Nisa mengusap sisa air mata di pipinya,semua seakan terasa mimpi.Kedua orangtuanya yang selama ini ia sangka adalah kedua orangtua kandungnya ternyata hanya orangtua angkat.Pantas saja sang Bunda selama ini membedakan kasih sayangnya padanya.Bundanya lebih menyayangi kedua Kakaknya dibandingkan dirinya.
Tok tok tok
"Nisa...buka pintunya Nak!", terdengar Kamila mengetuk pintu dari luar.Namun gadis itu malah menenggelamkan wajahnya pada bantal.
Ia tidak pernah menyangka jika semua ini terjadi.Dua puluh tiga tahun ia dibohongi oleh kedua orangtuanya.Lalu siapa kedua orangtuanya kandungnya,dimana mereka?. Kenapa mereka memberikan dirinya pada keluarga ini.Apa salahnya,hingga di buang dan tidak dinginkan seperti ini.
Inikah alasan kenapa Aldo selama ini menjaga jarak dengannya.Ia dan Aldo tidak memiliki hubungan darah.Semenjak pria itu baligh,ia langsung menjaga jarak dengannya bahkan tak lagi pernah bersentuhan meski hanya sekedar memeluk layaknya Kakak adik pada umumnya.
Sebentar lagi ia akan menikah,lalu siapa yang akan menjadi wali nikahnya jika Ayahnya bukanlah orangtua kandungnya.
"Ya Tuhan, apa lagi ini?", batin Nisa terisak lirih.
"Kemana aku akan mencari keberadaan kedua orangtuaku Tuhan?", isak Nisa.
Sementara itu di luar kamar Kamila terus mengetuk pintu kamar sang cucu.Ia tau ini pasti berat untuk Nisa tapi apapun yang terjadi Nisa akan tetap menjadi cucunya sampai kapanpun.Ia tidak peduli siapa orangtua kandung Nisa.
"Nisa...buka pintunya sayang",ujar Kamila.
"Nisa ..buka pintunya Dek,atau Abang dobrak pintunya", teriak Aldo ikut menggedor pintu kamar Nisa.
"Abang dobrak ya",ujar Aldo lagi karena tidak ada sahutan dari dalam kamar sang adik.
Ceklek
"Nisa...", Kamila langsung memeluk sang cucu dengan begitu erat.Berkali-kali ia mengecup pucuk kepala gadis itu.
"Nenek...Nisa anak siapa?",raung gadis itu membenamkan wajahnya di dada sang Nenek.
"Kamu tetap anak Ayah dan Bunda,Nak",jawab Hasbi yang tak tega melihat sang putri menangis meraung seperti itu.
"Kamu cucu Nenek sayang.Jangan berbicara seperti itu.Kamu itu cucu kesayangan Nenek sampai kapanpun",ujar Kamila.
Nisa mengurai pelukannya."Tapi Nisa ingin tau siapa kedua orangtua Nisa,Nek",jawab Nisa dengan suara parau.
"Ayah belum bisa menemukan keberadaan mereka Nisa.Maaf",ujar Hasbi.
"Tapi Ayah pasti tau namanya kan?",tanya Nisa yang masih menyisakan tangisannya.
Hasbi tampak menggeleng pelan."Ayah bahkan tidak tau namanya Nak,saat itu seorang wanita datang pada Ayah dengan menggendong bayi perempuan cantik dan meminta Ayah untuk merawatnya.Saat Ayah ingin menanyakan namanya wanita itu buru-buru pergi karena ada sekelompok orang yang mengejarnya",jawab Hasbi dengan kepala tertunduk.
"Nisa... sampai kapanpun kamu akan tetap menjadi putri Ayah sayang.Putri bungsu Ayah yang sangat Ayah sayangi",ujar Hasbi.
"Ayah... siapa yang akan menjadi wali nikah Nisa nantinya?",tanya Nisa.
"Wali hakim sayang.Tapi Ayah janji,Ayah akan mendampingi kamu nantinya",jawab Hasbi.
Akhirnya Nisa bisa menerima jika ia bukanlah anak kandung dari kedua orangtuanya tapi ia akan tetap mencari keberadaan kedua orangtuanya nanti.Ia ingin tau alasan sang Ibu meninggalkannya.
***
Nisa menatap pantulan dirinya di depan cermin.Tim MUA baru saja selesai merias wajahnya di hari pernikahannya ini.Kebaya berwarna putih gading membalut tubuh mungilnya.
Hari ini adalah hari pernikahannya, harus ia berbahagia namun sayang ia tidak merasakan kebahagiaan itu.Pernikahanya hanya di atas kertas dan dia hanya lah sebagai ibu sambung.
Dan yang lebih menyakitkan,hari ini seharusnya Ayahnya lah yang menikahkannya . Entah dimana keberadaan kedua orangtuanya saat ini.Kini tanggungjawab ayahnya digantikan wali hakim yang sedang berada di ruang akad bersama yang lainnya.
Bahkan di ruangan ini ia hanya sendirian ,tanpa seorang pun menemaninya.Tim MUA sudah pergi meninggalkannya setelah selesai dengan pekerjaannya.
Sementara itu di ruang akad semua orang fokus pada sosok pria yang sebentar lagi melafazkan ijab qobul nya.
Sama akan halnya Nisa pria itu juga merasakan hal yang sama.Meski ini adalah hari pernikahannya tapi tidak ada raut wajah kebahagiaan dari wajah tampanya.
Dengan satu tarikan nafas,resmi sudah ia menjadi suami sah dari Khairunnisa Silviana.Gadis yang begitu ke benci,jika bukan karena wasiat sang istri tidak mungkin hari ini ia melafazkan qabul untuk gadis lain.
Semua orang mengucapkan syukur dan tak lama Nisa digiring dari tempat persembunyiannya oleh dua orang dari pihak EO.Gadis itu terlihat begitu sangat cantik namun sayang tak ada raut kebahagiaan di matanya.
Nisa di dudukan disebelah sang suami dan acara di lanjutkan dengan penandatanganan buku nikah dan juga pemasangan cincin serta penyerahan mahar.
Dan disinilah Nisa sekarang, dikamar pengantinnya bersama sang suami.Jika kebanyakan pengantin akan langsung bermesraan namun tidak dengan keduanya yang duduk saling membelakangi.Kamar ini terasa begitu sangat dingin oleh Nisa ditambah sikap dingin Dion yang sejak tadi mendiamkannya.
"Kamu sudah menandatangani perjanjian itu bukan?",Dion membuka suara.
"S-sudah?",jawab Nisa.
"Jangan pernah berharap lebih pada pernikahan ini.Bagiku kamu tak lebih dari seorang pembunuh berdarah dingin",ujar Dion dengan begitu tajamnya.
"Oh ya... untuk malam ini kita satu kamar,besok kita akan pindah ke dirumahku dan kita akan tidur di kamar terpisah", sambung Dion lalu pergi meninggalkan Nisa di kamar yang sudah di begitu indah.
Sakit itulah yang gadis itu rasakan saat ini, kata kata Dion tadi bagaikan pisau yang begitu tajam bagi Nisa.Dia tidak apa tak di anggap tapi tak perlu juga dijelaskan seperti tadi.
Kini dan mulai hari ini dia hidup dalam kesendirian.Tidak ada lagi yang akan dia menjadi tempatnya bersandar.Hanya diri sendiri dan Arsha yang kini menjadi kekuatannya.
"Tuhan....maafkan aku,maaf", bisik Nisa di dalam hati.Ia tau ia sudah mempermainkan sebuah pernikahan tapi ini bukanlah maunya dan bukan inginnya.Ia terpaksa menjalani pernikahan ini demi bayi kecil yang tidak berdosa.
Nisa bangkit dari duduknya dan berjalan menuju sudut ruangan dimana kopernya berada.Ia membuka koper itu dan mengambil piyama tidurnya.Setelahnya ia masuk kedalam kamar mandi untuk berganti pakaian.
Setelah selesai gadis itu kembali duduk di tepian tempat tidur.Ia belum melihat Dion kembali masuk kedalam kamar ini.Entah kemana pria itu saat ini di malam pengantin mereka.Ia tau ini pasti kamar pria itu dan ia tak tau harus berbuat apa sekarang.Untuk tidur matanya belum mengantuk dan ini masih pukul 21:00 malam karena pernikahan mereka di adakan setelah magrib dirumah ini dan hanya di hadiri oleh keluarga saja.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Sweet Girl
Wah orang kaya seperti nya, orang tua Nisa.
2025-02-12
0
Radiah Hassan
Kau pasti akn mnyesal Dion bila kebenaran terungkap..
2024-10-16
0
💥💚 Sany ❤💕
Cepat ato lambat namanya kejahatan pasti akan terungkap n Arlan pasti akan menuai apa yg dia tanam
2024-04-16
2