapa Lo bisa seyakin itu Van?", tanya Dion.
"Nisa itu teman baik adik gue asal Lo tau.Gue kenal tuh anak jauh sebelum Lo nikah sama Via.Dia anaknya baik dan juga sopan,hanya saja dia sekarang jarang datang kerumah karena adik gue bekerja di LN",jawab Elvan.
Ting
Mama
[Dion...Arsha demam]
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Sweet Girl
Biarin aja ... bandel banget di bilangin.
biar termehek-mehek dulu tu si Dion, menyesali tuduhannya terhadap Nisa.
2025-02-12
0
Radiah Hassan
Betul juga apa yg di kata oleh teman mu Dion...
2024-10-16
0
Ana
kalau orang cerdas mah pasti tau ya kan
2024-09-06
1