Sementara itu di tempat lain atau di Akademi Wajib Pentra yang ada di Desa atau tempat Sina dan Soni bersekolah, nampak Datta bersama kedua Ponakannya itu baru saja selesai mengurusi berkas pindah keponakannya, lalu setelahnya mereka ke tujuan utama ke Kota Pentra.
Di waktu yang sama di dalam kamarnya terlihat Nisa sedang merapikan pakaian dan memasukkan beberapa barang penting nya kedalam tas, termasuk raport akademi wajib Pentra-nya. Ia berniat mau menyusul kakaknya, dan bersekolah di tempat yang sama dengan kedua kakaknya itu.
"Aku bisa bisa mencium baunya, Miow, mereka belum jauh, aku harus menyusul mereka, Miow, aku harus tanyakan langsung dengan kakak, apa betul mereka bukan kakak kandungku, Miow," gumam Nisa yang sejenak melamun di jendela kamarnya yang terbuka ketika bersiap untuk segera pergi keluar.
Beberapa menit kemudian Nisa berhasil menyusul Datta bersama kedua kakaknya yang baru saja memasuki kedai klasik di jam makan siang. Di benak Nisa, dia berpikir mungkin nanti saja ia tanyakan personal Pentingnya itu, atau tunggu waktu yang tepat saja.
"Kakak ....!" sahut Nisa sambil berlari mendekati meja makan yang di tempati Sina, Soni dan Paman Datta, dan membuat mereka bertiga sedikit terkejut.
"Kamu kabur dari rumah?" Sina bertanya penasaran sambil berdiri dari tempat duduknya.
Nisa menjawab santai, "Tidak kok ... Ayah dan ibu cuma berubah pikiran, Miow."
"Kamu tidak bohong kan Nisa?" Sina memegang kedua pundak adik perempuannya itu.
"Tidak bohong kok! beneran mereka sudah mengizinkan Nisa, Miow," ucap Nisa menatap Sina.
"Kenapa Ayah dan Ibu tidak mengantar mu, sampai kesini?" Soni bertanya penasaran.
Nisa telah memperkirakan bakalan ada pertanyaan seperti itu, jadi dia menjawabnya dengan santai tanpa gugup sedikitpun, "Jaraknya kan tidak jauh, Miow, jadinya ayah dan ibu tadi cuma nganterin setengah jalan aja, mereka bilang gak mau ganggu kalian, Miow."
"Ohh ... Ya udah kalau gitu." Sina membalas dengan ekspresi seolah tidak menaruh curiga sedikitpun.
Sambil tersenyum, Datta yang berdiri langsung memegang pundak Nisa, bertujuan menggiring dan mengajak nya untuk segera duduk dan ikut bergabung dengan mereka menyantal makan siang, lalu Datta membantu Nisa menaruh tas ransel warna pink miliknya yang cukup besar itu ke perkumpulan tas lainya yang terkapar di bawah atau hanya bersebelahan dengan tempat duduk Dia dan Nisa
"Terimakasih paman!" Nisa yang telah duduk itu berterima kasih karena Datta telah membantu menaruhkan tas nya.
"Kamu mau pesan apa Nisa?" Datta bertanya.
"Hmm ... bakso Miow aja Paman."
Mendengar itu membuat Datta sedikit terkekeh, Dia Sadar pasti Bakso Miow yang di maksud Nisa itu hanyalah sekedar aksen logatnya aja.
"Minumnya?" Data kembali bertanya.
"Air es bening aja paman."
Jawaban santai Nisa itu membuat Datta kembali sedikit terkekeh termasuk kedua kakaknya, karena mereka sadar air bening yang di maksud Nisa itu pasti air putih.
Setelahnya Datta langsung memesan apa yang di pinta Nisa kepada Pelayan kedai itu, yakni bakso spesial 1 mangkok lagi dan es jeruknya 1.
Melihat keharmonisan percakapan ke-3 saudara yang masih menunggu pesanan mereka itu membuat Datta diam-diam mengulas senyum melengkung, terutama cukup intens kepada Nisa.
Sebenarnya sedari tadi Datta sudah tahu pasti Nisa ini telah berbohong persoalan dia yang di izinkan Kedua orang tuanya untuk menyusul mereka, Meskipun Nisa berhasil membohongi kedua kakaknya namun hal itu tidaklah berpengaruh kepada Datta selama dia memiliki mata istimewa nya.
Namun meski begitu, Datta tetap saja tidak berniat untuk mempertanyakannya, bahkan dia juga tidak akan bertanya kenapa Nisa bisa secepat itu menyusul mereka, padahal kan harusnya saat ini waktunya Nisa itu banyak di habiskan lebih lama mengurus Berkas pindahannya di akademi sebelumnya, seperti Sina dan Soni sebelumnya, bukanya malah secepat ini telah berada di sini.
Di waktu sebelumnya, di saat Datta memegang Tasnya Nisa, ternyata Datta juga telah menggunakan Mata istimewa nya untuk melihat apakah di dalam tasnya Nisa itu ada berkas Pindahan yang dia maksud.
Ketika tahu kalau tidak ada berkas yang di maksudnya, hal itu pun membuatnya berpikir, "Sepertinya Nisa ini tidak tahu kalau mau pindah Akademi itu harus memiliki berkas pindah dari akademi sebelumnya."
Meski begitu tapi Datta tidak berniat untuk memulangkan Nisa ke rumah Orangtuanya. Datta pikir keinginan Nisa itu adalah keinginan besarnya yang ingin selau berada di dekat kedua kakaknya.
Karena Nisa juga mengingatkan Datta kepada dirinya yang dulu, dirinya yang saat masih kecil ingin selalu berada di dekat kakaknya, kakaknya yang di maksud adalah Ayah kandung dari Sina dan Soni.
Jadi Datta tidak tega merenggut kebahagiaan Nisa itu, dan dia juga tidak ingin mematahkan cita-cita Nisa yang ingin bersekolah di Akademi yang lebih menjanjikan di segala aspek dari pada yang ada di Desa mereka.
Datta memilih tidak akan membongkar kebohongan Nisa itu, dan memilih untuk mendukungnya saja.
Karena cepat atau lambat Datta pikir kebohongan Nisa itu pasti akan terbongkar juga saat Karina atau kenzo menyadari anak gadis mereka tidak ada di kamarnya, lalu Datta yakin pada akhirnya mereka pun pasti akan meneleponnya.
Datta yakin penyebab Karina dan kenzo belum juga menelpon itu pasti karena Nisa telah menipu mereka dengan teknik tipuan yang seolah dirinya masih berada di kamar padahal kenyataannya Nisa hanya meninggalkan keberadaan baunya di dalam kamarnya itu, agar ibunya yang memiliki indra penciuman tajam mengira Nisa masih berada di kamarnya, mengingat mereka adalah Ras Manusias kucing jadi wajar itu terjadi.
Ketika pesanan mereka telah datang ke meja mereka Datta pun menyahuti ke tiga saudara itu, "Makanlah duluan ..! Paman ke toilet bentar."
"Oke paman ... !" "Hem." balasan Nisa di iringi Sina ketika pandangan mereka melihati makan yang nampak begitu enak, sementara Soni hanya diam saja.
Setelah itu Datta pun langsung menghilang dari hadapan mereka bertiga menggunakan teknik teleportasi Miliknya, lalu dia muncul di dalam sebuah Toilet yang telah ia beri segel sidik jari teleportasi benda mati miliknya.
"Untung saja aku sempat memberi segel sidik jari teleportasi ku di dinding ini," ucap batinnya sambil mengulas senyum dan memegang dinding Toilet itu.
Lalu setelahnya Dia kembali melafalkan mantra tekni teleportasi lainnya yang sedikit berbeda, "Teknik teleportasi pemindahan benda mati!!"
Setelah mengatakan itu tiba-tiba saja salah satu tas ransel berwarna pink miliknya Nisa yang berada di bawah dekat tempat duduknya Nisa itu menghilang tanpa sepengetahuan atau tanpa di sadari ketiga saudara tersebut.
Tas ransel Warna pink milik Nisa yang menghilang itu sudah pasti telah berada di genggaman tangan kanannya Datta.
Karena Tasnya Nisa itu adalah objek yang di teleportasi-kan Datta ke dirinya, yang ternyata pada awalnya sengaja telah Datta beri segel sidik jari miliknya, di saat Dia menyentuh Tas itu ketika membantu Nisa menaruhnya ke kumpulan tas lainya yang terkapar di bawah tempat duduk mereka.
Dengan cepat Datta pun membuka Tas itu lalu mengambil berkas rapot miliknya Nisa yang ada di dalamnya. Raport itu akan di gunakan Data sebagai berkas syarat Nisa untuk pindah dari akademi yang ada di Desa menuju Akademi yang ada di kota.
Setelahnya Datta pun kembali men-teleportasi-kan tas milik Nisa itu ke tempatnya semula, dengan menggunakan tas miliknya Sina sebagai penghubung mediator tumpuan Tas miliknya Nisa, yang sebelumnya Tas miliknya Sina itu juga telah di beri Segel sidik jari teleportasi nya Datta.
Sambil memegang Raportnya Nisa, Datta kini membuat kloning dirinya, atau membuat dirinya menjadi dua orang. Kloning nya itu di rubah-nya menjadi menyerupai Nisa, sementara dirinya yang asli berubah menjadi menyerupai Kenzo(Ayahnya Nisa) sama pada saat sebelumnya mengurus berkas Sina dan Soni.
Apa yang di lakukan Datta itu bertujuan agar Dapat dengan mudah menyelesaikan pengambilan berkas pindahnya Nisa dari Akademi asalnya tersebut.
Lalu Datta bersama Kloninganya itu keluar dari toilet yang ternyata dari tadi dia telah berada di Toilet Akademi Wajib Pentra yang ada di desa, tempatnya asal Ke tiga saudara itu bersekolah.
Pertanyaannya kenapa Datta memilih Toilet tersebut sebagai tempat teleportasi nya? Kenapa tidak di ruangan lain saja seperti koridor yang sepi? Ternyata hal itu di karenakan di toilet pada dasarnya tidak mungkin ada Cctv nya sehingga teknik aneh-aneh nya itu tidak bakalan di ketahui orang yang ada di akademi tersebut.
...****************...
...To Be Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments